Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ketut Diki

Adhyatma Nim :
1915313072
Kelas : 6D TL

Jawaban :
1. Catur Sanak adalah empat saudara dan perwujudan yang disebutkan terdapat
dua pengertian Catur Sanak yaitu :
• Catur Sanak sebagai empat saudara yang disebut kanda pat selalu
menyertai kita dari sejak dalam kandungan, lahir, hidup dan sampai kita
mati.
• Saudara empat kita ini senantiasa menjaga kita selama semasa kita
hidup. Dan merecord setiap perbuatan baik dan buruknya roh semasih
ada di dunia ini
• Empat perwujudan Dewi Uma yang berawal ketika Beliau telah kembali ke
Siwa Loka, maka yang tinggal di dunia yaitu perwujudan beliau dengan
segala sifatnya dan menjadi empat tokoh yang juga disebut dengan catur
sanak.
Dalam Lontar Angastia Prana, disebutkan bahwa Catur Sanak adalah empat saudara
sebagai pelindung dan pemelihara secara langsung sang jabang bayi dalam
kandungan ibunya serta berfungsi sebagai penolong bayi pada saat lahir.
Keempat catur sanak tersebut adalah :
1. Ari-ari atau plasenta,
2. Darah (rah)
3. Lamas dan
4. Yeh nyom, air ketuban

2. Buda Kliwon Pahang merupakan Hari Raya Pegatwakan. Disebut Pegatwakan


karena saat itu adalah berakhirnya tapa brata. Sang wiku patut melaksanakan
renungan suci. Sarananya yaitu wangi-wangian dan sesayut dirgayusa dan
dipersembahkan kehadapan Sang Hyang Tunggal, dan dilengkapi juga dengan
penyeneng dan tetebus.
3. a. Sancita Karma Phala merupakan jenis phala/hasil yang diterima pada
kehidupan sekarang atas perbuatannya di kehidupan sebelumnya.
b. Prarabdha Karma Phala merupakan jenis perbuatan yang dilakukan pada
kehidupan saat ini dan phalanya akan diterima pada kehidupan saat ini juga.
c. Kryamana Karma Phala merupakan jenis perbuatan yang dilakukan pada
kehidupan saat ini, namun phalanya akan dinikmati pada kehidupan yang
akan datang.

4. Prajapati adalah ‘nama’ lain dari Sanghyang Widhi, di mana istilah itu terdiri dari
dua kata bahasa kawi, yaitu: ‘praja’ artinya ‘kemanusiaan (manusia)’ dan ‘pati’
artinya
‘inti’ sehingga secara harfiah prajapati disimpulkan sebagai ‘inti manusia’, yaitu
‘atman’ (roh) yang sama dengan/ pecahan brahman (Sanghyang Widhi). Saat roh
masih dalam status Preta yang keluarganya belum menyelenggara upacara ngaben
maka roh yang disebut Preta itulah yang distanakan di Pura Prajapati sebagaimana
yang disebutkan dalam kutipan artikel Parisada Hindu Dharma Indonesia, Pura
Jenggala Hulu Prajapati di Bali.

Pura Prajapati sebagai bagian dari pura kahyangan tiga, disebutkan dalam Babad
Bali dibangun pada hulun setra, berbentuk Padma, dan sebuah bentuk Bebaturan
Linggih Sedahan Setra.

Selain pemujaan kepada Dewi Durga, dalam Tri Mandala Pura Besakih, Pura Prajapati
/ Pura Jenggala disebutkan juga sebagai stana Hyang Panca Maha Bhuta yang
membentuk unsur-unsur alam semesta kita ini.
Mrajapati atau Merajapati terdiri dari dua kata bahasa Kawi (jawa kuno) di mana
‘meraja’ artinya ‘menjadi penguasa’ sedangkan ‘pati’ seperti penjelasan di atas
artinya
‘roh’. Jadi ‘meraja pati’ artinya ‘penguasa roh’. Menurut tradisi beragama Hindu di Bali
atau Hindu-Bali, maka roh si mati yang jasadnya dikuburkan, dipercaya masih
dikuasai oleh Sanghyang Widhi dalam ‘prabhawa-Nya’ sebagai Bhatara Merajapati.

Pelinggihnya ada di ‘ulun sema’ berbentuk ‘padma capah’ Itulah sebabnya bila
upacara pitra yadnya, di saat mungkah sang Sulinggih memohon kepada Bhatara
Merajapati untuk diijinkan membebaskan roh si mati untuk di aben dan seterusnya
agar bisa

‘mantuk ke sunia’.

Disebutkan pula bahwa, Pura Mrajapati sebagai tempat pemujaan alam kosmis yang
sangat erat kaitannya dengan pura dalem dan setra sehingga untuk menetralisir
kekuatan positif dan negatif yang ditimbulkan oleh praktik-praktik ajian Durga tersebut
dilakukan dengan aktivitas ritual dan persembahan sebagai bentuk yadnya di pura
dalem sebagai stana dewa siwa yang bertujuan untuk mendapatkan kerahayuan dan
terhindar dari pengaruh negatif dua kekuatan tersebut, yakni mrajapati dan setra.

Demikianlah disebutkan Pura Rajapati ini sebagai stana Dewi Durga dan Hyang
Panca Maha Bhuta, yang juga dijelaskan dalam Lontar Anda Bhuwana, Pura Rajapati
sebagai tempat bersemayamnya Bhatara Paramestiguru dan Bhatari Durga apabila
Beliau turun ke dunia ini.

5. Karena, yadnya adalah korban suci atau persembahan yang dilakukan dengan
sadar, tulus ikhlas, dan bertanggung jawab dengan dilandasi Sraddha Bhakti kepada
Tuhan Yang Maha Esa dengan segala ciptaan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai