Anda di halaman 1dari 3

VAKSIN DPT – HB - Hib

No. Dokumen : SOP/C/VII/BP/22


SPO No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS KANDANGAN Muhammad Pauzi, SKM
KABUPATEN HULU NIP. 19750119 199703 1 004
SUNGAI SELATAN

1. Pengertian Vaksin DPT-HB-Hib adalah vaksin berupa suspensi homogen yg berisikan


difteri murni, toxoid tetanus, bakteri pertusis inaktif, antigen permukaan
hepatitis B (HBsAg) murni, dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub
unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus Influenzae type b (Hib) yang
dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
tetanus, pertusis, sebagian besar dari semua meningitis klinis dan mencegah
salah satu penyebab pnemonia dan hepatitis B.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

1 dari 3
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
5. Alat dan bahan A. Alat :
1. Vaccine carrier
2. Cool pack
3. Safety box
4. Termometer muller
5. Pinset
B. Bahan :
1. Vaksin DPT – HB - Hib
2. ADS 0,5 ml
3. Kapas yang sudah dibasahi dengan air DTT dan wadah
4. Buku KIA
5. Formulir KIPI
6. Bahan Penyuluhan
7. Sabun dan wadah air mengalir untuk mencuci tangan
8. Anafilaktik kit
6. Prosedur/Langkah- 1. Letakkan vaccine carrier di meja yang tidak terkena sinar matahari
langkah langsung
2. Petugas mencuci tangan
3. Lakukan skrinning terhadap anak mengenai usia bayi, vaksin yang
telah diterima sebelumnya, kondisi sasaran, riwayat penyakit dan
kontra indikasi
4. Petugas memberikan informasi tentang kegunaan, efek simpang,dan
kontraindikasi vaksin
5. Pastikan vaksin yang akan kita gunakan dalam kondisi baik, jika
expaired datenya masih lama tetapi vvm (vaksin vial monitor) telah
rusak, yakni berwarna hitam (Grade C dan D) maka vaksin tidak
dapat digunakan, begitupun jika sebaliknya
6. Atur posisi anak yang aman sebelum memberikan suntikan, mintalah
ibu untuk duduk dan meletakkan anaknya diatas pangkuan. Selipkan
kaki anak diantara paha ibu atau dipegangi ibunya
7. Bersihkan daerah yang akan disuntik dengan kapas yang telah

2 dari 3
dibasahi air DTT, jangan menggunakan alkohol / desinfektan sebab
akan merusak vaksin tersebut
8. Penyuntikan dengan cara intramuskuler dengan dosis 0,5 ml pada
anterolateral paha atas
9. Masukkan jarum dan alat suntik langsung ke dalam safety box dan
rapikan alat-alat
10. Berikan obat penurun panas dan jelaskan aturan minumnya
11. Pemberian informasi tentang jadwal imunisasi berikutnya
12. Petugas mencuci tangan
13. Catat hasil imunisasi dalam Buku KIA
14. Sepulang dari posyandu, sisa vaksin yang belum dibuka diberi tanda
khusus untuk didahulukan penggunaannya pada jadwal berikutnya
bila vaksinnya masih baik
7. Unit Terkait Poli KIA
8. Dokumen Terkait

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai