0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas mengenai APD dan kebakaran serta kebisingan yang dikerjakan oleh M. Ilham Akbar kelas 3 D3 Elka A dengan NRP 1103191023. Laporan tersebut membahas dasar hukum pelaksanaan APD, syarat penggunaan APD, jenis-jenis APD untuk hidung dan kaki, kelebihan dan kekurangan APD, istilah-istilah kebakaran dan kebisingan, proses terjadinya kebakaran,
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas mengenai APD dan kebakaran serta kebisingan yang dikerjakan oleh M. Ilham Akbar kelas 3 D3 Elka A dengan NRP 1103191023. Laporan tersebut membahas dasar hukum pelaksanaan APD, syarat penggunaan APD, jenis-jenis APD untuk hidung dan kaki, kelebihan dan kekurangan APD, istilah-istilah kebakaran dan kebisingan, proses terjadinya kebakaran,
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas mengenai APD dan kebakaran serta kebisingan yang dikerjakan oleh M. Ilham Akbar kelas 3 D3 Elka A dengan NRP 1103191023. Laporan tersebut membahas dasar hukum pelaksanaan APD, syarat penggunaan APD, jenis-jenis APD untuk hidung dan kaki, kelebihan dan kekurangan APD, istilah-istilah kebakaran dan kebisingan, proses terjadinya kebakaran,
- Undang undang No 1 Tahun 1970 • Pasal 3 ayat (1) butir f : Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja • Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan • Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD yang diwajibkan • Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyedikan secara cuma-cuma Alat Perlindungan Diri yang diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.
- Permenakertrans No. Per: 01/Men/1981
• Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan secara cuma-cuma Alat Perlindungan Diri yang diwajibkan penggunaanya oleh tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya untuk mencegah Penyakit Akibat Kerja (PAK).
- Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982
• Pasal 2 menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempmat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelanggaraan makanan ditempat kerja.
- Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010
• Pasal 2 ayat (1) menyebutkan pengusaha wajib menyediakan Alat Perlindungan Diri bagi pekerja/buruh ditempat kerja. • Pasal 5 menyebutkan pengusaha atau pemgurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan Alat Perlindungan Diri ditempat kerja. • Pasal 6 ayat (1) menyebutkan pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesyai dengan potensi bahaya dan risiko • Pasal 7 ayat (1) menyebutkan pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen Alat Perlindungan Diri di tempat kerja 2. Sebutkan syarat penggunaan APD? - Enak dan nyaman saat dipakai - Tidak menganggu kegiatan bekerja - Memberikan perlindungan efektif sesuai dengan jenis bahaya tempat kerja 3. Jelaskan APD untuk hidung? APD untuk hidung adalah alat yang bisa melindungi hidung dari partikel partikel, uap, dan gas berbahaya yang bisa menganggu ssaluran pernafasan dan membahayakan bagi Kesehatan pekerja. Untuk jenis jenis dari alat pelindung hidung yaitu masker dan respirator. 4. Jelaskan APD untuk kaki? Alat ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin dan bahan kimia berbahaya, serta terpeleset karena permukaan yang licin. Jenis alat pelindung kaki berupa sepatu karet (boot) dan safety shoes. 5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan APD? Kelebihan - Mengurangi resiko bahaya kecelakaan bagi para pekerja - Memberi perlindungan ke tubuh para pekerja - Sebagai usaha terakhir apabila sistem perlindungan teknik tidak berfungsi Kekurangan - Ssering terjadi kesalahan pekerja dalam pemaikaian APD - APD dapat menularkan penyakit apabila dipakai secara bergantian, contoh baju pelindung bekas operasi - APD tidak menjamin selamat dari kecelakaan karena APD mempunyai batas pemakaian 1. Jelaskan 5 istilah dalam kebakaran dan kebisingan? Istilah-istilah kebakaran yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP-186/MEN/1999 antara lain sebagai berikut: - Kebakaran ringan adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan bila terbakar melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat. - Kebakaran sedang 1 adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan – bahan mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan bila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang sehingga menjalannya api sedang. - Kebakaran sedang 2 adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kernudahan terbakar sedang, penimbunan bahan-bahan mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan bila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. - Kebakaran sedang 3 adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepas panas tinggi sehingga menjalarnya api cepat. - Kebakaran berat adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana terdapat bahan- bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepas panas tinggi sehingga menjalarnya api cepat. Istilah istilah kebisingan menurut Menurut Suma’mur (2009) berdasrkan sifatnya kebisingan dapat dibedakn menjadi beberapa jenis yakni: - Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state, wide band noise). Misal: mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar. - Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state, narrow band noise). Misal: gergaji sirkuler, katup gas. - Kebisingan terputus-putus (intermittent). Misal: lalu lintas, suara kapal terbang. - Kebisingan impulsive (impact impulsive noise). Misal: tembakan bedil, meriam, ledakan. - Kebisingan impulsive berulang. Misal: mesin tempa, pandai besi.
2. Uraikan bagaimana proses terjadinya kebakaran?
Kebakaran dapat terjadi karena adanya tiga unsur yang saling berhubungan/bertemu, yaitu adanya material sumber panas (api, bara api, loncatan bunga api listrik, logampanas, hubungan pendek arus listrik, reaksi eksotermis), adanya oksigen dan adanya bahan mudah terbakar (pelarut organic) hingga menyebabkan munculnya api yang semakin membesar dan tidak terkendali. Ketiga unsur ini biasa disebut segitiga api. Segitiga api dapat diatasi agar tidak terjadi persenyawaan yang dapat menimbulkan api dan akhirnya membesar menjadi kebakaran, caranya adalah dengan memperkecil kemungkinan ketiga unsur tersebut berkumpul dalam suatu ruang. 3. Jelaskan hubungan antara waktu terpapar dengan tingkat kebisingan yang terjadi? Tabel berikut adalah NAB (Nilai Ambang Batas) kebisingan sesuai Permenaker No. 13/Men/X/2011
Gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) adalah penurunan pendengaran
sensorineural yang pada awalnya tidak disadari, karena belum mengganggu percakapan sehari-hari. Penurunan pendengaran sensorineural tipe koklea pada kedua telinga. Faktor lama pajanan, intensitas kebisingan, umur serta faktor lain akan berpengaruh terhadap penurunan pendengaran tersebut. Faktor yang mempercepat GPAB adalah pajanan intensitas kebisingan melebihi NAB (>85 dbA selama 8 jam).
4. Bagaimana cara mengendalikan kebakaran?
Terdapat tiga cara mengendalikan kebakaran yakni: - Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkanatau menjauhkan bahan / benda-benda yang dapat terbakar - Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran denganmenurunkan panas atau suhu. Bahan airlah yang paling dominandigunakan dalam menurunkan panas dengan jalanmenyemprotkan atau menyiramkan air ketitik api. - Cara Isolasi / lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakarandengan mengurangi kadar / prosentase O2 pada benda-bendayang terbakar.
5. Bagaimana cara mengurangi bahaya kebisingan?
- Menghindari temapt tempat yang memicu kebisingan - Mengenakan pelindung telinga ear muffs - Mengenakan penyumbat telinga (ear plug)