Anda di halaman 1dari 3

Menurut data Kementerian Perindustrian sektor industri manufaktur menyerap tenaga

kerja sebanyak 18,25 juta, sejak tiga tahun terakhir mengalami kenaikan dari tahun 2015 hingga
tahun 2018 terjadi kenaikan 17,4 persen. Dengan meningkatnya sektor industri manufaktur
tersebut, maka dibutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak pula. Dalam hal ini, setiap sektor
industri tentunya memiliki potensi bahaya dan risiko dalam setiap aktivitas produksinya yang
dapat menimbulkan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi dalam lingkungan kerja yang dapat
terjadi karena kondisi lingkungan kerja yang tidak aman ataupun karena human error. Dari data
historis pada tahun 2013 terdapat 22 kali kecelakaan kerja. Setelah diteliti ternyata terdapat
kecelakaan kerja kecil sebesar 90%, kecelakaan sedang sebesar 5% dan kecelakaan berat
sebesar 5%. (Restuputri dan Sari, 2015).
Menurut data yang dikeluarkan oleh International Labour Organization (ILO) sebesar
2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Sekitar 2,4 juta (86,3 persen) kematian disebabkan oleh penyakit akibat kerja, sementara lebih
dari 380.000 (13,7 persen) disebabkan kecelakaan kerja. Menurut studi yang dilakukan Heinrich
pada 75 ribu kasus kecelakaan industri didapatkan 88% disebabkan oleh tindakan tidak aman,
10% oleh kondisi tidak aman dan 2% faktor lainnya. Sejalan dengan data tersebut, BPJS
Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia masih sangat tinggi.
Tercatat sekitar 147.000 kasus kecelakaan kerja terjadi sepanjang tahun 2018, atau 40.273 kasus
setiap hari. Dari jumlah itu, sebanyak 478 kasus (3,18 %) berakibat kecacatan, dan 2.575 (1,75
%) kasus berakhir dengan kematian, artinya setiap hari terdapat 12 orang peserta BPJS
Ketenagakerjaan mengalami kecacatan dan tujuh orang peserta meninggal dunia.
Faktor manusia berperan penting dalam terjadinya kecelakaan kerja yaitu pengetahuan
dan sikap yang dimiliki oleh karyawan agar selamat saat sedang bekerja dan setelah melakukan
pekerjaannya (Kemenkes, 2014). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa terdapat korelasi
antara pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan sikap menggunakan alat
pelindung diri dengan kejadian kecelakaan kerja. Berdasarkan data penelitian tersebut
menunjukkan bahwa sebanya 54,8% pekerja, memiliki pengetahuan rendah tentang keselamatan
kerja, 24 pekerja (57,1%) memiliki sikap negatif mengenai sikap menggunakan alat pelindung
diri. Pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh pekerja sangat berkaitan dengan masa kerja
seseorang. Semakin lama masa kerja akan membuat tenaga kerja lebih mengenal kondisi
lingkungan tempat kerja, selain itu, masa kerja juga memberikan pengalaman kerja, pengetahuan
dan keterampilan kerja seorang pekerja (Kristiawan dan Abdullah, 2020). Hal ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan
kejadian kecelakaan kerja pada bagian fleet di PT Coca-cola Amatil Indonesia Central Java
(Diputra, 2011).

Restuputri, D. P., & Sari, R. P. D. (2015). Analisis kecelakaan kerja dengan menggunakan
metode Hazard and Operability Study (HAZOP). Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 14(1), 24-
35.
Perindustrian, K. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Kecil. (2018).
Available at: https://kemenperin.go.id/statistik/ibs_indikator.php?indikator =
ILO, J. (2018). Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Muda. Organisasi
Perburuhan Internasional.
Heinrich, H. W. (1941). Industrial Accident Prevention. A Scientific Approach. Industrial
Accident Prevention. A Scientific Approach. (Second Edition).
Yusuf, M. (2019). Data BPJS Ketenagakerjaan, Setiap Hari Terjadi 40.273 Kasus Kecelakaan
Kerja. Warta Kota, 1.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 1 Orang Pekerja di Dunia Meninggal Setiap 15
Detik Karena Kecelakaan Kerja.
Selasa, 28 Oktober 2014 [Internet]. 2014; Available from:
https://www.kemkes.go.id/article/view/201411030005/1-orang-pekerja-di-dunia-
meninggal setiap-15-detik-karena-kecelakaan-kerja.html
Kristiawan, R., & Abdullah, R. (2020). Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada area
penambangan batu kapur unit alat berat PT. Semen Padang. Bina Tambang, 5(2), 11-21.
Diputra, I. G. Y. M. (2011). Hubungan Antara Masa Kerja dan Persepsi Tenaga Kerja Tentang
Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada
Bagian Fleet di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java Tahun.

LITERATURE REVIEW : FAKTOR TERJADINYA UNSAFE ACTION PADA PEKERJA SEKTOR MANUFAKTUR |
Desmayanny | Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) kutipan 1 2 3

View of Analisis Determinan Kecelakaan Kerja Ringan pada Pekerja Industri di Bagian Operator dan
Maintenance (stikim.ac.id) kutipan 4
View of Analisis Determinan Kecelakaan Kerja Ringan pada Pekerja Industri di Bagian Operator dan
Maintenance (stikim.ac.id) 3, 9, 10, 11

Anda mungkin juga menyukai