Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedudukan Panitera pada pengadilan merupakan unsur pimpinan. Hal ini

mengandung konsekuensi bahwa segala tindakan atau aktivitas Panitera harus

dipertanggung jawabkan kepada ketua Pengadilan.

Kepaniteraan pengadilan dipimpin oleh seorang Panitera yang juga

merangkap sebagai sekretaris sehingga panitera juga menjadi pemimpin pada

kesekretariatan pengadilan, masing-masing dibantu oleh wakil panitera dan wakil

sekretaris. Dengan kedudukan seperti itu maka hubungan antara panitera dengtan

ketua pengadilan berada dalam hubungan garis lurus (linear) atau garis komando

dimana seluruh ketetapan ketua dilaksanakan oleh Panitera, tentu saja seorang

panitera harsu mampu menjadi konseptor sekaligus pekerja, karena ia sejatinya

merupakan agen perubahan disebuah Pengadilan.

Tugas pokok kepaniteraan ini tidak dipisahkan dengan tugas pokok

pengadilan untuk menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara,

seluruh kegiatan tersebut akan berjalan secara efektif dan efesien dengan

memfungsikan tugas-tugas kepaniteraan. Mulai proses pendaftaran, proses

persidangan memutus perkara sampai dengan pelaksanaan eksekusi, dalam hal ini

memerlukan kecerdasan kerja dalam penataan administrasi dengan sistem

komputerisasi.

Panitera Pengadilan Agama sebagai pejabat kepaniteraan mempunyai

tugas secara umum sebagai berikut :

1
1. Membantu pimpinan membuat program kerja, baik program jangka

pendek maupun jangka panjang, terkait pelaksanaan dan

pengorganisasiannya.

2. Mengatur pembagian tugas pejabat kepaniteraan.

3. Panitera menyelenggarakan administrasi secara cermat mengenai jalannya

perkara.

4. Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen,

akta, buku daftar, biaya perkara, uamg titipan pihak ketiga, surat-surat

bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di kepaniteraan.

5. Membuat akta, salinan putusan dan salinan penetapan.

6. Menerima dan mengirimkan berkas perkara.

7. Melakukan monitoring inplementasi Sistem Informasin Administrasi

Pengadilan Agama.

8. Melakanakan eksekusi putusan perkara yang telah berkekuatan hukum

tetap dan atas perintah ketua pengadilan.

Tugas pokok kepaniteraan dibidang teknis administrasi perkara atau

administrasi lainnya secara lebih rinci dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu

meliputi :

1. Bidang administrasi, sesuai pasal 101 Undang-Undang Nomor 7

tahun1989 sebagaimana telah dirubah kedua dengan Undang-Undang

Nomoro 50 tahun 2009, sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan administrasi perkara dan membuat uraian tugas

Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti, tugas

2
pejabat kepaniteraan lainnya ( pasal 96 Undang-Undang Nomor 7

tahun 1989).

b. Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan,

dokumen akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak

ketiga, surat-surat bukti dan dukumen lainnya yang tersimpan di

Kepaniteraan ( pasal 101 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 ).

c. Menerima uang titipan pihak ketiga.

d. Pengadministrasian pendaftaran perkara, pembukuan

buku-buku/register, jurnal dan keuangan perkara pada kepaniteraan

baik manual maupun komputerisasi.

e. Membuat akta-akta :

1. Akta pernyataan banding/kasasi

2. Pemberitahuan pernyataan banding/kasasi

3. Penerimaan memori/kontra memori banding/kasasi

4. Pemberitahuan memori/kontra memori/kasasi

5. Pemberitahuan membaca/memeriksa berkas ( inzage )

6. Pemberitahuan putusan banding/kasasi

7. Pencabutan permohonan banding/kasasi

8. Permohonan Peninjauan Kembali

9. Pemberitahuan adanya Peninjauan Kembali

10. Penerimaan/penyampaian jawaban permohonan Peninjauan

Kembali

11. Penyampaian Putusan Peninjauan Kembali

3
12. Pembuatan akta yang menurut Undang-Undang dibuat oleh

Panitera

2. Di Bidang Persidangan

Adapun tugas Panitera dibidang persidangan adalah sebagai berikut :

a. Membantu Hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya

persidangan

b. Menyusun Berita acara Persidangan

c. Meberitahukan putusan verstek dan diluar hadir

d. Mengirimkan berkas perkara yang dimogonkan

banding/kasasi/peninjauan kembali

3. Di Bidang Eksekusi

Sebagai pejabat yang melaksanakan eksekusi perkara perdata,

panitera hanya mempunyai hubungan dengan Ketua Pengadilan untuk

melaksanakan perintah yang diwujudkan dalam bentuk penetapan

Ketua Pengadilan, dalam hal berhalangan akan diganti oleh Jurusita.

Dalam hal ini Panitera bertanggung jawab kepada Ketua Pengadilan

(pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989).

Dalam melaksanakan eksekusi Panitera harus memperhatikan asas-

asas eksekusi yang meliputi 4 hal :

a. Melaksankan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap

4
b. Putusan tidak dijalankan secara sukarela, pada prinsipnya eksekusi

sebagai tindakan paksa menjalankan putusan pengadilan yang telah

berkekuatan hukum tetap

c. Putusan bersifat komdemnator, yang amarnya mengandung unsur

“penghukuman”.

d. Eksekusi atas perintah dan dibawah Ketua Pengadilan, dalam hal

ini adalah Pengadilan Agam yang dulu memutus perkara dalam

tingkat pertama.

Pada prinsipnya manajemen peradilan di Indonesia dipimpin oleh

seorang panitera yang saat ini merangkap sebagai Sekretaris. Oleh

karena itu seorang Panitera harus mampu menjalankan fungsi-

fungsi manajemen dan fungsi operatif. Fungsi manajemen

mengatur semua kegiatan dan keikut sertaan karyawan dalam

kegiatan organisasi.

Dalam menjalankan fungsinya Panitera dibantu oleh Wakil

Panitera dalam 4 hal yaitu :

1. Menyususn kegiatan administrasi perkara serta melaksanakan

koordinasi dan singkronisasi berkaitan dengan persidangan

pada tingkat banding.

2. Penataan daftar perkara, administrasi perkara, administrasi

keuangan.

5
3. Menyusun statistik perkara, laporan perkara, dokumentasi

perkara terkait dengan dokumen elektronik dan pelaporan

perkara.

4. Lain-lain berdasarkan peraturan perundang-undangan

Sebagaimana diketahui bahwa Peran Panitera dalam melaksanakan tugas pokok

dan fungsi selain bertanggung jawab terhadap pelaksanaan adminitrasi

Kepaniteraan, ia juga mempunyai fungsi manajemen dibidang Kepaniteraan,

terkait bagaimana mengatur tugas-tugas Kepaniteraan, pemikiran ini lahir didasari

oleh keinginan yang mendalam mendukung terlaksananya Reformasi Peradilan di

Indonesia.

Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan adalah dengan cara observasi, analisa, mendiskusikan,

melaksanakan, evaluasi dan menyusun laporan. Adapun langkah realisinya antara

lain dengan : (a) Peserta PKL mengikuti pembekalan dan pengarahan di kampus

STAI Natuna, (b) Peserta PKL mengikuti tutorial / penyampaian materi di

pengadilan Agama Natuna, (c) Peserta PKL menyaksikan secara langsung prosesi

persidangan di pengadilan Agama Natuna, (d) Peserta PKL terjun langsung

membantu petugas pengadilan Agama Natuna mengerjakan tugas dan fungsi

pengadilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai arahan

pegawai pengadilan Agama Natuna, (e) Peserta PKL melakukan simulasi sidang.

1. Waktu dan tempat pelaksanaan PKL

6
Praktik Kuliah Lapangan (PKL) Program Studi jinayah diperuntukkan

kepada mahasiswa semester 7 (tujuh) dan dilaksanakan selama dua bulan

sejak tanggal 18 Oktoberber 2021 sampai dengan 18 Desember 2021.

Lokasi kegiatan di Pengadilan Agama Natuna yang beralamat di Jl. Batu

Sisir, Sungai Ulu, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna.

2. Persiapan pelaksanaan Praktik Kuliah Lapangan (PKL)

Kegiatan persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan PKL meliputi:

a. Pembekalan peserta PKL dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15-16

Oktober 2021 bertempat di ruang aula kampus STAI Natuna dengan

dihadiri oleh Ketua STAI Natuna, Sekretaris Program Studi Jinayah,

Dosen Pembimbing Lapangan. Materi pembekalan berisi penjelasan

mengenai hal-hal yang menjadi panduan atau pedoman pelaksanaan

PKL, tata tertib, dan job description serta pembagian kelompok.

b. Penyerahan peserta PKL dari pihak STAI Natuna kepada pihak

Pengadilan Agama Natuna dilaksanakan di kantor pengadilan tersebut

pada hari Senin tanggal 18 Oktober 2021 jam 09.00 WIB setelah

kegiatan apel pagi. Bertempat di ruang rapat pengadilan, sebanyak 9

(sembilan) peserta PKL diserahkan oleh Dosen Pembimbing

Lapangan (Tas’an Bisri, M.Ag) dan diterima serta disambut langsung

oleh Wakil Ketua Pengadilan Agama Natuna (Rahmatullah Ramadan,

S.H.I), Hakim pembimbing lapangan Pengadilan Agama Natuna.

Sejak peserta PKL diterima oleh pihak pengadilan, maka kehadiran

atau absensi harian peserta PKL diatur oleh pihak pengadilan (bagian

7
kepegawaian). Peserta PKL setiap hari kerja menanda tangani daftar

hadir sebelum memulai pekerjaan pagi hari jam 07.30, serta

menandatangani daftar pulang setelah selesai pekerjaan di sore hari.

3. Rencana Pelaksanaan PKL

Pelaksanaan PKL di pengadilan Agama Natuna dibagi menjadi dua aspek

yaitu praktik dan teori. Secara garis besar materi PKL di pengadilan

meliputi bidang kepaniteraan (keperkaraan) dan bidang kesekretariatan

(managemen perkantoran). Di bidang kepaniteraan (urusan keperkaraan)

meliputi berbagai hal terkait keperdataan, kepidanaan, dan hukum.

Sedangkan di bidang kesekretariatan (rumah tangga kantor) meliputi

berbagai hal terkait administrasi kepegawaian, umum dan sistem pelaporan.

Aspek praktik diperbolehkan berupa aktivitas membantu pekerjaan pegawai

pengadilan yang memang menurut ketentuan dan aturannya dapat

dimintakan bantu kerja kepada orang lain untuk tujuan akademik. Peserta

PKL diperbolehkan melaksanakan kerja pembantuan terhadap pekerjaan-

pekerjaan yang dimintakan bantu oleh pegawai pengadilan dengan seizin

Hakim Pembimbing Lapangan (hakim yang ditunjuk ketua pengadilan). Dan

untuk menghindari kesalahan dalam melakukan pekerjaan maka peserta

PKL wajib mengikuti arahan pegawai pengadilan yang bersangkutan.

Termasuk dalam aspek praktik adalah menyaksikan prosesi pendaftaran

perkara hingga menyaksikan persidangan perkara. Para peserta PKL ikut

8
hadir di ruang sidang sejak awal sidang hingga akhir persidangan pada hari

tersebut, dengan memperhatikan arahan hakim yang menyidangkan perkara.

Aspek teori dilaksanakan melalui aktivitas semacam perkuliahan berupa

diskusi, maupun tanya jawab yang disampaikan oleh aparat pengadilan.

Materi teori yang dikaji atau dibahas disusun oleh pihak pengadilan

termasuk mengenai penerapan hukum materiil maupun hukum formil yang

berlaku sesuai kewenangan pengadilan tersebut.

4. Penarikan Peserta PKL

Penarikan peserta PKL dilakukan oleh Dosen Pembimbing Lapangan

setelah selesai kegiatan PKL. Dilaksanakan di kantor pengadilan tempat

PKL dalam acara seremonial yang waktunya ditetapkan berdasarkan

kesepakatan Ketua Pengadilan. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari

terakhir pelaksanaaan PKL tersebut berupa acara serah terima peserta PKL

dari pihak pengadilan kepada pihak STAI, dalam arti pihak Pengadilan

mengembalikan peserta PKL kepada pihak STAI Natuna sebagai penanda

ditutupnya kegiatan PKL prodi Jinayah tahun akademik 2021-2022.

5. Pasca Pelaksanaan

Setelah pelaksanaan PKL selesai, maka agenda yang harus dilakukan oleh

para mahasiswa peserta PKL adalah menyusun laporan PKL yang bersifat

individual. Laporan yang telah disusun kemudian disampaikan kepada

Dosen Pembimbing Lapangan maupun Hakim Pembimbing Lapangan pada

pengadilan untuk ditelaah dan disahkan serta kemudian diberikan penilaian.

Nilai akhir PKL adalah nilai gabungan dari nilai yang diberikan oleh Dosen

9
Pembimbing Lapangan dan Hakim Pembimbing Lapangan pada Pengadilan

Agama Natuna. Selanjutnya tugas panitia PKL adalah menerbitkan sertifikat

untuk mahasiswa peserta PKL sebagai bukti keikutsertaannya dalam PKL.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kuliah Lapangan (PKL)

Tujuan pelaksanaan PKL yang diselenggarakan oleh Prodi Jinayah STAI

Natuna di pengadilan Agama adalah sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa Peserta PKL

1. Membekali mahasiswa untuk memahami tugas pokok dan fungsi serta

wewenang Pengadilan Agama.

2. Membekali mahasiswa untuk mengetahui dan memahami prosedur,

tata cara dan praktik kepaniteraan (keperkaraan) pada pengadilan.

3. Membekali mahasiswa untuk mengetahui penerapan hukum acara

perdata pada Pengadilan Agama, berupa pengetahuan mengenai tata

cara pengajuan gugatan / permohonan, pemanggilan para pihak

berperkara, penyitaan, tata cara persidangan, jawaban atas surat

gugatan / permohonan, pembuktian, musyawarah majelis hakim,

putusan, upaya hukum banding dan kasasi, serta eksekusi.

2. Bagi Program Studi Jinayah (Hukum Pidana Islam) STAI Natuna

1. Menjalin kerjasama dengan lembaga di luar STAI Natuna

2. Menjalin kerjasama dengan lembaga peradilan Pengadilan Agama.

3. Bagi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Prodi Jinayah

1. Menjalin kerjasama dengan Hakim Pembimbing Lapangan dari

Pengadilan Agama.

10
2. Memberi motivasi belajar praktik lapangan kepada para mahasiswa

peserta Praktik Kuliah Lapangan (PKL)

Adapun manfaat dari pelaksanaan PKL di Pengadilan Agama khususnya

bagi para mahasiswa peserta PKL, di antaranya adalah:

1. Mahasiswa diharapkan memiliki pemahaman dan pengalaman yang

utuh baik sekitar tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Pengadilan Agama

maupun peran dan tugas sebagai seorang hakim, panitera, dan aparat

peradilan lainnya.

2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui praktik hukum perdata yang

berkembang di tengah-tengah masyarakat (law in action), serta

mampu menemukan benang merah antara aspek teori dengan aspek

praktik lapangan maka di perlukan adanya praktik kerja lapangan

tersebut yakni PKL untuk mengselaraskan antara teori dan praktik.

C. Metode Kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Kuliah Lapangan ini metode yang akan

digunakan adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian Materi Teoritik

Pihak pengadilan menyampaikan materi kepada peserta PKL sesuai dengan

tema atau pokok bahasan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi

serta wewenang masing-masing lingkungan, penerapan hukum acara pada

pengadilan.

11
2) Tanya Jawab

Setelah pemateri menyampaikan materi dan memberikan pemaparan,

peserta PKL diberikan kesempatan untuk melakukan sesi tanya jawab

kepada pemateri.

3) Sistem Aktif

Peserta PKL yang belum memahami permasalahan di pengadilan atau

proses beracara dapat menanyakan secara langsung kepada pegawai

pengadilan kapan saja dengan inisiatif sendiri.

4) Menyaksikan Proses sidang

Peserta PKL mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung proses

sidang yang dilakukan di ruang sidang pengadilan.

5) Simulasi sidang semu

Setelah mahasiswa mendapatkan materi-materi tentang proses dalam

persidangan, jika dirasa perlu maka dapat dilakukan simulasi proses

persidangan dengan bimbingan dari pembimbing pengadilan.

6) Penyusunan Laporan Kegiatan Praktik Kuliah Lapangan

Salah satu tugas akhir yang menjadi bukti bahwa mahasiswa telah

menyelesaikan Praktik Kuliah Lapangan, maka disusunlah laporan kegiatan

Praktik Kuliah Lapangan tentang kegiatan yang telah dilaksanakan selama

Praktik Kuliah Lapangan berlangsung.

D. Sistematika Laporan

Laporan PKL disusun dengan memuat hal-hal berikut :

1. Bagian Awal

12
a. Halaman Judul

b. Halaman Pengesahan

c. Kata Pengantar

d. Daftar Isi

e. Daftar Gambar

f. Daftar Lampiran

g. Bagian Isi

2. Pendahuluan

a. Latar Belakang Kegiatan

b. Rencana Kegiatan

c. Tujuan dan Manfaat Kegiatan

d. Metode Kegiatan

e. Sistimatika Pelaporan.

3. Gambaran Umum Pengadilan tempat PKL.

a. Letak Geografis

b. Struktur Organisasi

c. Tugas Dan Wewenang

4. Pelaksanaan Kegiatan

a. Bentuk Kegiatan

b. Waktu Pelaksanaan

c. Analisis

5. Penutup

13
a. Kesimpulan

b. Saran

6. Bagian Akhir

a. Daftar Pustaka

b. Lampiran

14
BAB II
GAMBARAN UMUM PENGADILAN AGAMA NATUNA

A. Pengertian Pengadilan Agama

Pengadilan Agama adalah pengadilan tingkat pertama yang melaksanakan

kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu

kota kabupaten atau kota. Pengadilan Agama di bentuk dengan Keputusan

Presiden.

B. Letak Geografis Pengadilan Agama Natuna

Pengadilan Agama Natuna terletak jalan batu sisir, Sungai Ulu, Kecamtan

Bunguran Timur, Kabupaten Natuna. Secara astromis terletak di - 1, 16’ – 7, 19’

Lintang Utara (LU) dan – 1 , 5’, 00 – 11 .00’ Bujur Timur (BT).

Secara geografis (alam :Laut, selat, samudera, sungai ) atau secara

administratif (kewilayahan) Kabupaten Natuna berbatasan sebagai berikut

Sebelah Barat : dengan Semenanjung Malaysia dan Kepulauan Anambas

Sebelah Utara : dengan Vietnam dan Kamboja

SebelahTimur : dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat

Sebelah Selatan : dengan Kabupaten Bintan

C. Sejarah terbentuknya Pengadilan Agama Natuna

Pengadilan Agama Natuna secara definitive didirikan berdasarkan

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 145 Tahun 1998 tentang

Pembentukan PA Natuna, Tulang Bawang, Tanggamus, Cikarang, Kejaen, Giri

Menang, Ermera, Manatuto, Sentani, Mimika dan Painai.

15
Peresmian Pengadilan Agama Natuna dilaksanakan pada hari Rabu tanggal

24 Maret 1999 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru, Drs.

HABIBURRAHMAN, M.Hum, sehingga dengan peresmian tersebut secara de

jure, eksestensinya sudah diakui, namun pelaksanaan/operasionalnya baru dimulai

secara efektif pada tanggal 1 juni 1999, sehingga pada maret 2000

pelaksanaan/operasional Pengadilan Agama Natuna baru berjalan 10 (sepuluh)

bulan, pada mulanya perkara diterima sebanyak 51 perkara terdiri dari 33 cerai

gugat, 16 cerai talak, 1 harta bersama dan 1 izin poligami, perkara tersebut ada

yang disidangkan melalui sidang keliling dan ada pula melalui sidang di

Pengadilan Agama Natuna.

Wilayah hukum Pengadilan Agama Natuna adalah semula merupakan

wilayah hukum Pengadilan Agama Tarempa yang meliputi 6 (enam) kecamatan,

yaitu Kecamatan Serasan, Midai, Bunguran Timur, Bunguran Barat, Siantan dan

Letung, namun dari 6 (enam) kecamatan tersebut, 2 (dua) kecamatan masih

menjadi yurisdiksi Pengadilan Agama Tarempa yaitu Kecamatan Siantan di

Tarempa, dan Jemaja di Letung.

Berdirinya Pengadilan Agama Natuna sejalan dengan terbentuknya

Kabupaten Natuna pada tahun 1999, wilayah Natuna yang pada saat belum

terbentuknya Natuna merupakan bagian dari wilayah hukum Pengadilan Agama

Tarempa, akan tetapi melihat faktor geografis dan jumlah penduduk yang ada di

Kabupaten Natuna khususnya kepulauan Bunguran Besar (Kecamatan

BunguranTimur) dan kepulauan Bunguran kecil (Kecamatan Bunguran Barat)

serta keadaan geografis menjadi faktor yang sangat mendukung untuk

16
terbentuknya Pengadilan Agama sendiri, yang sekarang dikenal dengan nama

Pengadilan Agama Natuna yang berpusat di Ranai, yang pada awalnya memiliki 4

kecamatan, yaitu Bunguran Timur, Bunguran Barat, Midai dan Serasan, namun

saat ini telah terjadi pemekaran menjadi 12 (duabelas) kecamatan terdiri dari :

Wilayah hukum (yurisdiksi) Pengadilan Agama Natuna sekarang meliputi

14 wilayah Kecamatan yang terdiri dari desa /kelurahan sebagai berikut :

1) Kecamatan Bunguran Timur; terdiri dari 3 kelurahan dan 3 desa,

yakni:

- Kelurahan Ranai

- Kelurahan Ranai Darat

- Kelurahan Bandarsyah

- Desa Sepempang

- Desa Sungai Ulu

- Desa Batu Gajah

2) Kecamatan Bunguran Tengah; terdiri dari 3 desa, yakni :

- Desa Harapan Jaya

- Desa Tapau

- Desa Air Lengit

3) Kecamatan Bunguran Timur Laut; terdiri dari 6 desa, yakni :

- Desa Tanjung

- Desa Ceruk

- Desa Selemam

- Desa Kelanga

17
- Desa Sebadai Ulu

- Desa Pengadah

4) Kecamatan Bunguran Barat; terdiri dari 1 kelurahan dan 6 desa, yakni:

- Kelurahan Sedanau

- Desa Sedanau Timur

- Desa Semedang

- Desa Pian Tengah

- Desa Binjai

- Desa Segeram

- Desa Selaut

5) Kecamatan Bunguran Batubi; terdiri dari 4 desa, yakni :

- Desa Gunung Putri

- Desa Batubi Jaya

- Desa Mekar Jaya

- Desa Sedarat Baru

6) Kecamatan Bunguran Utara; terdiri dari 5 desa, yakni :

- Desa Kelarik

- Desa Kelarik Air Mali

- Desa Belakang Gunung

- Desa Seluan

- Desa Teluk Buton

7) Kecamatan Pulau Tiga terdiri dari 4 desa, yakni :

18
- Desa Sabang Mawang Barat

- Desa Sabang Mawang Balai

- Desa Serantas

- Desa Sededap

8) Kecamatan Pulau Tiga Barat; terdiri dari 6 desa, yakni :

- Desa Tanjung Kumbik

- Desa Pulau Tiga

- Desa Tanjung Batang

- Desa Selading

- Desa Setumuk

- Desa Teluk Labuh

9) Kecamatan Suak Midai; terdiri dari 1 kelurahan dan 2 desa, yakni :

- Desa Sabang Barat

- Desa Batu Belanak

- Desa Sebelat

10) Kecamatan Midai; terdiri dari 3 desa, yakni :

- Desa Jambat

- Desa Air Kumpai

- Desa Air Putih

11) Kecamatan Pulau Laut; terdiri dari 3 desa, yakni :

- Desa Air Payang

- Desa Kadur

- Desa Tanjung Pala

19
12) Kecamatan Subi; terdiri dari 8 desa, yakni :

- Desa Subi

- Desa Subi besar

- Desa Subi besar timur

- Desa Meliah

- Desa Meliah Selatan

- Desa Terayak

- Desa Pulau Panjang

- Desa Kerdau

13) Kecamatan Serasan; terdiri dari 1 kelurahan dan 8 desa, yakni :

- Kelurahan Serasan

- Desa Kampung Hilir

- Desa Batang Baru

- Desa Tanjung Baru

- Desa Tanjung Setelung

- Desa Tanjung Balau

- Desa Pangkalan

- Desa Jemalik

- Desa Batu Belian

14) Kecamatan Serasan Timur; terdiri dari 4 desa, yakni :

- Desa Arung Ayam

- Desa Air Nusa

- Desa Harapan Baru

20
- Desa Air Rangau

Mengingat kondisi wilayah Kabupaten Natuna yang merupakan yurisdiksi

(wilayah hukum) Pengadilan Agama Natuna merupakan gugusan kepulauan yang

luas lautan lebih banyak dibanding luas daratan, sehingga berpengaruh terhadap

kondisi perkara dan pemanggilan para pihak berperkara serta biaya perkara yang

harus dibayar. Oleh karena itulah hampir setiap tahun Pengadilan Agama Natuna

menyelenggarakan sidang di luar gedung pengadilan (atau disebut sidang keliling)

pada pulau-pulau yang jauh jaraknya dari kantor pengadilan tersebut

Pada mula berdirinya Pengadilan Agama Natuna terdapat 6 (enam) personil,

terdiri dari 1 (satu) orang Wakil Ketua, Drs. Firdaus HM, SH, TMT 06 Maret

1999, 3 (tiga) orang Hakim, masing-masing Drs. Supangat. Drs. Ahmad

Sayutidan Drs. Mhd. Dongan, dan 2 (dua) orang pejabat masing-masing yaitu

Panitera/ Sekretaris, Umar Ali, BA TMT. 30-01-1999 sampai sekarang, dan Wakil

Sekretaris, Drs. Fair Juli Purnama (almarhum) TMT. 27-03-1999, Ketua pertama

Pengadilan Agama Pertama adalah Drs. H. FIRDAUS, HM, SH (06 Pebruari 1999

– 01 Juni 2004)

Pada saat berdirinya Pengadilan Agama Natuna tahun 1999 berkantor di Jl.

Hang Tuah Nomor 93 Kelurahan Ranai Darat (eks tempat sidang keliling PA

Tarempa), dimana tanah perkantoran tersebut sebelumnya diperoleh secara hibah

dari pemilik bernama Ibu URAI MARYATI, kemudian dengan adanya tanah

tersebut, oleh Pemerintah Kabupaten Natuna telah memberikan bantuan

pengadaan gedung balai sidang (sekarang ditempati sebagai rumah dinas Ketua

dan Wakil Ketua), dari tahun 1999 s/d 2002 balai sidang ini ditempati

21
menjalankan roda pemerintahan organisasi Pengadilan Agama Natuna sejak 1999

s/d 2002, selanjutnya Pengadilan Agama Natuna mendapat pengadaan tanah dan

gedung dari Departemen Agama yang dibangun pada tahun 2001 terletak di Jl.

H.R. Soebrantas No. 127 Kelurahan Ranai Darat, sehingga ada saat ini

perkantoran berpindah di gedung baru yang refresentatif di tanah lokasi

perkantoran Bukit Arai (depan kantor Bupati Kabupaten Natuna).

D. Tugas dan Wewenang Pengadilan Agama Natuna

Kedudukan Pengadilan Agama Natuna sama dengan kedudukan pengadilan

pada umumnya di Indonesia, yaitu sebagai badan pelaksana kekuasaan kehakiman

sesuai dengan tugas fungsi dan kewenangannya. Pengadilan-pengadilan tersebut

sekarang ini secara organisatoris, administratif, dan finansial dan pembinaan

teknis yudisial keperkaraan berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung RI.

Tugas pokok Pengadilan Agama Natuna juga sama dengan tugas pokok

Pengadilan Agama pada umumnya di Indonesia. Adapun tugas pokok Pengadilan

Agama didasarkan pada ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

sebagai Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama, bahwa Pengadilan Agama mempunyai tugas pokok menerima,

memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-

orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf,

zakat, infaq, shodaqoh, dan ekonomi syariah

Bidang-bidang yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama setelah

berlakunya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 sebagaimana diatur dalam

Penjelasan Umum alenia pertama, Pasal 2, Pasal 3A, Pasal 49, Pasal 50, dan Pasal

22
52 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 adalah perkara tertentu, yaitu perkara

Islam yang meliputi bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,

shadaqah, ekonomi syari’ah, sengketa hak milik yang timbul akibat adanya

sengketa terhadap bidang yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama.

Sedangkan bidang-bidang tambahan yang menjadi wewenang Pengadilan Agama

diantaranya adalah bidang falakiyah meliputi Isbat kesaksian rukyat hilal dalam

penentuan awal bulan pada tahun Hiriyah, serta pemberian keterangan atau

nasihat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat dan penentuan waktu sholat.

Berkaitan dengan bidang-bidang yang menjadi kewenangan Pengadilan

Agama perlu diperhatikan keberadaan Mahkamah Syari’ah di Nangroe Aceh

Darussalam yang merupakan Pengadilan Khusus dalam lingkungan Peradilan

Agama, sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan Peradilan Agama.

Hal ini berakibat hukum bahwa Mahkamah Syari’ah di Nangroe Aceh Darussalam

berwenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan bidang-bidang yang

menjadi kewenangan Pengadilan Agama, serta bidang jinayah (pidana Islam)

berdasarkan qanun (peraturan daerah) provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama,

menjadi terang bahwa bidang-bidang yang menjadi kewenangan Pengadilan

Agama mengalami perluasan dan penambahan. Perluasan terhadap bidang-bidang

yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama terdapat dalam bidang perkawinan

dan bidang waris. Dalam bidang perkawinan, Pengadilan Agama berwenang

untuk menangani permohonan penetapan pengangkatan anak berdasarkan hukum

23
Islam, sedangkan perubahan dalam bidang waris adalah dengan dihapuskannya

hak opsi bagi para pihak yang berperkara, dan juga kewenangan Pengadilan

Agama untuk menangani permohonan penetapan ahli waris. Penambahan terhadap

bidang-bidang yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama adalah dengan

dimasukkannya bidang zakat, infaq, ekonomi syari’ah, sengketa hak milik yang

timbul akibat adanya sengketa terhadap bidang yang menjadi kewenangan

Pengadilan Agama, Isbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan pada

tahun Hiriyah, serta pemberian keterangan atau nasihat mengenai perbedaan

penentuan arah kiblat dan penentuan waktu sholat sebagai bidang-bidang yang

menjadi kewenangan Pengadilan Agama.

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang nomor 7 tahun 1989 tentang

Peradilan Agama, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait antara lain

Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, Peraturan Pemerintah

nomor 9 tahun 1975 tentang aturan pelaksanaan Undang-Undang nomor 1 tahun

1974 tentang perkawinan, Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (disingkat KHI), Peraturan Menteri Agama

nomor 2 tahun 1987 tentang wali hakim, maka Pengadilan Agama bertugas dan

berwenang untuk memberikan pelayanan hukum dan keadilan dalam bidang hukm

keluarga dan harta perkawinan bagi mereka yang beragama Islam, berdasarkan

hukum Islam.

Wewenang pengadilan Agama bidang perkawinan, kewarisan, wasiat,

hibah, wakaf, zakat, infak, shadaqah, ekonomi syariah menurut hukum Islam

meliputi :

24
a. Bidang Perkawinan

a) Perkawinan (akad nikah)

1. Sengketa pertunangan dan akibat hukumnya.

2. Dispensasi kawin di bawah umur 19 tahun bagi pria dan wanita.

3. Ijin kawin dari orangtua bagi yang belum berumur 21 tahun.

4. Wali adhol (wali yang enggan menikahkan atau menjadi wali).

5. Pencegahan kawin.

6. Penolakan kawin oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN).

7. Ijin beristeri lebih dari seorang (poligami).

8. Penetapan sah nya perkawinan.

9. Pembatalan perkawinan.

10. Penolakan ijin perkawinan campuran oleh PPN.

11. Penetapan sah atau tidaknya rujuk.

b) Hak dan Kewajiban suami isteri

1. Mahar.

2. Penghidupan isteri (nafkah, kiswah, maskan, kebutuhan pokok).

3. Gugatan atas kelalaian suami terhadap isteri.

4. Penetapan nusyuz.

5. Perselisihan suami isteri.

6. Gugatan atas kelalaian isteri.

7. Sengketa tempat kediaman bersama suami-isteri.

25
c) Harta benda dalam perkawinan.

1. Penentuan status harta benda dalam perkawinan.

2. Perjanjian harta benda dalam perkawinan.

3. Pembagian harta benda dalam perkawinan.

4. Sengketa pemeliharaan harta benda dalam perkawinan.

5. Sita marital atas harta perkawinan (jika diperkarakan).

d) Anak dalam kandungan.

1. Sah atau tidaknya kehamilan.

2. Kewajiban orangtua terhadap anak dalam kandungan.

e) Kelahiran Anak.

1. Penentuan sah atau tidaknya anak.

2. Penentuan asal usul anak.

3. Penentuan status anak atau pengakuan anak.

f) Pemeliharaan Anak.

1. Perwalian terhadap anak.

2. Pencabutan kekuasaan orang tua.

3. Penunjukan atau penggantian wali.

4. Pemecatan wali.

5. Kewajiban orang tua atau wali terhadap anak.

6. Pengangkatan anak, anak sipil, anak terlantar.

7. Sengketa hak pemeliharaan anak.

8. Kewajiban orang tua angkat terhadap anak angkat.

9. Pembatalan pengangkatan anak.

26
10. Penetapan bahwa ibu turut memikul biaya pemeliharaan dan

pendidikan anak.

g) Pemeliharaan Orangtua

1. Kewajiban anak terhadap orang tua.

2. Kewajiban anak angkat terhadap orang tua angkat.

h) Putusnya Perkawinan

1. Penentuan putusnya perkawinan karena kematian.

2. Perceraian atas kehendak suami (cerai talak).

3. Perceraian atas kehendak istri (cerai gugat, yang di dalamnya

meliputi masalah tentang li’an, khuluk, fasakh).

4. Putusnya perkawinan karena sebab-sebab lain.

5. Hak dan kewajiban berupa mut’ah (bila suami mencerai talak

isterinya).

6. Nafkah selama masa iddah (bila suami mencerai talak isterinya).

i) Kematian kaitannya dengan cerai mati.

1. Penetapan kematian secara yuridis, misalnya karena mafqud

(tidak diketahui keberadaannya dalam waktu yang cukup lama).

b. Bidang Kewarisan

a) Anak dalam kandungan kaitannya dengan kewarisan.

1. Status anak dalam kandungan sebagai ahli waris.

2. Bagian warisan anak dalam kandungan.

b) Kewarisan

27
1. Penentuan Ahli Waris.

2. Penentuan mengenai harta peninggalan.

3. Penentuan bagian masing-masing ahli waris.

4. Pembagian harta peninggalan.

5. Penentuan kewajiban ahli waris terhadap pewaris.

6. Pengangkatan wali bagi ahli waris yang tidak cakap bertindak.

7. Baitul Mal.

c. Wasiat, Hibah, Wakaf, dan Sedekah.

1. Sengketa hibah

2. Penetapan sah atau tidaknya wasiat

3. Sengketa wasiat

d. Bidang Ekonomi Syariah

Penyelesaian sengketa ekonomi syariah yang menyangkut perbankan

syariah, lembaga keuangan mikro syariah, asuransi syariah, reasuransi syariah,

reksadana syariah, obligasi syariah dan surat berharga berjangka menengah

syariah, sekuritas syariah, pembiayaan syariah, pegadaian syariah, dana pensiunan

lembaga keuangan syariah, dan bisnis syariah. Wewenang Pengadilan Agama

menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan sengketa ekonomi syariah

diantaranya meliputi penetapan status akad, penyelesaian sengketa berdasarkan

akad bai’, khiyar, murabahah, syirkah, mudharabah, muzaraah, musaqah, ijarah,

kafalah, hawalah, rahn, wadi’ah, wakalah, shulh, ta’min. Juga mengenai obligasi

syariah, pasar modal syariah,, reksadana syari’ah, sertifikat Bank Indonesia

28
Syariah (SBI syariah) , qardh, pembiayaan rekening koran syariah, serta dana

pensiun syariah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kewenangan mutlak (kompetensi absolut)

Pengadilan Agama Natuna juga sama dengan kewenangan Pengadilan Agama

pada umumnya di Indonesia. Hal yang membedakan hanyalah kewenangan relatif

(kompetensi relatif) yaitu bahwa Pengadilan Agama Natuna berwenang

menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan perkara-perkara yang

menjadi kewenangan lembaga peradilan Agama hanya pada wilayah hukumnya

(yurisdiksinya) yaitu wilayah Kabupaten Natuna.

Serta dapat disimpulkan bahwa fungsi Pengadilan Agama Natuna adalah

melaksanakan urusan-urusan berikut ini di Kabupaten Natuna yang menjadi

wilayah hukumnya, yang meliputi pekerjaan-pekerjaan :

1. Menyelenggarakan sebagai kekuasaan negara di bidang kehakiman.

2. Menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara antara

orang-orang yang beragama Islam, maupun berdasarkan hukum Islam.

3. Menyelenggarakan administrasi umum, keuangan, dan kepegawaian

serta lainnya untuk mendukung pelaksanann tugas pokok teknis

peradilan dan administrasi peradilan.

4. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat hukum Islam

kepada instansi-instansi pemerintahan jika diminta.

5. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepanitraan

bagi perkara tingkat pertama serta penyintaan dan eksekusi

29
6. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur

kepada semua unsur di lingkungan peradilan agama

(umum,kepegawaian dan ke uangan kecuali biaya perkara

7. Memberikan pelayanan penyelesai permohonan pertolongan

pembiagian harta peningalan di luar sengketa antara orang –orang

beragama islam yang dilakukan berdasarkan hukum islam

sebagaimana diatur dalam pasal 107 ayat 2 undang undang Nomor 3

Tahun 2006 tentang perubahan atas undang –undang Nomor 7 tahun

1989 tentang peradila agama.

8. Penyuluhan hukum,pelaksanaan hisab rukyat,pelayanan riset dan

lainnya.

E. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Natuna

Hingga bulan Desember 2021 ini struktur Organisasi Pengadilan Agama

Natuna adalah sebagai berikut:

Ketua : Padmilah, S.H.I., M.H

Wakil Ketua : Rahmatullah Ramadan D.,S.H.I

Hakim : Helmy Ziaul Fuad, S.H.I., M.H

Panitera : Drs. Ishak

Sekretaris : Yendri Elvi,S.Si

Panitera Muda Gugatan :-

Panitera Muda Permohonan : Edi Efrizal, M.H.

Panitera Muda Hukum : Amal Hayati, S.H.I

Panitera Pengganti : -

30
Jurusita /JSP : Taufik dan Yendri Elvi.S.Si

Jurusita Pengganti :-

Ka. Subag Kepegawaian : Edie Nugroho,S.Kom

Ka.subag Umum dan keuangan : -

Staff Umum dan Kuangan :-

Ka.subag Pelaporan dan TI :-

31
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI
PENGADILAN AGAMA NATUNA

A. Bentuk Kegiatan PKL

Bentuk kegiatan berupa observasi (mengamati), analisa, mendiskusikan,

melaksanakan, evaluasi dan menyusun laporan. Langkah realisinya antara lain

dengan : (a) Peserta PKL mengikuti pembekalan dan pengarahan di kampus STAI

Natuna, (b) Peserta PKL mengikuti tutorial / penyampaian materi di pengadilan,

(c) Peserta PKL menyaksikan secara langsung prosesi persidangan di pengadilan,

(d) Peserta PKL terjun langsung membantu petugas pengadilan mengerjakan

tugas dan fungsi pengadilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

sesuai arahan pegawai pengadilan, (e) Peserta PKL melakukan simulasi sidang.

B. Waktu Pelaksanaan PKL

Penyusun yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pengadilan

Agama Natuna selama dua bulan sejak tanggal 18 Oktoberber 2021 sampai

dengan 18 Desember 2021, dengan bentuk dan uraian kegiatan sebagai berikut:

1. Persiapan Pelaksanaan PKL

a. Pembekalan

Pembekalan peserta PKL dilaksanakan pada hari Jum’at dan Sabtu

tanggal 15 sampai 16 Oktober 2021 dimulai pukul 13.00 WIB sampai

dengan selesai bertempat di ruang aula kampus STAI Natuna dengan

dihadiri oleh Ketua STAI Natuna, Sekretaris Program Studi Jinayah, Dosen

Pembimbing Lapangan, serta diundang hadir pula Ketua Pengadilan Agama

dan Pengadilan Negeri Natuna. Materi pembekalan berisi penjelasan


32
mengenai hal-hal yang menjadi panduan atau pedoman pelaksanaan PKL,

tata tertib, dan job description.

b. Penyerahan Peserta PKL

Penyerahan peserta PKL dari kampus kepada pihak Pengadilan

Agama Natuna dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 Oktober 2021 di

kantor Pengadilan Agama Natuna pukul 09:00 WIB, yang dihadiri oleh

Wakil Ketua Pengadilan Agama Natuna (Rahmatullah Ramadan D.,S.H.I),

Hakim pembimbing lapangan Pengadilan Agama Natuna (Helmy Ziaul

Fuad, S.H.I.,M.H), dosen pembimbing lapangan (Tas’an Bisri, M.Ag), dan

dihadiri oleh 9 mahasiswa PKL.

c. Pengarahan

Setelah proses penyerahan dan penerimaan mahasiswa PKL selesai

yang terdiri dari 9 orang peserta diarahkan di berikan pengenalan setiap

ruang-ruang Pengadilan Agama Natuna dan menentukan dimana tempat

yang harus ditempati oleh masing-masing mahasiswa untuk melaksankan

serangkaian kegiatan selama praktik kerja lapangan (PKL) berlangsung,

Selain pengarahan tersebut mahasiswa PKL juga di beritahukan tentang tata

tertib dan aturan yang berlaku di pengadilan tersebut. Sejak peserta PKL

diterima oleh pihak Pengadilan, maka kehadiran atau absensi harian peserta

PKL diatur oleh pihak pengadilan (bagian kepegawaian). Peserta PKL

setiap hari kerja menanda tangani daftar hadir sebelum memulai pekerjaan

pagi hari jam 07.30, serta menandatangani daftar pulang setelah selesai

pekerjaan di sore hari.

33
2. Pelaksanaan Kegiatan PKL

Dalam pelaksanaan kegiatan PKL penulis membagi menjadi beberapa

bagian kegiatan yang dilakukan antar lain praktik, materi, menyaksikan

persidangan dan sidang semu.

1) Praktik, merupakan proses dimana peserta PKL menerapkan apa yang

didapat dibangku perkuliahan kemudian diterapkan di lingkungan

Pengadilan Agama Natuna. Dalam praktiknya penulis melaksanakan

segala tugas yang diberikan oleh pegawai atau pun karyawan di

Pengadilan Agama Natuna.

2) Materi, merupakan teori tambahan yang diberikan oleh pejabat

Pengadilan Agama Natuna kepada peserta PKL dengan tujuan

memberikan pemahaman materi yang mendalam agar menjadi ilmu

tambahan dalam melaksanakan tugas selama di Pengadilan Agama

Natuna.

3) Menyaksikan Persidangan merupakan kesempatan yang diberikan

oleh majelis hakim kepada peserta PKL untuk mengamati bagaimana

jalannya sidang dan untuk membandingkan teori yang didapatkan

mengenai bagaimana beracara sehingga dapat di amati proses jalannya

persidangan secara riil.

4) Sidang semu merupakan kegiatan dimana penerapan segala materi

yang didapatkan oleh peserta PKL baik dibangku kuliah maupun di

saat melaksanakan PKL dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

34
kemampuan dari peserta PKL dalam beracara. Sidang semu ini di nilai

langsung oleh Ketua Pengadilan Agama Natuna

Secara rinci praktik pelaksanaan kegiatan selama PKL di pengadilan Agama

Natuna penulis jelaskan sebagai berikut :

1. Kegiatan Minggu pertama (18-19 Oktober 2021)

No Tanggal Jenis Kegiatan

1. 18 Oktober 2021 - Penyerahan secara langsung

Mahasiswa STAI Natuna yang akan

PKL di Kantor Pengadilan Agama

Natuna oleh Dosen Pembimbing

Lapangan (Tas’an Bisri, M.Ag)

- Sambutan Ketua Pengadilan Agama

Natuna (Rahmatullah Ramadan,

S.H.I)

- Sambutan Dosen Pembimbing

Lapangan (Tas’an Bisri, M.Ag)

- Sambutan Hakim Pembimbing

(Helmy Ziaul Fuad,S.H.I., M.H)

- Membantu staf di kepaniteraan

mencocokkan data yang ada di gobi

2. 19 Oktober 2021 - Membantu membuat laporan SOP

35
2. Kegiatan Minggu ke dua (25 dan 29 Oktober 2021)

No Tanggal Jenis Kegiatan

1. 25 Oktober 2021 - Apel pagi

- Fokus penempatan di Sub bagian

Kepaniteraan

2. 29 Oktober 2021 - Membaca dan mempelajari gugatan

dari awal pendaftaran sampai sampai

putusan

- Membantu mencatat minutasi map

berkas perkara

- Membantu membuat putusan

3. Minggu ke tiga (01-04 November 2021)

No Tanggal Jenis Kegiatan

1. 01 November 2021 - Apel pagi

- Input billing

2. 02 November 2021 - Input rekening Koran

3. 03 November 2021 - Input billing

4. 04 November 2021 - Mengetik surat gugatan

- Mencatat map berkas perkara

36
4. Minggu ke empat (08-11 November 2021)

No Tanggal Kegiatan

1. 08 November 2021 - Apel pagi

- Input blling

- Mencatat buku PNBP

2. 09 November 2021 - Mengetik berita acara sidang

- Melanjut input billing

3. 10 November 2021 - Mencatat buku PNBP

- Input billing

4. 11 November 2021 - Mengetik hasil tanya jawab antara

Pemohon dan Termohon

5. Minggu ke lima (15-19 November 2021)

No Tanggal Kegiatan

1. 15 November 2021 - Apel pagi

- Input billing

- Mencatat minutasi map berkas perkara

- Mengetik dan memeriksa data

Pemohon

2. 16 November 2021 - Membuat BAS

3. 17 November 2021 - Input billing

- Materi

37
4. 18 November 2021 - Materi

5. 19 November 2021 - Membuat BAS

- Input billing

 Mengikuti pemyampaian tentang Alur Pendaftaran Perkara

administrasi Pengadilan Agama dan Hukum Acara Peradilan Agama.

Pemateri atau narasumber Selvy Anita Arisandy, S.H dilaksanakan

hari Rabu tanggal 17 November 2021 di ruang media center.

Dijelaskan bahwa kelompok kerja bidang administrasi kepaniteraan

(keperkaraan) di pengadilan menggunakan sistem meja, yang terdiri

dari meja , meja II, meja III. Pada meja I disebut sebagai meja

pendaftaran perkara, tugasnya menerima gugatan calon Penggugat

(sesuai kewenangan Pengadilan Agama Natuna), menaksir panjar

biaya perkara, mengarahkan calon Penggugat untuk membayar panjar

biaya perkara pada loket bank yang telah ditentukan, menerima slip

bukti pembayaran panjar biaya perkara dan mengecap tanda LUNAS,

lalu menerbitkan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) untuk

ditandatangani oleh Penggugat dan kasir, kemudian memberikan

nomor perkara, dan mencatatnya dalam register sebagai perkara yang

resmi masuk pada hari itu

Mengenai penentuan biaya panjar perkara tersebut ditentukan oleh

komponen-komponen biaya perkara yang meliputi biaya pendaftaran,

38
biaya proses, biaya materai, biaya redaksi, dan biaya pemanggilan para

pihak berperkara.

Pada meja II melaksanakan tugas pencatatan dan meneruskan

berkas perkara. Oleh petugas Meja II berkas perkara yang meliputi

surat gugatan atau permohonan (dan surat kuasa jika ada, serta

fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa) serta titipan alat bukti

surat, kemudian diteruskan kepada Ketua Pengadilan Agama untuk

ditetapkan majelis hakim yang akan menyidangkan perkara tersebut

dengn cara diterbitkan surat Penentapan Majelis Hakim (PMH).

Kemudian diteruskan kepada Majelis Hakim yang telah ditetapkan

melalui PMH untuk ditetapkan hari sidang perkara tersebut dengan

cara diterbitkan Penentapan Hari Sidang (PHS).

 Mengikuti penyampaian materi tentang Struktur Organisasi yang ada

di Pengadilan Agama dan Mahkamah Agung.

Pemateri atau narasumber Edie Nugroho, S.Kom dilaksanakan hari

Kamis tanggal 18 November 2021 di ruang media center.

6. Kegiatan Minggu ke enam (22 November-26 November 2021)

No Tanggal Kegiatan

1. 22 November 2021 - Mencatat minutasi map berkas

perkara

- Membuat BAS

- Membuat dan mencetak sign gobi

39
2. 23 November 2021 - Cap berkas

- Membuat dan mencetak sign gobi

3. 24 November 2021 - Input Billing

- Membantu membuat BAS

4. 25 November 2021 - Membantu mencetak putusan

- Memcatat minutasi map berkas

perkara

5. 26 November 2021 - Susun berkas perkara dan scan

7. Kegiatan Minggu ke tujuh (29 November -03 Desember 2021)

No Tanggal Kegiatan

1. 29 November 2021 - Apel pagi

- Menyusun berkas perkara dan scan

- Input Billing

2. 30 November 2021 - Menyusun berkas perkara dan scan

3. 02 Desember 2021 - Menyusun berkas perkara dan scan

- Menyaksikan persidangan

4. 03 Desember 2021 - Menyusun berkas perkara

- Mencatat buku penyerahan arsip

8. Kegiatan Minggu ke delapan (08 Desember 2021)

No Tanggal Kegiatan

1. 08 Desember 2021 - Input Billing

40
- Mengikuti persidangan

9. Kegiatan Minggu ke sembilan (14 Desember – 17 Desember 2021)

No Tanggal Kegiatan

1. 14 Desember 2021 - Scan

- Susun berkas perkara

2. 15 Desember 2021 - Latihan praktik sidang semu

- Mengikuti persidangan

3. 16 Desember 2021 - Praktik sidang semu

4. 17 Desember 2021 - Penarikan mahasiswa PKL

Praktik sidang semu adalah bagian terpenting di kegiatan PKL

oleh mahasiswa prodi Hukum Pidana Islam STAI Natuna di mana

simulasi kali ini kami memilih perkara cerai talak. Dalam sidang semu

ini disaksikan langsung oleh Ketua Pengadilan Agama Natuna,

Hakim, Hakim Pamong beserta dosen Pembimbing PKL dengan

tujuan memberi penilaian langsung terhadap jalannya sidang semu

tersebut. Tujuan dari diadakannya pra pradilan ini adalah untuk

memberikan pelajaran tambahan bagi mahasiswa bagaimana

menangani atau proses prosedur beracara di Pengadilan Agama

41
Natuna, dalam simulasi penanganan perkara tersebut. Berikut daftar

Nama-nama yang bertugas dalam proses penanganan perkara:

Hakim ketua : Mega Febrianti Sahpitri

Hakim anggota : 1. Rika Andriani

2. Robi Satrio

Panitera pengganti : Ayu Azhari

Penggugat : Dedi Saputra

Tergugat : Putri Handayani

Dalam sidang semu kali ini majelis hakim mengabulkan gugatan

pemohon dimana alasan-alasan dan alat bukti tertulis dan saksi yang di

ajukan oleh pemohon membuat hakim memutuskan untuk

mengabulkan gugatan cerai yang di ajukan oleh pemohon dengan

alasan pemohon tidak sanggup lagi menghadapi memperlakukan

keluarga pemohon seperti keluarganya sendiri dan Termohon

diketahui selingkuh dengan lelaki lain. Dan akhirnya menjatuhkan

talak satu raj’i terhadap Termohon dengan putusan Pengadilan Agama

Natuna.

C. Analisis

Praktik Kerja Lapangan yang diselenggarakan oleh program studi jinayah

STAI Natuna di Pengadilan Agama Natuna sangat menunjang dalam menambah

wawasan dan pengetahuan di bidang ilmu hukum peradilan agama, juga sebagai

wujud keterlibatan mahasiswa secara langsung untuk mengenal dunia kerja yang

nyata sesuai dengan kompetensi. Dalam hal ini Pengadilan Agama Natuna menjadi

42
tempat pilihan praktik peradilan. Dalam pelaksanaannya, tidak semua sesuai dengan

yang diharapkan.

Dengan waktu pelaksanaan yang sangat singkat memang dirasakan kurang

maksimal mengingat Pengadilan Agama Natuna sebagai lembaga yang berperan

penting dalam masyarakat, dan sudah tentu mempunyai segudang pekerjaan lain yang

harus diselesaikan sehingga hal ini juga berpengaruh terhadap kurang maksimalnya

pelaksanaan PKL.

Selama pelaksanaan PKL, sedikit banyak kasus dalam perceraian dan

permohonan yang penyusun ketahui. Dan diharapakan kedepannya peserta PKL ini

dibagi lagi waktu untuk satu bulan di Pengadilan Agama dan satu bulan lagi di

Pengadilan Negeri. Agar dapat menambah lebih luas wawasan para mahasiswa

dalam mengetahui ruang lingkup peradilan.

43
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Selama kegiatan yang kami lakukan yakni Praktik Kuliah Lapangan (PKL)

di Pengadilan Agama Natuna yang dilaksanakan mulai tanggal 18 Oktober s/d 17

Desember 2021 merupakan program berkelanjutan dari tahun sebelumnya Jurusan

Hukum Pidana Islam (Jinayah) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna.

Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kuliah Lapangan (PKL) adalah menambah

wawasan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, terutama dalam bidang keperdataan

serta mengenalkan dunia kerja sesuai dengan kompetensinya.

Seluruh rangkaian kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah

disusun dalam rencana kegiatan telah sesuai dengan harapan, meskipun masih

banyak kekurangan dari berbagai hal, sehingga perlu saran atau masukan. Hal-hal

yang penyusun sarankan kepada pengelola program studi Hukum Pidana Islam.

B. Saran

Kegiatan Praktik Kuliah Lapangan (PKL) yang dilaksanakan oleh

mahasiswa Prodi Hukum Pidana Islam (Jinayah) Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Natuna selama dua bulan ini cukup membantu mahasiswa dalam

mengenal kinerja Pengadilan Agama Natuna. Namun ada beberapa hal sebagai

bahan evaluasi dan saran untuk pelaksanaan magang selanjutnya, antara lain :

44
1. Agar lokasi PKL yang hanya di Kantor Pengadilan Agama dan Kantor

Pengadilan Negeri perlu ditambahkan dengan Kantor Urusan Agama

(KUA), dan Kantor Kejaksaan.

2. Penyusunan laporan PKL khususnya mengenai jumlah laporan, harus

ditegaskan apakah laporan PKL hanya disusun satu buku yang

memuat pelaksanaan PKL di Pengadilan Agama sekaligus di

Pengadilan Negeri, ataukah laporan PKL harus disusun dalam dua

buku yaitu satu buku memuat pelaksanaan PKL di Pengadilan Agama,

dan satu buku lagi memuat pelaksanaan PKL di Pengadilan Negeri.

3. Semoga dengan tersusunya laporan ini dapat memberikan gambaran

dan menambah wawasan untuk nantinya jadi bahan bagi kita,

khususnya yang akan berkecimpung di dunia peradilan, dalam

melayani masyarakat.

45
DAFTAR PUSTAKA
M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, Sinar

Grafika : Jakarta, 2007

Drs. H.A. Mukti Arto, SH, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama,

Pustaka Pelajar : Yogyakarta, cetakan III tahun 2000

Makhkamah Agung RI Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, Pedoman

Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama (Buku II), Jakarta,

2010.

Dr. Ahmad Mujahidin, M.H, Pembaharuan Hukum Acara Peradilan Agama,

Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor : 2012

M. Yahya Harahap, S.H, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan,

Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan; Penerbit Sinar Grafika,

Jakarta : cetakan kesebelas, 2011

Buku Pedoman Praktek Kuliah Lapangan (PKL) Program Studi Hukum Pidana

Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna tahun 2016.

Profil Pengadilan Agama Natuna, diakses melalui www.pa natuna.go.id

46
47

Anda mungkin juga menyukai