Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT AKTIVITAS BELAJAR


TEMATIK SISWA SD DI MASA PANDEMI

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu

Dra. Titik Maslikatin, M.Hum

Ditulis Oleh

Zakiyah Aprilia Rezky

Disusun Kembali Oleh :

Ita Harwandini 200210104053 Handariyatul M 200210104088

Fiflika Dwi Zenira 200210104067 Faris Dwi Yulianto 200210104089

Tiara Prajtna P 200210104077 Niken Kartika Candra 200210104091

Fahilia Emilda A 200210104084 Siti Khasfiyatin 200210104129

Ika Fitriani 200210104085


PRAKATA

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha
Esa atas rahmat dan karunia-Nya, kami selaku penulis makalah ini dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kriteria
pengerjaan tugas yang telah diberikan pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain
itu, kami berharap makalah ini juga dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Dengan harapan setelah membaca makalah ini para pembaca dapat menemukan
sudut pandang baru dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca maupun
untuk penyusunan makalah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Titik Maslikatin,
M.Hum, selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan kami. Terima kasih
yang sebesar-besarnya juga kami ucapkan kepada penulis Zakiyah Aprilia Rezky
yang telah memberi kami pengetahuan yang dimilikinya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik. Apabila terdapat kesalahan pada penulisan
makalah ini kurang lebihnya kami mohon maaf. Kami menerima segala kritik
beserta saran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah.

2
DAFTAR ISI

PRAKATA.....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3. Tujuan Masalah.....................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................4
2.1. Landasan Teori......................................................................................4
2.1.1. Aktivitas Belajar.............................................................................4
2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar....................5
2.1.3. Pembelajaran Tematik.....................................................................6
2.1.4. Pandemi Covid-19...........................................................................6
2.2. Metode Penelitian...................................................................................9
2.2.1. Jenis Penelitian................................................................................9
2.2.2. Operasional.....................................................................................10
2.2.3. Teknik Analisis Data .....................................................................11
2.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan..........................................................11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................15


3.1. Kesimpulan............................................................................................15
3.2. Saran......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tanggal 24 Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID-19.
Proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh yang
bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Pembelajaran
daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran daring membuat siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat
belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi dengan guru
menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video converence, telepon atau
live chat, zoom maupun melalui whatsapp group. Pembelajaran ini merupakan
inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar
yang variatif. (Nakayama M, Yamamoto,hal, 2007: 200).
Guru menjadi faktor yang menentukan mutu pendidikan karena guru
berhadapan langsung dengan para peserta didik dalam proses pembelajaran di
kelas. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
mrmbimbing, melatih, dan mengevaluasikan peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
(shabir, 2009, hal. 3).
Upaya guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dapat dilakukan
dengan memperhatikan cara atau metode mengajar secara tepat, efisien dan
efektif. Sebagaimana dikatakan oleh slameto agar siswa dapat
menerima,menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran maka guru harus bisa
memilih cara yang tepat yang perlu direncanakan dengan baik sebelum memulai
proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan cara atau metode tersebut merupakan
salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mempengaruhi aktivitas belajar
siswa, yang nantinya dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan motivasi

1
belajar siswa. Harapannya upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan
aktivitas belajar siswa benar-benar dapat membantu para siswa dalam memahami
materi pelajaran tanpa ada rasa jenuh dan bosan serta bertindak aktif dalam proses
pembelajaran tersebut. (Slameto, 2003, hal. 65).
Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat
wawasan dan aktivitas berpikir dalam merancang butir-butir pembelajaran yang
ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan keterampilan
yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu. Atau dengan
pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan, merakitkan atau menghubungkan sejumlah konsep dari berbagai
mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian atau
mengembangkan pengetahuan atau keterampilan siswa secara stimulan.
Pembelajaran tematik merupakan suatu wahana pembelajaran yang
diharapkan tumbuh seiring dengan perkembangan siswa dalam melihat diri dan
lingkungannya. Dalam pembelajaran yang aktif, siswa dituntut untuk mengalami
sendiri, berlatih, berkegiatan, sehingga baik daya pikir, emosional, dan
keterampilan mereka dalam belajar terus berlatih. Siswa juga harus berpartisipasi
dalam proses pembelajaran dengan melibatkan diri dalam berbagai jenis kegiatan
sehingga secara fisik mereka merupakan bagian dari pembelajaran tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka


rumusan masalah dalam Penelitian kuantitatif ini adalah :

1.2.1. Apa saja Faktor penghambat guru dalam meningkatkan aktivitas


belajar pada pembelajaran tematik siswa SD dimasa pandemi?
1.2.2. Apa saja Faktor pendukung guru dalam meningkatkan aktivitas
belajar pada pembelajaran tematik siswa SD dimasa pandemi?

1.3. Tujuan Masalah

2
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penghambat dan
pendukung dalam aktivitas belajar pada pembelajaran tematik siswa SD dimasa
pandemic.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru
Sebagai sumber informasi untuk memperbaiki kualitas diri pendidik
dalam upaya meningkatkan mutu, proses, dan hasil belajar peserta didik.
2. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan upaya peningkatan
hasil belajar peserta didik.
3. Bagi Sekolah
Digunakan sebagai bahan pertimbangan masukkan bagi sekolah untuk
memperbaiki praktek pembelajaran supaya lebih efektif dan dapat
meningkatkan proses pembelajaran tematik siswa SD

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan prinsip penting dalam proses pembelajaran yang
termasuk suatu kegiatan. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa
selama proses pembelajaran. Dalam hal ini aktivitas bukan hanya aktivitas
jasmani melainkan juga aktivitas rohani (S.Nasution, 2010: 86).
Aktivitas belajar mencakup aspek aktivitas mental (emosional, intelektual,
dan sosial), aktivitas motorik (gerak fisik). Menurut Rohani (2004) aktivitas
mental itu bekerja secara aktif seperti mendengarkan, mengamati, menyelidiki,
mengingat, dan mengasosiasi. Sedangkan aktivitas motorik berkaitan dengan
siswa yang giat, aktif, membuat sesuatu, bermain atau bekerja seperti melakukan
percobaan, mencatat, dan sebagainya. Jadi, aktivitas belajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran sehingga terjadi perubahan
tingkah laku pada diri siswa.
Paul. B Diedrich (dalam Sardiman, 2010) bahwa aktivitas yang dilakukan
siswa di sekolah meliputi:
a. Visual Activities, seperti memberi, membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi, dan melakukan percobaan.
b. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
c. Linstening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,
musik, dan pidato.
d. Writing Activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan
menyalin.
e. Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, dan
diagram.
f. Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konsrruksi,
model mereparansi, bermain, berkebun, dan beternak.

4
g. Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, dan mengambil keputusan.
h. Emisional Activities, seperti minat, bosan, gembira, bersemangat,
bergairah, berani, tenang, dan gugup. (Sardiman, 2010: 101).
Menurut Sax (dalam Azwar, 2005) terdapat karakteristik aktivitas siswa yang
aktif yaitu:
a) Mempunyai arah
b) Memiliki intensitas, maksudnya kedalaman atau kekuatan aktivitas
terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak
berbeda.
c) Memiliki keluasaan, maksudnya aktivitas siswa banyak mencakup aspek.
d) Memiliki konsistensi, artinya kesesuaian antara pernyataan sikap
dikemukakan dengan responnya terhadap objek aktivitas tersebut.
e) Memiliki spontanitas, artinya kesiapan individu untuk menyatakan
sikapnya secara spontan (Azwar, 2005: 87).

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar


Secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam diri siswa. Meliputi:
a. Faktor Fisiologis, berhungan dengan kondisi fisik siswa yang dapat
berpengaruh terhadap aktivitas belajar seseorang.
b. Faktor Psikologis, meliputi:
1) Intelegensi/kecerdasan siswa
2) Motivasi
3) Minat
4) Sikap
5) Bakat. (Baharuddin dan NurWahyuni, 2007: 19).
2. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, terdiri dari:
a. Faktor Keluarga, meliputi:
1) Cara orang tua mendidik

5
2) Relasi antara anggota keluarga
3) Keadaan ekonomi
4) Latar belakang kebudayaan
5) Pengertian orang tua
b. Faktor Sekolah, meliputi:
1) Metode mengajar
2) Kurikulum
3) Alat pelajaran
4) Relasi siswa dengan baik
5) Relasi siswa dengan siswa
6) Keaadan gedung.
7) Waktu sekolah
8) Metode belajar
9) Tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat, meliputi:
1) Kegiatan siswa dalam masyarakat
2) Mass media
3) Teman bergaul
4) Bentuk kehidupan masyarakat.

2.1.3. Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran satu dengan
lainnya sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa.
Tema menjadi pokok pembicaraan dan gagasan yang mudah memusatkan siswa.
Dengan strategi pembelajaran tematik ini, siswa akan lebih fokus dan konsentrasi
sehingga pemahaman terhadap satu materi pelajaran akan lebih mendalam.
(Rusman, 2011: 250).
Jadi pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
dengan mengaitkan beberapa aspek baik dalam mata pelajaran, sehingga siswa

6
dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Dalam pembelajaran tematik terdapat prinsip-prinsip yang ditetapkan yaitu:
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas
2. Tema harus bermakna
3. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi minat siswa
4. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak
5. Tema hendaknya mempertimbangkan peristiwa yang aktual
6. Tema hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta
harapan masyarakat
7. Tema hendaknya mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
(Rusman, 2011: 257).
Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan guru diharapkan
mendapatkan banyak manfaat, diantarnya adalah. (Rusman, 2011: 281).
1. Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual peserta didik
terhadap realitas sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualitasnya.
2. Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu mengekplorasi
pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan pembelajaran.
3. Pembelajaran tematik mampu meningkatkan hubungan yang erat antara
hubungan dengan peserta didik. Misalnya, tema pembelajaran yang erat
hubungannya dengan pola kehidupan sosial, membantu peserta didik agar
beradaptasi dan berganti peran dalam melakukan pekerjaan yang berbeda.
4. Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan
keprofesionalismenya. (Majid, 2014: 87).
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa
b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa pada sesuatu yang nyata
(konkrit).

7
c. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu
jelas, berfokus pada pembahasan tema-tema yang berkaitan dengan
kehidupan siswa (Rusman, 2011, hal. 25).
d. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam proses
pembelajaran.
e. Bersifat fleksibel artinya guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan lainnya dan mengaikatnya dengan kehidupan siswa.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan seperti
prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, dan
menyenangkan. (Majid, 2014: 89-90).
Dalam pembelajaran tematik memiliki kelebihan yakni sebagai berikut.
(Majid, 2014: 92-93)
1) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
2) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan siswa.
3) Hasil belajar akan lebih berkesan dan bermakna.
4) Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti kerja sama, toleransi
komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Disamping itu juga pembelajaran tematik memiliki kekurangan di antaranya:
1) Guru harus berwawasan luas, memiliki keaktifan tinggi, keterampilan
metodologis, percaya diri, dan mengembangkan materi dengan manggali
informasi pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
2) Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik dalam
kemampuan akademik maupun kreativitasnya.
3) Pembelajaran terpadu memerlukan sumber informasi yang bervariasi.
4) Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapain ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target pencapain
materi).
5) Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif

8
2.1.4. Pandemi Covid-19
Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang memiliki tanda
dan gejala umum seperti gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk,
dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 56 hari dengan masa inkubasi 14 hari
(Yurianto, Ahmad, 2020). COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemic
yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.
Penyebaran virus corona berdampak pada berbagai aspek termasuk ekonomi
dan Pendidikan. Sehingga untuk menekan jumlah pasien yang terpapar COVID-
19 pemerintah membatasi aktivitas yang menimbulkan kerumunanan massa
termasuk bersekolah dan bekerja. Sehingga pemerintah mengambil kebijakan
untuk meliburkan seluruh aktivitas pendidikan dan menggunakan alternatif
pembelajaran lainnya. Melalui Surat Edaran nomor 3 tahun 2020 pada Satuan
Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan
dalam Masa Darurat COVID-19 maka 24 pemerintah memberlakukan kegiatan
belajar secara daring dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19 (Menteri
Pendidikan, 2020).
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan secara online,
menggunakan aplikasi pembelajaran atau jejaring social (Bilfaqih, Yusuf dan M.
Nur Qomarudin, 2015: 1). Pembelajaran daring dapat menggunakan teknologi
digital seperti google classroom, rumah belajar, video converence, telepon, zoom,
whatsapp group dan lainnya (Dewi, 2020: 58). Secara umum, pembelajaran daring
bertujuan memberikan layanan pembelajaran bermutu secara daring yang bersifat
masif dan terbuka untuk menjangkau peserta lebih banyak dan luas (Bilfaqih,
Yusuf dan M. Nur Qomarudin, 2015: 4).

2.2. Metode Penelitian


2.2.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Secara harfiah, sesuai dengan namanya, penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui
prosedur kuantifikasi, perhitungan statistic, atau bentuk cara-cara lainnya

9
yang menggunakan ukuran angka. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bertujuan untuk mendapatakan pemahaman yang mendalam
tentang masalah-masalah manusia dan social, bukan mendeskripsikan
bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian
kuantitatif dengan positivismenya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif karena dalam melakukan tindakan kepada subyek
penelitian yang sangat diutamakan adalah mengungkapkan makna, yakni
makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi,
kegairahan, dan prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan.
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah Metode studi kasus. Metode
studi kasus adalah meneliti suatu kasus atau fonemena tertentu yang ada
dalam Masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari
latar belakang, keadaan, interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan
pada suatu kesatuan sistem yang bisa berupa program, kegiatan,
pristiwa, atau sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi
tertentu.
2.2.2. Operasional
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah Metode studi kasus. Metode
studi kasus adalah meneliti suatu kasus atau fonemena tertentu yang ada
dalam Masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari
latar belakang, keadaan, interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan
pada suatu kesatuan sistem yang bisa berupa program, kegiatan,
pristiwa, atau sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi
tertentu.
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negri 44/X Rantau-
Rasau, alasan praktis memilih lokasi tersebut juga didasarkan
beberapa pertimbangan, yaitu:
a) Keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti baik dari segi tenaga
maupun efisien waktu.
b) Situasi sosial, sebelum mendapatkan izin formal untuk memasuki

10
lokasi tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informal
dengan wali kelas V dan kepala sekolah sehingga mendapatkan
izin secara formal.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negri 44/X
Rantau-Rasau. Subjek penelitian lainnya adalah kepala sekolah, guru
dan peneliti sendiri. Adapun siswa yang akan menjadi subjek
penelitian berjumlah 10 orang.
2.2.3. Teknik Analisis Data
Dalam hal analisis data peneliti menggunakan teknik:
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan
sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan,
mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo
dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang
tidak relevan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan
lapngan dan wawancara, dan diseleksi sehingga akan memberikan
gambaran yang jelas kepada penulis.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya adalah data display atau menyajikan data.
Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.
Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah data teks yang bersifat naratif. Penyajian
data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub
babnya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil
wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.
3. Kesimpulan/Verifikasi

11
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penulisan
kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

2.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan


1. Apa saja faktor penghambat guru dalam meningkatkan aktivitas belajar
pada pembelajaran tematik siswa SD di masa pandemi?
Ada beberapa faktor penghambat yang terjadi dalam meningkatkan aktifitas
belajar siswa di masa pandemi covid-19 . Berikut faktor-faktor yang terjadi antara
lain sebagai berikut :
Di dunia saat ini sedang marak wabah coronavirus yang dapat menyebabkan
penyakit yang disebut COVID-19. COVID-19 yang terjadi di berbagai negara
termasuk Indonesia berdampak pada berbagai bidang termasuk pendidikan. Saat
ini dunia pendidikan sedang menghadapi permasalahan yang cukup kompleks.
Serangan virus tersebut berdampak pada penyelenggaraan pembelajaran di semua
jenjang pendidikan.
Oleh sebab itu, banyak terjadi faktor penghambat dalam kegaiatan belajar
mengajar seperti kegiatan interaksi dan pendekatan guru dengan siswa saat dalam
kegaiatan belajar mengajar dikarnakan pemerintah telah menetapkan untuk harus
tetap menjaga jarak, rajin mencuci tangan dan harus selalu menggunakan masker
supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Adapun penjelasan dari guru/walikelas yang mengajar pembelajaran tematik
ibu Siti Aminah S.Pd mengenai faktor penghambat aktifitas belajar di masa
pandemi covid19. Beliau mengatakan : “Penghambatnya yaitu pengaruh teman
sekelas yang ramai sendiri. Ketika waktu mulai siang hari siswa mudah sekali
lelah, dan konsentrasi siswa mulai menurun, hal ini juga menyebabkan sulitnya
siswa untuk menciptakan keaktifannya dalam pembelajaran tematik khususnya
dimasa pandemi covid-19 ini memang sekolah ini masukknya siang jam 10 jadi
mereka pulangnya jam 12 jadi ketika jam 11 itu banyak sekali siswa yang mulai

12
kurang semangat dalam belajarnya selain kendala itu juga dimasa pandemi covid-
19 siswa susah berinteraksi dengan temannya dikarnakan harus menjaga jarak,
jadi itu kadang yang membuat siswa yang aktif lebih ya aktif dan siswa yang
kurang aktif menjadi kurang aktif padahal dalam meningkatkan aktifitas belajar
dalam pembelajaran tematik itu siswanya dituntut untuk aktif dan berperan dalam
kegaiatan belajar. Tapi disini tetap saja saya sebagai pengajar harus lebih
memfokuskan perhatian saya kepada mereka supaya tetap aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar.”
Dapat disimpulkan bahwa factor penghambat guru dalam meningkatkan
aktivitras belajar pada pembelajaran tematik siswa SD di masa pandemik yaitu
pengaruh teman, konsentrasi siswa yang menurun disebabkan waktu belajar, dan
interaksi yang dibatasi.
2. Apa saja faktor pendukung guru dalam meningkatkan aktivitas belajar
pada pembelajaran tematik siswa SD di masa pandemi?
Dengan adanya cara atau teknik yang dilakukan oleh guru tentunya ada
beberapa faktor yang mendukung dalam mencapai pelaksanaan tersebut. Adapun
faktor-faktor tersebut diantaranya:
Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk membawa
informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan
peserta didik. Khususnya pada pembelajaran tematik, sangat dibutuhkan
penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan kondisi anak dikelas. Dalam
ketidak jelasan ataupun kerumitan pada bahan ajar bisa dibantu dengan adanya
media sebagai perantara, tetapi tidak semua pembelajaran menggunakan media.
Media yang nyata dapat mendukung hasil belajar agar peserta didik dapat
memahami dan menyerap materi dengan mudah. Untuk menunjang keberhasilan
sekolah dalam hal meningkatkan Keaktifan siswa, sekolah menyediakan media
atau alat-alat peraga, dalam membantu kegaiatan belajar mengajar .
Penjelasan tersebut pun dijelaskan kembali dari hasil wawancara ibu Siti
Aminah S.Pd beliau mengatakan bahwa : “faktor pendukung dalam meningkatkan
aktifitas belajar tematik dikelas saya tentunya media pembelajaran dan rpp serta
metode yang berfariasi yang saya ajarkan ya, itu tadi ketika saya mengajar saya

13
harus sudah menyiapkan bahan ajar supaya kegiatan belajar mengajar dikelas saya
lebih efektif dan sesuai dengan tujuan yang seharusnya. Dan disini kami dari
pihak guru diwajibkan untuk mengajar dengan menggunakan media karena dari
pihak sekolah sudah menyiapkan beberapa media pembelajaran yang sudah
tersedia disekolah ini baik dari buatan kami para guru dan buatan siswa/i kami,
jadi untuk media pembelajran kami tidak pernah kekurangan.”
Ditambah lagi dengan pernyataan bapak Nazmi S.Pd selaku kepala sekolah
dasar negri 44/x rantau-rasau beliau juga mengatakan bahwa : “Faktor
pendukungnya ya?, banyak sekali ya, salah satunya saja guru-guru di SDN 44 ini
menurut saya mereka aktif dan kreatif dalam mengajar di kelas mereka ya trutama
dalam membuat media pembelajaran,silabus prota, promes dan rrpnya mereka
selalu menjalankan kewajiban dan keharusan mereka yaitu membimbing siswa
siswi untuk paham dan mengerti, ya karena pembelajran tematik itu sebenarnya
siswa siswinya yang di tuntut untuk lebih aktif dari pada guru oleh sebab itu
pengajar atau guru-guru di sini, harus lebih kreatif lagi dalam membuat media
atau rpp supaya belajar mengajar itu berjalan lancar serta lebih efektif dan efesien.
Dan sekolah ini juga menyedikan banyak media belajar baik itu media yang
tersedia atau media butan guru dan buatan siswa, kami disini selalu memanfaatkan
media belajar itu untuk keperluan belajar di sekolah ini”.
Kemudian penjelasan tersebut juga dilengapi dengan hasil wawancara
peneliti dengan pembahasan ketika bertanya mengenai “Pernahkah adik ronita
belajar dengan menggunakan media / alat peraga lainnya saat pembelajaran
tematik dimasa pandemi covid-19 ini? Kemudian siswa kelas V yang bernama
Rosita Anggeraini dia mengatakan bahwa “Pernah kak kya, karna banyak alat
praga disekolah kami”.
Dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung guru dalam meningkatkan
aktivitras belajar pada pembelajaran tematik siswa SD di masa pandemik yaitu
media pembelajaran, metode pembelajaran, RPP, dan cara mengajar yang kreatif
dari guru.

14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
2.2. Kesimpulan
Hambatan yang dihadapi oleh guru dalam meningkatkan aktivitas belajar
tematik pada era pandemi di sekolah Negeri 44/x rantau rantau yaitu ribut
ketika pembelajaran, waktu belajar, interaksi dan pendekatan guru yang
semakin dibatasi. Dan yang menjadi faktor penunjang peningkatan
pembelajaran yaitu menyiapkan pembelajaran yang kreatif dengan menyusun
rpp, metode belajar dan media yang lebih beragam demi keefektifan dan
efisiensi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.3. Saran

Dari uraian diatas , maka peneliti mencoba memberikan saran-saran


kepada pihak sekolah antara lain :

1. Bagi kepala sekolah : diharapkan lebih memaksimalkan pelatihan terhadap


guru utamanya dalam pembelajaran tematik

2. Bagi guru : diharapkan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan


kepala sekolah untuk memaksimalkan dan membantu dalam mencapai
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Bagi siswa : diharapkan untuk rajin belajar dan meningkat hasil belajar
dengan nilai yang maksimal. kemudian mampu memahami dan
mengembangkan pembelajaran yang telah diajarkan meskipun dalam masa
pandemi covid-19 terdapat batasan dalam kegaiatan belajar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik terpadu. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Abdul Majid. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ahmad Tafsir. (1992) Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosda Kary

Ahmad Zaenudin. (2017). Pengembangan Kreativitas Peserta Didik Dalam


Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas IV MIN BenerPurworejo.

Ali, M. & Asrori, M.(2006). Psikologi Remaja,Perkembangan Peserta


Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Amri, Sofan. (2015). Implementasi Pembelajaran aktif dalam kurikulum 2013.


Jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta.

Aunurrahman. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Barnadib. (1993), Pengantar Ilmu pendidikan Sistematis, Fakultas Ilmu


Pendidikan (FIP) ikip Yogyakarta

Donni Juni Priansa. (2015). Manajemen Peserta didik dan model pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.

Elizabeth B. Hurlock. (1978). Perkembangan Anak, Jakarta: Penerbit Erlangga

E. Mulyasa. (2006). Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Rosda Karya

Gunawan, Imam. 2015. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.

16
Hamalik, Oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.

Hamalik, Oemar. (2014). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Husein, Umar. (2011). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi II.
Jakata: PT Raja Grafindo Persada

Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.
Baharuddin dan Esa NurWahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:
Ar-Ruzz Media.
Nasution, S. 2010. Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
Press.

17

Anda mungkin juga menyukai