RENCANA PERAWATAN
Skenario 2 :
“ HADEEUUHH GIGIKU ”
Melia (10 thn) bersama ibunya datang ke RSGMP untuk konsultasi mengenai keadaan gigi
depan bawah yang maju. Ibu Melia merasa cemas dan malu dengan keadaan gigi anaknya yang
menyebabkan wajah Melia terlihat kurang menarik. Ibu Melia juga menjelaskan bahwa keadaan
gigi ayah nya sama seperti melia.
Pemeriksaan klinis menunjukkan crossbite gigi 11,21,22 terhadap gigi 42,41,31,32. Relasi molar
tonjol mesio bukal molar satu atas berkontak dengan lekuk bukal molar satu bawah, jarak gigit -
2,5 mm, tumpang gigit 3,mm , kontriksi rahang atas. Hasil analisa sefalometri menunjukkan
SNA= 830, SNB = 810, fasial angle = 900.
Bagaimana saudara menjelaskan rencana perawatan dan jenis perawatan kasus diatas ?
TERMINOLOGI
1. Crossbite : Cross bite merupakan kondisi dimana satu gigi atau lebih secara tidak
normal mengalami malposisi ke arah bukal atau lingual atau labial terhadap gigi
antagonisnya.
2. SNA : Spina Nasalis Anterior, ujung spina nasalis anterior.ialah sudut yang
dibentuk oleh garis SN dan titik A. menyatakan posisi maksila yang diwakili titik A
terhadap brasis kranial (SN).
3. SNB : Sudut yang dibentuk oleh garis SN dan titik B, menyatakan posisi
mandibular terhadap basis kranial.
4. Fasial angle : Disebut juga sudut muka, merupakan perpotongan garis FH-NPo dan
menunjukkan apakah mandibular protrusive atau retrusif.
5. Konstriksi Rahang :
RUMUSAN MASALAH
3. Apa saja gangguan fungsional yang dapat disebabkan oleh rahang bawah yang
potrusif?
Gangguan pengunyahan
Gangguan bicara
Gangguan psikis karena mandibula yang potrusif memengaruhi bentuk
wajah sehingga membuat penderita merasa minder
Gangguan estetikbentuk wajah menjadi tidak estetik
Gangguan pada TMJletak kondilus tidak berada pada posisi yang
benar/normal
Pada banyak kasus, etiologi paling umum ditemukan pada pasien dengan mandibula
yang potrusif adalah faktor keturunan, yang biasanya salah satu orang tuanya juga
mengalami hal yang sama. Faktor genetic memengaruhi pola pertumbuhan dari
kraniofasial, yang mana hal ini dapat diwariskan dari orang tua. Faktor genetic juga
menentukan besarnya rahang dan ukuran gigi.
5. Apa saja etiologi crossbite?
Cross bite dapat terjadi pada gigi anterior maupun posterior. Cross bite posterior dapat terjadi
sebagai akibat kurangnya koordinasi dimensi lateral antara lengkung gigi rahang atas dan
rahang bawah. Cross bite posterior dapat terjadi secara bilateral atau 2 sisi maupun unilateral
atau 1 sisi. Berbagai penyebab cross bite posterior unilateral diantaranya adanya malposisi gigi
ke lingual pada gigi rahang atas, adanya kebiasaan buruk seperti bertopang dagu satu sisi dan
adanya pengaruh deviasi mandibula ketika menutup mulut, Salah satu etiologi terjadinya
anterior crossbite adalah persistensi gigi.
Berdasarkan lokasinya crossbite dapat dibedakan menjadi 2 yaitu crossbite anterior dan
crossbite posterior.
8.