Anda di halaman 1dari 14

“KOMUNIKASI”

TUGAS MAKALAH
PERILAKU ORGANISASI (MMU521)

Dosen Pengampu :
Dr. Asep Machpudin, S.E.,M.M

Kelompok 2:
NOVELLIA MAYA SARI
P2C22106

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022

1
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ............................................................................................................... 3


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3
1.3 Tujuan dan Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II Landasan Teori ........................................................................................................ 4
2.1 Fungsi dan proses komunikasi ...................................................................................... 4
2.2 Teori Komunikasi dalam organisasi............................................................................. 4
2.3 Komunikasi yang efektif .............................................................................................. 4
2.4 Hambatan dalam komunikasi ....................................................................................... 5
2.5 Komunikasi lintas budaya ............................................................................................ 5
BAB III Pembahasan ............................................................................................................ 6
3.1 Fungsi dan proses komunikasi ....................................................................................... 6
3.2 Komunikasi dalam organisasi ........................................................................................ 8
3.3 Komunikasi yang efektif ............................................................................................. 10
3.4 Hambatan dalam komunikasi ...................................................................................... 11
3.5 Komunikasi lintas budaya ........................................................................................... 12
BAB IV Kesimpulan dan Saran .......................................................................................... 13
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam organisasi, komunikasi digunakan untuk menjalankan aktifitas organisasi
dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi merupakan pertukaran informasi, ide,
data, perasaan ataupun pikiran antar dua orang atau lebih. Jika informasi tidak dikirimkan
dan dimengerti oleh pihak lain, maka informasi tersebut dianggap tidak berguna.
Komunikasi dalam setiap organisasi berbeda mengacu pada berbagai cara,
strategi dan alat komunikasi yang digunakan baik pimpinan dan anggota. Apapun
kegiatan dalam organisasi, entah itu perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan
memantau, akan dikomunikasikan dengan dan melalui orang lain. Hal ini menyiratkan
adanya keterampilan komunikasi setiap anggota yang mempengaruhi seluruh proses
kegiatan organisasi.
Keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh komunikasi
karena organisasi terdiri dari berbagai kumpulan individu yang berbeda latar belakang
baik pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya. Memahami proses komunikasi dapat
membantu mengelola organisasi secara efektif dan efisien. Kesulitan komunikasi seperti
komunikasi yang tidak jelas dan tidak berjalan baik dapat menyebabkan timbulnya
kesalahpahaman dan dampak negatif dalam kinerja bahkan menciptakan konflik dalam
organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Mendesekripsikan fungsi dan proses komunikasi
b. Menjelaskan komunikasi dalam Organisasi.
c. Bagaimana komunikasi yang efektif?
d. Apa saja hambatan dalam komunikasi ?
e. Mendeskripsikan potensi masalah komunikasi lintas budaya.

1.3 Tujuan dan Manfaat


a. Dapat mendeskripsikan fungsi dan proses komunikasi.
b. Dapat menjelaskan komunikasi dalam organisasi.
c. Dapat menjelaskan komunikasi yang efektif
d. Dapat mengetahui faktor yang menghambat komunikasi.
e. Dapat mengetahui potensi maslah berkomunikasi lintas Budaya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Fungsi dan proses komunikasi

Komunikasi sangat kuat: tidak ada kelompok atau organisasi yang dapat eksis tanpa berbagi
makna di antara para anggotanya. Komunikasi harus mencakup baik transfer maupun
pemahaman makna. Berkomunikasi lebih dari sekadar menyampaikan makna namun makna itu
juga harus dipahami.
2.1.1 Fungsi komunikasi dalam organisasi
komunikasi melayani lima fungsi utama dalam kelompok atau organisasi yaitu
manajemen, umpan balik, berbagi emosional, persuasi, dan pertukaran informasi.
Hampir setiap informasi dalam organisasi melakukan satu atu lebih dari fungsi ini.
2.1.2 Proses komunikasi
Proses komunikasi merupakan pertukaran informasi antara pengirim dan penerima.
Dengan demikian proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara
si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Bagian kunci dari
proses komunikasi adalah (1) Pengirim, (2) Encoding, (3) Pesan, (4) Saluran,
(5)Decoding, (6) penerima, (7) Noise, (8) Umpan Balik.

2.2 Teori Komunikasi dalam organisasi


Komunikasi dalam organisasi merujuk pada tipe komunikasi yang terjadi dalam
organisasi. Terdapat beberapa tipe komunikasi seperti komunikasi formal dan informal,
komunikasi vertikal dan horizontal, dan komunikasi antar pribadi.

2.3 Komunikasi yang efektif


Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif
adalah komunikasi aliran informasi dua arah dimana pengiriman dan penerimaan pesan
yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti dengan baik. Dengan kata lain,
komunikasi dikatakan efektif jika seseorang memahami informasi tersebut dengan baik
dan memberikan respon yang sesuai. Terdapat mode pilihan dalam berkomunikasi yaitu
komunikasi lisan, tertulis dan mode komunikasi nonverbal.

4
2.4 Hambatan dalam komunikasi
adanya hambatan komunikasi dapat mengakibatkan terganggunya proses
komunikasi. Stephen P Robbin (2017), dalam bukunya menyebutkan beberapa
hambatan komunikasi yakni penyaringan, persepsi selektif, informasi yang berlebihan,
emosi dan bahasa.

2.5 Komunikasi lintas budaya


Perbedaan budaya seperti bahasa, perilaku, kebiasaan, ataupun adat istidat dapat
mempengaruhi komunikasi lintas budaya sehingga setiap individu harus selalu berhati-
hati ketika terlibat dalam komunikasi lintas budaya.
Robbin (2017), mengatakan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang
hambatan budaya dan implikasinya dalam komunikasi lintas budaya dapat dicapai
dengan mempertimbangkan budaya konteks tinggi dan rendah.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Fungsi dan proses komunikasi

komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau
lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak.
Secara umum, berkomunikasi dapat diartikan mengadakan komunikasi yakni dengan
mengirimkan dan menerima pesan dalam mencapai kesamaan pemahaman.
3.1.1 Fungsi Komunikasi
Komunikasi melayani lima fungsi utama dalam kelompok atau organisasi:
manajemen, umpan balik, berbagi emosional, persuasi, dan pertukaran informasi
a. Manajemen.
Mengelola Perilaku Komunikasi bertindak untuk mengelola perilaku anggota dalam
beberapa cara. Organisasi memiliki hierarki otoritas dan pedoman formal bagi
karyawan yang memandu arus komunikasi. Ketika karyawan mengikuti deskripsi
pekerjaan mereka atau mematuhi kebijakan perusahaan, komunikasi menjalankan
fungsi manajemen. Komunikasi informal juga mengontrol perilaku. Ketika
kelompok kerja menggoda atau melecehkan anggota yang menghasilkan terlalu
banyak (dan membuat anggota lainnya terlihat buruk), mereka secara informal
berkomunikasi, dan mengelola, perilaku anggota.
b. Umpan Balik
Komunikasi menciptakan umpan balik dengan menjelaskan kepada karyawan apa
yang harus mereka lakukan, seberapa baik mereka melakukannya, dan bagaimana
mereka dapat meningkatkan kinerja mereka. Pembentukan tujuan, umpan balik
tentang kemajuan, dan penghargaan untuk perilaku yang diinginkan semuanya
membutuhkan komunikasi dan merangsang motivasi.
c. Berbagi Emosional
Kelompok kerja merupakan sumber utama interaksi sosial bagi banyak karyawan.
Komunikasi dalam kelompok adalah mekanisme mendasar dimana anggota
menunjukkan kepuasan dan frustrasi. oleh karena itu, komunikasi menyediakan
berbagi perasaan emosional dan pemenuhan kebutuhan sosial.

6
d. Persuasi
persuasi bisa baik atau buruk tergantung pada seseorang. katakanlah, seorang
pemimpin mencoba membujuk kelompok kerja untuk berkomitmen pada inisiatif
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) organisasi atau, sebaliknya, membujuk
kelompok kerja untuk melanggar hukum, memenuhi tujuan organisasi. Ini mungkin
contoh ekstrem, tetapi penting untuk diingat bahwa persuasi dapat menguntungkan
atau merugikan organisasi.
e. Pertukaran Informasi
Komunikasi menyediakan informasi yang dibutuhkan individu dan kelompok
untuk membuat keputusan dengan mengirimkan data yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.

3.1.2 Proses komunikasi


Proses komunikasi di gambarkan oleh Robbins dan Judge seperti gambar di
bawah ini yang menjelaskan, bagaimana perjalanan komunikasi agar dikatakan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, terutama untuk menyatakan
maksud dan tujuan, baik berkelompok maupun perorangan.
Sender Receiver

Enconding channel Message


to be Message decoding
massage
sent received

noise

feedback

Gambar Proses Komunikasi (Stephen P Robin)

Bagian kunci dari model ini adalah (1) pengirim, (2) encoding, (3) pesan, (4) saluran,
(5) decoding, (6) penerima, (7) noise, dan (8) umpan balik.
Pengirim pesan dengan mengkodekan sebuah pemikiran. Pesan pengirim
adalah produk fisik sebenarnya dari penyandian. Ketika kita berbicara, pidato adalah
pesannya. Ketika kita menulis, tulisan adalah pesannya. Ketika kita memberi isyarat,
gerakan lengan kita dan ekspresi wajah kita adalah pesannya.

7
Saluran yang dilalui pesan. Pengirim memilihnya, menentukan apakah akan
menggunakan saluran formal atau informal. Saluran formal ditetapkan oleh organisasi
dan menyampaikan pesan yang terkait dengan aktivitas profesional anggota. Mereka
secara tradisional mengikuti rantai otoritas di dalam organisasi. Bentuk pesan lainnya,
seperti pesan yang bersifat pribadi atau sosial, mengikuti saluran informal, yang
spontan dan tergantung pada pilihan individu.4
Penerima . adalah orang (s) kepada siapa pesan diarahkan, yang pertama-tama
harus menerjemahkan simbol ke dalam bentuk yang dapat dimengerti. Langkah ini
adalah decoding pesan. Kebisingan mewakili hambatan komunikasi yang mendistorsi
kejelasan pesan , seperti masalah persepsi, informasi yang berlebihan, kesulitan
semantik, atau perbedaan budaya. Tautan terakhir dalam proses komunikasi adalah
lingkaran umpan balik. Umpan balik adalah pemeriksaan seberapa sukses kami dalam
mentransfer pesan kami seperti yang dimaksudkan semula. Ini menentukan apakah
pemahaman telah tercapai.

3.2 KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Komunikasi dapat mengalir secara vertikal ataupun horizontal/lateral, melalui
jaringan kelompok kecil formal atau selentingan informal. Dimensi vertikal menjadi
arah ke bawah dan ke atas.

a. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat kelompok atau organisasi ke tingkat
yang lebih rendah adalah komunikasi ke bawah. Komunikasi aliran kebawah tidak
perlu harus kontak tatap muka. Pemimpin dan manajer kelompok menggunakannya
untuk menetapkan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menjelaskan kebijakan
dan prosedur, menunjukkan masalah yang membutuhkan perhatian, dan
menawarkan umpan balik.

b. Komunikasi ke atas

Komunikasi ke atas mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau
organisasi. Ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan, memberi
tahu mereka tentang kemajuan menuju tujuan, dan menyampaikan masalah saat ini.
Komunikasi ke atas membuat manajer menyadari bagaimana perasaan karyawan

8
tentang pekerjaan mereka, rekan kerja, dan organisasi secara umum. Manajer juga
mengandalkan komunikasi ke atas untuk gagasan tentang bagaimana kondisi dapat
ditingkatkan.

Dimensi horizontal/lateral.

Komunikasi yang terjadi Ketika antara anggota kelompok kerja yang sama,
anggota pada tingkat yang sama dalam kelompok kerja yang terpisah, atau pekerja lain
yang setara secara horizontal disebut sebagai komunikasi lateral. Komunikasi lateral
menghemat waktu dan memfasilitasi koordinasi hubungan lateral Lebih sering,
mereka dibuat secara informal untuk memperpendek hierarki vertikal dan
mempercepat tindakan. Jadi dari sudut pandang manajemen, komunikasi lateral bisa
baik atau buruk. Karena berpegang teguh pada struktur vertikal formal untuk semua
komunikasi dapat menjadi tidak efisien, komunikasi lateral yang terjadi dengan
pengetahuan dan dukungan manajemen dapat bermanfaat. Tetapi konflik
disfungsional dapat terjadi ketika saluran vertical dilanggar, ketika anggota bertindak
di atas atau di sekitar atasan mereka, atau ketika bos menemukan tindakan telah
diambil atau keputusan dibuat tanpa sepengetahuan mereka.

Jaringan komunikasi formal

jaringan ini dibagi menjadi tiga kelompok kecil umum yang masing-masing terdiri
dari: rantai, roda, dan semua saluran.

a. Rantai rantai komando formal; jaringan ini mendekati saluran komunikasi yang
mungkin Anda temukan dalam organisasi tiga tingkat yang kaku.
b. Roda bergantung pada figur sentral untuk bertindak sebagai saluran untuk semua
komunikasi kelompok; itu mensimulasikan jaringan komunikasi yang mungkin
Anda temukan di tim dengan pemimpin yang kuat.
c. Jaringan semua saluran memungkinkan anggota grup untuk berkomunikasi secara
aktif satu sama lain; itu paling sering ditandai dengan tim yang dikelola sendiri, di
mana anggota kelompok bebas untuk berkontribusi dan tidak ada orang yang
mengambil peran kepemimpinan.

9
Jaringan komunikasi informal dalam suatu kelompok atau organisasi disebut
selentingan.
Meskipun rumor dan gosip yang disebarkan melalui selentingan mungkin bersifat
informal, itu masih merupakan sumber informasi penting bagi karyawan dan kandidat.
Grapevine atau informasi dari mulut ke mulut dari rekan-rekan tentang perusahaan
memiliki efek penting pada apakah pelamar kerja bergabung dengan organisasi,10 bahkan
melebihi peringkat informal di situs web seperti Glassdoor.

3.3 Komunikasi Efektif


Setiap anggota organisasi perlu memiliki ketrampilan komunikasi dengan baik
sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Metode ataupun teknik
berkomunikasi harus disesuaikan dengan situasi sewaktu komunikasi dilakukan.
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang mempunyai aliran informasi dua arah dimana pengiriman dan
penerimaan pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti dengan baik.
Dengan kata lain, komunikasi dikatakan efektif jika seseorang memahami informasi
tersebut dengan baik dan memberikan respon yang sesuai.
Ada 3 jenis/mode komunikasi yang dapat digunakan menurut Stephen P robin yaitu :
a. Komunikasi Lisan
Sarana utama untuk menyampaikan pesan adalah komunikasi lisan. Pidato, diskusi
formal satu lawan satu dan kelompok, dan rumor informal atau selentingan adalah
bentuk komunikasi lisan yang populer.

b. Komunikasi Tertulis
Komunikasi secara tertulis meliputi memo, surat, surat elektronik, transmisi fax,
laporan berkala organisasi, pengumuman di papan, bulletin dan alat-alat lain yang
yang mengkomunikasikan informasi lewat kata tertulis atau simbol. Keuntungan
komunikasi tulisan adalah berwujud dan dapat dibuktikan atau dapat dijadikan
sebagai bukti.

c. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi non verbal seperti gerakan tubuh, intonasi atau penekanan pada
kata-kata, ekspresi wajah, dan jarak fisik antara pengirim dan penerima. Setiap
gerakan tubuh memiliki arti dan tidak ada gerakan yang tidak disengaja.

10
3.4 Hambatan Dalam Komunikasi
Komunikasi terjadi ketika penerima memahami pesan yang dikirim oleh
pengirim serta adanya umpan balik yang menunjukkan kesamaan pemahaman dari
pesan tersebut. Namun, adanya hambatan komunikasi dapat mengakibatkan
terganggunya proses komunikasi.
Beberapa hambatan komunikasi yakni penyaringan, persepsi selektif, informasi
yang berlebihan, emosi dan bahasa.
1. Penyaringan mengarah kepada pengirim yang memanipulasi informasi sehingga akan
tampak lebih menguntungkan bagi si penerima. Faktor-faktor seperti ketakutan untuk
menyampaikan kabar buruk dan keinginan untuk menyenangkan atasan sering
menyebabkan karyawan memberi informasi mengenai apa yang mereka pikir ingin
didengarkan oleh atasan mereka sehingga mendistorsi komunikasi ke atas.
2. Penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar
berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latarbelakang, dan karakteristik
individu lainnya. Pewawancara calon karyawan yang memperkirakan bahwa wanita
pelamar kerja akan lebih mementingkan kekeluarganya daripada karirnya kemungkinan
besar akan melihat hal itu pada pelamar itu, tidak peduli apakah pelamar itu merasa
demikian atau tidak.
3. Ketika informasi yang ada melebihi kapasitas pemrosesan maka hasilnya adalah
informasi berlebih. Ketika individu memliki lebih banyak informasi dari pada yang
dapat mereka pilah dan gunakan maka mereka akan cenderung mengabaikan, melewati,
melupakan informasi, ataupun menunda memroses lanjut sampai situasi berlebihan
selesai. Meskipun akibatnya adalah kehilangan informasi dan komunikasi yang kurang
efektif.
4. Emosi yang ekstrim seperti sorak kegirangan atau depresi paling mungkin menghambat
komunikasi yang efektif.
5. Kata-kata/bahasa memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda pula. Usia,
pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan tiga dari variabel-variabel yang
begitu mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan definisi yang dia berikan
ke kata-kata itu.

11
3.5 Komunikasi Lintas Budaya
Organisasi dengan ruang lingkup bisnis internasional akan selalu bersinggungan
dengan komunikasi lintas budaya. Perbedaan budaya seperti bahasa, perilaku,
kebiasaan, ataupun adat istidat dapat mempengaruhi komunikasi lintas budaya sehingga
setiap individu harus selalu berhati-hati ketika terlibat dalam komunikasi lintas budaya.
Dalam bukunya Stephen P Robin, mengatakan bahwa pemahaman yang lebih
baik tentang hambatan budaya dan implikasinya dalam komunikasi lintas budaya dapat
dicapai dengan mempertimbangkan budaya Konteks tinggi dan rendah.
a. Budaya konteks tinggi sangat bergantung pada nonverbal dan isyarat situasional
saat berkomunikasi dengan orang lain. Dalam budaya ini, status resmi seseorang,
Budaya konteks tinggi terlihat dari ketidakefisien pengambilan keputusan, tidak
berorientasi pada penyebab masalah, tidak dapat memutuskan dalam proses
negosiasi, dan tidak ada pemisahan antara masalah pribadi dan pekerjaan.
b. Budaya konteks rendah mengandalkan kata-kata untuk menyampaikan makna.
Bahasa tubuh atau gelar formal merupakan hal sekunder terhadap kata lisan dan
tertulis. Negara berbudaya konteks rendah adalah Eropa dan Amerika Utara.
Budaya konteks rendah terlihat dari kecepatan mengambil keputusan, fokus pada
penyebab masalah, kecepatan memutuskan dalam proses negosiasi dan pemisahan
antara masalah pribadi dengan pekerjaan

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan :
Dalam suatu Organisasi, komunikasi sangatlah penting untuk mencapai
tujuan dan keharmonisan organisasi. Orang dapat bekerja dengan saling
membutuhkan satu sama lain, menggunakan komunikasi. komunikasi merupakan
sarana yang dimana orang mengklarifikasi harapan mereka dan mengkoordinasi
pekerjaan, yang memungkinkan mereka mencapai tujuan organisasi dengan lebih
efesien dan efektif.
Dengan penyampaian dan pemahaman informasi yang dikirim dan diterima
oleh pelaku komunikasi secara baik maka kesalahan pahaman informasi dapat
diminimalisir.
Tidak ada manusia, kelompok atau organisasi di dunia ini yang tidak pernah
berkomunikasi, karena tanpa adanya komunikasi, maka seseorang, kelompok
maupun organisasi tidak berjalan secara efektif dan efesien.

4.2 Saran
Dengan adanya pemahaman tentang komunikasi diharapkan mampu
memberikan efektifitas dan keefisianan dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Dan
memberi dampak positif bagi diri pribadi ataupun organisasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. H. Candra Wijaya, M.Pd, Perilaku Dalam Organisasi. Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2017.
2. M. Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali
Press, 2011.
3. P. S. Robbins and T. A. Jugge, Perilaku Organisasi, 12th ed. Jakarta: Salemba Empat,
2012.

14

Anda mungkin juga menyukai