*frusef22@gmail.com
**mgusman1974@gmail.com
153
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.5, No.1
154
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.5, No.1
e. Sumber air adalah tempat atau wadah air jumlah yang terbatas. Dengan demikian batuan ini
alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di bersifat semi permeabel. Contoh : pasirlempungan,
atas, ataupun di bawah permukaan tanah. lempungpasiran.
f. Daya air adalah potensi yang terkadung d. Akuiklud yaitu suatu tubuh batuan yang
dalam air dan/atau pada sumber air yang mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat
dapat memberikan manfaat atau pun kerugian menyimpan air, tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam
bagi kehidupan dan penghidupan manusia jumlah yang berarti.Dengan demikian batuan ini bersifat
serta lingkungannya. kebal air. Contoh : lempung, lanau, tuf halus, serpih.
Terdapat lima sumber air yang dapat dimanfaatkan e. Akuifug yaitu suatu tubuh batuan yang tidak
bagi kebutuhan kegiatan perkotaan, yaitu: dapat menyimpan dan mengalirkan air. Dengan
a. Air hujan, yaitu air hasil kondensasi uap air demikian batuan ini bersifat kebal air. Contoh: batuan
yang jatuh ke tanah, beku yang kompak dan padat.
b. Air tanah, yaitu air yang mengalir dari mata air,
sumur artesis atau diambil melalui sumur Kapasitas penyimpanan/cadangan air suatu bahan
buatan, ditunjukkan dengan porositas yang merupakan nisbah
c. Air permukaan, yaitu air sungai dan danau, volume rongga (vv) dengan volume total (v),
d. Desalinasi air laut atau air payau/asin, dan
e. Hasil pengolahan air buangan. n= VV x 100% (1)
V
3.2.2 Sifat – Sifat Batuan dan Terjadinya Air Tanah
Keterangan
Air tanah ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah n = persen porositas ( % )
sangat lambat, kecepatan arus berkisar antara 10-10 Vv = volume rongga ( v )
sampai 10-3 m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, V = volume total batuan (gas,cair,padat (cm3))
permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali
air (recharge). Karakteristik utama yang membedakan
air tanah dan air permukaan adalah pergerakan yang
sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang
sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan
tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu
tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk
pulih kembali jika mengalami pencemaran.
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah
yang terdapat dalam ruangruang antara butir-butir tanah
dan di dalam retak-retakan dari batuan yang terdahulu
disebut air lapisan dan terakhir disebut air celah
(fissurewater) keberadaan air tanah sangat tergantung Gambar 2. Jenis - jenis rongga batuan
besarnya curah hujan dan besarnya air yang meresap
3.3. Kedalaman (depth)
kedalam tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah
kondisi litologi (batuan) dan geologi setempat. Kedalaman Air Tanah Faktor-faktor yang menyebabkan
Berdasarkan perlakukan batuan terhadap airtanah, terjadinya perbedaan kedalaman air tanah adalah
maka batuan (sebagai media air) dapat dibedakan sebagai berikut:
menjadi empat. yaitu :
a. Permeabilitas Tanah
a. Akuifer yaitu batuan yang mempunyai susunan Permeabilitas tanah adalah tingkat
sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan dan kemampuan lapisan batuan atau kemampuan tanah
mengalirkan air dalam jumlah yang berarti dibawah dalam menyerap air. Hal ini ditentukan oleh besar
kondisi lapangan.Dengan demikian batuan ini berfungsi kecilnya pori-pori batuan penyusun tanah.
sebagai lapisan pembawa air yang bersifat permeabel. Semakin besar pori-pori batuan, semakin banyak
Contoh : pasir, batupasir, kerikil, batugamping dan lava air yang dapat diserap oleh tanah tersebut.
yang berlubang-lubang.
b. Kemiringan Lereng
b. Akuitar yaitu suatu tubuh batuan yang Kemiringan lereng atau topografi curam
mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyebabkan air yang lewat sangat cepat sehingga
menyimpan air, tetapi hanya dapat me-ngalirkan dalam air yang meresap sangat sedikit.
jumlah yang terbatas. Dengan demikian batuan ini
bersifat semi permeabel. Contoh : pasirlempungan, 3.4. Sumur bor
lempungpasiran
Konstruksi sumur bor sangat tergantung dari kondisi
c. Akuitar yaitu suatu tubuh batuan yang akuifer serta kualitas air tanah. Oleh sebab itu ada
mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat bermacam-macam jenis konstruksi sumur bor.
menyimpan air, tetapi hanya dapat me-ngalirkan dalam
155
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.5, No.1
(2)
Hubungan TDS dan DHL dapat direpresentasikan dalam
satuan sebagai berikut :
Gambar 3. sumur bor 1μS = 1
S/cm
Untuk mengetahui besarnya debit yang dapat 1S/cm = 1 mho/cm
dihasilkan oleh suatu sumur dilakukan dengan cara uji 1μS/cm = 0,5 ppm
pemompaan. Prinsipnya adalah memompa air tanah dari 1 ppm = 2 μS/cm
sumur dengan debit konstan tertentu dan mengamati
surutan muka air tanah selama pemompaan berlangsung.
3.5.1 Konduktifitas dan Aliran Air
Dari situ dapat dilihat berapa besar kapasitas jenis
sumur, yakni jumlah air yang dapat dihasilkan dalam
satuan volume tertentu apabila muka air di dalam sumur Pengaruh aliran air pada nilai konduktivitas dan
diturunkan dalam satu satuan panjang. Di samping itu salinitas cukup mendasar. Jika inflow merupakan
dari uji pemompaan dapat diketahui juga parameter sumber air tawar, maka akan menurunkan nilai salinitas
akuifer, seperti angka kelulusan. dan konduktivitas. Sumber air tawar meliputi mata air,
lelehan salju, bening, aliran bersih dan air tanah segar.
3.5. Daya Hantar Listrik (DHL) Di sisi lain dari spektrum, aliran air tanah yang sangat
termineralisasi akan meningkatkan konduktivitas dan
Daya hantar listrik adalah bilangan yang menyatakan salinitas.
kemampuan larutan cair untuk menghantarkan arus Tingkat kerusakan kondisi dan lingkungan
listrik. Kemampuan ini tergantung keberadaan ion, total airtanah dapat diketahui dengan analisis kualitasnya
konsentrasi ion, valensi konsentrasi relatif ion dan suhu berdasarkan parameter conductivity (gambaran numerik
saat pengukuran. Makin tinggi konduktivitas dalam air, dari kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik
maka air akan terasa payau sampai asin . Besarnya nilai tergantung pada kandungan garam-garam terlarut yang
daya hantar listrik digunakan sebagai indikator tingkat dapat terionisasi dalam air pada temperatur saat
kesuburan perairan. Tingginya daya hantar listrik pengukuran dilakukan. Secara teoritis air laut memiliki
menandakan banyaknya jenis bahan organik dan nilai conductivity yang tinggi karena mengandung
mineral yang masuk sebagai limbah ke perairan. Pada banyak senyawa kimia yang mengakibatkan tingginya
kondisi normal, perairan memiliki nilai DHL berkisar nilai salinitas dan daya hantar listrik. Oleh karena itu,
antara 20 - 1500 µS/cm. Sementara itu, alat yang untuk memprediksi suatu daerah terintrusi air laut dapat
digunakan dalam pengukuran daya hantar listrik adalah dilihat dari pola penyebaran hubungan nilai conductivity
konduktivitimeter. terhadap jarak dari garis pantai. Semakin jauh dari garis
Konduktivitas atau daya hantar listrik (DHL) pantai secara teoritis nilai conductivity semakin kecil.
merupakan ukuran dari kemampuan larutan untuk
menghantarkan arus listrik. Semakin banyak garam- 3.5.2 Konduktivitas dan Tingkat Air
garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi
pula nilai DHL. Selain itu, bilangan valensi dan Konduktivitas air karena fluktuasi tingkat air sering
konsentrasi ion-ion terlarut sangat berpengaruh terhadap langsung terhubung ke aliran air. Fluktuasi
nilai DHL. Asam, basa dan garam merupakan konduktivitas dan salinitas karena perubahan tingkat air
penghantar listrik yang baik, sedangkan bahan organik paling terlihat di muara. Saat air pasang naik, air asin
(sukrosa dan benzene) yang tidak dapat mengalami dari laut didorong ke muara, meningkatkan salinitas dan
disosiasi merupakan penghantar listrik yang jelek . nilai konduktivitas. Ketika air pasang jatuh, air asin
ditarik kembali ke arah lautan, menurunkan
Tabel 1. klasifikasi air tanah berdasarkan DHL konduktivitas dan salinitas.
156
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.5, No.1
setelah turun hujan akan mengakibatkan air sungai 3.7.1 Metode Perhitungan Sumberdaya
maupun kolam kelihatan keruh yang disebabkan oleh
larutnya partikel tersuspensi didalam air, sedangkan Secara umum, pemodelan dan perhitungan sumberdaya
pada musim kemarau air kelihatan berwarna hijau batubara memerlukan data-data dasar sebagai berikut
karena adanya ganggang di dalam air. Konsentrasi Peta topografi, Data dan sebaran titik bor, Peta geologi
kelarutan zat padat ini dalam keadaan normal sangat lokal (meliputi litologi, stratigrafi, dan struktur geologi).
rendah, sehingga tidak kelihatan oleh mata telanjang . a. Statistik Univarian adalah metode statistik
Padatan total adalah bahan yang tersisa setelah air yang digunakan untuk menganalisis hubungan
sampel mengalami evaporasi dan pengeringan pada antar masing-masing data dari suatu populasi
suhu tertentu. tanpa memperhatikan lokasi dari data-data
tersebut.
Tabel 2. Klasifikasi Padatan di Perairan berdasarkan Parameter statistik lainnya yang digunakan untuk
Ukuran Diameter analisis statistik univarian adalah sebagai berikut:
(4)
Keterangan : Md = Median
Bo = Tepi kelas bawah Median
N = Banyak Data
Cf = frekuensi kemulatf kelas
median
F Md = frekuensi kelas Median
Ci = interfal kelas Median
3.7. Ordinary Kriging
III. Modus
Kriging merupakan analisis data geostatistika yang Suatu nilai yang memiliki frekuensi yang terbesar
digunakan untuk mengestimasi besarnya nilai yang atau nilai yang paling banyak muncul dalam suatu
mewakili suatu titik yang tidak tersampel berdasarkan populasi. Modus mungkin ada dan mungkin juga tidak
titik–titik tersampel yang berada di sekitarnya dengan ada.
mempertimbangkan korelasi spasial yang ada dalam
data tersebut. Kriging merupakan suatu metode
interpolasi yang menghasilkan prediksi atau estimasi tak (5)
bias dan memiliki kesalahan minimum. Metode estimasi Keterangan: Mo = Modus
ini menggunakan variogram yang merepresentasikan B Mo = Tepi kelas bawah kelas Modus
perbedaan spasial dan nilai diantara semua pasangan d = Selisih frekuensi kelas Modus
sampel data. Variogram juga menunjukkan bobot yang dengan frekuensi kelas sebelumnya
digunakan dalam interpolasi. d² = Selisih frekuensi kelas Modus
Pada metode Ordinary Kriging, nilai-nilai sampel dengan frekuensi kelas sesudahnya
yang diketahui dijadikan kombinasi linier untuk Ci = Interval kelas Modus
menaksir titik-titik disekitar daerah (lokasi) sampel. Hubungan antara mean, Median dan Modus adalah
Pada Ordinary Kriging, m (s) merupakan mean dari Z (s) untuk mengetahui kemiringan kurva polygon distribusi
yaitu m(s)=E(Z(s)), dimana E(Z(s) )=μ frekuensi data observasi.
157
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.5, No.1
158
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.5, No.1
159
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.5, No.1
160
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.5, No.1
6.2. Saran
Daftar Pustaka
[1] Amri, Hafizul., Putra, Ardian. Estimasi
Pencemaran Air Sumur yang Disebabkan Oleh
Intrusi Air Laut di Daerah Pantai Tiram,
Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang
Pariaman. Jurnal Fisika Unand. Vol. 3.
No.4.Oktober 2014. ISSN. 2302-8491 (2014)
[2] Leidonald, Rusdi. Kajian Intrusi Air Laut pada
Sumur Dangkal di Desa Denai Kuala di
Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang.Jurnal Manajemen dan Sumberdaya
Perairan USU. (2015)
Gambar 9. regresi linier [3] Afrianita, Reri. dkk. Analisis Intrusi Air Laut
dengan Pengukuran Total Dissolved Solid (TDS)
Pada Gambar sembilan dapat diketahui nilai dari Air Sumur Gali di Kecamatan Padang Utara.
kumpulan data dapat dicari dengan rumus regresi linier Jurnal Teknik Lingkungan UNAND. (2017)
Y=3,0007X+1e+07
161
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.5, No.1
[4] Serikat Negara, R.I. (2004) Undang-Undang [9] Gusman, M., Muchtar, B., N., Akbar, M.D., and Deni,
Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air A.V. Estimasion Of Limestones Using Three Dimension
[5] Indriastoni, Rendi Novi. Intrusi Air Laut Terhadap Block Kriging Method, a Case Study : Limestone
Kualitas Air Tanah Dangkal di Kota Sawahlunto. Sediment at PT Semen Padang. IOP Conf. Series: Earth
[6] Sihwanto, Satriyo. 1991. Metode Penentuan Penyebab and EnvironmentalScience 314 (2019)
Keasinan Air Tanah : Studi Kasus Daerah Dataran 012069,2019,pp.1-10
Pantai Dumai, Riau[Kumpulan Makalah Ikatan Ahli [10] Machbub, B. 2004. Pengelolaan Kualitas Lingkungan
Geologi Indonesia]. Bandung(ID). Hal 26-40 Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk Menunjang
[7] Widada S. 2007 . Gejala Intrusi Air Laut di Daerah Pembangunan yang Berkelanjutan. Jurnal Lingkungan
Pantai Kota Pekalongan. Jurnal Ilmu Kelautan ISSN dan Pembangunan : Vol. 24(2) : 137-157.
0853-7291. 12(1): 45-52. [11] Husni mubarak kurnia zein, A. 2012 “Sebaran TDS,
[8] Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Daerah Aliran Sungai. DHL, Penurunan Muka Airtanah dan Prediksi Intrusi Air
Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Laut di Kota Tangerang Selatan” bogor Agritucutural
University(2012).
162