Anda di halaman 1dari 9

DOI: https://doi.org/10.36720/nhjk.v7i2.

47
Lestari, YA, dkk. Perawat dan Kesehatan: Jurnal Keperawatan. 2018 Juli-Desember; 7 (2): 124-132
Diterima: 17 Oktober 2018
http://ejournal-kertacendekia.id/index.php/nhjk/

© Perawat dan Kesehatan 2018: Jurnal Keperawatan

PENELITIAN ASLI p- ISSN 2088-9909 ǀ e- ISSN 2623-2448

MOTIVASI KUNJUNGAN PENUA DAN LANJUT


KEPADA POS PELAYANAN TERINTEGRASI LANSIA
(POSYANDU LANSIA) DI KLAMPISAN HAMLET, DESA
KEDUNGGEDE, KECAMATAN DLANGGU,
KABUPATEN MOJOKERTO
Yufi Aris Lestari 1 *, Yulianto 1, Aris Hartono 2, Indrawati 1, Ratna Yunita 1

1 STIKES
Dian Husada Mojokerto
2 STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

* Korespondensi:
Yufi Aris Lestari
Email: yufiarislestari@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Hidup sehat dan sejahtera di masa tua merupakan harapan setiap lansia. Dalam mewujudkan hari tua yang sehat
dan sejahtera, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya dengan program Posyandu Lansia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan motivasi kunjungan lansia dan lansia ke Posyandu Lansia (Posyandu
Lansia) di Dusun Klampisan Desa Kedunggede Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah analitik cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia warga Dusun
Klampisan Desa Kedunggede Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto yang pernah mendatangi Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia
(Posyandu Lansia) sebanyak 52 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Besar sampel dalam
penelitian ini adalah 46 orang. Alat ukur yang digunakan adalah angket variabel motivasi, dan buku kunjungan lansia ke variabel Pos Pelayanan
Terpadu Lansia (Posyandu Lansia).
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata motivasi sebesar 68,5870 yang menunjukkan motivasi yang kuat. Nilai kunjungan rata-rata adalah
1,9348, menunjukkan bahwa kunjungan tidak aktif. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rho diperoleh ρ =
0,00 <α = 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara motivasi kunjungan lansia dengan lansia ke Pos Pelayanan
Terpadu Lansia (Posyandu Lansia) di Dusun Klampisan Desa Kedunggede Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto .
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi kunjungan lansia dengan lansia ke
Posyandu Lansia di Dusun Klampisan Desa Kedunggede Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto yang dapat diartikan lansia
pernah motivasi yang kuat, maka kunjungan ke Pos Pelayanan Terpadu Lansia akan aktif. Sebaliknya lansia yang motivasinya lemah
kemudian mengunjungi Pos Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia) tidak aktif.

Kata kunci: Motivasi Lansia, Kunjungan Lansia, Pos Pelayanan Terpadu Lansia, Posyandu Lansia.

PENGANTAR partisipasi lansia, keluarga, masyarakat dan organisasi


Salah satu bentuk partisipasi aktif penuh kemasyarakatan dalam pelaksanaannya untuk mencapai
masyarakat adalah Pos Pelayanan Terpadu upaya peningkatan kesehatan yang optimal (Sulistyorini,
(Posyandu). Pos Pelayanan Terpadu Lansia 2010). Nyatanya, banyak lansia yang tidak datang selama
(Posyandu Lansia) merupakan salah satu wujud di Pos Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia). Hal ini
pelaksanaannya dari pemerintah kebijakan dapat menyebabkan kondisinya tidak terpantau dengan
program pengembangan pelayanan kesehatan baik, sehingga jika mengalami risiko penyakit akibat
bagi lansia. Selain itu, Pos Pelayanan Terpadu memburuknya kondisi tubuh, dapat berakibat fatal dan
Lansia (Posyandu Lansia) sebagai wadah mengancam nyawa.
komunikasi dalam bentuk

PERAWATAN DAN KESEHATAN: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 7, EDISI 2, JULI-DESEMBER 2018 124
nyawa. Penurunan akses kesehatan dapat tiga puskesmas lainnya. Puskesmas Tanah
disebabkan oleh penurunan upaya promotif dan Garam memiliki jumlah lansia tertinggi yaitu
preventif melalui kegiatan kelompok lanjut usia. 795 orang lansia, sedangkan jumlah
Berkurangnya kemampuan lansia dalam kunjungan lansia terkecil adalah Juli 40,7%,
mempertahankan kondisi kesehatan secara Agustus 38,9% dan September 39,1%
mandiri dan penurunan derajat kesehatan pada (Dinkes Kota Solok, 2012). Dari data yang
lansia akan mengakibatkan penurunan angka diperoleh di lokasi penelitian di Dusun
harapan hidup lansia. Klampisan diperoleh data pada bulan
Jumlah lansia terus meningkat dan menurut Agustus 7%, 9 September%, 6 Oktober%.
proyeksi WHO tahun 1995 dimana pada tahun 2050 Motivasi adalah hubungan antara
dibandingkan tahun 1990 pertumbuhan penduduk kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan
lansia di Indonesia mengalami pertumbuhan terbesar akan muncul karena ada sesuatu yang kurang
di Asia yaitu sebesar 41,4%, Thailand 33,7%, India dirasakan
some one, kedua fisiologis dan
24,2% , dan Cina 22,0%. Jumlah lansia Indonesia sendiri psikologis. Dorongan adalah arah untuk
menurut sumber BPS bahwa pada tahun 2004 memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan adalah
berjumlah 16.522.311, tahun 2006 berjumlah akhir dari siklus motivasi. Misalnya keinginan
17.478.282, dan pada tahun 2008 berjumlah 19.502.355 untuk hidup sehat dan produktif, agar individu
(8,55% dari total penduduk 228.018.900), sedangkan tetap menjaga kesehatannya dan memeriksakan
pada tahun 2020 diperkirakan berjumlah sekitar 28 juta derajat kesehatannya secara teratur. Munculnya
lansia. Saat ini data yang masuk di Kementerian berbagai gangguan kesehatan yang dialami para
Kesehatan yang baru ada 437 Puskesmas Lansia, lansia saat ini, dimulai dari individu sendiri yang
padahal sebenarnya ada kurang lebih enggan rutin mengunjungi Pos Pelayanan
Terpadu Lansia (Posyandu Lansia) setiap bulan.
Sehingga status kesehatannya tidak bisa
69.500 Pos Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu terpantau dengan baik.
Lansia) tersebar di beberapa kabupaten / kota di Pos Pelayanan Terpadu Lansia
Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari (Posyandu Lansia) merupakan salah satu
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang wujud pelaksanaannya
dari pemerintah kebijakan
menyatakan terdapat sebanyak 759 Pos program pengembangan pelayanan
Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia) di kesehatan bagi lansia. Selain itu, Pos
Kabupaten Semarang, Namun terdapat sebanyak Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia)
735 Pos Pelayanan Lansia Intregasi (Posyandu sebagai wadah komunikasi berupa partisipasi
Lansia). ). Berdasarkan data yang diperoleh dari lansia, keluarga, masyarakat dan organisasi
posyandu lansia di desa Candi bulan November kemasyarakatan dalam pelaksanaannya guna
2012, data kehadiran 3 bulan terakhir pada bulan mencapai upaya peningkatan kesehatan yang
Agustus 24,1%, 30,1% September, 26,5% optimal (Sulistyorini, 2010). Untuk mencapai
Oktober, menunjukkan adanya kunjungan lansia tujuan tersebut dan menyikapi berbagai
ke Lansia Terpadu. Pos Pelayanan (Posyandu fenomena yang terjadi pada para praktisi yang
Lansia) masih kurang dari yang diharapkan. terlibat di Posyandu hendaknya memberikan
Sasaran program Posyandu Lansia minimal 70% pemahaman kepada para lansia serta
dari total jumlah sasaran Posyandu Lansia meningkatkan sistem pelayanan yang ada
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Berdasarkan didalamnya antara lain dengan meningkatkan
data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota fasilitas dan fasilitas yang ada. infrastruktur,
Solok, jumlah penduduk di Kota Solok adalah peningkatan dukungan keluarga bagi lansia,
36.737 jiwa dengan jumlah Lansia 2.401 lansia, pemilihan lokasi yang mudah dijangkau lansia,
dimana jumlah lansia yang datang ke Pos dan sedapat mungkin kader Pos Pelayanan
Pelayanan Terpadu Lansia di 4 Puskesmas Terpadu memberikan informasi sebelum
(Tanjung Paku). , Tanah Garam, Nan Balimo, KTK) pelaksanaan Pos Pelayanan Terpadu Lansia
dari Juli Sampai September dilaksanakan. Dengan adanya kegiatan
tersebut diharapkan akan terjadi peningkatan
motivasi lansia untuk berkunjung ke Pos
Pelayanan Terpadu Lansia, sehingga lansia
2012, Puskesmas Tanah Garam memiliki dapat memperoleh kesehatan yang optimal.
jumlah kunjungan lansia terkecil

PERAWATAN DAN KESEHATAN: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 7, EDISI 2, JULI-DESEMBER 2018 125
METODE Tabel 1. Sebaran responden menurut
Desain Studi umur di Posyandu Lansia (Posyandu
Desain penelitian yang digunakan adalah cross Lansia) Dusun Klampisan, Desa
sectional. Kedungdede, Kecamatan Dlanggu,
Kabupaten Mojokerto (n = 46).
Pengaturan
Penelitian ini dilakukan di Pos Pelayanan Usia Responden
Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) di
Berarti 57.4565
Dusun Klampisan, Desa Kedunggede,
Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Std. Deviasi 10.2387
Minimum 45.0000
Subjek Penelitian Maksimum 80.0000
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
N 46
lansia warga Dusun Klampisan Desa Kedunggede Sumber: Data Primer Kuisioner
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto yang
pernah mendatangi Pos Pelayanan Terpadu Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa
Lanjut Usia (Posyandu Lansia) sebanyak 52 rata-rata responden berusia 57,46 tahun. Usia
orang. Teknik pengambilan sampel dalam minimal 45 tahun dan maksimal 80 tahun.
penelitian ini adalah simple random sampling.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 46 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
orang. Kriteria sampel dalam penelitian ini antara
lain: Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa sebagian
Sebuah. Lansia yang bersedia menjadi responden. besar perempuan sebanyak 31 responden (67,4%) dan
b. Lansia yang berada di tempat pada saat itu laki-laki sebanyak 15 responden (32,6%). Berdasarkan
belajar. data tersebut, terdapat perbedaan proporsi yang
c. Lansia yang pernah bersekolah di Lansia signifikan antara lansia perempuan dan laki-laki yang
Pos Pelayanan Terpadu di Dusun berkunjung ke Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia
Klampisan, Desa Kedunggede. (Posyandu Lansia). Jadi, penelitian ini menggambarkan
lebih banyak minat pengunjung wanita daripada pria.
Instrumen
Penelitian ini dilakukan dengan Meja 2. Sebaran responden menurut jenis
kuesioner. kelamin di Posyandu Lansia (Posyandu
Lansia) Dusun Klampisan, Desa
Analisis data Kedungdede, Kecamatan Dlanggu,
Hasil penelitian ini dianalisis Kabupaten Mojokerto (n = 46).
menggunakan uji Spearmen Rho dengan
nilai α = 0,05.
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

HASIL Pria 15 32.6


Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Perempuan 31 67.4
Orang Tua Total 46 100
Sumber: Data Primer Kuisioner
Usia merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang. Usia dalam Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
penelitian ini bervariasi dari usia 45 tahun hingga 80 Pendidikan
tahun. Berikut adalah tabel distribusi rata-rata
responden berdasarkan umur. Tingkat pendidikan mempengaruhi
kesadaran akan pentingnya kesehatan baik
pada diri sendiri maupun lingkungan,
sehingga mendorong perlunya pelayanan
kesehatan, termasuk Pos Pelayanan Terpadu
Lansia (Posyandu Lansia).
Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini
bervariasi dari tidak bersekolah sampai

PERAWATAN DAN KESEHATAN: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 7, EDISI 2, JULI-DESEMBER 2018 126
Universitas. Berikut distribusi responden Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa sebagian besar
berdasarkan jenjang pendidikan. yang menikah adalah 32 responden (69,6%).

Tabel 3. Sebaran responden menurut Karakteristik dari Responden oleh


tingkat pendidikan di Posyandu Lansia Pekerjaan
(Posyandu Lansia) Dusun Klampisan, Desa
Kedungdede, Kecamatan Dlanggu, Pekerjaan responden dalam
Kabupaten Mojokerto (n = 46). penelitian ini terdiri dari petani, ibu rumah
tangga, pensiunan dan pengusaha.
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Berikut distribusinya
dari responden berbasis di
Tidak sekolah 9 19.6 pekerjaan.
Sekolah dasar 25 54.3
Sekolah Menengah Pertama 9 19.6 Tabel 5. Sebaran responden menurut
SMA 2 4.3 pekerjaan di Posyandu Lansia (Posyandu
Universitas 1 2.2 Lansia) Dusun Klampisan, Desa
Total 46 100 Kedungdede, Kecamatan Dlanggu,
Sumber: Data Primer Kuisioner
Kabupaten Mojokerto (n = 46).
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa lebih Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
dari separuh lansia (54,3%) tamat Sekolah Petani 40 87,0%
Dasar. Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa Ibu rumah tangga 1 2,2%
terdapat perbedaan proporsi latar belakang Pensiunan 1 2,2%
pendidikan terkait Lansia yang berkunjung ke Pengusaha 4 8,7%
Pos Pelayanan Terpadu Lansia. Dari data yang Total 46 100%
diperoleh, lansia yang berpendidikan SD Sumber: Data Primer Kuisioner
mendominasi dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, selayaknya kader Dan kesehatan Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa sebanyak
pekerja memberikan informasi atau penyuluhan 40 responden (87%) bekerja sebagai petani.
tentang Pos Pelayanan Terpadu Lansia
(Posyandu Lansia), sehingga dapat Motivasi Lansia
meningkatkan motivasi lansia untuk berkunjung.
Dari hasil pengukuran motivasi lansia
Karakteristik Responden Berdasarkan Status didapatkan bahwa responden yang
Perkawinan memiliki motivasi cukup berjumlah 27
orang yang terlihat dari rentang skor 62,50
Status perkawinan responden dalam - 66,25. Kemudian terdapat 19 responden
penelitian ini terdiri dari menikah dan janda / yang memiliki motivasi kuat terlihat dari
duda. Berikut distribusi responden kisaran 67,50 - 81,25. Dari hasil
berdasarkan status perkawinan. pengukuran motivasi dari 46 lansia
menunjukkan nilai rata-rata 68,59
Tabel 4. Sebaran responden menurut menunjukkan motivasi yang kuat. Nilai
tingkat pendidikan di Posyandu Lansia standar deviasi hasil penelitian adalah 4,66
(Posyandu Lansia) Dusun Klampisan, Desa dengan nilai terendah 62,50 dan nilai
Kedungdede, Kecamatan Dlanggu, tertinggi 81,25 dan nilai yang sering
Kabupaten Mojokerto (n = 46). muncul adalah 66,25.
Untuk menentukan jenis pengujian dilakukan uji
normalitas untuk masing-masing variabel. Pengujian
Status pernikahan Frekuensi Persentase (%)
normalitas merupakan persyaratan penting yang harus
Menikah 32 69.6 dipenuhi dalam analisis jalur. Jika data yang dianalisis
Janda 12 26.1 berdistribusi normal, maka uji korelasi Pearson dipilih.
Duda 2 4.3 Jika tidak memenuhi persyaratan data maka
Total 46 100 distribusinya tidak normal, maka harus diupayakan
Sumber: Data Primer Kuisioner
transformasi data agar distribusinya menjadi

PERAWATAN DAN KESEHATAN: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 7, EDISI 2, JULI-DESEMBER 2018 127
normal. Jika setelah ditransformasi data Jika data tidak memenuhi syarat untuk
menjadi normal maka dipilih uji korelasi dilakukan uji korelasi pearson, maka yang
pearson, jika hasil yang ditransformasikan dipilih adalah uji alternatif yaitu uji korelasi
datanya tidak normal, maka dipilih uji Spearman Rho.
alternatif untuk uji korelasi Spearman Rho. y
Uji normalitas berdasarkan uji Kolmogorov
yaitu apabila nilai signifikansi <0,05 (tingkat
kepercayaan 95%) berdistribusi tidak
normal.

Kunjungan Lansia
Dari uji normalitas untuk variabel
motivasi diperoleh nilai signifikansi
0,000. Karena nilai p <0,05 pada variabel
motivasi maka dapat disimpulkan data
tidak berdistribusi normal.
X
Kunjungan Lansia ke Pos Pelayanan Terpadu
Motivasi Lansia
Lansia (Posyandu Lansia)

Dari pengukuran kunjungan lansia ke Pos Pelayanan


Gambar 1. Garis Besar Linear Hubungan
Terpadu Lansia (Posyandu Lansia) didapatkan responden yang
Motivasi Kunjungan Lansia dan Lansia ke
berkunjung sekali sebanyak 24 orang, responden yang
Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia
berkunjung 2 kali sebanyak 10 orang, responden yang
(Posyandu Lansia) di Dusun Klampisan, Desa
berkunjung 3 kali sebanyak 8 orang, responden yang
Kedunggede, Kecamatan Dlanggu,
berkunjung sebanyak 24 orang. Responden yang berkunjung
Kabupaten Mojokerto
sebanyak 4 kali sebanyak 1 orang, responden yang berkunjung
sebanyak 5 kali sebanyak 1 orang, dan responden yang
Dari gambaran linier di atas terlihat
berkunjung sebanyak 6 kali sebanyak 2 orang. Dari hasil
bahwa Y cenderung membesar ketika X
observasi kunjungan lansia ke Pos Pelayanan Terpadu Lansia
membesar, sehingga korelasi tersebut
(Posyandu Lansia) dalam 1 tahun terakhir diperoleh dari 46
disebut korelasi positif antara motivasi dan
responden menunjukkan nilai rata-rata kunjungan sebesar 1,93
kunjungan (Murray, 2004). Hasil uji korelasi
yang menunjukkan bahwa responden memiliki kunjungan yang
hubungan motivasi kunjungan lansia
kurang aktif, kemudian untuk standar deviasi 1,93 dengan nilai
dengan lansia ke Pos Pelayanan Terpadu
terendah 1, nilai tertinggi 6, dan nilai yang sering muncul 1.
Lansia (Posyandu Lansia) Dusun Klampisan
Desa Kedunggede Kecamatan Dlanggu
Kabupaten Mojokerto nilai signifikansi 0,000
Untuk menentukan jenis pengujian menunjukkan bahwa Hubungan antara
dilakukan uji normalitas untuk Motivasi Lansia dengan Kunjungan Lansia
masing-masing variabel. Dari hasil uji ke Pos Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu
normalitas variabel kunjungan diperoleh Lansia) adalah bermakna. Nilai korelasi
nilai signifikansi 0,000. Karena nilai p <0,05 Spearman Rho sebesar 0,712 menunjukkan
pada variabel kunjungan dapat disimpulkan bahwa arah korelasi positif dengan
bahwa data tidak berdistribusi normal. kekuatan yang kuat.

Hubungan Motivasi Kunjungan Lansia dan DISKUSI


Lansia ke Posyandu Lansia (Posyandu Motivasi Lansia
Lansia) di Dusun Klampisan, Desa Dari hasil penelitian diketahui bahwa
Kedunggede, Kecamatan Dlanggu, motivasi lansia berkunjung ke Pos
Kabupaten Mojokerto Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu
Lansia) yang diperoleh dari 46 responden
Dari hasil uji normalitas kedua menunjukkan rata-rata motivasi yang
variabel diperoleh hasil bahwa data tidak kuat. Rata-rata lansia di Dusun Klampisan,
berdistribusi normal. Kemudian yang asli Desa Kedunggede, Kecamatan Dlanggu,
akan menggunakan uji korelasi Pearson. Kabupaten Mojokerto hanya berkunjung
Karena sebaran datanya tidak normal, saat sakit.

PERAWATAN DAN KESEHATAN: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 7, EDISI 2, JULI-DESEMBER 2018 128
Swansburg (2001) mendefinisikan motivasi Pos Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia).
sebagai konsep yang digunakan untuk kondisi Sehingga perlu adanya kerjasama antara keluarga,
ekstrinsik yang merangsang munculnya perilaku kader dan petugas kesehatan untuk memberikan
tertentu dan respon intrinsik yang menunjukkan dukungan kepada lansia untuk mengunjungi Pos
perilaku manusia. Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia).
Dari pernyataan teori di atas dapat diartikan
bahwa motivasi merupakan hal mendasar yang Kedewasaan seseorang juga
membuat seseorang melakukan tindakan. Motivasi mempengaruhi motivasi, yang dimaksud dengan
merupakan hal terpenting yang membuat kedewasaan dalam hal ini adalah umur. Usia
masyarakat melakukan tindakan, sehingga motivasi seseorang mempengaruhi motivasi, rata-rata
yang kuat mempengaruhi perilaku lansia untuk usia lanjut motivasi mulai menurun, sehingga
mengunjungi Pos Pelayanan Terpadu Lansia perlu adanya dukungan dari keluarga dan
(Posyandu Lansia). lingkungan sekitarnya.
Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia Motivasi tidak begitu dipengaruhi oleh
(Posyandu Lansia) di Dusun Klampisan, kader informasi atau media, mengetahui atau tidak
berusaha memotivasi para lansia dengan tidak mempengaruhi perilaku lansia untuk
mengumumkan pelaksanaan Pos Pelayanan mengunjungi Pos Pelayanan Terpadu Lansia
Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) (Posyandu Lansia).
sebelum hari pembukaan Pos Pelayanan
Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia). Kunjungan Lansia ke Pos Pelayanan Terpadu
Namun, meski begitu, para lansia masih Lansia (Posyandu Lansia)
enggan berkunjung ke Pos Pelayanan Terpadu Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Lansia (Posyandu Lansia). secara umum kunjungan lansia ke Pos Pelayanan
Abraham Maslow (1943) dalam Uno (2011) mengemukakan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) di Dusun
bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan dasar. Klampisan, Desa Kedunggede, Kecamatan
Dia menunjukkannya dalam 5 tingkatan berbentuk piramida, orang Dlanggu, Kabupaten Mojokerto menunjukkan
mulai memberi semangat dari tingkat yang paling bawah. bahwa kunjungan tidak aktif.
Dari hasil pengukuran motivasi yang Pos Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu
diperoleh dari kuisioner yang disebarkan kepada Lansia) merupakan implementasi dari program
responden menunjukkan bahwa motivasi yang pengembangan kebijakan pemerintah melalui
paling berpengaruh pada lansia untuk pelayanan kesehatan bagi lanjut usia, sebagai
berkunjung adalah harapan. Dari butir wadah komunikasi berupa partisipasi lansia,
pertanyaan yang diajukan, lansia termotivasi keluarga, pemimpin, masyarakat dan organisasi
untuk berkunjung karena ingin kesehatannya kemasyarakatan dalam pelaksanaannya. , dalam
dipantau. Hal ini sejalan dengan teori yang upaya meningkatkan derajat kesehatan yang
dikemukakan Maslow, karena sehat adalah optimal (Ismawati, 2010). Pos Pelayanan Terpadu
kebutuhan jasmani, maka setiap lansia Lanjut Usia (Posyandu Lansia) merupakan posko
termotivasi karena harapannya sehat untuk pelayanan terpadu bagi lanjut usia di wilayah
memenuhi kebutuhan jasmani. Karena pada tertentu yang telah disepakati bersama, yang
dasarnya motivasi adalah suatu bentuk hierarki, dimotori oleh masyarakat dimana mereka bisa
jika kebutuhan paling mendasar, maka mendapatkan pelayanan kesehatan.
seseorang akan memenuhi kebutuhan lainnya. Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa
Namun hasil kuisioner yang disebarkan Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu
menunjukkan bahwa lansia enggan mengunjungi Lansia) merupakan kegiatan penting yang dapat
posyandu jika tidak sakit. Hal ini berbanding meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
terbalik dengan butir 1 bila lansia ingin lansia.
kesehatannya dipantau, Namun lansia di Dusun Klampisan
jarang yang datang secara sukarela pada
hari pembukaan Posyandu Lansia. Lansia
Lansia cenderung memiliki keinginan yang lebih enggan datang bila tidak sakit, sebagian
tinggi untuk mengunjungi Pos Pelayanan Terpadu Lansia besar lansia di Dusun Klampisan
(Posyandu Lansia) jika ada dukungan dari orang lain. Hal menganggap Pos Pelayanan Terpadu
ini menunjukkan bahwa dukungan orang lain sangat Lansia (Posyandu Lansia) adalah tempat
penting untuk memotivasi para lansia berkunjung berobat, sehingga jika tidak sakit maka

PERAWATAN DAN KESEHATAN: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 7, EDISI 2, JULI-DESEMBER 2018 129
Lansia juga tidak perlu mengikuti Pos tidak akan ada kekuatan yang mengarahkan
Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia). individu ke mekanisme perilaku yang muncul.
Kunjungan Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia Dorongan diaktifkan oleh kebutuhan akan
(Posyandu Lansia) merupakan kedatangan untuk kebutuhan, dalam arti bahwa kebutuhan tersebut
mengunjungi Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia menimbulkan dorongan, dan dorongan ini pada
(Posyandu Lansia), dengan tujuan untuk memeriksa akhirnya mengaktifkan atau memunculkan
kondisi kesehatannya (Novi, 2007). mekanisme perilaku.
Kunjungan rutin ke Pos Pelayanan Hull dalam Nursalam (2008) yang
Terpadu Lansia (Posyandu Lansia). menegaskan bahwa perilaku seseorang
Sebuah. Keteraturan kunjungan ke Pos dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan oleh
Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu kepentingan pemenuhan atau pemenuhan
Lansia) adalah mengunjungi kegiatan Pos kebutuhan yang ada pada diri individu. Lebih
Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu lanjut dijelaskan bahwa perilaku muncul bukan
Lansia) beberapa kali secara rutin minimal semata-mata karena dorongan yang bersumber
6 bulan berturut-turut (PPKM, 2000); dari kebutuhan individu, tetapi juga karena
b. Kunjungan ke Pos Pelayanan Terpadu faktor belajar. Faktor pendorong ini dipahami
Lansia (Posyandu Lansia) idealnya sebagai kumpulan energi yang dapat
dilakukan minimal satu tahun minimal mengaktifkan perilaku atau sebagai faktor
12 kali. motivasi, dimana munculnya perilaku menurut
Hull merupakan fungsi dari tiga hal yaitu
Namun kenyataannya tidak ada seorang kekuatan dorongan yang ada pada diri individu,
pun di Dusun Klampisan yang aktif berkunjung kebiasaan yang diperoleh. dari hasil
ke Pos Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu pembelajaran, dan interaksi antara keduanya.
Lansia). Rata-rata lansia hanya berkunjung ke Pos Dengan demikian dapat disimpulkan
Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia) saat bahwa motivasi yang kuat dapat
sakit. Namun bila lansia dalam keadaan sehat, mempengaruhi perilaku sehingga kunjungan
lansia enggan datang ke Pos Pelayanan Terpadu Lansia ke Posyandu Lansia (Posyandu Lansia)
Lansia (Posyandu Lansia). Sehingga perlu adanya terwujud. Dari hasil wawancara dengan
sosialisasi untuk menggugah keinginan para perawat Desa Kedunggede yang ikut
lansia untuk berkunjung, agar tujuan dari Pos mengelola Posyandu Lansia (Posyandu Lansia)
Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia) di Dusun Klampisan. Ditemukan bahwa
dapat tercapai. sebagian besar lansia yang mengunjungi Pos
Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia)
Hubungan Motivasi Kunjungan Lansia dan hanya jika sakit. Minimnya lansia yang aktif di
Lansia ke Posyandu Lansia (Posyandu Dusun Klampisan menurut perawat Desa
Lansia) di Dusun Klampisan, Desa Kedunggede kemungkinan karena jarak
Kedunggede, Kecamatan Dlanggu, antara Dusun Klampisan dengan Ponkesdes
Kabupaten Mojokerto yang berdekatan. Sehingga para lansia lebih
Hasil korelasi Spearman Rho terhadap memilih datang ke Ponkesdes jika sakit karena
variabel Motivasi Lansia dan variabel rata-rata lansia dusun Klampisan enggan
Kunjungan Lansia ke Pos Pelayanan Terpadu meluangkan waktu untuk mengikuti Pos
Lansia (Posyandu Lansia) menunjukkan Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia).
bahwa terdapat hubungan yang kuat antara
motivasi dengan kunjungan Lansia ke Pos KESIMPULAN
Pelayanan Terpadu Lansia ( Posyandu Berdasarkan hasil penelitian terdapat
Lansia) dengan arah korelasi positif. beberapa hal yang dapat disimpulkan antara
Hubungan antara motivasi kunjungan Lansia lain:
dan Lansia ke Pos Pelayanan Terpadu Lansia 1. Motivasi lansia di Klampisan
(Posyandu Lansia) adalah bermakna. Dukuh, Kedunggede
Woodhworth dalam Sunaryo (2004) mengungkapkan Desa, Dlanggu Kecamatan,
bahwa perilaku terjadi karena motivasi atau dorongan yang Kabupaten Mojokerto tergolong
mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan motivasi kuat. Ini bisa dibuktikan
minat atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa itu hasil
dengan dari motivasi
dorongan,

PERAWATAN DAN KESEHATAN: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 7, EDISI 2, JULI-DESEMBER 2018 130
pengukuran yang mendapatkan skor rata-rata yang Ekasari, Ns. Mia Fatma. (2008). Keperawatan
menunjukkan motivasi yang kuat. Komunitas "Upaya Memandirikan
2. Dari hasil yang diperoleh mengenai Masyarakat untuk Hidup Sehat ". Jakarta:
kunjungan Lansia ke Pos Pelayanan Trans Info Media.
Terpadu Lansia (Posyandu Lansia) Hijau, Laurence W. Perencanaan Program Kesehatan
Klampisan. Dukuh, Kedunggede Pendekatan Pendidikan dan Ekologi.
Desa, Dlanggu Kecamatan, Marshall W. Kreuter. Sekolah Kesehatan
Kabupaten Mojokerto menunjukkan bahwa Masyarakat Rollins Universitas Emory.
kunjungan tersebut tidak aktif. Hamalik, Oemar. (2010). Pendidikan Guru
3. Dari hasil penelitian didapatkan Berdasarkan Pendekatan
bahwa ada hubungan antara Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
motivasi dengan kunjungan lanjut Herijulianti, dkk. (2001). Pendidikan kesehatan
usia ke Pos Pelayanan Terpadu gigi. Jakarta: EGC.
Lanjut Usia (Posyandu Lansia) di Hidayat, R Dede. (2009). Ilmu Perilaku
Dusun Klampisan Desa Kedunggede Pengantar Psikologi Untuk Tenaga
Kecamatan Dlanggu.
Mojokerto Distrik, Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.
Artinya lansia yang memiliki motivasi Kementerian Kesehatan Indonesia. (2010).
kuat akan aktif pula, begitu pula Panduan Tenaga Pelaksana Gizi
sebaliknya lansia yang memiliki Puskesmas dalam Pembinan Kader
motivasi lemah juga tidak aktif, Posyandu. Kemenkes RI: Jakarta. Komnas
karena motivasi merupakan hal Lansia. (2010). Pedoman Pelaksanaan
mendasar yang merangsang Posyandu Lanjut Usia. Jakarta: Komnas
munculnya suatu perilaku. Lansia.
Makmun, HA Syamsuddin. (2005). Psikologi
SARAN Kependidikan. Bandung: Remaja
1. Perlu dilakukan penelitian lebih Rosdakarya.
lanjut bagi peneliti. Hal ini Meilani, Niken, dkk. (2009). Kebidanan
dikarenakan penelitian hanya Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.
mengungkap 1 aspek terkait Notoatmodjo, S. (2003). Promosi Kesehatan
kunjungan ke Posyandu Lansia. dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Namun sebenarnya masih banyak Notoatmojo, Soekidjo. (2007). Kesehatan
aspek lain yang belum terungkap masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka
dalam penelitian ini. cipta.
2. Untuk dapat memperoleh data empiris Nursalam. (2007). Manajemen keperawatan
dan motivasi yang lebih luas tentang aplikasi dalam praktik keperawatan
motivasi dan kunjungan ke Posyandu provesional edisi 2. Jakarta: salemba
Lansia, diperlukan penelitian lebih medika.
lanjut guna menggeneralisasikan hasil Nursalam, dkk. (2008). Pendidikan Dalam
penelitian kepada populasi sasaran Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
yang lebih luas. Purwanto, Heri. (1998). Perilaku pengantar
Manusia. Jakarta: EGC.
REFERENSI Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi
Ambarwati, Eny Retna. (2011). Asuhan Pendidikan. Bandung: Remaja
Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Rosdakarya.
Medika. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Dinkes Kota Solok. (2012). Profil Kesehatan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa
Kota Solok. Dinas Kesehatan Kota Solok. Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dinkes Propinsi Jawa Timur. (2006). Buku Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A.
Pegangan Kader Posyandu. Dinas (2008). Perilaku Organisasi Buku 1,
Kesehatan Propinsi Jawa Timur. Jakarta: Salemba Empat.
Effendy, Nasrul. (1998). Dasar-dasar Rusmi. (2008). Teori Movasi. Jakarta: Bintang
Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Pustaka.
Jakarta: EGC.

PERAWATAN DAN KESEHATAN: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 7, EDISI 2, JULI-DESEMBER 2018 131
Sardiman, AM (2006). Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sulistyorini, cahyo ismawati, dkk. (2010).
Posyandu dan desa siaga untuk bidan
dan kader. Yogyakarta: Nuha
medika.
Sunaryo. (2006). Psikologi untuk Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Sutikno, Raja Bambang. (2007). Kekuatan dari
Empati dalam Leadeship. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Swansburg, Russell C. (2001). Pengembangan
staf keperawatan suatu komponen
pengembangan SDM. Jakarta: EGC.
Uno, Amzah. (2008). Teori Motivasi dan
Pengukurannya: Analisis Di bidang
Pendidikan. Bumi Aksara.
Widayatun, Tri Rusmi. (2010). Ilmu Perilaku.
Jakarta: Sagung Seto.
Yulianto, Y. (2018). Perilaku Kesehatan (1st
ed.). Mojokerto: YAAM.
Yulifah R., Yuswanto. (2009). Asuhan
Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
Zaidin, Ali. (2004). Teori Motivasi. Bandung:
Pustaka Setia.

Kutip Artikel Ini Sebagai: Lestari, YA,


Yulianto, Hartono, A., Indrawati, Yunita, R.
Motivasi Kunjungan Lansia dan Lansia ke
Posyandu Lansia (Posyandu Lansia) di
Dusun Klampisan, Desa Kedunggede,
Kecamatan Dlanggu , Kabupaten
Mojokerto. Perawat dan Kesehatan:
Jurnal Keperawatan 2018; 7 (2): 124-132.

PERAWATAN DAN KESEHATAN: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 7, EDISI 2, JULI-DESEMBER 2018 132

Anda mungkin juga menyukai