Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN EVALUASI PROSES PELAKSANAAN

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


JANUARI 2019

2019
Bab I
Pendahuluan

Dalam rangka untuk menjaga mutu layanan rumah sakit (dalam hal ini quality
assurance) yang mencakup standar pelayanan (medis, perawat, apoteker danpenunjang),
audit (medis dan manajemen) dan peningkatan mutu berkesinambungan, maka
diperlukan suatu instrumen yang dapat merangkum seluruh kegiatan dan upaya tersebut
di atas dalam penyelenggaraan layanan kesehatan yang terpadu di rumah sakit melalui
Clinical Pathways.
Clinical Pathways (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu
yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar
pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur
dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit.
Clinical Pathway telah mulai diterapkan di RS Bhakti Rahayu sejak tahun 2016
yang disusun berdasarkan PPK dan telah mendapatkan kesepakatan dokter spesialis yang
bersangkutan.
Clinical Pathway yang awalnya diterapkan adalah :
1. Gastroenteritis
2. Demam Thypoid
3. Demam Berdarah (DHF)
4. HIL
5. Appendicitis
Pada akhir tahun 2017 Clinical pathway di RSU Bhakti Rahayu ditambah menjadi 10
diagnosa yaitu :
1. DHF
2. Gastroenteritis
3. Demam Thypoid
4. HIL
5. Appendicitis
6. PEB
7. Eklamsia
8. Blighted ovum
9. Tindakan Sectio Caesaria
10. Hiperemesis gravidarum

Dengan adanya clinical pathway ini, diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan DPJP
untuk menangani pasien berdasarkan clinical pathway dimana yang dinilai adalah
Tingkat kepatuhan pemakaian obat, pemeriksaan penunjang, Nutrisi dan LOS atau lama
rawat.
BAB II
Pelaksanaan

1. Dilakukan oleh tim Clinical Pathway dan Case Manager.


2. Dilakukan setiap bulan.
3. Dengan cara audit berkas RM, membandingkan catatan perawatan pasien dengan Clinical
Pathway.
4. Perhitungan sampel yang digunakan adalah 10 % dari populasi.
5. Apabila terdapat variabilitas dalam perjalanan penyakit atau komplikasi tidak digunakan
sebagai populasi pengambilan data.
6. Kriteria yang dinilai adalah :
a. Operasi dan Non operasi: kepatuhan pemakaian obat, ketepatan nutrisi,
kesesuaian pemeriksaan penunjang (Lab) dan lama rawat (LOS).
BAB III
Laporan Evaluasi

Hasil Evaluasi Proses Pelaksanaan Panduan Praktek Klinis Bulan Januari 2019

1. Tindakan SC
Tabel Kesesuaian
Kepatuhan Ketepatan Kesesuaian Lama
pemakaian nutrisi pemeriksaan rawat
obat penunjang (LOS)
Persentase kepatuhan
terhadap Clinical Pathway
Tindakan SC 76,6 100 83,3 78,8

Hasil :
Pemakaian obat yang diberikan pada pasien SC adalah cefotaxime 2-4gr (IV), ketorolac
30-90 mg (IV), asam tranexamat 500-1000 mg (IV), cefadroxil 3x500mg (PO) atau
cefixime 2x100mg (PO), asam mefenamat 3x500mg (PO), methylergometrin 3x125 mg
(PO), asam tranexamat 3x500mg (PO). Dari total keseluruhan pasien SC ada 90 pasien,
sebanyak 69 pasien dengan persentase 76,6% dari target 100%. Pasien yang diberikan
terapi sesuai dengan Clinical Pathway diantaranya adalah pasien dari dr. Kadek
Sukamertha, Sp.OG dengan jumlah pasien 30 yang sesuai dengan CPW sebanyak 24
pasien dengan persentase 83,3% dari target 100%, ketidaksesuaian terhadap CPW
dikarenakan pasien dari dr. Kadek Sukamertha, Sp. OG diberikan terapi tambahan anti
nyeri (tramadol dan paracetamol) dari dr. Anastesi. Jumlah pasien dari dr. Theni, Sp.OG
sebanyak 21 pasien, yang sesuai dengan CPW sebanyak 19 pasien dengan persentase
90,4% dari target 100%, ketidaksesuaian terhadap CPW dikarenakan pasien dr. Theni,
Sp.OG diberikan terapi paracetamol dan tramadol untuk terapi temabahan anti nyeri dari
dr. Anastesi. Pasien dari dr. Ida Bagus Sukadana, Sp.OG dengan jumlah 14 pasien, yang
sesuai dengan CPW sebanyak 13 pasien dengan persentase 92,8% dari target 100%, hal ini
dikarenakan ada 1 pasien yang diresepkan obat tambahan paracetamol oleh karena pasien
mengeluh nyeri pasca operasi. Pasien dari dr. Haya, Sp.OG sebanyak 25 pasien dan yang
sesuai dengan CPW sebanyak 13 pasien dengan persentase 52% dari target 100%,
ketidaksesuaian penggunaan obat terhadap CPW disebabkan karena pasien diresepkan obat
rindomam karena sebelumnya pasien sudah diedukasi untuk terapi pelancar ASI sehingga
pasien meminta terapi pelancar ASI setelah operasi.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien SC diantara DL, BT, CT, BSA
HbsAg, PPIA. Dari total 90 pasien, hanya 75 (83,3%) yang sudah sesuai dengan clinical
pathway. Pasien-pasien yang dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai dengan Clinical
pathway diantaranya adalah pasien dari dr. Kadek Sukamerta, Sp.OG dengan jumlah
pasien yang dimiliki 30, yang sesuai dengan CPW sebanyak 25 pasien dengan persentase
83,3% dari target 100%, ketidaksesuaian terhadap CPW disebabkan adanya pemeriksaan
tambahan golongan darah. Jumlah pasien dr. Theni, Sp.OG sebanyak 21 pasien yang
sesuai dengan CPW 18 pasien dengan persentase 85,71% dari target 100%,
ketidaksesuaian pemeriksaan penunjang terhadap CPW dikarenakan pasien dilakukan
pemeriksaan BUN/SC. Jumlah pasien dr. Ida Bagus Sukadana, Sp.OG 14 pasien, yang
sesuai dengan CPW sebanyak 12 dengan persentase 85,7% dari target 100% hal ini
dikarenakan pasiennya dilakukan pemeriksaan UL oleh dr. Anastesi yang ikut merawat
pasiennya.
Lama rawat untuk Sectio cesaria adalah 3 hari. Dari 90 pasien, 81 (78,8%) pasien yang
dirawat sesuai dengan hari rawat yang ditentukan pada clinical pathway diantaranya pasien
dari dr. Kadek Sukamertha, Sp.OG dengan jumlah pasien 30, yang sesuai dengan CPW
sebanyak 23 pasien dengan persentase 76,67% dari target 100%. Jumlah pasien dari dr.
Theni, Sp.OG sebanyak 21 pasien, yang sesuai terhadap CPW sebanyak 18 pasien dengan
persentase 85,71% dari target 100%. Jumlah pasien dari dr. Ida Bagus Sukadana, Sp.OG
sebanyak 14 pasien yang sesuai dengan CPW sebanyak 10 pasien dengan persentase
71,42% dari target 100%. Sedangkan jumlah pasien dari dr. Haya, Sp.OG sebanyak 25
pasien, yang sesuai dengan CPW sebanyak 20 pasien dengan persentase 80% dari 100%
target. Ketidaksesuaian hari rawat terhadap CPW disebabkan oleh karena bayi belum boleh
pulang.
Ketepatan nutrisi pada pasien dengan SC sudah sesuai dengan CPW yaitu 100%.

2. Pre Eklampsia Berat (PEB)


Tabel Kesesuaian
Kepatuhan Ketepatan Kesesuaian Lama
pemakaian obat nutrisi pemeriksaan penunjang rawat
(LOS)
Persentase kepatuhan
terhadap Clinical Pathway
PEB 50 100 50 50
Hasil:
Pemakaian obat yang diberikan pada pasien PEB adalah MgSO4 40% 12 gr dalam
dextrose 5% 500ml 25 tpm, nifedipine 3x10mg sampai tekanan darah <160/95 mmHg,
cefotaxime 2-4gr (IV), oxytocin 10-40 IU (IV), ketorolac 30-90mg (IV), lidocaine 20mg
(IV), fentanyl 50-100mcg (IV/IM), bupivacain intra spinal (7,5-10,5 mg),
methylergometrin (0,2 mg), asam tranexamat (500-1000 mg) (IV), cefadroxil 3x 500 mg
(po), cefixime 2x 100 mg (po), asam mefenamat 3x 500 mg (po), methylergometrin 3x 125
mcg (po), asam tranexamat 3x 500 mg (po). Dari 2 pasien PEB, 1 diantaranya sesuai
dengan clinical pathway dengan persentase 50% merupakan pasien dari dr. Kadek
Sukamertha, Sp.OG. Ketidaksesuaian dengan CPW disebabkan karena adanya tambahan
pemberian terapi amlodipine untuk mengontrol tekanan darah pasien.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien PEB yaitu DL, BT, CT, golongan
darah, UL, AST/ALT. Dari 2 pasien PEB 1 diantaranya sudah sesuai dengan clinical
pathway dengan persentase 50% dari target 100%, yang merupakan pasien dari dr. Kadek
Sukamertha, Sp.OG.
Lama rawat untuk pasien PEB adalah 5 hari. Dari 2 jumlah pasien dr. Kadek, Sp.OG, 1
orang pasien dengan persentase 50% sudah sesuai dengan CPW. Ketidaksesuaian dengan
CPW disebabkan karena tekanan darah pasien belum terkontrol dan kadar protein urine
belum normal.
Ketepatan nutrisi pada pasien dengan PEB sudah sesuai dengan CPW yaitu 100%

3. Blighted Ovum (BO)


Tabel kesesuaian
Kepatuhan Ketepatannut Kesesuaian Lama
pemakaian obat risi pemeriksaan rawat
penunjang (LOS)
Persentase kepatuhan
terhadap Clinical
Pathway BO 40 100 80 100

Hasil:
Pemakaian obat yang diberikan pada pasien Blighted Ovum (BO) adalah cephalosporin
generasi III 1x(2-4gram) (IV), asam traneksamat 3x500mg, ketorolac 3x30mg (IV) . Dari 5
pasien BO, 2 diantaranya diberikan terapi sesuai dengan clinical pathway. Dari 3 jumlah
pasien dr. Kadek Sukamertha, Sp.OG, sebanyak 1 pasien dengan persentase 33,3% yang
sesuai CPW hal ini dikarena adanya 2 pasien yang diberikan terapi tamabhan berupa obat
paracetamol. Jumlah pasien dr. Haya, Sp.OG 1 pasien dan pemberian terapinya tidak
sesuai dengan CPW.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien BO yaitu DL, BT, CT, BUN/SC,
GDS, AST/ALT. Dari 5 pasien BO, 4 diantaranya dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
clinical pathway. Jumlah pasien dr. kadek Sukamertha, Sp.OG sebanyak 3 orang dan 2
orang pasien dengan persentase 66.6% sudah sesuai dengan CPW hal ini disebabkan
karena ada 1 orang pasien yang dilakukan pemeriksaan HbsAg. Jumlah pasien dr.Haya,
Sp.OG 1 orang dan sudah sesuai dengan CPW. Jumlah pasien dr.Thenihati, Sp.OG
sebanyak 1 orang dan sudah sesuai dengan CPW.
Ketepatan nutrisi pada pasien dengan BO sudah sesuai dengan CPW yaitu 100%.
Kesesuaian terhadap jumlah hari rawat pada pasien Blighted Ovum sudah sesuai dengan
CPW yaitu 100%

4. Dengue Hemoragic Fever (DHF)


Tabel Kesesuaian
Kepatuhan Ketepatannut Kesesuaian Lama
pemakaian obat risi pemeriksaan rawat
penunjang (LOS)
Persentase kepatuhan
terhadap Clinical
Pathway DHF 100 100 92 100
Hasil:
Pemakaian obat yang diberikan pada pasien DHF adalah paracetamol tablet 3x1 tab (po),
paracetamol flash 3x1gr (IV), obat anti mual, multivitamin. Dari 12 pasien DHF,
keseluruhan pasien sudah diberikan terapi sesuai dengan clinical pathway yaitu 100%.
Pasien-pasien yang diberikan terapi sesuai dengan CPW diantaranya adalah pasien dari dr.
Wira, Sp. PD dengan jumlah pasien sebanyak 5 pasien, dr. Widhyasa, Sp. PD sebanyak 3
pasien, kemudian pasien dari dr. Yuna, Sp. PD berjumlah 2 pasien, dan pasien dari dr.
Cilik, Sp. PD berjumlah 2 pasien.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien DHF yaitu DL, SGOT, SGPT, BUN,
SC, GDS. Dari 12 pasien DHF, sebanyak 11 pasien (92%) pemeriksaan penujang sesuai
dengan clinical pathway. 1 pasien yang tidak dilakukan pemeriksaan sesuai dengan CPW
merupakan pasien dari dari dr. Wira, Sp. PD, dikarenakan pasien tersebut dilakukan
pemeriksaan widal yang tidak sesuai dengan clinical pathway.

Lama rawat pasien DHF adalah selama 5 hari. Dari 12 pasien semua pasien (100%)
dirawat selama 5 hari yang sudah sesuai dengan CPW.
Ketepatan nutrisi pada pasien DHF sudah sesuai dengan CPW yaitu 100%.
5. Demam Thypoid
Tabel Kesesuaian
Kepatuhan Ketepatannut Kesesuaian Lama
pemakaian obat risi pemeriksaan rawat
penunjang (LOS)
Persentase kepatuhan
terhadap Clinical
Pathway Demam 100 100 100 100
thypoid

Hasil:
Pemakaian obat yang diberikan pada pasien dengan demam thypoid yaitu Clorampenicol
4x500 (IV) atau Cephalosporine generasi III (2-4 gr/hr ) (IV), Paracetamol tab 3x1 (bila
suhu 37,50 C ) atau paracetamol 3x1 Flash (bila suhu > 39 0 C) dan Obat anti mual (k/p).
Jumlah pasien dengan Demam Thypoid pada bulan Januari 2019 ada 1 pasien dan terapi
yang diberikan sudah sesuai denngan Clinical Pathway yaitu 100% yang merupakan pasien
dari dr. Wira, Sp. PD.

Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan demam thypoid diantaranya dilakukan


pemeriksaan DL, Widal SGOT/SGPT, BUN/SC dan GDS. Pasien demam thypoid dr.
Wira, Sp.PD, sudah dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai dengan CPW yaitu 100%.

Hari rawat pasien demam thypoid yaitu selama 5 hari. Lama hari rawat pasien dr. Wira, Sp.
PD sudah sesuai dengan CPW yaitu 100%.
Ketepatan nutrisi pada pasien demam thypoid sudah sesuai dengan CPW yaitu 100%

6. Gastroenteritis Akut
Tabel Kesesuaian
Kepatuhan Ketepatannut Kesesuaian Lama
pemakaian obat risi pemeriksaan rawat
penunjang (LOS)
Persentase kepatuhan
terhadap Clinical
Pathway GEA 100 100 100 100

Hasil:
Pada bulan Januari 2019 pasien GEA hanya ada 1 pasien yaitu pasien dari dr. Wira,
Sp.PD. Persentase kepatuhan terhadap CPW GEA diantaranya kepatuhan terhadap obat,
nutrisi, pemeriksaan penunjang, dan lama rawat (LOS) sudah sesuai dengan clinical
pathway dengan persentase 100%.

7. Appendicitis Acute
Kepatuhan Ketepatannut Kesesuaian Lama
pemakaian obat risi pemeriksaan rawat
penunjang (LOS)
Persentase kepatuhan
terhadap Clinical
Pathway Appendicitis 100 100 100 100
acute

Hasil:
Obat yang diberikan pada pasien appendicitis acute yaitu Cefotaxime 3x1 gram (IV),
ondancentron K/P, Paracetamol tab 3x1 (bila suhu 37,50 C ) atau paracetamol 3x1 Flash
(IV) (bila suhu > 390 C). Pasien dengan appendicitis acute ada 4 pasien, yaitu 2 pasien dari
dr. Aussie, Sp.B dan 2 pasien dari dr. Arya, Sp.B yang sudah diberikan terapi sesuai
dengan clinical pathway yaitu 100%.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien appendicitis acute yaitu DL, BT/CT .
Apabila umur > 40 tahun akan dilakukan pemeriksaan DL, SGOT/SGPT, BUN/SC, GDS.
Keseluruhan pasien sudah dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai dengan clinical
pathway.

Hari rawat pada pasien dengan appendicitis acute yaitu selama 4 hari. Dan hari rawat
pasien dr. Aussie, Sp.B dan dr. Arya, Sp.B selama 4 hari yang sudah sesuai dengan clinical
pathway.

Ketepatan nutrisi pada pasien appendicitis acute sudah sesuai dengan CPW yaitu 100%.
BAB IV
Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan
1. Dari evaluasi Clinical Pathway yang telah dilakukan, sebagian besar dokter spesialis
telah mengikuti CP yang berlaku.
2. Ketidaksesuaian terhadap Clinical Pathway sebagian besar terdapat pada pemakaian obat
dan pemeriksaan penunjang. Ketidaksesuaian pada pemakaian obat dikarenakan pasien
mempunyai keluhan tambahan dari diagnosanya, sehingga dokter DPJP menambahkan
obat diluar dari clinical pathway tersebut. Dan pada ketidaksesuaian pemeriksaan
penunjang sebagian besar disebabkan adanya keluhan tambahan dari pasien sehingga
dilakukan pemeriksaan penunjang di luar dari clinical pathway yang sudah ditentukan.

Rekomendasi
1. Melakukan Sosialisasi lebih lanjut dengan DPJP agar melakukan perawatan medis sesuai
dengan Clincal Pathway.
2. Memaparkan hasil evaluasi Clinical Pathway dalam rapat Komite Medik.
3. Melaksanakan audit medis dengan rutin.
4. Kepatuhan CP dijadikan sebagai salah satu penilaian kinerja tenaga medis

Anda mungkin juga menyukai