Anda di halaman 1dari 16

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TERAPI RELAKSASI PROGRESIF

Judul SOP :

Terapi Relaksasi Progresif untuk menurunkan kecemasan remaja putri dalam menghadapi
menarche.

1. Tujuan:

Tujuan Terapi Relaksasi Progresif dapat menurunkan ketegangan otot, kecemasan,


meningkatkan gelombang alfa otak ,memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress, terapi
relaksasi ini melatih individu untuk mencapai kondisi relaks dengan demikian dapat
memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik,dan membantu mengontrol diri dan
memfokuskan perhatian sehingga ia dapat mengambil respon yang tepat saat berada dalam
situasi yang menegangkan.

Ruang lingkup:

1) Fungsi
Fungsi Terapi Relaksasi progresif akan menguntungkan atau memiliki manfaat
tertentu dan sangatlah banyak manfaatnya bagi tubuh
Teknik relaksasi progresif dilakukan dengan memusatkan perhatian pada suatu
aktifitas otot, dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan
ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks.
Relaksasi progresif ini sebagai salah satu teknik untuk mengurangi kecemasan dengan
cara menegangkan dan merilekskan otot secara bergantian.
Teknik relaksasi otot progresif dibuktikan mampu membantu mengatasi gangguan
kecemasan. Selain dapat memiliki respon yang tepat, dengan relaksasi akan membuat
individu lebih mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya kecemasan.
Untuk mengatasi berbagai masalah yang berhubungan dengan stres, sakit kepala,
insomnia, mengurangi tingkat kecemasan, mengurangi kemungkinan gangguan yang
berhubungan dengan stres dan mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang
menimbulkan kecemasan.
Relaksasi progresif sebagai metode dalam perlakuan relaksasi menimbulkan
counterconditioning antara sistem saraf parasimpatetis dan sistem saraf otonom yang
fungsinya berlawanan sehingga menimbulkan perasaan lebih tenang dan rileks. Efek
otonomis yang menyertai relaksasi dapat dipakai untuk mengurangi berbagai kecemasan.
Secara fisiologis melalui denyut nadi dan tekanan darah dapat berkurang dengan relaksasi
otot. Selain itu, daya tahan kulit meningkat dan pernafasan menjadi lebih pelan dan
teratur selama relaksasi.
Teknik relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang didasarkan
pada cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis, selain itu ketika otot-otot sudah
dirilekskan maka akan menormalkan kembali fungsi-fungsi organ tubuh. Setelah
seseorang melakukan relaksasi, dapat membantu tubuh menjadi rileks, dengan demikian
dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik. Membantu individu untuk dapat
mengontrol diri dan memfokuskan perhatian sehingga dapat mengambil respon yang
tepat saat berada dalam situasi yang menegangkan.
2) Daerah Kerja
Daerah kerja pada terapi ini dilakukan pada anak remaja putri yang mengalami
menarche atau menstruasi pertama kali yang sedang menginjak dewasa anatar usia 9
tahun -11 tahun agar siap dalam menghadapi menarche dan dapat mengatasinya.
3) Personil
Latihan Terapi Relaksasi Progresif ini dilakukan pada anak remaja putri yang
membutuhkan informasi dan pengetahuan tentang menarche agar siap dalam
mengatasinya dan tidak menjadi sebuah kecemasan dalam menarche atau saat menstruasi
pertama kali.

2. Referensi :

Referensi ini didapat pada 1 jurnal, yaitu :

Jumrotin, Suroso, Tatik Meiyuntariningsih.2018.Terapi Relaksasi Progresif Untuk


Menurunkan Kecemasan Siswi Dalam Menghadapi Menarche. Jurnal Psikologi Indonesia.
ISSN 2301-5985.Volume 7.Nomor 1
Menurut jurnal ini bahwa terapi relaksasi progresif pada remaja putri sangat dibutuhkan agar
mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya kecemasan dan mampu mengatasi
masalah lain seperti sakit kepala, insomnia, dan mengurangi kemungkinan gangguan yang
berhubungan dengan stres dan mengontrol anticipatory anxiety.

3. Definisi :

Terapi relaksasi progresif merupakan terapi yang terfokus untuk mempertahankan


kondisi relaksasi yang dalam yang melibatkan kontraksi dan relaksasi berbagai kelompok
otot mulai dari kaki kearah atas atau dari kepala ke arah bawah, dengan cara ini maka akan
disadari dimana otot itu akan berada dan dalam hal ini akan meningkatkan kesadaran
terhadap respon otot tubuh (Murniati, ririn isma, 2020).

Tehnik relaksasi progresif dapat mengurangi nyeri, kecemasan dan depresi,


meningkatkan kualitas tidur, mengurangi kelelahan dan mengurangi nyeri (Kobayashi, S., &
Koitabashi, 2016).

Terapi relaksasi otot progresif yang merupakan salah satu bentuk mind-body therapy
(terapi pikiran dan otot tubuh) dalam terapi komplementer (Moyad, 2009)

Dalam relaksasi otot individu akan diberikan kesempatan untuk mempelajari bagaimana
cara menegangkan sekelompok otot tertentu kemudian melepaskan ketegangan itu
(Widyawati & Yulianti, 2008).

4. Prosedur:

1. Persiapan
a) Memberikan salam terapeutik
b) Menjelaskan tujuan,manfaat dan kontrak waktu kepada pasien
c) Menyediakan lingkungan yang tenang,tidak berbau,tidak panas,tidak sempit
d) Menjaga privasi pasien
2. Pelaksanaan
a) Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk dikursi dengan kepala
ditopang, hindari posisi berdiri
b) Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu
c) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya mengikat ketat.

 Gerakan 1: ditujukan untuk melatih otot tangan.


- Genggam tangan sambil membuat kepalan. Kepalan dibuat semakin kuat, sambil
merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Pada saat kepalan dilepaskan rasakan
rileksnya selama 10 detik
 Gerakan 2: ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
- Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot di
tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, hadapkan jari ke langit-
langit.
 Gerakan 3 : ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan).
- Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua
kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang
 Gerakan 4: ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur
- Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hingga
menyentuh kedua telinga
 Gerakan 5 dan 6: ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi, mata,
rahang, dan mulut)
- Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
kulitnya keriput
- Tutup mata kuat-kuat Rasakan ketegangan otot sekitar mata
 Gerakan 7: ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang.
Katupkan rahang,
- Diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot rahang.
 Gerakan 8: ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut.
- Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di
sekitar mulut.
 Gerakan 9: ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan maupun belakang.
- Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk
menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
klien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.
-

 Gerakan 10: ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.


a) Gerakan membawa kepala ke muka.
b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher
bagian muka.
 Gerakan 11: ditujukan untuk melatih otot punggung
- Angkat tubuh dari sandaran kursi, Punggung dilengkungkan, Busungkan dada,
tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks
 Gerakan 12: ditujukan untuk melemaskan otot dada.
- Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya.
Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada
sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
 Gerakan 13: ditujukan untuk melatih otot perut.
- Tarik dengan kuat perut ke dalam. Tahan sampai menjadi kencang dan keras
selama 10 detik, lalu dilepaskan bebas.
 Gerakan 14: ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis)
- Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang. Lanjutkan dengan
mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis. Tahan
posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
3.Penilaian
a) Evaluasi perasaan pasien
b) Berikan Reinvorcment
c) Akhiri dengan mengcuapkan salam
d) Pendokumentasian

5. Alur proses / diagram:


Memberikan salam terapeutik

Menjelaskan tujuan,manfaat dan kontrak waktu kepada pasien


Menyediakan lingkungan yang tenang,tidak berbau,tidak panas,tidak sempit


Menjaga privasi pasien


Ditujukan untuk melatih otot tangan.


Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang

Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal lengan).


Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur

Ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi, mata, rahang, dan mulut)


Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang.

Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut

Ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan maupun belakang

Ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.

Ditujukan untuk melatih otot punggung

Ditujukan untuk melemaskan otot dada.


Ditujukan untuk melatih otot perut

Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis)

Evaluasi perasaan pasien


Berikan Reinvorcment


Akhiri dengan mengcuapkan salam

Pendokumentasian
6. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai