Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REVIEW

HIDROLOGI

DISUSUN OLEH:

Nama : Aida Maharani

NIM : 3213131018

Kelas : Geografi C 2021

Mata Kuliah : Hidrologi

Dosen Pengampu : Drs. Nahor Simanungkalit, M.Si.

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
anugerah yang selalu diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas critical book
review ini.

Dalam menyelesaikan tugas ini, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak
dosen yang bersangkutan yang telah memberikan banyak bimbingan kepada saya selama proses
pembelajaran mata kuliah ini.

Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya
meminta maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan dan penyusunan laporan ini. Saya juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan kita semua.

Medan, 8 April 2022

Aida Maharani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Penulisam CBR ............................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penulisan CBR .......................................................................................................... 1

1.3 Manfaat Penulisan Critical Book Review ............................................................................. 1

1.4 Identitas Buku ....................................................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ................................................................................................ 3

2.1 Buku Utama........................................................................................................................... 3

2.2 Buku Pembanding ............................................................................................................... 13

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................... 20

3.1 Buku Utama......................................................................................................................... 20

3.2 Buku Pembanding ............................................................................................................... 20

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................... 21

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 21

4.2 Saran .................................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisam CBR


Critical book review adalah kritik dan kegiatan membandingkan dua buku sebagai
referensi. Didalam setiap buku yang ditulis oleh penulis pastinya memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing. Melalui tugas critical book review diharapkan mahasiswa dapat
memperdalam materi mengenai Hidrologi.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


Tujuan penulisan critical book review ialah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Mtereologi dan Klimatologi, untuk mengetahui perbedaan dari buku yang di review melalui
kelebihan dan kekurangan pada buku, untuk menambah referensi pada mata kuliah Hidrologi.

1.3 Manfaat Penulisan Critical Book Review


Manfaat penulisan CBR ialah mampu melatih membaca dan berfikir, dan agar mampu
membandingkan serta melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing buku.

1.4 Identitas Buku


Buku Utama

Judul Buku : Hidrologi Untuk Pengairan

ISBN : 979-408-108-6

Penulis : Suryono Dan Kensaku

Penerbit : PT. Pradnya Paramita

Tahun Terbit : 2004

Tebal Buku :-

1
Buku Pembanding

Judul Buku : Pengantar Hidrologi

ISBN :-

Penulis : Annisa Dan Irma

Penerbit : AURA

Tahun Terbit : 2020

Tebal Buku :-

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Buku Utama


BAB 1. SIRKULASI AIR (Siklus Hidrologi)

A. Sirkulasi air di bumi

Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km3 air: 97,5% adalah air laut, 1,75\
berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya.
Hanya 0,001 f berbentuk uap di udara. Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi +
penguapan, presipitasi dan pengaliran keluar (outflow). Air menguap ke udara dari permukaan
tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh
sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan. Sebelum tiba ke permukaan bumi
sebagian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidak semua bagian
hujan yang jatuh ke permukaan bumi mencapai permukaan tanah.

Sebagian akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan di mana sebagian akan menguap dan sebagian
lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan-dahan ke permukaan tanah.

Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah (inflitrasi).
Bagian lain yang merupakan kelebihan akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian
mengalir ke daerah-daerah yang rendah, masuk ke sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Tidak
semua butir air yang mengalir akan tiba ke laut. Dalam perjalanan ke laut sebagian akan menguap
dan kembali ke udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah keluar kembali segera ke sungai-
sungai (disebut aliran intra : interflow). Tetapi sebagian besar akan tersimpan sebagai air tanah
(groundwater) yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaan
tanah di daerah- daerah yang rendah (disebut groundwater runnof: limpasan air tanah).

Jadi sungai itu mengumpulkan 3 jenis limpasan, yakni limpasan permukaan (surfuce runof),
aliran intra(interfiow) dan limpasan air tanah(groundwater runoff)yang akhirnya akan mengalir ke
laut. Singkatnya ialah: uap dari laut dihembus ke atas daratan (kecuali bagian yang telah jatuh
sebagai presipitasi ke laut), jatuh ke daratan sebagai presipitasi (sebagian jatuh langsung ke sungai-
sungai dan mengalir langsung ke laut). Sebagian dari hujan atau salju yang jatuh di daratan

3
menguap dan meningkatkan kadar uap di atas daratan. Bagian yang lain mengalir ke sungai dan
akhirinya ke laut.

B. Sirkulasi air/Siklus Hidrologi dan Neraca air (water balance)

Dalam proses sirkulasi air, penjelasan mengenai hubungan antara aliran ke dalam (inflow) dan
aliran keluar (outfiow) di suatu daerah untuk suatu periode tertentu disebut neraca air (watu
balance). Umumnya terdapat hubungan keseimbangan sebagai berikut:

P= D+E+G+M

dimana:

P: presipitasi D: debit

E: evapotranspirasi

G: penambahan (supply) air tanah

M: penambahan kadar kelembaban tanah (moisture content).

C. Sifat-sifat air

Air berubah ke dalam tiga bentuk/sifat menurut waktu dan tempat, yakni air sebagai bahan
padat, air sebagai cairan dan air sebagai uap seperti gas. Keadaan-keadaan ini kelihatannya adalah
keadaan alamiah biasa karena selalu kelihatan demikian. Tetapi sebenarnya keadaan-
keadaan/sifat-sifat ini adalah keadaan yang aneh di antara seluruh benda- benda. Tidak ada suatu
benda yang berubah ke dalam tiga sifat dengan suhu dan tekanan yang terjadi dalam hidup kita
sehari-hari.

Umumnya benda menjadi kecil jika suhu menjadi rendah. Tetapi air mempunyai volume yang
minimum pada suhu 4°C. Lebih rendah dari 4°C, volume air itu menjadi agak besar. Pada
pembekuan, volume es menjadi 1/11 kali lebih besar dari volume air semula. Mengingat es
mengambang di permukaan air (karena es lebih ringan dari air), maka keseimbangan antara air dan
es dapat dipertahankan oleh pembekuan dan pencairan. Jika es lebih berat dari air, maka es itu
akan tenggelam ke dasar laut atau danau dan makin lama makin menumpuk yang akhirnya akan
menutupi seluruh dunia. Air itu mudah mengembang dan menyusut menurut perubahan suhu.

4
Tetapi volume air hanya berkurang sangat kecil oleh tekanan dari luar. Volume air hanya
berkurang 5/100.000 kali oleh tekanan 1 atmosfir.

BAB 2. METEOROLOGI (Meteorology)

A. Elemen-elemen meteorologi dan pengamatannya


• Presipitasi

(l) Jumlah presipitasi

Presipitasi adalah nama umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam
rangkaian proses siklus hidrologi. Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dengan dalamnya
presipitasi (mm). Salju, hujan es dan lain-lain juga dinyatakan dengan dalamnya (seperti hujan)
sesudah dicairkan. Pertanian dapat diadakan di daerah-daerah yang mendapat presipitasi tahunan
lebih dari 450 mm. Jika presipitasi kurang dari 300 mm, maka pertanian hanya mungkin diadakan
di bagian-bagian daerah yang dapat dibantu dengan air sungai.

(2) Intensitas curah hujan

Derajat curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan dalam suatu satuan
waktu dan disebut intensitas curah hujan. Biasanya satuan yang digunakan adalah mm/jam.

Jadi intensitas curah hujan berarti jumlah presipitasi/curah hujan dalam waktu relatif
singkat (biasanya dalam waktu 2 jam). Intensitas curah hujan ini dapat diperoleh/dibaca dari
kemiringan kurva (tangens kurva) yang dicatat oleh alat ukur curah hujan otomatis.

(3) Ukuran butir hujan dan kecepatan jatuhnya

Ukuran butir-butir hujan adalah berjenis-jenis. Nama dari butir hujan tergantung dari
ukurannya. Dalam meteorologi, butir hujan dengan diameter lebih dari 0,5 mm disebut hujan dan
diameter antara 0,50 - 0,1 mm disebut gerimis (drizzle). Makin besar ukuran butir hujan itu, makin
besar kecepatan jatuhnya. Kecepatan yang maksimum adalah kira-kira 9,2mm/det.

(4) Hubungan antara topografi dan hujan

Umumnya curah hujan di daerah pegunungan adalah lebih dari di dataran. Mengenai
hubungan antara arah angin dan curah hujan dapat dikemukakan bahwa arah angin yang

5
menyebabkan hujan biasanya tetap di tiap wilayah. Umumnya, hujan kebanyakan jatuh di bagian
lereng yang menghadap arah angin dan sebagian kecil jatuh di lereng belakang.

(5) Pengamatan curah hujan

Pengamatan curah hujan dilakukan oleh alat ukur curah hujan. Ada 2 jenis alat yang
digunakan untuk pengamatan, yakni jenis biasa dan jenis otomatis.

• Penguapan/evaporasi (evaporation)

(l) Peristiwa penguapan dan jumlah penguapan

Peristiwa air atau es menjadi uap dan naik ke udara disebut penguapan dan berlangsung
tidak berhenti-henti dari permukaan air, permukaan tanah, padang rumput, persawahan, hutan dan
lain-lain. Penguapan ini terjadi pada tiap keadaan suhu, sampai udara di atas permukaan menjadi
jenuh dengan uap. Tetapi kecepatan dan jumlah penguapan tergantung dari suhu, kelembaban,
kecepatan angin dan tekanan atmosfir.

(2) Pengamatan penguapan

(a) Alat ukur penguapan di Jepang. Alat ukur penguapan yang digunakan di Jepang bedalah sebuah
panci silinder tembaga dengan diameter 20 cm dan dalamnya 10 cm yang bagian dalamnya dilapis
dengan timah.

(b) Alat ukur penguapan standar di u.s.A.: Alat ini adalah alat yang besar (panci penguapan)
dengan diameter 122 cm(4 ft) dan dalamnya 25.4 cm (10")

(c) Alat ukur penguapan dengan anyaman kawat: Untuk mendapatkan jumlah penguapan yang
sama bagi permukaan yang luas, maka telah diusahakan/dicoba dengan menghalang-halangi
sebagian tenaga panas matahari dengan anyaman kawat l/4 inch yang menutup alat ukur itu.

• Faktor-faktor meteorologi yang lain


(1) Angin

Angin adalah arah dari mana angin bertiup. Untuk lingkaran arah angin ini digunakan
lingkaran arah angin dan pencatat angin. Untuk penentuan angin biasanya digunakan sebuah panah
dengan pelat pengarah arah panah ini dihubungkan ke lingkaran arah angin sehingga pergerakan
arah angin dapat segera diikuti.

6
(2) Tekanan atmosfir

Tekanan udara satuan adalah tekanan gaya 1.000 dyne pada bidang seluas I cm² dan disebut I
millibar (mb).

(3) Penyinaran matahari

Lamanya penyinaran matahari, sering diukur dengan alat ukur sinar matahari Jordan. Lamanya
penyinaran itu dapat diketahui, karena sinar matahari yang masuk ke alat melalui sebuah lubang
yang kecil, tercatat pada sebuah kertas yang pekak dalam alat itu.

B. Cuaca dan pertanian


• Cuaca dan hasil pertanian

Keadaan cuaca adalah salah satu dari syarat-syarat yang penting untuk pengelolaan pertanian.
Tanaman tidak dapat bertahan dalam keadaan cuaca yang buruk. Jika dapat bertahan, maka tidak
dapat diharapkan panen yang berlebihan. Dengan memperhatikan keadaan cuaca dan cara
pemanfaatannya, maka dapat dilaksanakan penanaman tanaman yang tepat untuk periode yang
tepat dan yang sesuai dengan keadaan tanah. Cuaca dapat digunakan untuk rasionalisasi pemberian
pupuk, menghindarkan kerusakan-kerusakan akibat penyakit, serangga, dan pemberian bahan-
bahan kimia pembersihan rumput-rumputan. Demikian pula pemanfaatan sebaik-baiknya cuaca
mikro, karena dengan pengontrolan cuaca ini, dapat diperoleh hasil pertanian yang baik. Faktor-
faktor cuaca yang penting untuk pertanian adalah jumlah jam penyinaran matahari dan radiasi
matahari. Jumlah jam penyinaran matahari menentukan tingkat pembungaan tanaman dan radiasi
matahari menentukan kenaikan suhu.

Suhu itu mempengaruhi tingkat-tingkat pertumbuhan permulaan, pembungaan,


pembuahan dan panen tanaman.

• Cuaca dan rancangan irigasi (irrigation plan)


(1) Kebutuhan data meteorologi dan data hidrologi

Untuk menetapkan rancangan irigasi, diperlukan survey dan penyelidikan berturut- turut
sebagai berikut:

(a) Data meteorologi: Untuk penentuan tahun/periode dasar bagi rancangan irigasi harus
dikumpulkan data curah hujan dengan jangka waktu yang sepanjang mungkin, curah hujan efektif,
7
banyaknya hari-hari kering untuk perioda irigasi dan lain-lain. Di samping data curah hujan,
diperlukan juga penyelidikan evapotranspirasi, kecepatan angin, arah angin, suhu udara, jumlah
jam penyinaran matahari, kelembaban dan lain-lain.

(b) Penyelidikan debit sungai: Data hidrologi dari sungai yang menjadi sumber utama air untuk
irigasi harus diselidiki/dikumpulkan selama lebih dari 10 tahun, terutama data debit air
biasa/normal, debit air rendah, debit air musim kering dan lain-lain. Data-data tersebut di atas ini
perlu ditetapkan dengan mengadakan pengukuran aliran sungai selama paling kurang I tahun.

(c) Survey air tanah: Jika diperkirakan bahwa air tanah itu dapat dipergunakan sebagai sumber air
untuk irigasi, maka perkiraan variasi bulanan dari volume air tanah yang ada itu harus didahului
oleh survey geologi dan observasi selama setahun dari muka air tanah.

(2) Rancangan irigasi dan curah hujan

Untuk menetapkan rancangan irigasi, maka pertama-tama harus ditentukan luas daerah
irigasi beserta cara irigasi yang direncanakan. Cara irigasi ditentukan oleh jenis tanaman, cara
pengolahan dan lain-lain.

• Curah hujan jangka waktu yang pendek sebagai dasar rancangan pengendalian

Banjir dan drainasi curah hujan yang diperlukan untuk pembuatan rancangan dan rencana
(perhitungan potongan melintang dan lain-lain) yang berdasarkan volume debit (yang disebabkan
oleh curah hujan) dari daerah pengaliran yang kecil seperti perhitungan debit banjir, rencana
peluap suatu bendungan, gorong-gorong melintasi jalan dan saluran, selokan-selokan samping
(side ditches) adalah curah hujan jangka waktu yang pendek dan bukan curah hujan jangka waktu
yang panjang seperti curah hujan tahunan atau bulanan. Makin pendek jangka waktu curah hujan,
makin besar intensitasnya. Hujan itu kadang-kadang berhenti atau menjadi kecil/lemah, jadi jika
jangka waktu curah hujan itu panjang, maka intensitasnya kecil.

BAB 3. CURAH HUJAN

A. Distribusi curah hujan


• Distribusi curah hujan wilayah/daerah (regional distribution)

8
Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan
rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan,
bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah/daerah
dan dinyatakan dalam mm.

• Distribusi curah hujan dalam sesuatu jangka waktu

Hal yang penting dalam pembuatan rancangan dan rencana adalah distribusi curah hujan.
Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan jangka waktu yang ditinjau yakni curah
hujan tahunan (jumlah curah hujan dalam setahun), curah hujan bulanan (jumlah curah hujan
sebulan), curah hujan harian (jumlah curah hujan 24 jam), curah hujan perjam. Harga-harga yang
diperoleh ini dapat digunakan untuk menentukan prospek dikemudian hari dan akhirnya untuk
perancangan sesuai dengan tujuan yang dimaksud.

B. Curah hujan dan perioda ulangnya


• Frekwensi curah hujan

Cara perkiraan untuk mendapatkan frekwensi kejadian curah hujan dengan intensitas tertentu
yang digunakan dalam perhitungan pengendalian banjir, rancangan drainasi dan lain- lain adalah
hanya dengan menggunakan data pengamatan yang lalu. Jika data pada sebuah titik pengamatan
itu lebih dari 20 tahun, maka frekwensi atau perkiraan data hidrologi itu dapat diperoleh dengan
cara perhitungan kemungkinan tersebut di bawah ini.

Perhitungan frekwensi ini adalah cara seperti yang digunakan di Amerika Serikat, yakni cara
tahun-stasiun (station-year method) yang menjumlahkan banyaknya titik-titik pengamatan dengan
banyaknya tahun-tahun pengamatan. Cara ini memperkirakan frekwensi dengan menjumlahkan
banyaknya tahun pengamatan pada titik-titik pengamatan dalam daerah itu. Umpamanya jika
terdapat data selama 20 tahun pada setiap l0 titik pengamatan, maka dianggap bahwa harga
maksimum dari data-data ini mempunyai frekwensi sekali dalam 10 x 20: 200 tahun, yang kedua
(maksimum) sekali dalam 200 x ll2:100 tahun dan yang ketiga (maksimum) sekali dalam 200 x
113: 67 tahun.

Cara ini adalah cara yang paling sederhana, tanpa penyelesaian secara statistik. Penerapan cara
ini dapat diadakan untuk daerah yang mempunyai kondisi meteorologi yang sama, bukan seperti
daerah pegunungan.

9
• Kemungkinan terlampau dan kemungkinan tak terlampau (probability of exceedance and
non-exceedance)

Kemungkinan W(x,) data hidrologi (curah hujan, debit dan lain-lain) (x) melampaui suatu
harga tertentu (x,), disebut kemungkinan terlampau dari (x,), dan kemungkinan S(x) data (x) tidak
melampaui suatu nilai tertentu (x,), disebut kemungkinan tidak terlampau dari (x,).

• Perioda ulang(return period)

Jika laju suatu data hidrologi (x) mencapai sesuatu harga tertentu (x,) atau kurang dari (x)
diperkirakan terjadi sekali dalam f tahun, maka T tahun ini dianggap sebagai perioda ulang dari
(xJ. (xJ ini disebut data dengan kemungkinan tahun (Jika data itu berupa data curah hujan harian,
maka disebut curah hujan harian kemungkinan I tahun).

C. Pengolahan data curah hujan

Di sini cara pengolahan data curah hujan akan dikemukakan tahap demi tahap meskipun
pengolahan data curah hujan yang diperlukan untuk perhitungan limpasan.

• Cara merubah curah hujan menjadi intensitas curah hujan

Data curah hujan dalam suatu waktu tertentu (beberapa menit) yang tercatat pada kertas alat
otomatis dapat dirubah menjadi intensitas curah hujan per jam. Umpamanya untuk merubah curah
hujan 5 menit menjadi intensitas curah hujan per jam, maka curah hujan ini harus dikalikan dengan
60/5. Demikian pula curah hujan 10 menit, dikalikan dengan 60/10.

• Curah huian rata-rata dan daerah yang bersangkutan

Meskipun cara yang terbaik belum diketahui, umumnya untuk menghitung curah hujan daerah
dapat digunakan standar luas daerah sebagai berikut:

a. Daerah dengan luas 250 ha yang mempunyai variasi topografi yang kecil, dapat diwakili
oleh sebuah alat ukur curah hujan.
b. Untuk daerah antara 250 ha-50.000 ha dengan 2 ataa 3 titik pengamatan, dapat digunakan
cara tata-rata.
• Kurva Massa (Mass curve)

10
Kurva massa adalah kurva hubungan antara curah hujan akumulatif dengan waktu. Curah hujan
daerah pada suatu waktu tertentu dalam daerah yang bersangkutan, dapat ditentukan dari kurva
massa ini. Jika di daerah yang bersangkutan terdapat beberapa buah pos pengamatan curah hujan,
maka kesalahan-kesalahan pengamatan dapatdiketahui dari bentuk kurva massa pos-pos tersebut
yang digambar bersama-sama pada sebuah sistem koordinat. Dari kurva massa dapat ditentukan
juga sifat curah hujan yang terjadi apakah hujan deras atau lain- lain.

• Kurva dalam daerah (Depth-area curve)

Curah hujan daerah berbeda-beda, tergantung dari luas daerah yang bersangkutan. Makin besar
daerah itu, makin kecil curah hujan daerah yang diperhitungkan. Diagram yang menunjukkan
hubungan itu disebut kurva dalam daerah.

BAB 4. EVAPORASI (PENGUAPAN) DAN EVAPOTRANSPIRASI

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi adalah suhu air, suhu udara
(atmosfir), kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari dan lain-lain yang saling
berhubungan satu dengan yang lain. Pada waktu pengukuran evaporasi, maka kondisi/keadaan
ketika itu harus diperhatikan, mengingat faktor itu sangat dipengaruhi oleh perubahan Iingkungan.
Kondisi-kondisi itu tidak merata di seluruh daerah. Umpamanya di bagian yang satu disinari
matahari, di bagian yang lain berawan.

B. Pengukuran banyaknya evaporasi dengan panci evaporasi (evaporation pan)

Panci evaporasi itu terbuat dari pelat tembaga dengan diameter 20 cm dan dalam 10 cm. Tepi
atasnya (mulutnya) tajam seperti pisau seperti terlihat pada Gbr. 2-7. Panci ini diisi dengan air
jernih sedalam 20 mm (628 cm3) yang diukur dengan Silinder pengukur dan dibiarkan selama I
hari. Pengukuran diadakan keesokan harinya dan selisihnya menunjukkan banyaknya penguapan
yang terjadi. Banyaknya evaporasi : Air yang dituangkan 1 curah hujan (Jika ada) Air yang sisa
keesokan harinya: luas (314 cm2). Satuan evaporasi adalah mm/hari.

C. Evapotranspirasi

Transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah bersama-sama disebut evapotranspirasi atau
kebutuhan air (consumptive-use). Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka

11
evapotranspirasi itu disebut evapotranspirasi-potensial. Mengingatfaktor-faktor yang
mempengaruhi evapotranspirasi itu lebih banyak dan lebih sulit dari pada faktor-faktor yang
mempengaruhi evaporasi maka banyaknya evapotranspirasi tidak dapat diperkirakan dengan teliti.
Akan tetapi evapotranspirasi adalah faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana
irigasi dan merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi. Oleh sebab itu maka telah
banyak jenis cara penentuannya yang telah diadakan antara lain cara dengan mempergunakan
rumus-rumus perhitungan, cara pengukuran dengan menggunakan lysimeter, cara perkiraan
dengan banyaknya evaporasi dari panci evaporasi dan lain-lain.

D. Pengukuran eyapotranspirasi dengan lysimeter

Pengukuran evapotranspirasi potensial melalui tanaman dan dari tanah dilakukan dengan
evapotranspirometer. Permukaan tangki tanah yang ditutup dengan tanaman disiram dengan air
secukupnya dan volume air yang merembes keluar dari dasar tangki diukur. Selisih antara air yang
dituangkan dan air yang keluar adalah evapotranspirasi potensial pada jangka waktu pengukuran.
Dapat dimengerti bahwa jika air yang terdapat di dalam tanah tidak cukup, maka banyaknya
evapotranspirasi adalah lebih kecil dari Evapotranspirasi potensial.

BAB 5 INFILTRASI

Curah hujan yang mencapai permukaan tanah akan bergerak sebagai limpasan permukaan
atau inflltrasi. Hal ini tergantung dari besar kecilnya intensitas curah hujan terhadap kapasitas
infiltrasi. Air yang menginfiltrasi ke dalam tanah meningkatkan kelembaban tanah atau, terus ke
air tanah. Perbedaan besar dari karakteristik yang berjenis-jenis dari debit sungai, tergantung dari
kondisi sungai itu. Kondisi daerah pengaliran yang menjadi sumber aliran sungai, sangat
mernpengaruhi stabilitas dan variasi debit sungai. Jika sumber utamanya adalah limpasan
permukaan, maka debit banjir sungai itu sudah tentu besar dan debit air rendah adalah kecil. Jika
daerah pengaliran itu terdiri dari daerah berpasir dengan permeabilitas yang tinggi, dan jika tidak
terdapat lapisan yang impermeabel di atas permukaan air tanah, maka limpasan permukaannya
adalah kecil. Sepanjang tahun dapat diharapkan suatu debit yang agak tetap. Kapasitas yang
mengabsorbsi air hujan ke permukaan air tanah dan memperlambat aliran

12
adalah peristiwa yang penting bagi pengertian aliran sungai. Peristiwa ini di ketemukan mula-
mula oleh Dr. R. E. Horton yang telah mengusulkan theori infiltrasi.Theori ini sekarang merupakan
suatu theori yang penting untuk analisa-analisa hidrologi.

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi

• Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh.
• Kelembaban tanah
• Pemampatan oleh curah hujan
• Penyumbatan oleh bahan-bahan yang halus
• Pemampatan oleh orang dan hewan
• Struktur tanah
• Tumbuh-tumbuhan
• Udara yang terdapat dalam tanah

2.2 Buku Pembanding


BAB 1 PENGANTAR HIDROLOGI

A. Pengertian Hidrologi

Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting di muka bumi. Air dibutuhkan oleh
seluruh makhluk hidup baik oleh manusia, tumbuhan, maupun hewan. Tanpa adanya air dapat
dipastikan tidak akan ada kehidupan. Ilmu yang mempelajari tentang air adalah hidrologi.
Hidrologi berasal dari bahasa Yunani, Hydro = Air, Logia = Ilmu, yang berarti Ilmu Air. Hidrologi
adalah ilmu yang mempelajari air di bumi dalam segala bentukannya baik yang berupa cairan,
padat, dan gas. Lebih lanjut, hidrologi juga mempelajari karakteristik air tersebut, baik sifat-sifat
air, bentuk penyebarannya dan siklus air berlangsung di muka bumi.

Menurut Asdak (1995), hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya
(cairan, gas, padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. Sedangkan Arsyad (2009)
berpendapat bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari proses penambahan, penampungan,
dan kehilangan air di bumi. Besarnya permukaan air di bumi ini tidak terlepas kaitannya dengan
siklus air. Perputaran dan pergerakan air di muka bumi ini dikenal dengan istilah siklus hidrologi.

13
Siklus hidrologi merupakan perputaran air di Bumi, siklus air tidak pernah berhenti dan jumlah air
di permukaan bumi tidak berkurang. Sebaran air di bumi meliputi air laut (97 %), air tawar (3 %).
Air tawar dalam bentuk es dan salju (68,7%), air tanah (30,1%), air permukaan (0,3%) dan lainnya
(0,9%). Air permukaan terdiri dari danau (87%),

lahan basah/rawa (11%), dan sungai (2%).

B. Ruang Lingkup Hidrologi

Ilmu hidrologi merupakan cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan
kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam
bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta
teknik sipil dan teknik lingkungan. Hidrologi merupakan ilmu yang penting. Permasalahan sumber
daya air yang saat ini sering muncul membutuhkan analisis hidrologi dalam mengatasinya.
Asesmen, pengembangan, utilisasi dan manajemen sumber daya air diperlukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Pemahaman ilmu hidrologi akan membantu kita dalam menyelesaikan
problem berupa kekeringan, banjir, perencanaan sumber daya air seperti dalam desain
irigasi/bendungan, pengelolaan daerah aliran sungai, degradasi lahan, sedimentasi dan problem
lain yang terkait dengan kasus kekeairan. Ruang lingkup ilmu hidrologi meliputi
hidrometeorologi, hidrologi air permukaan (limnologi), hidrogeologi, manajemen limbah dan
kualitas air. Cabang ilmu ini menempatkan air sebagai fokus dan memiliki peranan penting. Untuk
lebih jelasnya, cabang ilmu hidrologi antara lain:

• Potamologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang mengalir di permukaan
tanah
• Limnologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang air menggenang di
permukaan tanah.
• Hidrogeologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari air yang terdapat di bawah
permukaan tanah.
• Kriologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang salju dan es.
• Hidrometeorologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang pengaruh aspek
meteorologi terhadap aspek hidrologi.

BAB 2 SIKLUS DAN NERACA AIR

14
A. Siklus Hidrologi

Air secara alami mengalir dari hulu ke hilir, dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih
rendah. Air mengalir diatas permukaan tanah namun air juga mengalir di dalam tanah. Di dalam
lingkungan alam, proses, perubahan ujud, gerakan aliran air (di permukaan tanah, di dalam tanah,
dan di udara) mengikuti suatu siklus keseimbangan yang dikenal dengan siklus hidrologi
(Kodatie,2010). Siklus Hidrologi adalah siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer kebumi
dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Siklus
hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda, yaitu:

• Siklus hidrologi pendek atau yang dikenal juga dengan siklus hidrologi kecil.

Siklus hidrologi kecil ini merupakan siklus yang paling sederhana karena hanya melibatkan
beberapa tahapan saja. Adapun beberapa tahapan yang ada di dalam siklus hidrologi pendek atau
siklus hidrologi kecil ini antara lain sebagai berikut:

1. Sinar matahari mengenai sumber- sumber air di Bumi dan akan membuat sumber
air tersebut menjadi menguap.
2. Karena penguapan tersebut maka terjadi kondensasi sehingga kemudian
membentuk awan yang mengandung uap air.
3. Awan yang mengandung uap air kemudian mengalami kejenuhan dan turunlah
hujan di permukaan laut.
• Siklus sedang

Siklus sedang tentunya memiliki proses yang sedikit lebih panjang daripada siklus
hidrologi pendek. Adapun beberapa tahapan dari siklus hidrologi sedang ini antara lain sebagai
berikut:

1) Matahari menyinari permukaan Bumi termasuk sumber-sumber air (macam-


macam laut, samudera dan launnya), sehingga sumber-sumber air terebut
mengalami penguapan.
2) Kemudian terjadi evaporasi
3) Uap air yang telah terbentuk (hasil pemanasan) bergerak karena tertiup oleh angin
ke darat.
4) Terbentuklah awan akibat dari pemanasan itu tadi.

15
5) Hujan turun di atas permukaan daratan Bumi
6) Air yang turun di daratan akan mengalir ke sungai kemudian mengalir lagi ke laut
untuk kembali mengalami siklus hidrologi.
• Siklus hidrologi panjang atau siklus

Hidrologi besar. Siklus hidrologi panjang atau besar ini memiliki tahapan yang lebih
kompleks daripada dua siklus di atas. Beberapa tahapan dari siklus hidrologi panjang antara lain
sebagai berikut:

1) Matahari menyinari permukaan Bumi termasuk sumber- sumber air (laut, samudera dan
launnya), sehingga sumber- sumber air terebut mengalami penguapan.
2) Kemudian terjadi evaporasi.
3) Kemudian uap air mengalami sublimasi.
4) Uap air yang telah terbentuk dan mengalami sublimasi kemudian menyebabkan
terbentuknya awan yang mengandung kristal-kristal es.
5) Awan yang terbentuk kemudian bergerak ke darat karena tiupan angin.
6) Kemudian terjadilah hujan di atas daratan Bumi
7) Air yang turun di daratan akan mengalir ke sungai kemudian mengalir lagi ke laut untuk
kembali mengalami siklus hidrologi.
B. Pengertian Neraca Air (water balance)

Neraca air atau water balance merupakan bagian dari keilmuan hidrogeometeorologi yang
menggambarkan hubungan antara inflow (aliran masuk) dengan outflow (aliran keluar) pada suatu
wilayah selama periode tertentu. Dalam perhitungannya, neraca air dapat menggambarkan curah
hujan yang tertampung dalam daerah recharge, penguapan kembali sebagai evapotranspirasi, air
yang megalir di permukaan sebagai surface direct run off maupun infiltrasi air tanah. Neraca air
memegang peranan sangat penting dalam ilmu kerekayasaan terutama rekayasa teknik sipil bidang
infrastruktur air seperti irigasi (Rinaldi,2015).

Komponen neraca air meliputi kapasitas menyimpan air (jumlah ruang pori) Infiltrasi, Run off,
Evapotranspirasi, Curah hujan jenis vegetasi). Dalam konsep siklus hidrologi bahwa jumlah air di
suatu luasan tertentu di permukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang masuk (input) dan
keluar (output) pada jangka waktu tertentu. Semakin cepat siklus hidrologi terjadi maka tingkat
neraca air nya semakin dinamis. Kesetimbangan air dalam suatu sistem tanah-tanaman dapat
16
digambarkan melalui sejumlah proses aliran air yang kejadiannya berlangsung dalam satuan waktu
yang berbeda-beda. Bentuk umum persamaan water balance (Mulya et al. 2013).

P = Ea + ∆GS + TRO

Keterangan :

P = presipitasi (mm)

Ea = evapotranspirasi (mm)

∆GS = perubahan groundwater storage (mm) TRO = total runoff (mm)

Water balance merupakan siklus tertutup yang terjadi untuk suatu kurun waktu pengamatan
tahunan tertentu, dimana tidak teerjadi perubahan groundwater storage atau ∆GS = 0. Artinya awal
penentuan groundwater storage adalah berdasarkan bulan terakhir dalam tinjauan kurun waktu
tahunan tersebut. Sehingga persamaan water balance adalah P = Ea + TRO.

C. Model-Model Neraca Air

Model neraca air cukup banyak, namun yang biasa dikenal terdiri dari tiga model, antara lain:

1. Model Neraca Air Umum

Model ini menggunakan data-data klimatologis dan bermanfaat untuk mengetahui


berlangsungnya bulan-bulan basah (jumlah curah hujan melebihi kehilangan air untuk penguapan
dari permukaan tanah atau evaporasi maupun penguapan dari sistem tanaman atau transpirasi,
penggabungan keduanya dikenal sebagai evapotranspirasi).

2. Model Neraca Air Lahan

Model ini merupakan penggabungan data-data klimatologis dengan data-data tanah terutama
data kadar air pada Kapasitas Lapang (KL), kadar air tanah pada Titik Layu Permanen (TLP), dan
air Tersedia (WHC = Water Holding Capacity). Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang
cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap
gaya tarik gravitasi.

3. Model Neraca Air Tanaman.

17
Model ini merupakan penggabungan data klimatologis, data tanah, dan data tanaman. Neraca
air ini dibuat untuk tujuan hhusus pada jenis tanaman tertentu. Data tanaman yang digunakan
adalah data koefisien tanaman pada komponen keluaran dari neraca air.

BAB 3 PRESIPITASI

A. Pengertian Presipitasi

Presipitasi adalah proses turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut. Air yang turun
bisa berbentuk curah hujan maupun salju tergantung dengan dimana posisi turunnya air tersebut.
Jika di daerah tropis, presipitasi yang terjadi berupa air hujan. Sedangkan jika terjadi di daerah
beriklim sedang, presipitasi dapat berbentuk curah hujan ataupun salju. Mengingat lokasi
Indonesia berada di daerah tropis, maka presipitasi yang terjadi adalah curah hujan. Oleh karena
itu, presipitasi secara umum yang akan dibahas pada bab ini adalah presipitasi curah hujan. Secara
sederhana, agar presipitasi dapat terjadi, kondisi atmosfer harus mendukung 4 hal berikut, yaitu:

1. Kelembaban udara yang cukup


2. Terdapat inti yang cukup untuk pembentukan kondensasi
3. Kondisi udara cukup baik untuk proses penguapan terjadi
4. Awan pembentukan kondensasi harus mencapai bumi
B. Bentuk-Bentuk Presipitasi

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, presipitasi bisa terjadi dalam beberapa bentuk.
Berdasarkan ukurannya, bentuk-bentuk presipitasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Drizzle: Presipitasi yang terdiri dari butir-butir air berdiameter kurang dari 0,02 mm atau
intensitasnya kurang dari 0.04 mm per jam
2. Rain: Presipitasi dengan ukuran butir air lebih besar dari 0,02 mm
3. Glaze: Presipitasi berupa es yang terbentuk dari hujan atau Drizzle yang membeku akibat
kontak dengan lingkungan yang dingin
4. Sleet: Presipitasi terbentuk apabila butir-butir hujan sewaktu jatuh mengalami
pembekuan akibat udara yang dingin
5. Snow: Presipitasi dalam bentuk Kristal es
6. Hail: Presipitasi dalam bentuk bola es dengan diameter lebih dai 0,2 inci.
C. Jenis Hujan

18
Hujan terjadi karena udara basah yang naik ke atmosfer mengalami pendinginan sehingga
terjadi proses kondensasi. Naiknya udara ke atas dapat terjadi secara siklonik, orografis, dan
konvektif. Jenis hujan dibedakan berdasarkan proses terjadinya. Beberapa jenis hujan antara lain :

1. Hujan Konvektif (Convectional Storms)

Pada daerah tropis saat musim kemarau, udara yang berada di dekat permukaan tanah
mengalami pemanasan yang intensif. Pemanasan tersebut menyebabkan kerapatan massa udara
berkurang. Udara basah naik ke atas dan mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan
hujan.

2. Hujan Siklonik (Frontal/Cyclonic Storms)

Jika massa udara panas yang relatif ringan bertemu dengan massa udara dingin yang relatif
berat, maka udara panas tersebut akan bergerak di atas udara dingin. Udara yang bergerak ke atas
mengalami pendinginan akan terjadi kondensasi sehingga membentuk awan dan hujan. Hujan
yang terjadi disebut hujan siklonik, mempunyai sifat tidak terlalu lebat dan berlangsung dalam
waktu lebih lama.

3. Hujan Orografis

Udara lembab yang tertiup angin yang melintasi daerah pegunungan akan naik mengalami
pendinginan, sehingga terbentuk awan dan hujan. Sisi gunung yang dilalui oleh udara, akan banyak
mendapatkan hujan maka disebut lereng hujan. Sisi belakangnya yang dilalui udara kering disebut
lereng bayangan hujan. Daerah tersebut tidak permanen, dapat berubah tergantung musim (arah
angin).

4. Hujan Konvergensi

Hujan ini terjadi karena adanya pertemuan dua massa udara yang tebal dan besar sehingga
udara tersebut naik dan menyebabkan pembentukkan awan lalu hujan.

19
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Buku Utama


• Mengenai bahasa yang digunakan juga dapat dipahami dan dimengerti oleh saya.
• Buku karya Suyono dan Kenshaku dalam materi yang saya kritisi adalah mengenai
hidrologi untuk pengairan. Pemaparan buku ini sangat jelas dan dan terperinci. Buku ini
juga lumayan tebal 229 halaman sehingga saya pembaca, sedikit merasa bosan.
• Dalam buku ini disertakan gambar, tabel dan rumus rumus pendukung terkait materi yang
di sampaikan.
• Pada buku pembanding ini sangat dapat membantu sekali jika digunakan juga sebagai buku
referensi kedua dalam mempelajari konsep geografi pada buku juga disertai dengan gambar
sehingga pembaca tidak merasa bosan dalam membaca buku ini.

3.2 Buku Pembanding


• Mengenai bahasa yang digunakan penulis pada buku utama ini dapat dipahami dan
dimengerti dengan baik.
• Buku ini juga memiliki gambar- gambar terkait materi konsep hidrologi dimana
memudahkan para pembaca untuk mengetahui lebih dalam mengenai konsep hidrologi.
• Mengenai isi materi dalam buku konsep geografi karya Annisa dan Irma. Materi yang
disampaikan cukup bagus dan jelas, kata kata yang disusun menjadi kalimat dalam buku
ini secara lengkap dan dapat dimengerti, dalam memaparkan materi mengenai konsep
hidrologi dalam buku ini dijelaskan secara rinci.
• Mengenai informasi buku sudah cukup lengkap dan dapat mempermudah saya dalam
pengerjaan CBR ini.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hidrologi berasal dari bahasa Yunani, Hydro = Air, Logia = Ilmu, yang berarti Ilmu Air.
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air di bumi dalam segala bentukannya baik yang berupa
cairan, padat, dan gas. Lebih lanjut, hidrologi juga mempelajari karakteristik air tersebut, baik
sifat-sifat air, bentuk penyebarannya dan siklus air berlangsung di muka bumi.

Ruang lingkup ilmu hidrologi meliputi hidrometeorologi, hidrologi air permukaan


(limnologi), hidrogeologi, manajemen limbah dan kualitas air. Cabang ilmu ini menempatkan air
sebagai fokus dan memiliki peranan penting. Siklus Hidrologi adalah siklus air yang tidak pernah
berhenti dari atmosfer kebumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi,
dan transpirasi. Siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda, yaitu:

• Siklus hidrologi pendek atau yang dikenal juga dengan siklus hidrologi kecil
• Siklus sedang
• Siklus Panjang

4. 2 Saran
Saya sadar, bahwa laporan yang saya buat ini belum sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan kritikan oleh pembaca terutama dosen pengampu demi kelengkapan isi
laporan yang saya buat ini. Namun selain itu, saya berharap kritikan agar bisa lebiH melengkapi
kekurangan yang ada pada buku yang saya kritik. Dan mungkin di dalam kritikan saya tersebut
ada salah kata, saya mohon maaf dan saya ucapkan terima kasih.

21
DAFTAR PUSTAKA

Annisa dan Irma. 2020. Pengantar Hidrologi. Lampung: AURA.

Suyono dan Kensaku. 2003. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

22

Anda mungkin juga menyukai