Anda di halaman 1dari 5

UAS Kekuatan Politik Indonesia

Dosen Pengampu: Dr. Melyana Pugu, S.IP.,M.Si


Imelda S. H .Rumere
2019031054014

Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Cendrawasih
Kekuatan Politik di Indonesia Masa Jokowi periode II

Pendahuluan

Periode kedua, secara politik, Jokowi sudah sangat diuntungkan. Dominanya


dukungan di parlemen, plus masuknya Partai Gerakan Indonesia Raya
(Gerindra) jelas menjadi modal politik yang sangat besar untuk memuluskan
program dan janji politiknya. Persoalan konsolidasi politik sudah tuntas sedari
awal, sehingga bisa lebih fokus. Sayangnya dinamika politik bukan seperti
kalkulasi ilmu pasti, bahwa banyak dukungan ternyata tidak selalu paralel
dengan beragam kepentingan partai politik. Pun demikian, koalisi besar ternyata
tidak selalu menjamin tata kelola politik menjadi mudah. Tuntutan-tuntutan
akan kompromi pada kenyataannya juga semakin besar. Hal inilah yang
sepertinya menjadi salah satu beban diperiode kedua Jokowi. Hal yang paling
nampak dari begitu besarnya kompromi politik yang dilakukan adalah perihal
“jatah” menteri untuk masing-masing partai politik yang terlibat dalam koalisi.
Meskipun hal ini juga akan berlaku bagi siapapun presidennya selama sistem
politik masih sama seperti sekarang ini. Presidensial dengan multi partai
sepertinya menjadi anomali yang tidak bisa dihindarkan.
Pada Tahun Pertama Jokowi Periode II Lebih Baik Ketimbang Periode I.
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja satu tahun pemerintahan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode pertama dan kedua berbeda. Tingkat
kepuasan masyarakat periode kedua ini lebih tinggi dibandingkan periode
sebelumnya.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra
menilai, pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin
mesti bekerja keras memperbaiki kondisi politik dan demokrasi yang dinilai
memburuk.
"Catatan terbesar bagi dua tahun awal periode kedua pemerintahan Joko
Widodo adalah kondisi politik dan demokrasi Indonesia yang terus memburuk,"
kata Herzaky dalam siaran pers. Herzaky menuturkan, sejumlah hasil survei,
baik dalam maupun luar negeri menunjukkan kondisi demokrasi di Indonesia
memburuk. Contohnya, survei SMRC menunjukkan bahwa masyarakat yang
menilai kondisi demokrasi buruk bertambah dari 14,5 persen pada September
2019 menjadi 24,4 persen pada September 2021.
Selain itu, kata Herzaky, indeks demokrasi Indonesia menurut Freedom House
terus menurun tiap tahunnya.

Pembahasan
Sejumlah pengamat politik menilai politik akomodasi makin kental dalam dua
tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan hal
ini terlihat dari tindakan Jokowi merangkul partai politik yang berseberangan
dengan dirinya masuk ke dalam pemerintahan. "Mirip dengan periode pertama,
tapi kesan politik akomodasi semakin kuat di periode kedua," kata Adi kepada
Tempo, Selasa, 19 Oktober 2021. Yang teranyar, Jokowi mengajak Partai
Amanat Nasional bergabung ke koalisi pemerintah. Kendati ditengarai sudah
berkomunikasi sejak awal tahun ini, PAN baru resmi mengumumkan
bergabung ke pemerintahan pada Agustus lalu setelah menghadiri pertemuan
Jokowi dengan para ketua umum partai koalisinya.
Sebelumnya, ketika baru dilantik untuk periode kedua pada 2019 lalu, Jokowi
merangkul Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke kabinet.
Jokowi mendapuk lawannya di dua kali pemilihan presiden itu sebagai
Menteri Pertahanan. Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi
Chaniago, mengatakan Jokowi berhasil mengontrol partai-partai politik. Pangi
mengatakan soliditas dukungan partai ini sukses menciptakan stabilitas politik
bagi Jokowi untuk menjalankan program pemerintahannya.
"Jokowi sangat kuat mengontrol partai politik, terbukti dari soliditas dukungan
koalisi," kata Pangi kepada Tempo pada Senin, 18 Oktober 2021.Menurut Adi
Prayitno, Jokowi menggandeng partai-partai yang berseberangan dengan
dirinya demi memuluskan agenda pemerintah di parlemen. Dia menduga
mantan Gubernur DKI Jakarta itu khawatir kebijakannya di periode kedua
bakal banyak ditolak jika oposisi di parlemen cukup kuat.
"Dengan dalih NKRI, persatuan, politik gotong royong, padahal secara prinsip
Jokowi tidak mau di periode ini banyak interupsi dan protes yang dilakukan
oposisi yang jumlahnya cukup signifikan," ucap Adi. Alhasil, partai
nonpemerintah di parlemen kini tersisa Partai Demokrat dan Partai Keadilan
Sejahtera. Total jumlah kursi keduanya hanya 104 atau 18,09 persen dari 575
kursi di parlemen .sedangkan kolalisi jokowi menguasai 82 persen.
MANFAAT PEMBAHASAN
Manfaat politik bagi negara adalah dapat mempermudah tujuan negara
mensejahterakan rakyatnya. Selain itu politik juga mengakomodir kepentingan
semua pihak saat pemerintah membuat sebuah kebijakan. Sedangkan manfaat
politik bagi rakyat salahsatunya adalah alat untuk menyampaikan kritik dan
pendapat untuk pemerintah dan negara.
TUJUAN PEMBAHASAN

Agar kekuasaan yang ada di masyarakat maupun pemerintah diperoleh,


dikelola, dan diterapkan sesuai dengan norma hukum. Menciptakan kekuasaan
dalam masyarakat maupun pemerintah yang demokratis. Membantu
terselenggaranya kekuasaan pemerintah dan masyarakat yang mengacu pada
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan untuk mensejahterakan
seluruh masyarakat Indonesia.

PENUTUPAN

Kesimpulan

Jadi Bisa bisa kita simpulkan dilihat bahwa kondisi politik di Era Jokowi
periode ke II memburuk tetapi Presiden Jokowi sedang berusaha untuk
membangkitkan lagi kekuatan politik indonesia, Jokowi mengakumulasi
kekuatan politik sebesar mungkin.
Dengan terciptanya komposisi Kabinet baru Jokowi memiliki kekuatan politk
besar. Koalisi Indonesia Kerja di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) saat ini
memegang 61% suara (belum ditambah Gerindra). Artinya ada dukungan
politik yang kuat baik di kabinet maupun di DPR. Sama seperti pada pemilihan
kabinet (dan perubahan kabinet) di periode sebelumnya, pemilihan kabinet saat
ini tampaknya mencerminkan pilihan praktis dari Jokowi sembari mencari
keseimbangan antara kalangan profesional dan parpol. Bedanya, Jokowi kali ini
sepertinya sungguh mengutamakan stabilitas politik di atas penguatan
kelembagaan dan supremasi hukum. Meskipun Jokowi memiliki dukungan kuat
di kabinet dan DPR, namun tidak tampak kemauan politik dari Jokowi maupun
partai pendukung untuk memperkuat kelembagaan dan supremasi
hukum.sehingga adanya beberapa beberapa permasalahan yang serius namun
bisa diatasi kembali.

Daftar Pusaka
https://www.kompasiana.com/nurnzh/60cc9c5bbb4486094e331da2/analisis-politik-
indonesia-masa-pemerintahan-presiden-joko-widodo

https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/reformasi/joko-widodo/item7597
https://pelayananpublik.id/2020/02/29/arti-politik-tujuan-manfaat-hingga-jenisnya/
#:~:text=Manfaat%20Politik.%20Manfaat%20politik%20bagi%20negara%20adalah
%20dapat,menyampaikan%20kritik%20dan%20pendapat%20untuk%20pemerintah

Anda mungkin juga menyukai