Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa Inggris “profession” yang
berakar dari bahasa Latin “profeus” yang artinya “mengakui” atau “menyatakan
mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan”. Secara semantik profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya.
Good’s Dictionary of Education, sebagaimana dikutip dan diterjemahkan oleh Sutisna
(1985), mendefinisikan sebagai berikut: “profesi adalah suatu pekerjaan yang
meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi dan dikuasai oleh
kode etik yang khusus”.
Seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yang mendasari
keterampilan yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional, dan
memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan mutu
karyanya.
Profesi memiliki ciri yang sekaligus merupakan tuntutan yang harus dipenuhi setiap
orang yang ingin mengembannya, Sanusi mengemukakan beberapa ciri profesi
ditinjau dari beberapa segi:
1) Segi fungsi dan signifikansi sosial; suatu profesi merupakan pekerjaan yang
memiliki fungsi sosial yang penting.
2) Segi keahlian dan keterampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat
keahlian dan keterampilan tertentu.
3) Memperoleh keahlian dan keterampilan yang dilakukan secara rutin, serta bersifat
pemecahan masalah atau menangani situasi kritis melalui teori dan metode ilmiah.
4) Batang tubuh ilmu; artinya profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang
jelas, sistematis dan eksplisit.
5) Masa pendidikan; upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keahlian/keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang lama dan
dilakukan di tingkat perguruan tinggi.
6) Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional; proses pendidikan tersebut
merupakan wahana untuk sosialisasi nilai profesional di kalangan mahasiswa.
7) Kode etik tertentu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
8) Wewenang/kekuasaan untuk memberi suatu judgement/pendapat/putusan.
9) Tanggung jawab profesional atau otonomi.
10) Pengakuan dan imbalan; sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang lama,
dan seluruh jasa yang diberikan kepada masyarakat, maka seorang pekerja
profesional mempunyai prestise yang tinggi oleh karna itu wajar mendapat
imbalan yang layak.
Para ahli pendidikan pada umumnya memasukkan jabatan guru sebagai pekerjaan
profesional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan untuk mendidik. Guru sebagai jabatan dituntut memiliki tiga
kompetensi: kompetensi personal,- kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Kompetensi personal, yaitu kecakapan pribadi dalam mengadakan komunikasi antar
personal, yang bersifat psikologis kepada siswa-siswa dan teman sejawatnya.
A. Pengertian Profesionalisasi
Kata profesionalisasi mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti
runtunan perubahan (peristiwa) dari perkembangan sesuatu, kemajuan sosial berjalan
terus, rangkaian tindakan, pembuatan atau pengelolaan yang menghasilkan produk
(KBBI, 1999) yang dapat diartikan sebagai pergerakan dari sesuatu yang bergerak
terus menerus menurut aturan yang lazim atau harus dijalankan. Untuk menjadi guru,
seseorang harus memiliki tekat dan komitmen mengikuti seluruh perjalanan
pembentukan kepribadian guru yang profesional yang diawali dari adanya keinginan
atau niat yang tulus dari hati yang paling dalam untuk menjadi guru.
Proses yang harus dialami atau dijalani seseorang yang memiliki niat menjadi
guru, mulai dari memiliki niat kemudian memasuki lembaga pendidikan dalam kurun
waktu tertentu, hingga mendapatkan pengakuan sebagai guru profesional
(mendapatkan ijazah sertifikat sebagai guru), kemudian belajar dan terus belajar
hingga benar-benar menjadi guru yang profesional.
Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhannya dalam bekerja. Kinerja guru menyangkut hasil kerja yang secara
kuantitas dan kualitas dapat dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya sebagai guru.
E. Perlindungan Profesi
H. Tugas Supervisor
J. Supervisi Klinik
F. Pengembangan Program
G. Kebutuhan Konseling