Adenomyosis adalah penetrasi dan bertumbuhnya jaringan endometrium (jaringan yang melapisi
dinding dalam rahim) ke dalam myometrium (lapisan otot rahim), sering disebut pula dengan
endometriosis internal. Jadi penyakit ini sejenis dengan endometriosis. Adenomyosis dapat ada
bersamaan dengan endometriosis eksternal. Dan jaringan endometrium yang salah tempat ini,
seperti endometrium yang normal, akan mengikuti siklus menstruasi, jadi cenderung mengalami
pendarahan pada saat menstruasi. Darah yang terkumpul di dalam jaringan otot rahim ini akan
menyebabkan pembengkakan; rahim menjadi lebih besar. Pembengkakan (adenomyosis) ini dapat
merata atau terfokus di satu tempat. Jika pembengkakan ini terfokus di satu tempat maka disebut
sebagai adenomyoma, yang mana menyerupai tumor rahim lainnya.
Umumnya adenomyosis salah didiagnosa sebagai fibroid rahim. Sebenarnya terdapat perbedaan
mendasar diantara fibroid (suatu tumor yang jelas) dan adenomyoma. Fibroid berasal dari satu sel
yang abnormal, yang dibawah pengaruh hormon estrogen akan berkembangbiak. Pertumbuhan
tumor mungkin dapat menggeser dan menekan jaringan sekitarnya, tetapi dia tidak pernah
menyusup ke jaringan otot rahim, oleh karena tidak menyusup ke jaringan otot rahim maka
dimungkinkan untuk mengangkat seluruh tumor ini tanpa mengganggu jaringan rahim yang normal
selama proses pembedahan yang disebut myomektomi (pembedahan untuk mengangkat fibroid).
Sebaliknya adenomyoma bukanlah suatu tumor dengan batas yang jelas, tetapi lebih kea rah
pembengkakan local dari dinding rahim sebagai akibat penetrasi jaringan endometrium. Oleh karena
itu tidak mungkin untuk mengangkat jaringan yang terkena adenomyosis tanpa mengangkat jaringan
otot rahim yang dipenetrasi tadi.
Efek dari adenomyosis pada kesuburan dan kehamilan tidak jelas. Adenomyosis mungkin
menyebabkan berkurangnya kesuburan. Informasi yang ada menyebutkan bahwa adenomyosis bisa
ada pada 17% wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun. Adenomyosis jarang dihubungkan dengan
komplikasi obstetrik ataupun pembedahan. Pada kebanyakan kasus wanita hamil dengan
adenomyosis, adenomyosisnya ditemukan secara kebetulan pada saat operasi cesar atau pada saat
operasi pengangkatan rahim. Jadi adenomyosis dengan ketidaksuburan masih memerlukan
penelitian yang lebih lanjut.
Endometriosis ovarium
Patofisiologi
Endoscopic image of a ruptured chocolate cyst in left ovary. Endoskopi citra pecah kista coklat di
ovarium kiri.
It is caused by endometriosis , [ 1 ] and formed when a tiny patch of endometrial tissue (the
mucous membrane that makes up the inner layer of the uterine wall) bleeds, sloughs off,
becomes transplanted, and grows and enlarges inside the ovaries. Hal ini disebabkan oleh
endometriosis , [1] dan terbentuk ketika sebuah patch kecil jaringan endometrium (yang
selaput lendir yang membentuk lapisan bagian dalam dinding rahim) berdarah, sloughs off,
menjadi ditransplantasikan, dan tumbuh dan membesar di dalam ovarium. As the blood
builds up over months and years, it turns brown. Sebagai darah membangun di atas bulan dan
tahun, ternyata coklat. When it ruptures, the material spills over into the pelvis and onto the
surface of the uterus, bladder, bowel, and the corresponding spaces between. Ketika pecah,
bahan tumpah ke dalam panggul dan ke permukaan, kandung kemih usus rahim,, dan ruang-
ruang yang sesuai antara.
Treatment for endometriosis can be medical or surgical. Pengobatan untuk endometriosis bisa
medis atau bedah.
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) are frequently used first in patients with
pelvic pain, particularly if the diagnosis of endometriosis has not been definitively (excision
and biopsy) established. obat anti-inflamasi nonsteroidal (NSAID) yang sering digunakan
pertama pada pasien dengan nyeri panggul, terutama jika diagnosis endometriosis belum
definitif (eksisi dan biopsi) didirikan. The goal of directed medical treatment is to achieve an
anovulatory state. Tujuan pengobatan medis diarahkan adalah untuk mencapai anovulasi
negara. Typically, this is achieved initially using hormonal contraception . Biasanya, ini
dicapai awalnya menggunakan kontrasepsi hormonal . This can also be accomplished with
progestational agents (ie, medroxyprogesterone ), danazol , gestrinone , or gonadotropin
-releasing hormone agonists ( GnRH ), as well as other less well-known agents. Ini juga dapat
dicapai dengan agen progestational (yaitu, medroksiprogesteron ), danazol , gestrinon , atau
gonadotropin -releasing agonis hormon ( GnRH ), serta kurang terkenal agen lainnya. These
agents are generally used if oral contraceptives and NSAIDs are ineffective. Agen ini
umumnya digunakan jika kontrasepsi oral dan NSAID tidak efektif. GnRH can be combined
with estrogen and progestogen (add-back therapy) without loss of efficacy but with fewer
hypo estrogenic symptoms. GnRH dapat dikombinasikan dengan estrogen dan progestogen (-
kembali terapi menambah) tanpa kehilangan keberhasilan tetapi dengan sedikit hipo
estrogenik gejala. These medications are often ineffective in treating endometriomas and any
relief is short lived while taking the medications. Obat-obat ini sering tidak efektif dalam
mengobati endometrioma dan bantuan apapun hidup pendek saat mengambil obat-obatan.
Hormonal treatment has a large number of sometimes permanent side effects, such as hot
flashes, loss of bone mass, deeping of voice, weight gain, and facial hair growth. pengobatan
hormonal memiliki sejumlah besar efek samping kadang-kadang tetap, seperti hot flashes,
hilangnya massa tulang, perendaman suara, berat badan, dan pertumbuhan rambut wajah.
[hide] v · d · e Female diseases of the pelvis and genitals ( N70–N99 , 614–629 ) v · d · e Female
penyakit dari panggul dan alat kelamin ( N70-N99 , 614-629 )
Fallopian
Salpingitis · Hydrosalpinx · Hematosalpinx · Female infertility (
tube
Fallopian tube obstruction ) Salpingitis · Hydrosalpinx ·
Tabung
Hematosalpinx · Female infertilitas ( obstruksi tuba Fallopii )
tuba
Myometrium
Adenomyosis Adenomyosis
Miometrium
Parametrium
Parametritis Parametritis
Parametrium
Other/general
Pelvic inflammatory disease · Pelvic congestion syndrome Penyakit radang
Lain-lain /
panggul · panggul kemacetan sindrom
umum
Vulva
Vulvitis · Bartholin's cyst · Kraurosis vulvae · Vulvodynia Vulvitis · Bartholin cyst ·
Kemaluan
Kraurosis vulvae · vulvodynia
wanita
External Clitoral
Eksternal hood or
Clitoris
Clitoral Clitoral phimosis · Clitorism Clitoral phimosis · Clitorism
hood
atau
Klitoris
M : ♀ FRS M : ♀ FRS anat / phys / devp Anat noco / cong / npls , proc / asst , drug ( G1 /
/ Phys / devp sysi / epon noco / cong G2B / G3CD ) proc /
/ NPL , sysi / Epon Asst , obat ( G1 /
G2B / G3CD )
Retrieved from " http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis_of_ovary " Diperoleh dari "
http://en.wikipedia.org/wiki/Endometriosis_of_ovary "
Categories : Noninflammatory disorders of female genital tract Kategori : MENYEBABKAN
PERADANGAN gangguan saluran alat kelamin perempuan
Endometriosis adalah suatu penyakit di mana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh
di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan
rahim. Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ
perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur) dan
ligamen penyokong rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan
usus besar, ureter (saluran yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih), kandung
kemih, vagina, jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada. Kadang jaringan
endometrium tumbuh di dalam paru-paru.[1]
Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak
perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya
endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia di
atas 30 tahun dan kulit putih.
Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-
50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada usia remaja. Endometriosis yang berat bisa
menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Penyebab
2 Gejala
3 Diagnosis
o 3.1 Pemeriksaan lain
4 Antisipasi
o 4.1 Pembedahan
o 4.2 Pengobatan
5 Referensi
[sunting] Penyebab
1. Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur). Sel-sel endometrium yang
dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam
panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut.
2. Teori sistem kekebalan. Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi
tumbuh di daerah selain rahim.
3. Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan
yang tinggi terhadap endometriosis.
Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan rahim
untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya
kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi
mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi.
Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada
siklus menstruasi berikutnya.
Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut dan
perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa
menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak
terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur
yang telah dibuahi menuju ke rahim.
[sunting] Gejala
Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan
pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama
menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih.
Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa
membentuk massa yang terisi darah (endometrioma). Kadang endometrioma pecah dan
menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba.
[sunting] Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan
panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang
vagina atau di daerah ovarium.
1. Laparoskopi
2. Biopsi endometrium
3. USG rahim
4. Barium enema
5. CT scan atau MRI perut.
[sunting] Antisipasi
Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya
penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat
pertumbuhan jaringan endometrium adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis
GnRH. Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon
gonadotropin dari kelenjar hipofisis, tetapi setelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan
menekan pelepasan gonadotropin.
[sunting] Pembedahan
Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis
diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi.
Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:
Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm
Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba
Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak
dapat diatasi dengan obat-obatan.
Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser.
Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering
berulang.
Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya
dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan
penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.
Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah
pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru
dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.
[sunting] Pengobatan