19
/
19
Halaman 1 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
CHAPTER ENAM
Apa yang kupelajari mengenai Abraxas dari musisi eksentrik Pistorius tidak dapat
kupahami dengan singkat. Tapi hal terpenting yang kupelajari darinya adalah langkah
selanjutnya pada jalan menuju diriku. Sekitar delapan belas tahun saat itu, aku adalah pria
muda yang tidak biasa, terlalu dewasa dalam berbagai hal tapi sangat tidak berkembang dan
tak berdaya seperti lainnya. Ketika aku sering kali membandingkan diriku dengan yang lain,
aku
sering merasa bangga dan sombong, sesering merasa depresi dan malu. Aku sering berpikir
bahwa diriku seorang yang jenius, sering juga setengah gila. Aku tidak dapat berbagi
kesenangan dan kegiatan dengan orang-orang seumuranku dan aku sering dipengaruhi oleh
pencelaan terhadap diri dan kecemasan, seakan aku terlepaskan dari mereka tanpa
suatu nilai dalam perkataan, mimpi, fantasi, dan ide, dengan sering menganggap mereka
dengan serius dan mendiskusikan mereka dengan sungguh-sungguh, dia memberiku sebuah
contoh.
“Kau memberitahuku,” katanya, “bahwa kau menyukai musik karena itu tidak
moralistis. Baik. Tapi kau sendiri tidak bisa menjadi seorang moralis pula! Kau tidak boleh
membandingkan dirimu dengan yang lain; dan jika takdir telah membuatmu menjadi seekor
kelelawar, kau tidak boleh mencoba mengubah dirimu menjadi burung unta. Kau sesekali
berpikir bahwa kau janggal, kau mencela dirimu sendiri karena berjalan di jalan yang berbeda
dari orang-orang kebanyakan. Kau harus menyingkirkan itu dari kepalamu. Lihat ke dalam
api,
lihat ke dalam awan, dan segera setelah firasatmu datang dan suara-suara dari dalam jiwamu
mulai berbicara, serahkan dirimu pada mereka dan jangan mulai dengan bertanya apakah itu
cocok atau menyenangkan gurumu, ayahmu, atau Tuhan atau yang lainnya! Jika kau
melakukan itu, kau menghancurkan dirimu sendiri. Dengan cara begitu kau akan berjalan di
pinggir jalan dan kau menjadi sebuah fosil. Temanku, Sinclair, Tuhan kita bernama Abraxas;
dia
adalah Tuhan dan Setan; dunia terang dan dunia gelap terkandung dalamnya. Abraxas tidak
Halaman 2 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
memiliki ketidaksetujuan terhadap pikiranmu yang mana pun atau mimpi-mimpimu. Jangan
lupakan itu. Tapi dia akan meninggalkanmu jika kau menjadi tak tercela dan normal.
Kemudian
dia akan meninggalkanmu dan mencari panci lain untuknya memasak ide di dalamnya.”
Di antara semua mimpi-mimpiku, mimpi akan cinta yang kabur adalah yang paling setia.
Aku memimpikannya lagi dan lagi; aku berjalan di bawah lambang burung ke dalam rumah
tua
kami, aku ingin menggambar ibuku pada sanubariku dan, dalam posisinya, aku memeluk
wanita jangkung yang setengah maskulin dan setengah keibuan itu; aku takut padanya dan
juga aku tertarik padanya dengan hasrat yang begitu berkobar. Dan aku tidak akan pernah
bisa
menceritakan pada temanku mengenai mimpi itu. Aku menyimpannya setelah membongkar
segala lainnya padanya. Itu adalah lubang kecilku, rahasiaku, dan perlindunganku.
Kapan pun aku merasa terpuruk, aku meminta Pistorius untuk memainkan passacaglia
dari master tua Buxtehude. Kemudian aku duduk di dalam gereja yang gelap di sore hari,
tenggelam dalam musik yang asing dan intim yang terasa menyelam dalam dirinya sendiri,
untuk didengarkan olehnya sendiri; setiap kali itu menghiburku dan membuatku lebih siap
Sering kali kamu tetap duduk di dalam gereja untuk sesaat setelah nada organ telah
menghilang dan kami melihat cahaya samar bersinar melalui lengkungan tinggi bergaya
Gotik
“Ini terdengar konyol, “ Pistorius berkata, “bahwa aku pernah menjadi siswa ilmu
keagamaan dan nyaris menjadi seorang termuka. Tapi karena kesalahan yang kemudian
kubuat
adalah hanya salah satu dari bentuk. Menjadi pendeta adalah keahlian dan tujuanku. Tapi aku
menjadi puas terlalu cepat, meletakkan diriku dalam pembuangan Yehuwa bahkan sebelum
aku mengetahui mengenai Abraxas. Ah, semua agama itu indah. Agama ada jiwa, tidak
peduli
kau mengambil komuni sebagai seorang kristiani atau kau membuat sebuah penziarahan ke
Mekah.”
“Dalam hal itu,” aku berkata, “Kau bisa saja menjadi seorang termuka.”
“Tidak, Sinclair, tidak. Aku akan harus berbohong. Agama kita dijalankan seolah-olah
tidak seperti itu. Dia bersikap seolah-olah sepenuhnya rasional. Dalam sekejap aku bisa
menjadi seorang Katolik, tapi seorang pendeta Protestan –tidak! Ada banyak orang yang
sungguh percaya—aku tahu beberapa—tunduk pada makna literal; aku tidak dapat
mengatakan pada mereka, contohnya, bahwa untukku Kristus bukanlah seorang individual
melainkan pahlawan, sebuah mitos, bayangan luar biasa besar yang seluruh manusia melihat
Halaman 3 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
bayangan itu menyentuh dinding keabadian. Dan yang lainnya, mereka yang datang ke gereja
menjadi lalai, dan sebagainya, apa yang harus kukatakan pada mereka? Apa aku harus
mengubah mereka, kau pikir? Tapi aku tidak ingin. Seorang pendeta bukan untuk perubahan,
dia ingin untuk hidup di antara orang-orang percaya, orang-orang seperti dirinya; dia ingin
menjadi pengusung dan pembicara dari emosi yang keluar dari saat kita menciptakan para
dewa kita.”
Dia beranjak pergi. Kemudian melanjutkan: “Kepercayaan baru kita, yang mana kita
pilih bernama Abraxas, itu indah, temanku, itu adalah hal terbaik yang kita miliki. Tapi masih
dalam masa pertumbuhannya! Sayapnya masih sepenuhnya berkembang. Ah, sebuah agama
soliter bukan kebenaran. Itu harus menjadi sebuah agama dari komunitas, itu harus memiliki
“Tidak bisakah misteri-misteri dirayakan oleh seorang atau sebuah lingkaran kecil?” aku
bertanya ragu.
“Ya, mereka bisa,” dia berkata, menganggukkan kepala. “Aku telah merayakan mereka
untuk beberapa waktu. Aku telah melakukan upacara-upacara yang mana menyebabkan aku
harus dipenjara bertahun-tahun jika orang-orang tahu mengenai mereka. Tapi aku tahu, itu
penuh tekanan, “kau, juga, memiliki misteri-misteri. Aku tahu kau pasti memiliki mimpi-
mimpi
yang tidak kau ceritakan padaku. Aku tidak ingin mengetahuinya. Tapi aku katakan padamu:
jalani mimpi-mimpi itu, mainkan perananmu dalam mereka, bangunlah altar untuk mereka!
Itu
masih tidak akan sempurna, tapi ada sebuah cara. Itu bertahan untuk terlihat tidak peduli
apakah kita, kau dan aku dan sedikit beberapa orang lainnya, akan memperbaharui dunia.
Tapi
di dalam diri kita, kita harus memperbaharuinya setiap hari, jika tidak kita tidak akan berarti.
Pikirkan ulang! Kau delapan belas tahun, Sinclair, kau tidak mengejar para pejalan kaki, kau
pasti memiliki mimpi akan cinta, harapan akan cinta. Mungkin mereka adalah sesuatu yang
kau
takuti. Jangan takut! Mereka adalah hal terbaik yang kau miliki! Kau dapat percaya padaku.
Aku
kehilangan banyak hal dengan melakukan kerusakan pada mimpi akan cintaku ketika aku
seusiamu. Tidak seorang pun yang boleh melakukan itu. Dia harus tidak takut pada apa pun
dan memikirkan tidak ada yang terlarang mengenai apa jiwa di dalam kita inginkan.”
Halaman 4 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
Aku ketakutan dan menolak: “Tapi seseorang tidak bisa melakukan segala yang masuk
ke dalam otaknya! Contohnya, kau tidak boleh membunuh seseorang hanya karena kau tidak
tahan padanya.”
Dia berpindah mendekat padaku.
“Di dalam situasi tertentu kau akan diperbolehkan melakukan itu. Hanya saja, itu
biasanya adalah sebuah kesalahan. Dan aku tidak bermaksud kau harus melakukan apa pun
yang masuk ke dalam benakmu begitu saja. Tidak, tapi ide-ide itu, yang memiliki alasan yang
masuk akal, tidak boleh mencelakakan dengan mengusir mereka dan memoralisasi mereka.
Dibanding menyalibkan dirimu atau siapa pun lainnya, kau dapat minum wine dari sebuah
piala
dengan pemikiran serius dan memahami bahwa itu sebagai sebagai misteri dari pengorbanan
ketika kau melakukannya. Bahkan tanpa proses formal kau dapat memperlakukan
doronganmu dan sesuatu yang kau sebut godaan jahat dengan rasa hormat dan cinta.
Kemudian mereka menunjukkan arti mereka sebenarnya, dan mereka masuk akal.—Kapan
pun
kau selanjutnya mendapat sebuah ide yang sangat liar atau berdosa, Sinclair, ketika kau
merasa
ingin membunuh seseorang atau melakukan sebuah tindakan cabul yang mengerikan, ingatlah
untuk sesaat bahwa itu adalah Abraxas yang membayangkannya di dalam benakmu! Orang
yang sepertinya ingin kau bunuh sesungguhnya bukanlah dia, dia pasti hanyalah sebuah
penyamaran. Ketika kita membenci seseorang, apa yang kita benci dari pencitraannya adalah
sesuatu di dalam diri kita. Apa pun yang tidak ada di dalam kita tidak dapat merangsang
kita.”
Pistorius tidak pernah memberitahuku apa pun yang mempengaruhiku begitu dalam di
dalam tempat persembunyianku terdalam. Aku tidak dapat menjawab. Tapi hal yang
menyentuhku dengan sangat kuat dan janggal adalah kesamaan antara nasihat itu dan pidato
Demian yang telah bersamaku selama bertahun-tahun. Mereka tidak saling mengenal, tapi
“Hal-hal yang kita lihat,” Pistorius berkata pelan, “adalah hal-hal yang sama dengan
yang ada di dalam kita. Satu-satunya kenyataan adalah yang kita miliki di dalam kita. Itu
mengapa kehidupan kebanyakan orang begitu tidak nyata, karena mereka memikirkan
gambaran eksternal untuk menjadi nyata dan tidak membiarkan dunia mereka sendiri di
dalam
diri mereka untuk mengatakan apa pun pada mereka. Mereka dapat menjadi bahagia dengan
cara itu. Tapi ketika seseorang sekali mengetahui cara lain, dia tidak lagi bebas untuk
memilih
jalan yang kebanyakan orang ikuti, Sinclair, jalan dari mayoritas itu mudah, milik kita itu
sulit. –
Ayo pergi.”
Halaman 5 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
Beberapa hari kemudian, setelah aku menantinya sia-sia dua kali, aku berpapasan
dengannya di jalan pada suatu malam, kehabisan napas di suatu sudut di dalam angin malam
yang dingin, sendiri, sempoyongan dan diperbodoh oleh minuman. Aku tidak ingin
memanggilnya. Dia berjalan melewatiku tanpa melihatku; dia melihat lurus ke depan dengan
pandangan menggelora dan kesepian, seakan mengikuti panggilan kabur dari seseorang yang
tidak diketahui. Aku mengikutinya sepanjang jalan; dia bergerak seakan ditarik oleh tali tak
terlihat, langkahnya fanatik tapi lemah dan kebingungan, seperti hantu. Dengan amat
“Itu bagaimana dia memperbaharui dunia di dalamnya!” aku berpikir dan di saat yang
bersamaan aku merasa bahwa itu pemikiran yang murahan dan moralistis. Apa yang
kuketahui
mengenai mimpi-mimpinya? Mungkin dalam kemabukannya, dia menjejak pada jalan yang
**
Di antara jeda pelajaran aku sesekali menyadari bahwa seorang teman sekelas, yang
mana tidak pernah kuperhatikan, sedang mencoba mendekatiku. Dia terlihat seperti seorang
anak yang pendek, lemah, kurus dengan rambut pirang kemerahan yang tipis, dengan sesuatu
segala miliknya dalam sorot matanya dan tingkah lakunya, dia menantiku di jalan; dia
“Aku hanya ingin berbicara denganmu,” dia berbicara dengan canggung. “Tolong
Aku mengikutinya dan menyadari bahwa dia sangat gelisah dan dipenuhi ekspektasi.
Tangannya bergetar.
“Tidak, Knauer,” aku berkata dengan tawa. “Tidak mungkin. Apa yang membuatmu
berpikir demikian?”
“Lagi-lagi, bukan.”
“Oh, jangan main rahasia! Aku dalam melihatnya dengan jelas ada sesuatu yang spesial
mengenaimu. Itu ada di dalam matamu. Aku sangat yakin kau berkawan dengan roh.—aku
tidak bertanya hanya karena penasaran, Sinclair, oh tidak! Aku sendiri adalah seorang
pencari,
Halaman 6 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
“Hentikan itu!” aku menganjurkan. “Aku tidak tahu apa pun mengenai roh, tentu; aku
hidup dalam mimpi-mimpiku, dan itulah yang menarik perhatianmu. Orang lain juga hidup
dalam mimpi-mimpi pula, tapi tidak dalam milik mereka sendiri, itu perbedaannya.”
“Ya, mungkin saja,” dia berbisik. “Tapi yang berarti adalah jenis dari mimpi yang
“Itu adalah ketika kau belajar mengendalikan kekuatanmu sendiri. Kau dapat menjadi
abadi dan juga mengucapkan mantra. Apakah kau pernah melatih hal seperti ini?”
Ketika aku bertanya dengan penasaran latihan macam apa itu, dia bersikap misterius
pada awalnya hingga aku berbalik untuk pergi; kemudian dia mengatakannya.
“Contohnya, jika aku ingin tertidur atau berkonsentrasi, aku mengikuti latihan: aku
memikirkan sesuatu, contohnya sebuah kata atau sebuah nama, atau sebuah figur geometris.
Aku mencamkannya ke dalam benakku sekuat yang kubisa, aku mencoba membayangkannya
di dalam kepalaku hingga aku merasa itu ada di sana. Kemudian aku membayangkannya
bergerak menuruni leherku, dan semakin ke bawah, hingga akhirnya seluruh diriku dipenuhi
oleh hal tersebut. Kemudian aku menjadi sepenuhnya kaku dan tidak ada yang dapat
mengusik
istirahatku lagi.”
Aku menangkap maksudnya pada suatu poin. Tapi aku merasa bahwa dia masih
memiliki sesuatu di dalam benaknya; dia terlihat janggal dengan semangat dan sikap
gegabahnya. Aku mencoba membuat mudah untuknya menanyaiku, dan kemudian tak lama
“Ya, ya. Selama dua tahun aku telah melakukan pantangan, semenjak mempelajari
doktrin tersebut. Sebelum itu, aku dulu terbiasa melakukan kejahatan.—jadi, kau tidak pernah
“Tapi jika kau menemukan seseorang yang kau anggap tepat, apakah kau akan tidur
dengannya?”
“Ya, secara natural.—Jika dia tidak menolak,” aku berkata dengan sarkastis.
“Oh, kalau begitu kau berjalan di jalan yang salah! Kau hanya dapat mengembangkan
kekuatan batinmu jika kau sepenuhnya bertahan selibat. Aku telah melakukannya selama dua
Halaman 7 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
tahun. Dua tahun dan lebih sebulan sedikit! Itu sangat sulit! Sesekali aku nyaris tidak tahan
lebih lama.”
“Dengar, Knauer, aku tidak percaya selibat itu adalah hal yang begitu penting.”
“Aku tahu,” dia membela diri, “itu adalah apa yang semua orang katakan. Tapi aku tidak
mengiranya akan datang darimu. Siapa pun yang ingin mencapai jalan mental yang lebih
tinggi
“Baiklah, lakukan saja! Tapi aku tidak paham mengapa seseorang lebih murni ketika dia
menekan dorongan seksualnya lebih daripada orang lain. Atau apakah kau dapat
“Tidak, itu hanya seperti itu! Ya Tuhan, dan aku harus melakukannya! Di malam hari
aku memiliki mimpi yang tak dapat kuulangi kepada diriku sendiri! Mimpi-mimpi
mengerikan,
kau dengar?”
Aku teringat pada apa yang Pistorius pernah katakan padaku. Tapi setepat apa pun yang
kurasakan mengenai kata-katanya, aku tidak dapat menyalurkannya, aku tidak dapat memberi
saran yang tidak berasal dari pengalamanku sendiri, saran yang belum kurasakan diriku
mampu
untuk ikuti. Aku menjadi pendiam dan merasa dipermalukan karena seseorang mencari
nasihat
“Aku sudah mencoba semuanya!” Knauer meratap selagi dia berdiri di sana di
sampingku. “Aku sudah mencoba semua yang dapat kulakukan, dengan air dingin, dengan
salju, dengan gimnastik dan lari, tapi tidak ada yang membantu. Setiap malam aku terbangun
dari mimpi-mimpi yang tak terbayangkan. Dan hal yang mengerikan adalah: ketika itu
terjadi,
aku perlahan kehilangan sekali lagi semua hal yang kupelajari secara mental. Sekarang
bahkan
aku dengan susah payah mencoba untuk berkonsentrasi atau untuk membuat diriku tertidur;
sering kali aku berbaring dan terbangun sepanjang malam. Aku tidak dapat terus hidup
seperti
ini lebih lama. Jika akhirnya aku tidak dapat berjuang dalam pertarungan hingga akhir, jika
aku
menyerah dan membuat diriku tidak suci lagi, maka aku lebih buruk dari yang lainnya,
mereka
yang tidak pernah berjuang sama sekali. Kau paham itu, ya kan?”
Aku mengangguk, tapi tidak dapat menambahkan kata-kata apa pun. Dia mulai
membuatku bosan, dan aku takut pada diriku sendiri, melihat bahwa kesengsaraan dan
keputusasaannya yang nyata tidak membuat kesan kuat apa pun padaku. Yang kurasakan
Halaman 8 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
“Jadi tidak ada yang dapat kau ceritakan padaku?” dia akhirnya berkata, lelah dan sedih.
“Sama sekali tidak ada? Pasti ada suatu cara! Bagaimana kau dapat melakukannya?”
“Aku tidak dapat memberitahumu apa pun, Knauer. Dalam masalah seperti ini orang- orang
tidak dapat saling membantu. Tidak ada yang membantuku pula. Kau harus bermeditasi
dalam kebutuhanmu sendiri, dan kemudian kau harus melakukan apa yang sesuai dengan
kodratmu sendiri. Tidak ada lagi yang akan membantu. Jika kau tidak dapat menemukan
dirimu
sendiri, kau tidak akan menemukan roh apa pun pula; itu yang kupikirkan.”
Kecewa dan mendadak membisu, sosok kerdil itu menatapku. Kemudian pancaran
kebencian mendadak muncul di dalam matanya, dia mencibirku, dan berteriak marah: “Oh,
kau adalah orang kudus terhormat, ya? Kau pun punya kejahatanmu sendiri, aku tahu! Kau
bersikap seperti filsuf tapi diam-diam kau sama kotornya denganku, dan semua orang! Kau
adalah babi, seekor babi, sama sepertiku. Kita semua adalah babi!”
depanku, kemudian ragu-ragu, dan kabur. Aku dihantui rasa simpati dan jijik, dan aku tidak
dapat menghilangkan perasaan itu hingga aku kembali ke ruangan kecilku dan menyusun
kehangatan yang sungguh-sungguh. Kemudian mimpiku segera kembali, tentang pintu masuk
rumahku dan lambangnya, tentang ibuku dan wanita yang tidak kukenal; dan aku melihat
bentuk wajah wanita itu dengan kejelasan yang surreal bahwa pada malam itu pula aku mulai
melukis gambarannya.
Ketika lukisan itu diselesaikan, beberapa hari kemudian, menyusuri kertas dalam waktu
lima belas menit seakan tanpa sadar, aku mengantungnya di dinding pada malam hari, dan
wajah yang mirip Demian, tapi dalam beberapa bentuk mirip denganku pula. Satu mata
terlihat
lebih tinggi dari yang lainnya; arah sorotan matanya menembusku, dalam kekakuan dari
Aku berdiri di depannya dan menjadi dingin hingga ke hati karena pemerasan tenaga.
Aku bertanya pada lukisan itu, aku membuat tuduhan melawannya, aku mengusapnya, aku
berdoa padanya; aku memanggilnya ibu, aku memanggilnya kekasih, aku memanggilnya
jalang
dan pelacur, aku memanggilnya Abraxas. Sementara hal yang Pistorius –atau apakah itu
Demian?—pernah katakan padaku memasuki benak; aku tidak dapat mengingat kapan
mereka
Halaman 9 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
mengatakannya, tapi kupikir aku mendengar mereka lagi. Mereka memikirkan mengenai
pertarungan Yakub dan malaikat Tuhan, dan perkataan Yakub: “Aku tidak akan
membiarkanmu
Wajah yang terlukis itu dalam sorot lampu terus berubah setiap kali aku memohon
padanya. Dia menjadi terang dan bersinar, dia menjadi gelap dan suram; lipatan matanya
yang
pucat pasi tertutup, menutupi matanya yang sayu, atau membuka lagi, sementara mata
tersebut berkilat dan bersinar; itu adalah seorang wanita, seorang pria, seorang gadis, seorang
anak kecil, seekor binatang; itu memudar ke dalam sebuah noda bintik, kemudian menjadi
besar dan jelas sekali lagi. Akhirnya mematuhi panggilan kuat dari dalam, aku menutup
kedua
mataku dan aku melihat gambaran tersebut di dalamku, bertambah kuat dan semakin
berkuasa. Aku ingin berlutut di hadapannya, tapi itu sangat kuat di dalamku hingga aku tak
dapat lagi memisahkannya dariku, seakan itu telah menjadi ego1 murniku.
Kemudian aku mendengar raungan berat dan tertahan, seperti sebuah badai musim
semi, dan aku bergetar dengan sebuah perasaan baru yang tak terdeskripsi dari kecemasan
kenangan-kenangan kembali pada masa-masa paling awalku, masa kanak-kanak yang nyaris
sepenuhnya terlupakan, dan bahkan kembali ke keberadaan sebelumnya dan tahapan awal
dari evolusi, mengalir melalui dalam kerumunan. Tapi kenangan-kenangan, yang mana
terlihat
berhenti pada hari kemarin dan hari ini; mereka bergerak lebih jauh, merefleksikan masa
depan, mengoyakku dari hari ini dan ke dalam bentuk kehidupan yang baru, yang mana
gambaran-gambaran terlihat sangat cerah dan menyilaukan mata, tapi tidak satu pun darinya
Sewaktu malam hari aku terbangun dari sebuah tidur lelap; aku berpakaian, beranjak
dari tempat tidur. Aku menyalakan lampu, dengan perasaan bahwa aku harus mengingat
sesuatu yang penting; aku tidak mengingat satu hal pun mengenai berjam-jam sebelumnya.
Aku menyalakan lampu, ingatanku perlahan kembali. Aku mencari lukisan tersebut; itu tidak
lagi tergantung pada dinding, tidak juga di atas meja. Kemudian aku pikir aku dalam dengan
samar mengingat telah membakarnya. Atau apakah aku hanya bermimpi tentang
1 Satu dari tiga hal yang membangun dalam struktur contoh Sigmund Freud mengenai psyche
(jiwa manusia, pikiran, atau
Aku dikendalikan oleh debaran yang luar biasa kencang. Aku memakai topi, berjalan
keluar dari rumah menuju jalanan seakan itu adalah keharusan; aku berjalan terus menerus
melewati jalanan dan menyeberangi alun-alun seakan diterbangkan maju oleh sebuah badai;
berhenti untuk mendengar di depan gereja temanku, saat ini gelap; mencari dan mencari,
tidak
tahu apa, di dalam ketidakjelasan impulsku. Aku berjalan melewati rumah bordil pinggiran
kota, di mana beberapa lampu masih berkobar di sana sini. Jauh dari sana, ada beberapa
tempat konstruksi dan tumpukan batu bata, sebagian diselubungi oleh salju abu-abu. Selagi
aku bermanuver melewati keliaran seperti seorang yang tidur berjalan digerakkan oleh
kekuatan tak terlihat, aku teringat pada tempat konstruksi di kota asalku yang menjadi tempat
Kromer sekali menarikku masuk ke dalamnya untuk penyelesaian pembayaran pertama kami.
Sebuah tempat yang mirip terletak di sana di depanku dalam malam kelabu; kegelapan dari
kusen pintu menganga padaku. Aku merasa tertarik ke dalam; aku ingin memberontak dan
aku
tersandung di atas pasir dan sampai; dorongan terasa lebih kuat, aku harus berjalan masuk.
Melewati papan-papan dan batu bata yang hancur, aku terhuyung-huyung memasuki
ruangan sepi tersebut, yang mana memiliki aroma muram dari suhu dingin dan bebatuan. Ada
gunungan pasir di sana membentuk sepotong warna kelabu cerah di samping itu, semuanya
gelap.
Kemudian ada suara terkejut memanggilku: “Demi Tuhan, Sinclair, dari mana kau
datang?”
Dan di sampingku seseorang menjulang keluar dari kegelapan, seseorang yang pendek,
kurus, muda, seperti sebuah roh, dan selagi bulu kudukku masih berdiri, aku mengenali
teman
sekelasku Knauer.
“Bagaimana kau bisa kemarin?” tanyanya seakan menjadi gila oleh gairah. “Bagaimana
“Aku tidak sedang mencarimu,” kataku, terbujur kaku; setiap kata merupakan usaha
keras untukku, dengan menyakitkan melewati bibirku yang mati, berat dan seakan terasa
membeku.
Dia menatapku.
“Tidak, aku merasa tertarik ke sini. Apa kau memanggilku? Kau pasti telah
Halaman 11 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
“Ya, malam. Pagi mungkin akan segera datang. Oh, Sinclair, kau tidak melupakanku!
“Untuk apa?”
Saat itu aku barulah mengingat percakapan kami. Apakah itu sudah empat atau lima
hari yang lalu? Aku merasa seakan seumur hidup telah pergi semenjak saat itu. Tapi sekarang
mendadak aku memahami semuanya. Tidak hanya yang terjadi di antara kami, tapi juga
mengapa aku harus datang ke sini dan apa yang Knauer hendak lakukan di sana.
“Ya, aku bermaksud melakukannya. Aku tidak tahu apakah aku dapat melakukannya.
Aku membiarkannya berpindah ke ruang terbuka. Bias horizontal dari mentari pagi
Aku membimbing pemuda tersebut dengan sebuah uluran tangan. Sebuah suara
datang dariku, berkata: “Sekarang kau pulang dan tidak akan mengatakan apa pun pada siapa
pun! Kau sudah mengikuti jalan yang salah, jalan yang salah! Dan kita bukanlah babi seperti
yang kau pikirkan. Kita adalah manusia. Kita menciptakan para dewa dan bertarung dengan
Kami terus berjalan dalam diam, kemudian berpisah. Ketika aku sampai di rumah hari
sudah terang.
Hal terbaik dari hari-hari di St_ yang masih tersimpan di dalamku adalah jam-jam yang
kuhabiskan dengan Pistorius di organ atau depan perapian. Bersama membaca sebuah teks
Yunani mengenai Abraxas; dia membaca keras untukku potongan dari sebuah terjemahan
mengenai Kitab-kitab Weda dan mengajariku bagaimana untuk mengucapkan suku kata
keramat om. Juga bukan pencapaian-pencapaian terpelajar ini yang mendidik kehidupan
batinku; Sebaliknya hanya kebalikannya. Apa yang menguntungkanku adalah progres lebih
kubawa di dalamku.
Halaman 12 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
Aku bergaul dengan Pistorius dalam berbagai cara. Yang kuperlukan hanyalah
memikirkan mengenainya dengan sekuat tenaga, dan aku akan mendapatkan sebuah
kunjungan atau sebuah pesan darinya. Seperti kasus yang terjadi dengan Demian, aku dapat
bertanya sesuatu padanya bahkan meski dia tidak hadir: aku hanya perlu membayangkannya
dengan jelas dan mengirimkan pertanyaanku padanya dalam bentuk pemikiran yang intensif.
Kemudian semua dorongan ilmu alam yang telah kusalurkan melalui pertanyaan tersebut
mengalir kembali padaku sebagai sebuah jawaban. Hanya, itu bukan sosok dari Pistorius
yang
kubayangkan, atau sosok Demian; itu adalah gambaran yang telah kumimpikan dan kulukis,
gambaran mimpi yang androgynous dari daemon-ku yang padanya aku memohon. Sekarang,
dia tidak lagi sekadar hidup dalam mimpiku atau dilukis pada kertas, tapi di dalamku, sebagai
Hubungan yang kini kumiliki terbentuk oleh usaha bunuh diri Knauer yang gagal terasa
janggal dan sesekali konyol. Sejak malam itu di mana aku telah dikirimkan untuknya, dia
memujaku, seakan pelayan yang loyal atau seekor anjing; dia mencoba menghubungkan
hidupnya padaku dan mengikuti dengan buta. Dia datang padaku dengan pertanyaan-
pertanyaan dan harapan-harapan teraneh; dia ingin melihat roh-roh dan belajar Kabbala2
, dan
dia tidak mempercayaiku ketika kuyakinkan bahwa aku tidak tahu apa pun mengenai hal-hal
tersebut. Dia pikir aku menguasai kekuatan semacam itu. Tapi hal teraneh bahwa sering kali
dia datang kepadaku dengan pertanyaan-pertanyaan janggal dan bodohnya tepat ketika ada
sebuah ikatan di dalamku yang harus dilepaskan, dan gagasan dan permintaan anehnya sering
memberiku petunjuk dan dorongan untuk mengurai ikatan tersebut. Sering kali aku
kehilangan
kesabaran dengannya dan mengusirnya dengan angkuh, tapi bagaimanapun aku melihat ini:
dia, juga, dikirimkan kepadaku; bahkan darinya aku mendapatkan dua kali lipat atas segala
yang
kuberikan padanya; dia, pula, adalah seorang penunjuk jalan untukku, atau, lebih tepat,
sebuah
jalan. Artikel-artikel dan buku-buku gila yang dia bawakan ke padaku dan di dalamnya dia
mencari penyelamatan, mengajariku lebih daripada yang dapat kupahami saat itu.
Tak lama kemudian, Knauer ini menghilang dari jalanku tanpa kusadari. Sebuah
konfrontasi tegas tidak diperlukan dengannya. Tapi, dengan Pistorius, itu terjadi. Menjelang
akhir dari masa sekolahku di St_ aku memiliki sebuah pengalaman ganjil dengan teman yang
satu itu.
Halaman 13 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
Bahkan orang yang paling tidak berbahaya sekali pun nyaris tidak terlepas dari
berhadapan dengan konflik, sekali atau lebih di dalam hidup mereka, dengan kebajikan yang
indah dari kesalehan dan rasa syukur. Semua orang harus pada suatu waktu mengambil
langkah yang memisahkannya dari ayahnya, dari guru-gurunya; semua orang harus
merasakan
sedikit kesukaran dalam kesendirian, bahkan meskipun kebanyakan orang tidak dapat
bertahan terlalu lama dengan itu dan segera bergelung di bawahnya lagi.—Aku masih belum
berpisah dari orang tuaku dan dunia mereka, dunia “terang” dari masa kanak-kanakku yang
indah, di dalam sebuah pertarungan sengit, tapi aku telah semakin menjauh dari mereka dan
semakin mirip orang asing bagi mereka perlahan dan nyaris tidak terlihat. Aku merasa
menyesal karena itu; ketika aku mengunjungi mereka ke rumah, sering kali itu menjadi jam-
jam penuh kepahitan untukku; tapi itu tidak mempengaruhiku pada bagian vital, itu dapat
ditahan.
Tapi dalam situasi di mana kita harus membuat hadiah dari cinta dan pemujaan kita,
bukan dari keakraban lama tapi dari impuls kita yang paling personal; di mana kita telah
menjadi pengikut dan teman dari kedalaman hati—dalam kasus-kasus seperti itu, itu adalah
sebuah momen pahit dan menakutkan ketika kita tiba-tiba terlihat menyadari bahwa prinsip
yang berlangsung di dalam kita ditentukan untuk membawa kita pergi dari orang yang kita
cintai. Kemudian setiap pemikiran yang menolak teman dan guru kita berubah menjadi duri
beracun terhadap jiwa kita; kemudian setiap pukulan pertahanan diri kita layangkan memukul
wajah kita sendiri. Kemudian siapa pun yang membayangkan dia sedang berlabuh dalam
moralitas sah di dalam hatinya, merasakan kata-kata “ketidaksetiaan” dan “rasa tidak
berterima kasih” menjulang tinggi seperti ejekan-ejekan dan aib-aib; kemudian hati seseorang
yang ketakutan terbang dalam ketakutan kembali pada lembah-lembah yang disayangi dari
kebajikan masa kanak-kanak, dan tidak dapat mempercayai bahwa patahan ini, pun, harus
Perlahan dalam perjalanan waktu sebuah perasaan di dalamku telah datang untuk
melawan penerimaan tanpa syaratku terhadap temanku Pistorius sebagai seorang penunjuk
kualami dalam bulan-bulan paling penting dalam kehidupanku sebagai seorang pria muda.
Tuhan telah berbicara padaku melaluinya. Dari bibirnya mimpi-mimpiku telah kembali
padaku,
dijelaskan dan diinterpretasikan. Dia telah menganugerahiku keberanian untuk mencari diriku
mendengar terlalu banyak dalam perkataannya mengenai alam yang edukatif; aku merasa
Tidak ada perdebatan atau kejadian di antara kami, tidak ada patahan dan bahkan tidak
sekalipun mencocokkan penjelasan. Aku hanya berbicara sepatah, yang sesungguhnya tidak
bermaksud buruk, kalimat kepadanya—tapi bagaimanapun pada tepat saat itu sebuah ilusi
yang kami bagi bersama hancur menjadi pecahan beling beragam warna.
Untuk beberapa waktu firasat telah menekanku; itu menjadi sebuah perasaan yang
nyata suatu Minggu di dalam ruangan terpelajarnya. Kami sedang berbaring di lantai di depan
api, dan dia sedang berbicara mengenai berbagai pemujaan misteri dan bentuk keimanan
yang
sedang dia pelajari dan renungkan, dan yang mungkin di masa depan mengisi pemikirannya.
Tapi untukku semua itu terlihat lebih pada sebuah keingintahuan yang menarik daripada
sesuatu yang signifikan terhadap kehidupan seseorang; aku mendengar di dalam keilmuan,
aku
mendengar di dalam pencarian jemu di antara reruntuhan dunia yang telah hilang. Dan dalam
sekejap aku merasa menolak keseluruhan jenis ini, mengenai pemujaan dari mitologi,
mengenai teka-teki potongan gambar dari bentuk kepercayaan turun temurun ini.
“Pistorius,” aku tiba-tiba berkata dengan maksud jahat yang bahkan mengejutkanku
selagi dia menyeruak keluar dengan mengerikan, “kau harus memberitahuku sebuah mimpi
lagi suatu waktu, sebuah mimpi yang sesungguhnya kau miliki di malam hari. Apa yang
sedang
menyadari dalam sekejap rasa malu dan takut bahwa panah yang kutembakkan padanya,
menusuknya pada jantung hati, telah diambil dari gudang senjatanya sendiri—bahwa aku
telah
sekarang dengan keji menghempaskan padanya dalam sebuah bentuk yang lebih terarah dari
Dia merasakan dalam sekejap, dan terdiam pada saat itu. Aku menatapnya dengan
ketakutan dalam hati dan aku melihat dia berubah pucat dengan menakutkan.
Setelah jeda yang panjang dan menyulitkan dia meletakkan kayu baru ke dalam api dan
berkata pelan: “Kau cukup benar, Sinclair, kau anak yang pandai. Aku akan
mengecualikanmu
Dia berbicara dengan sangat tenang tapi aku dapat merasakan rasa sakit dari lukanya.
Halaman 15 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
Aku nyaris menangis, aku ingin kembali padanya dengan ramah, aku ingin meminta
maafnya, meyakinkannya atas cintaku, rasa syukurku yang hangat. Aku memikirkan
beberapa
perkataan yang menyentuh—tapi aku tidak dapat mengutarakannya. Aku tetap berbaring di
sana, melihat ke dalam api dalam diam. Dan dia juga diam, dan kami berbaring di sana, dan
api
telah padam dan roboh, dan selagi setiap api yang mendeking mati aku merasakan sesuatu
yang indah dan intim meremang-remang dan acak seperti percikan, tanpa kemungkinan
kembali.
“Aku takut kau telah salah paham padaku,” akhirnya aku berkata dengan cara yang
sangat kaku dan dalam suara yang serak kering. Kata-kata yang bodoh, tak berarti melewati
bibirku seakan itu secara mekanis, seakan aku sedang membacanya keras dari sebuah novel
“Aku memahamimu dengan cukup baik,” kata Pistorius pelan. “Dan kau benar.” Dia
berhenti kemudian melanjutkan dengan pelan: “Sejauh siapa pun dapat hormat pada siapa
pun lainnya.”
Tidak, tidak, sebuah suara di dalamku memanggil, aku salah! –tapi aku tidak dapat
mengatakan apa pun. Aku tahu bahwa sepotong kalimatku telah menunjukkan padanya
kelemahan yang esensial, kesulitan dan lukanya. Aku telah menyentuh pada titik dia harus
tidak
mempercayai diri sendiri. Idealnya adalah “antik”, dia adalah pencari ke dalam masa lalu, dia
adalah seorang romantis. Dan mendadak aku merasa jauh di dalam: tepat apa yang Pistorius
telah katakan padaku dan berikan padaku, dia tidak dapat menuju dirinya dan memberi
dirinya
sendiri. Dia harus mengarahkanku ke sebuah jalan yang harus dilalui bahkan melewatinya,
sang
Hanya Tuhan yang tahu bagaimana seseorang dapat mengatakan hal seperti itu! Aku
tidak memaksudkannya dengan tidak ramah, aku tidak pernah memiliki firasat apa pun
mengenai malapetaka. Aku telah mengucapkan sesuatu yang pada momen keluarnya pun
tidak
kusadari penuh; aku harus berlindung dari godaan atas ucapan kecil, sedikit humoris, sedikit
keji, dan itu berubah menjadi sesuatu yang penuh takdir. Aku telah melakukan sebuah sikap
kasar sedikit tanpa pertimbangan, dan untuknya itu menjadi sebuah penghakiman.
Oh, betapa aku berharap pada saat itu dia akan marah, membela dirinya sendiri,
berteriak padaku! Dia tidak melakukan satu pun dari itu; aku harus melakukannya semua
untuk
diriku sendiri, dalam benakku sendiri. Dia akan tersenyum jika dia telah dapat melakukannya.
Halaman 16 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
Ketidakmampuannya untuk melakukan menunjukkan dengan sangat jelas betapa dalam aku
telah melukainya.
Dan dengan menerimanya dalam diam hantaman yang aku, pengikutnya dan muridnya
yang tidak tahu berterima kasih, harus berurusan dengannya; dengan tetap diam dan
mengindikasikan bahwa aku benar; dengan mengakui perkataanku sebagai suara dari takdir,
Pistorius membuatku membenci diriku sendiri, dia membuat sikap tanpa pertimbanganku
ribuan kali lebih buruk. Ketika aku terpaku, aku pikir aku sedang menghantam seorang pria
kuat yang mampu membela dirinya sendiri—tapi itu adalah seorang pria pendiam dan
tersiksa,
Untuk sesaat kami tetap berbaring di depan api yang telah padam, di dalam setiap figur
membahagiakan, indah dan menambahkan lebih banyak hutang kewajiban pada Pistorius.
Akhirnya aku tak dapat bertahan lebih lama. Aku berdiri dan pergi. Untuk sesaat aku berdiri
di
depan pintu kamarnya; untuk sesaat, di atas tangga yang suram; untuk sesaat bahkan di depan
rumah tersebut, menantinya untuk datang dan mengikutiku. Kemudian aku lanjut berjalan,
berjalan untuk berjam-jam, melewati kota dan pinggiran kota, taman, dan hutannya, hingga
malam. Dan kemudian, untuk pertama kali, aku merasakan tanda Kain di dahiku.
Hanya ketika perlahan-lahan aku mulai merenungkan mengenai apa yang terjadi.
Semua pemikiranku memiliki keinginan untuk menuduh diriku dan membela Pistorius. Dan
mereka semua berakhir dengan kebalikan. Ribuan kali aku siap untuk menyesali perkataan
gegabahku dan mengambilnya kembal—tapi bagaimana pun mereka itu benar. Hanya di
kemudian hari aku berhasil memahami Pistorius, dalam membangun keseluruhan mimpinya
di
depan mataku. Mimpi itu adalah menjadi seorang imam, untuk menyatakan agama baru,
untuk
menawarkan bentuk baru dari kemajuan rohaniah, cinta, dan penyembahan, untuk
menetapkan simbol-simbol baru. Tapi itu di luar kekuatannya. Itu bukan kedudukannya. Dia
merenungi dengan penuh kasih mengenai masa lalu, pengetahuannya mengenai apa yang
telah terjadi terlalu tepat, dia tahu terlalu banyak mengenai Mesir, India, Mithra, Abraxas.
Cintanya diikatkan pada gambaran-gambaran yang dunia telah lihat, dan pada waktu yang
sama dia dengan pasti tahu di dalam benaknya bahwa semua hal-hal baru itu harus menjadi
baru dan berbeda, bahkan mereka harus mengalir keluar dari tanah yang segar dan tidak
ditarik
dari koleksi-koleksi dan perpustakaan-perpustakaan, seakan berasal dari sebuah sumur tua.
Kedudukannya, mungkin, adalah untuk membimbing orang-orang kepada diri mereka sendiri,
Halaman 17 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
seperti yang dia lakukan untukku. Untuk memberi mereka sesuatu yang tidak diketahui,
dewa- dewa baru mereka, bukanlah kedudukannya.
Dan pada poin tersebut sebuah realisasi tiba-tiba membakarku seperti sebuah api yang
berkobar. Untuk setiap orang ada sebuah “kedudukan”, tapi bukan untuk siapa pun adalah
sesuatu yang dia diizinkan untuk memilih untuk dirinya sendiri, untuk memberi arti, dan
untuk
memenuhinya berdasarkan keinginannya sendiri. Itu adalah salah untuk menginginkan dewa-
dewa baru. Itu sungguh salah untuk mencoba dan memberi dunia apa pun! Tidak ada
kewajiban untuk menyadarkan orang-orang, tidak, tidak, selain ini: untuk mencari diri
mereka
sendiri, untuk menjadi semacam diri mereka sendiri, untuk meraba-raba ke depan di atas
jalan
mereka sendiri, di mana pun itu akan menuju.—Aku terpengaruhi dengan dalam oleh itu, dan
untukku itu adalah keuntungan dari pengalaman tersebut. Aku sering bermain dengan
gambaran-gambaran akan masa depan, aku memiliki mimpi akan peran-peran yang mungkin
memiliki makna untukku, sebagai seorang penyair, mungkin sebagai seorang peramal, atau
mungkin seorang pelukis, atau apa pun lainnya. Itu semua tak berarti. Aku tidak berada untuk
tidak pula aku atau pun siapa pun hadir untuk tujuan tersebut. Semua itu hanya terjadi kepada
seseorang selagi berjalan. Semua orang hanya memiliki satu bakat sesungguhnya; untuk
mencari dirinya sendiri. Membiarkan diri, menyelesaikan sebagai seorang penyair atau
seseorang yang gila, sebagai seorang peramal atau seorang penjahat—itu bukan urusannya;
dalam perjalanan yang panjang, itu tidak berhubungan. Urusannya adalah untuk menemukan
takdirnya sendiri, bukan hanya sekadar takdir apa pun, dan untuk menjalaninya dengan penuh
dan tak terbagikan. Hal lainnya hanyalah sebuah perhitungan sebagian, usaha untuk
melarikan
diri, sebuah jalan kembali kepada ideal dari kelompok, sebuah adaptasi, ketakutan akan
kodratnya sendiri. Kengerian dan kesucian, gambaran baru bangkit di hadapanku; aku dapat
merasakannya ratusan kali, mungkin aku telah melafalkannya, tapi sekarang aku sedang
mengalaminya untuk pertama kali. Aku adalah perjudian dari kodrat, sebuah lemparan dadu
ke dalam sebuah dunia yang tidak pasti, menuju mungkin pada sesuatu yang baru, mungkin
tidak pada apa pun; dan untuk membiarkan lemparan dari kedalaman purba ini mengambil
dampak, untuk merasakan tekadnya di dalam diriku dan mengadopsinya sepenuhnya sebagai
tekadku sendiri: itu sendiri merupakan bakatku. Itu saja!
Aku telah mengalami begitu banyak kesepian. Sekarang aku merasakan bahwa
kesepian yang lebih dalam itu ada dan itu tidak dapat dihindari.
Halaman 18 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
Aku tidak melakukan usaha untuk memperbaiki hal dengan Pistorius. Kami tetap
menjadi teman, tapi hubungan kami berubah. Sekali kami pernah berbincang mengenainya;
sesungguhnya, itu hanya dia yang melakukannya. Dia berkata: “Aku memiliki keinginan
untuk
menjadi imam dari agama baru yang kita firasatkan. Aku tidak akan pernah sanggup untuk
melakukannya –aku tahu itu, dan aku sudah mengetahuinya sejak lama, meskipun aku tidak
pernah sepenuhnya mengakui itu pada diriku. Ya, aku akan melakukan kewajiban keimaman
yang lain, mungkin dengan sebagai pemain organ, mungkin dengan cara lain. Tapi aku harus
selalu dikelilingi oleh sesuatu yang kurasa indah dan suci, musik organ, penyembahan
misteri,
simbol dan mitos; aku perlu itu dan aku tidak akan menyerah atasnya. –itu adalah
kelemahanku. Karena aku tahu pada saat ini, Sinclair, aku tahu sesekali bahwa aku tidak
boleh
memiliki keinginan semacam ini, itu mewakili sebuah kemewahan dan kelemahan. Itu akan
menjadi lebih mewah, itu akan menjadi lebih pantas, jika aku dengan sederhana meletakkan
diriku pada pembuangan nasib, tidak melakukan tuntutan apa pun. Tapi aku tidak bisa; itu
adalah hal satu-satunya yang tak dapat kulakukan. Mungkin kau dapat melakukannya suatu
hari. Itu sulit, itu adalah hal tersulit satu-satunya yang ada, teman mudaku. Aku sering
memimpikannya, tapi aku tidak dapat melakukannya, itu menakutkanku: aku tidak dapat
bertahan di sana begitu telanjang dan sendiri; aku, pun, seekor anjing miskin, lemah, dan
akan
sering kali ingin merasakan kedekatan dengan jenisnya sendiri. Orang yang sungguh-sungguh
tidak menginginkan apa pun kecuali takdirnya tidak lagi memiliki orang lain dari jenisnya;
dia
berdiri sepenuhnya sendiri dan hanya memiliki dinginnya ruang luar di sekitarnya. Kau tahu,
itu adalah Yesus di dalam Taman Getsemani. Ada banyak martir yang dengan senang hati
membiarkan dirinya untuk disalibkan, tapi meskipun mereka bukanlah pahlawan dan bukan
penyelamat; meskipun mereka menginginkan sesuatu yang mereka telah cintai, itu adalah
tidak asing bagi mereka dari rumah; mereka memiliki contoh untuk diikuti, mereka memiliki
ideal. Orang yang tidak menginginkan apa pun tapi takdirnya tidak lagi memiliki model atau
pun ideal, tidak ada yang sayang untuknya, tidak ada yang menghiburnya! Dan itu adalah
jalan
yang tepat untuk diikuti. Orang semacammu dan aku adalah yang sangat kesepian, itu benar,
tapi kita masih memiliki satu sama lain, kita punya kepuasan rahasia untuk menjadi berbeda,
untuk memberontak, untuk mengharapkan yang tidak biasa. Itu, pula, harus disingkirkan di
pinggir jalan jika seseorang ingin mengikuti jalannya hingga akhir. Dia bahkan tidak boleh
menginginkan untuk menjadi pencetus revolusi, seorang panutan, atau seorang martir. Itu
melampaui bayangan—“
Halaman 19 dari 19
TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
Ya, itu melampaui bayangan. Tapi itu dapat dimimpikan, itu dapat dinanti, itu dapat
dirasakan. Sesekali aku terjalin dengannya ketika aku menemukan sejam penuh ketenangan.
Kemudian aku melihat ke dalam diri dan kepada gambaran penuh takdir dengan mata terbuka
lebar. Mereka bisa menjadi penuh kebijaksanaan, mereka bisa jadi penuh kegilaan, mereka
dapat menguarkan cinta atau kebencian mendalam, itu tidak membuat perbedaan. Seseorang
tidak diperbolehkan untuk memilih satu pun dari itu, dia tidak diperbolehkan untuk
menginginkan apa pun. Dia hanya diperbolehkan untuk menginginkan dirinya sendiri,
takdirnya
sendiri. Pistorius telah membantuku sebagai penunjuk jalan dari jalanan yang melebar yang
Pada hari-hari itu aku berlarian seperti orang buta; sebuah badai meraung di dalamku,
setiap langkah yang kuambil mengeja bahaya. Aku tidak melihat apa pun selain kegelapan
terjal
di depanku, yang mana semua jalan yang telah kuambil sebelumnya berangsur habis dan
tenggelam. Dan di dalam benakku aku melihat gambaran dari penunjuk jalan yang mirip
Aku menulis pada secarik kertas: “Seorang penunjuk jalan telah meninggalkanku. Aku
dalam kegelapan sepenuhnya. Aku tidak dapat mengambil langkah sendiri. Bantu aku!”
Aku ingin mengirimkannya pada Demian. Tapi aku tidak melakukannya; setiap kali aku
ingin, dia terlihat sangat konyol dan tidak bermakna. Tapi aku tahu bahwa itu adalah doa
singkat dari hati dan sering mengucapkannya kepada diriku sendiri. Dia menemaniku
sepanjang
**
selama liburan musim panas, ayahku mendapat ide tersebut dan kemudian aku akan pergi ke
universitas. Ke fakultas mana, aku tidak tahu. Aku menghadiri satu semester di fakultas
filsafat.
Aku akan dapat menjadi hanya sepuas itu dengan yang lain.
CHAPTER ENAM.pdf
Halaman 19 dari 19