Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alexander delpiero siagian

Npm : 2001070004

Matkul : profesi kependidikan

LATIHAN

1. Apa perbedaan antara pekerjaan yang dilandasi dengan profesionalisme dan yang asal-asalan
(amatir)?
Jawab:
profesionalisme dikontraskan dengan amatiran. Seorang amatir dianggap belum mampu bekerja
secara terampil, cekatan, dan baru taraf belajar, sedangkan pekerja profesional sudah mampu
melakukan pekerjaan dengan terampil, cekatan dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Perbedaannya terletak pada proses dan hasil.Jika suatu pekerjaan dilandasi dengan
profesionalisme maka proses yang diambil akan sesuai prosedur yang ada,dan tentu saja akan
mempengaruhi hasil.Jika seseorang bekerja asal-asalan (amatir) maka hasilnya tidak akan
maksimal. perbedaan lainnya adalah pembayaran pekerjaan mereka dan juga kualifikasi
pelatihan dan pendidikan mereka.pekerjaan yang dilandasi dengan profesionalisme akan
melaksanakan pekerjaan nya dengan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi sesuai aturan
dan kode etik yang ada, berbeda dengan pekerja amatir yang cenderung kurang bertanggung
jawab dan lebih mementingkan kepentingan pribadi. Pekerjaan yang dilakukan orang
professional memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat dan lebih di percaya oleh
masyarakat, sedangkan pekerja amatir kurang dipercaya oleh masyarakat karena pelayanan
yang diberikan cenderung ceroboh.

2. Sebutkan dan jelaskan syarat-syaratprofesi!


Jawab:
1. harus memiliki suatu keahlian yang khusus.
2. harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup.
3. memiliki teori-teori yang baku secara universal.
4. profesi diperuntukkan bagi masyarakat.
5. harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostic dan kompetensi aplikatif.
6. Pemegang profesi memegang otonomi dalam melakukan profesinya.
7. memiliki kode etik.
8. miliki klien yang jelas.
9. memiliki organisasi profesi.
10. memiliki tanggung jawab yang tinggi
11. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas.
12. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja.

13. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi berkelanjutan.


14. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan keprofesionalan.

3. Dengan menggunakan prinsip profesionalitas, maka tidak semua orang boleh menjadi guru,
bukankan menyebarkan ilmu itu keharusan bagi siapa saja yang memiliki ilmu? Bagaimana
pendapat anda?
Jawab :
Menurut saya, memang benar menyebarkan ilmu merupakan kewajiban bagi siapapun yang
memiliki ilmu, akan tetapi untuk menjamin kualitas ilmu yang disebarkan, kita membutuhkan
suatu standar yang di akui dan diterapkan bersama, kita membutuhkan pekerja pekerja yang
memenuhi standar pendidikan tersebut.
Standar yang di tetapkan tersebut jugalah yang di tetapkan pada sektor lain. Standar tersebut
antara lain berpendidikan minimal sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dan bersertifikat
pendidik. Di samping itu harus sehat, baik jasmani maupun rohani yang diperlukan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tidak hanya itu saja guru juga bertanggung jawab
penuh atas pekerjaannya.

4. Apa manfaat jabatan guru dengan menggunakan prinsip profesionalitas?


Jawab :
1. Jabatan melibatkan kegiatan intelektual
2. Jabatan menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Jabatan memerlukan persiapan profesional yang lama (bandingkan
dengan pekerjaan memerlukan latihan umum belaka).
4. Jabatan memerlukan ’latihan dalam jabatan’ yang
berkesinambungan.
5. Jabatan menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Jabatan menentukan baku (standar) sendiri.
7. Jabatan lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8. Jabatan mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

5. Apa konsekwensi yang harus dilakukan oleh pemerintah dengan lahirnya UU Nomor 14/2005
dan PP 74/2008 ?
Jawab : menurut rumusan Undang-Undang nomor 14 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 ayat 4
digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang
memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (Sekretariat
Negara, 2005: 6). Dari berbagai pengertian di atas tersirat bahwa dalam profesi digunakan
teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, sehingga dapat diterapkan
untuk kemaslahatan orang lain.Dalam kaitan ini seorang pekerja profesional dapat dibedakan
dari seorang pekerja amatir walaupun sama-sama menguasai sejumlah teknik dan prosedur
kerja tertentu, seorang pekerja professional memiliki filosofi untuk menyikapi dan melaksanakan
pekerjaannya.
Berdasarkan uraian di atas, pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profcsional
mempunyai misi untuk melaksanakan tujuan Undang-Undang ini sebagai berikut:
1. Mengangkat martabat guru dan dosen;
2. Menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen;
3. Meningkatkan kompetensi guru dan dosen;
4. Memajukan profesi serta karier guru dan dosen;
5. Meningkatkan mutu pembelajaran;
6. Meningkatkan mutu pendidikan nasional;
7. Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antardaerah dari segi jumlah, mutu,
kualifikasi akademik, dan kompetensi;
8. Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antardaerah; dan
9. Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu.
10. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan
sosial.
11. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
12. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.
13. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
14. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang
kelancaran tugas keprofesionalan.
15. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode
etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
16. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
17. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
18. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
19. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik
dan kompetensi.
20. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Sehingga Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan
pendidikan yang diselenggarakan ole Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai