Anda di halaman 1dari 40

Sistem peredaran darah 

atau sistem kardiovaskular adalah suatu


sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan
sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan
juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem
kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup
organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan
mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.

1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon


dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi).
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti
lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan
masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan
mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat)
yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan
usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan
tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Peredaran darah terdiri dari:

1. Peredaran darah terbuka


2. Peredaran darah tertutup

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darah

PENGERTIAN
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan
berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak
yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan
darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Sistem
peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH
tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem
peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari
kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem
ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel
dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh :
-     Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida
dalam arah yang berlawanan .
-     Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan
protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi,
sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang
kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar).
Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-
bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran
darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran darah manusia
merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan keseluruh
tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua
kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda, yaitu :
a. Peredaran darah besar (sistemik)
Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya
oksigen dari ventrikel sinistra lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen
bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya
karbondioksida dibawa melalui vena menuju atrium dextra.
b. Peredaran darah kecil (pulmonal)
Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari
jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida
dari ventrikel dextra dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah
tersebut bertukar dengan darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke
atrium sinistra melalui vena pulmonalis.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu
dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem
peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup.
a. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan lainnya
tidak selamanya beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah menuju jaringan
tanpa melalui pembuluh. Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan
langsung beredar dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam
tubuh. Sistem peredaran darah terbuka terdiri-dari jantung yang merupakan pusat
peredaran darah, sejumlah sinus (rongga) dan sejumlah arteri. Jantung terletak
dibagian tengah belakang dada, berdinding otot tebal, berbentuk sadel atau tabung
yang terbungkus oleh perikardium. Arteri merupakan saluran yang berasal dari
jantung, mempunyai valve (katub-katub) yang mencegah darah masuk kembali ke
jantung. Pada sistem peredaran darah terbuka, terdapat empat jenis arteri berikut:
1. Arteri Optalmik (mata)
2. Dua arteri antenna
3. Dua arteri hati
4. Arteri dorsal abdominalis
b. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh –
pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah lni. Darah diedarkan melewati arteri
dan kembali ke jantung melewati vena. Contoh cacing tanah (Lumbricus terrestris).
Pada cacing tanah, sistem peredarannya terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh
darah, dan jantung sebagai pusat peredaran. Darah cacing tanah terdiri atas plasma
darah dan benda darah. Darah cacing tanah berwarna merah disebabkan oleh adanva
hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Jantung dan saluran darahnva memiliki
katup sehingga darah tidak mengalir kembali ke jantung. Aliran darah disebabkan oleh
kontraksi lengkung jantung. Jantung memompa darah dari saluran darah dorsal ke
saluran darah ventral kemudlian ke seluruh tubuh. Pertukaran gas terjadi di jaringan-
jaringan tubuh, Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh, darah menuju
bagian dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke jantung. Sistem
peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan
pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.

Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme


setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam
arah yang berlawanan.
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan
protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi,
sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan
atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan
lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah
seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan
dalam tubuh.

Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas :
1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah
agar dapat mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat
didistribusikan ke seluruh tubuh.
3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan
ke seluruh tubuh.

JANTUNG

Jantung merupakan bagian penting dari sistem kardiovaskuler yang berfungsi sebagai
pompa, mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan sebagai salah satu indikator
kehidupan.
Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada (thoraks) 12-14 cm dari tulang
rusuk ke dua. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis
tengah tubuh. Ukurannya kurang lebih kepalan tangan orang dewasa. Berat jantung
orang dewasa berkisar 250-300 gr.

STRUKTUR JANTUNG :
Struktur Perikardium dan Lapisan Jantung
Perikardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung, dan
memberan ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum. Pericardium
terdiri dari dua bagian yaitu fibrous pericardium dan serous pericardium. Febrous
pericardium superficial adalah lapisan keras, tidak elastik dan merupakan jaringan
tebal yang tidak beraturan. Fungsi dari fibrous pericardium mencegah peregangan
berlebihan dari jantung, melindungi dan menempatkan jantung dalam mediastinum.
Serous pericardium adalah lapisan dalam yang tipis, memberan yang halus yang
terdiri dari dua lapisan. Lapisan parietal adalah lapisan paling luar dari serous
pericardium yang menyatu dengan perikardium fibrosa. Bagian dalam adalah lapisan
viseral yang di sebut juga epicardium, yang menempel pada permukaan jantung,
antara lapisan parietal dan viseral terdapat cairan yang di sebut cairan perikadial.
Cairan perikardial adalah cairan yang dihasilkan oleh sel pericardial untuk mencegah
pergesekan antara memberan saat jantung berkontraksi. Dinding jantung terdiri dari 3
lapisan yaitu : Epikardium ( lapisan terluar ), Myocardium ( lapisan tengah ),
Endocardium ( lapisan terdalam )
Lapisan perikardium dapat disebut juga lapisan viseral, dari serous
perikardium. Lapisan luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari
mesothelium yang bertekstur licin pada permukaan jantung. Myocardium adalah
jaringan otot jantung yang paling tebal dari jantung dan berfungsi sebagai pompa
jantung dan bersifat involunter. Endocardium adalah lapisan tipis dari endotelium
yang melapisi lapisan tipis jaringan penghubung yang memberikan suatu batas yang
licin bagi ruang-ruang jantung dan menutupi katup-katup jantung. Endocardium
bersambung dengan endothelial yang melapisi pembuluh besar jantung.

Struktur Bagian Dalam dan Luar Ruang-ruang Jantung


Jantung terdiri dari empat ruang, dua atrium dan dua ventrikel pada bagian anterior.
Setiap atrium terdapat auricle, setiap aurikel meningkatkan kapasitas ruang atrium
sehingga atrium menerima volume darah yang lebih besar. Pada permukaan jantung
terdapat lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus yang mengandung pembuluh
darah koroner dan sejumlah lemak. Masing-masing sulkus memberi tanda batas
eksternal antar dua ruang jantung. Sulkus koroner bagian dalam mengelilingi sebagian
jantung dan memberi tanda batas antara atrium superior dan ventrikel inferior.
Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan
jantung yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini berlanjut
mengelilingi permukaan posterior jantung yang disebut sulkus interventrikuler
posterior dimana memberi tanda batas antar ventrikel di bagian belakang jantung.
1.    Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus
koronarius.Pada bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang
berbentuk daun telinga yang disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal licin dan
rata tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-
serabut otot yang berjalan pararel yang disebut pactinatus. Tebal dinding antrium
kanan 2 cm.
2.    Ventrikel kanan
Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan jantung.Bagian
dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang terbentuk dari ikatan
jaringan serabut otot jantung yang disebut trabeculae carneae. Beberapa trabeculae
carneae merupakan bagian yang membawa sistem konduksi dari jantung.
Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut dengan
chorda tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk kerucut yang
disebut papillary muscle. Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel kiri oleh
interventrikuler septum. Darah dari ventrikel kanan melalui katup semilunar pulmonal
ke pembuluh darah arteri besar yang disebut pulmonary truk yang dibagi menjadi
arteri pulmonal kanan dan kiri.
3.    Atrium kiri
Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri menerima darah dari
paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada atrium kanan bagian dalam
atrium kiri mempunyai dinding posterior yang lunak. Darah dibawa dari atrium kiri ke
ventrikel kiri melalui katup bikuspid dimana mempunyai dua daun katup.
4.    Ventrikel kiri
Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan mengandung
trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang dimana mengikat daun katup
bikuspid ke papillary muscle. Darah dibawa dari ventrikel kiri melalui katup
semilunar aorta ke arteri yang paling besar keseluruh tubuh yang disebut aorta
asending.Dari sini sebagian darah mengalir ke arteri coronary,dimana merupakan
cabang dari aorta asending dan membawa darah kedinding jantung,sebagian darah
masuk ke arkus aorta dan aorta desending.Cabang dari arkus aorta dan aorta
desending membawa darah keseluruh tubuh.
Tekanan normal di ruang-ruang jantung:
• Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg
• Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 )
• Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )              

Struktur Katup-katup Jantung


Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan pada saat
jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran darah satu arah
dengan cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran balik.
1.    Katup Atrioventrikuler
Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan ventrikel. Katup
antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup yaitu katup
trikuspidalis, sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua buah katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral. Ketika katup
atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke ventrikel. Darah bergerak dari atrium
ke ventrikel melalui katup atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih
rendah dibanding tekanan atrium.Pada saat ini papillary muscle dalam ke adaan
relaksasi dan corda tendinea kendor.
Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas sampai tepi
daun katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan muskuler papilaris
berkontraksi dimana menarik dan mengencangkan chorda tendinea hal ini mencegah
daun katup terdorong ke arah atrium akibat tekanan ventrikel yang tinggi. Jika daun
katup dan chorda tendinea mengalami kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau
aliran balik ke atrium ketika terjadi kontraksi ventrikel.
2.    Katup Semilunar
Terdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak pada arteri
pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara
aorta dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang
berbentuk sama yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan
dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah
mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonal atau aorta selama sistol
ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastolik ventrikel. Pembukaan katup
terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,dimana tekanan ventrikel
lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-pembuluh.

SIRKULASI  JANTUNG

          Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Namun demikian terdapat juga sirkulasi
koroner yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
Sisrkulasi Pulmonal
1.      Hanya mengalirkan darah ke paru.
2.      Hanya berfungsi untuk paru.
3.      Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4.      Hanya sedikit mengalami tahanan.
5.      Kolom hidrostatiknya pendek.
Sirkulasi pulmonal disebut juga peredaran darah kecil.
Jantung → arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis jantung.
Sirkulasi Sistemik
1.      Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2.      Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3.      Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4.      Banyak mengalami tahanan.
5.      Kolom hidrostatik panjang.
Sirkulasi sistemik disebut juga peredaran darah besar.
Jantung → aorta → seluruh bagian tubuh lewat pembuluh darah → venacava jantung
→ jantung.
Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk
miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.
            Aliran darah koroner meningkat pada :
1.      Peningkatan aktifitas
2.      Jantung berdenyut
3.      Rangsang sistem saraf simpatis

OTOT JANTUNG

1. Secara anatomi mirip dengan otot rangka (otot lurik)


2. Secara fisiologi bekerja seperti halnya otot polos
3. Otot jantung kaya akan mitokondria → sejumlah 25-35 % sel jantung (dibandingkan
hanya 2 % untuk otot rangka)
4. Konsekuensi → resisten terhadap kelelahan
5. Dalam fungsinya keterlibatan ion Ca2+

SISTEM PENGHANTARAN IMPULS JANTUNG, PENYEBARAN IMPULS


DAN SUPLAI DARAH KE OTOT JANTUNG
Hambatan impuls-impuls memungkinkan pengaturan irama jantung. Sistem ini
merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai tenaga ritmik spontan dan
serabut saraf tertentu yaitu sinoatrial node (SA node), atrioventrikular node (AV
Node), atrioventrikular bundle (AV bundle, dan serabut penghubung terminal (serabut
purkinje).
Impuls untuk kontraksi timbul melalui depolarisasi spontan pada jaringan khusus yang
terletak di dekat tempat masuk vena cava superior ke dalam atrium kiri (nodus sinu-
atrial) yang merupakan pemacu (pacemaker) jantung.
Sinoatrial node (SA node) atau Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu massa
jaringan otot jantung khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di
bawah pembukaan vena kava superior. Nodus S-A melepaskan impuls sebanyak 72
kali per menit, frekuensi irama yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40
sampai 60 per menit), dan ventrikel (20 kali per menit). Nodus ini dipengaruhi saraf
simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan mempercepat atau
memperlambat iramanya. Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga
disebut pemacu jantung.
Nodus ini merupakan pendahulu dari kontraksi jantung. Dari sini impuls diteruskan ke
atrioventrikular node (Syaifuddin, 2002). Impuls ini berjalan melalui kedua atrium
secara konsentris (dimungkinkan oleh serabut-serabut otot yang bercabang).
Nodus atrioventrikular (nodus A-V) atau Atrioventrikular node susunannya sama
seperti sino atrial node berada di dalam septum atrium di dekat muara sinus
koronarius.
Impuls menjalar di sepanjang pita serabut Purkinje pada atrium menuju nodus A-V.
Nodus A-V menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai
sebelum terjadi kontraksi ventricular.
Atrioventrikular bundle (AV bundle) atau berkas atrioventrikular (berkas A-V atau
berkas His) adalah sekelompok besar serabut Purkinje yang berasal dari nodus A-V
dan membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju ventrikel. Berkas
ini dibagi menjadi dua percabangan berkas kanan dan kiri. Percabangan berkas kanan
memanjang di sisi dalam ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi serabut-serabut
Purkinje kecil yang menyatu dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang
impuls. Percabangan berkas kiri memanjang di sisi dalam ventrikel dan bercabang ke
dalam serabut otot jantung kiri.
Berkas His (berkas AV menyatu dengan nodus AV) membentuk tempat pacemaker
lain. Dalam hal nodus SA tidak berfungsi, berkas His dapat mengawali dan
mempertahankan denyut jantung dengan kecepatan 40-60 denyut per menit.
Mulai dari berkas AV berjalan ke arah depan, pinggir posterior dan pinggir bawah
pars membranasea septum interventrikulare pada bagian cincin yang terdapat antara
atrium dan ventrikel disebut analus vibrosus. Rangsangan terhenti 1/10 detik,
selanjutnya menuju apeks kordiks dan bercabang dua. Dua cabang itu adalah Pars
septalis dekstra berlanjut ke arah berkas AV di dalam pars muskularis septum
interventrikulare menuju ke dinding depan ventrikel kanan. Pars septalis sinistra
berjalan di antara pars membranasea dan pars muskularis sampai di sisi kiri septum
interventrikularis menuju basis papilaris inferior ventrikel kiri. Serabut-serabut pars
septalis kemudian bercabang-cabang menjadi serabut terminal (serabut purkinje).
Serabut Purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar impuls
dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran
yang cepat di sepanjang sistem Purkinje memungkinkan atrium berkontraksi
bersamaan, kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikular yang serempak, sehingga
terbentuk kerja pemompaan darah yang terkoordinasi.
Heart block atau blok jantung berarti pemutusan jalannya alur impuls tersebut.
Pemutusan yang paling sering adalah pada berkas AV yang memutuskan hubungan
antara atria dan ventrikel. Kemudian atria akan terus berdenyut pada kecepatan
normal, tetapi denyut ventricular adalah jauh lebih lambat dan sama sekali tidak
berkaitan dengan denyut atrial.

SUPLAI SARAF JANTUNG


Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Nervus vagus (saraf kranial ke-10)
memperlambat frekuensi jantung dan menyebabkan penurunan kekuatan kontraksi
melalui hantaran impuls ke nodus sinuatrial. Saraf simpatis mempercepat frekuensi
jantung dan memperkuat kontraksi. Persarafan ganda terhadap jantung ini
dikoordinasi oleh pusat jantung di medula oblongata otak. Frekuensi denyut jantung
juga dikendalikan secara refleks oleh dua kelompok reseptor. Reseptor tekanan (atau
baroreseptor) adalah reseptor yang sensitif terhadap perubahan tekanan darah.
Reseptor ini ditemukan pada arteri karotis dan pada lengkung aorta. Apabila tekanan
darah meningkat, maka akan terjadi penurunan rangsang simpatis dan peningkatan
rangsang para simpatis, sehingga frekuensi jantung melambat dan tekanan darah
menurun. Ini adalah salah satu contoh mekanisme homeostatik yang bekerja melalui
umpan balik negatif.
Kemoreseptor adalah reseptor yang sensitif terhadap jumlah oksigen dan
karbondioksida di dalam darah. Kemoreseptor ditemukan di leher dekat arteri karotis
dan dekat aorta. Kemoreseptor ini sensitif terhadap kekurangan oksigen. Impuls
dihantarkan ke pusat jantung dan frekuensi jantung dipercepat untuk meningkatkan
suplai darah (dan tentunya suplai oksigen) ke jaringan.
Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari susunan saraf
otonom. System simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan system parasimpatis
bersifat menghambat kerja jantung
Setiap kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui pengendalian
persarafan pada keadaan istirahat, pengaruh nervus vagus lebih besar daripada nerfus
simpatikus. Waktu kerja, otot atau strestonus simpatis meningkat dan tonus vagus
menurun. Pengaturan oleh persarafan terjadi secara reflex. Untuk terjadinya reflex
diperlukan stimulus dan lengkung reflex sehingga memungkinkan terjadinya jawaban
dalam bentuk menggiatkan atau menghambat kerja jantung.
Pada reflex sinus karotikus rangsangannya mengubah tekanan darah. Bila tekanan
darah meningkat maka kerja jantung akan dihanbat oleh peningkatan tonus
prasimpatikus dan penurunan tonus simpatikus. Sebaliknya, bila tekanan darah rendah
maka akan terjadi penggiatan kerja jantung melalui peningkatan tonus simpatikus dan
penurunan tonus fagus. Pengaruh oksigen dan karbon dioksida terhadap jantung sukar
dinilai dari hasil percobaan. Karena zat ini secara langsung atau mealui reflex juga
mempengaruhi pembuluh darah dan kerja jantung.

SISTEM KONDUKSI JANTUNG


Elektrofisiologi jantung
Aktivitas listrik dari jantung merupakan akibat dari perubahan pada permiabelitas
membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion. Dengan masuknya ion-ion
tersebut maka muatan listrik sepanjang membran itu mengalami perubahan relative.
Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel, yaitu :
kalium, natrium dan kalsium. Adalah kation intrasel yang dominan sedangkan
konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel. Membran sel otot jantung
pada keadaan istirahat berada dalam keadaan polarisasi, dengan bagian luar berpotensi
positif dibandingkan bagian dalam selisih potensial ini disebut potensial membrane.
Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permeabel berubah sehingga ion Na
masuk ke dalam sel, yang menyebabkan potensial membrane. Perubahan potensial
membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi. Setelah proses depolarisasi selesai,
maka potensial membran kembali mencapai keadaan semula yaitu proses repolarisasi.

Sistem konduksi jantung


Jantung manusia berdenyut dimulai saat listrik/ impuls merambat sepanjang jalur
konduksi jantung. hal ini meyebabkan otot jantung berkontraksi sehingga
menimbulkan pemompaan darah oleh jantung. System konduksi jantung adalah
hambatan impuls-impuls memungkinkan pengaturan irama jantung , system ini
merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai tenaga ritmik spontan dan
serabut syaraf tertentu. Jantung manusia dewasa normalnya berkontraksi secara
berirama dengan frekuensi sekitar 72 denyutan/menit. Supaya pemompaan jantung
efektif maka perlu pengkoordinasian dari jutaan sel otot jantung. Kontraksi akan
terjadi jika potential aksi yang berjalan menuju membran sel otot. Impuls yang
diterima sel tersebut kemudian disalurkan ke sel selanjutnya melalui gap junction
sehinnga jika ada rangsangan pada salah satu bagian saja maka bagian yang lain juga
terangsang. Oleh karena itu, sel otot pada jantung diatur secara spesifik oleh frekuensi
eksitasi jantung, jalur konduksi dan banyaknya eksitasi pada daerah tertentu.
Komponen-komponen eksitasi dari jantung secara urut terdiri dari sino-auricular
node(SA node), jaras internodal atrium, atrio-ventricular node (AV node), bundle His,
cabang kiri-kanan bundel dan sistem Purkinje.
Komponen – komponen eksitasi jantung :
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Simpuls sino-atrial (S-A) merupakan kepingan berbentuk sabit yang mengalami
spesialisasi dengan lebar kira-kira 3mm-1cm ; simpul Ini terletak pada dinding
posterior atrium masing-masing berdiameter 3-5mikro, berbeda dengan serabut atrium
sekitarnya yang berdiameter 15-20mikro. Tetapi serabut S-A berhubungan langsung
dengan atrium sehingga setiap potensial aksi yang mulai pada simpul S-A segera
menyebar ke atrium.
Serabut sino-atrial sedikit berbeda dari sebagian terbesar serabut otot jantung lainnya,
yaitu hnya mempunyai potensial membrane istiraha dari -55 milivolt sampai -60
milivolt,dibandingkan dengan -85 sampai -95milivolt pada sebagian terbesar serabut
lainnya. Potensial istirahat yang rendah ini disebabkan oleh sifat membrane yang
mudah ditembus ion natrium. Kebocoran natrium ini menyebabkan eksitasi-sendiri
dari serabut S-A.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Ujung serabut simpul S-A bersatu serabut otot atrium yang ada disekitarnya, dan
pontensial yang berasal dari simpul S-A berjalan ke luar, masuk tersebut. Dengan
jalan ini, pontensial aksi menyebar ke seluruh masa otot dan akhirnya juga ke simpul
A-V. Kecepatan penghataran dalam otot atrium sekitar 0,3 meter per detik. Tetapi,
penghatar dalam otot atrium, sebagian diantaranya sedikit lebih cepat dalam beberapa
berkas kecil serabut otot atrium sebagian diantarnnya berjalan langsung dari simpul S-
A ke simpul A-V dan menghantarkan implus jantung dengan kecepatan sekitar 0,45
sampai 0,6 meter perdetik.Llintasan ini, yang dinamakan lintasan inernodal.
Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih
rendah dan pada SA Node yaitu : 40 – 60 kali permenit. Oleh karena AV Node
mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai
impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV
Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
a.    Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ). Setelah melewati kedua cabang ini,
impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
b.    Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara
otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 – 40 kali permenit.
Jantung merupakan sistem elektromekanikal dimana signal untuk kontraksi otot
jantung timbul akibat penyebaran arus listrik di sepanjang otot jantung.
Konsep automaticity mempunyai karakteristik berikut:
1. Sel jantung memiliki fungsi mekanik dan elektrik serta terdiri dari filamen-filamen
kontraktil yang jika terstimulasi akan saling berinteraksi sehingga sel miokard akan
berkontraksi.
2. Kontraksi sel otot jantung yang berhubungan dengan perubahan muatan listrik disebut
depolarisasi dan pengembalian muatan listrik disebut repolarisasi. Rangkaian proses
ini disebut potensial aksi.
3. Sel miokard bersifat depolarisasi spontan, yang berfungsi sebagai back up sel pacu
jantung jika terjadi disfungsi nodal sinus atau kegagalan propagasi depolarisasi
dengan manifestasi klinis berupa aritmia.

Sistem konduksi terdiri dari sel otot jantung yang memiliki sifat unik, terdiri dari:
1. Nodal Sinoatrial (SA)
Nodal SA merupakan sekumpulan sel yang terletak di bagian sudut kanan atas atrium
kanan dengan ukuran panjang 10-20 mm dan lebar 2-3 mm serta merupakan
pacemaker jantung. Nodal SA mengatur ritme jantung (60-100x/menit) dengan
mempertahankan kecepatan depolarisasi serta mengawali siklus jantung ditandai
dengan sistol atrium. Impuls dari nodal SA mentebar pertama sekali ke atrium kanan
lalu ke atrium kiri (melalui berkas Bachman) yang selanjutnya di teruskan ke nodal
atrioventrikular (AV) melalui traktus internodal.
2. Nodal Atrioventrikular (AV)
Nodal AV terletak dekat septum interatrial bagian bawah, di atas sinus koronarius dan
dibelakang katup trikuspid yang berfungsi memperlambat kecepatan konduksi
sehingga memberi kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta
melindungi ventrikel dari stimulasi berlebihan atrium seperti pada fibrilasi atrial.
Nodal AV menghasilkan impuls 40-60x/menit dan kecepatan konduksi 0,05
meter/detik. Impuls dari nodal AV akan diteruskan ke berkas His.
3. Sistem His-Purkinje
Berkas His terbagi atas berkas kanan dan kiri. Berkas His kiri terbagi menjadi berkas
anterior kiri, posterior dan septal. Berkas kanan menyebabkan impuls listrik ke
ventrikel kanan, sedangkan berkas kiri menyebarkan impuls ke septum inter-ventrikel
dan ventrikel kiri dengan kecepatan konduksi 2 meter/detik. Berkas-berkas tersebut
bercabang menjadi cabang-cabaang kecil atau serabut purkinje yang tersebar mulai
dari septum interventrikel sampai ke muskulus papilaris dan menghasilkan impuls 20-
40x/menit dengan kecepatan konduksi 4 meter/detik. Impuls listrik menyebar mulai
dari endokardium ke miokardium dan terakhir mencapai epikardium, yang selanjutnya
otot jantung akan bergerak (twisting) dan memompa darah keluar dari ruang ventrikel
ke pembuluh darah arteri.
PEMBULUH DARAH

Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola,


kapiler, venula dan vena.
1.Arteri
Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi keseluruh
jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (luntur), kelenturannya membantu
mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak
mengandung jaringan elastis yang dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil
pada diastol.
2.Arteriola
Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol
untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang kuat
sehingga mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat
mengatur aliran darah ke kapiler. Otot arteriola dipersarafi oleh serabut saraf
kolinergik yang berfungsi vasodilatasi. Arteriola merupakan penentu utama resistensi/
tahanan aliran darah, perubahan diameternya menyebabkan perubahan besar pada
resistensi.
3.Kapiler
Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi
sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa
darah kembali ke jantung. Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah
dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari
jaringan ke dalam darah.
4.Venula
Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain
ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.
5.Vena
Vena memili dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada
arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan
kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam
sistem vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai
kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.

SEL-SEL DARAH

Sel Darah merah


Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai
inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya
kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena
didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan
bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk
dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan
oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin
(Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai
oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen
Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan
disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang
mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru. Sel darah merah
(eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses
pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan
berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan
akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang
kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu
akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua
zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru
dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk
mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah.
Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan
protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi,
sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.

Sel Darah Putih (leukosit)


Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak
dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel
sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna),
banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira6000-9000.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit /
bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat
pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu
mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh
darah. Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di
seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh
masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih
banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam
kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari
serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3
disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia. Macam- macam
leukosit meliputi:
1.Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
a) Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe,
bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula
dan intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan
memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.
b) Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya
sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa
protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit
kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.
2.Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
a) Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang
seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula,
banyaknya 60%-50%.
b) Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya
lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
c) Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam
protoplasmanya terdapat granula-granula besar.
3.Sel pembeku (Trombosit)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya
bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang
dewasa 200.000-300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya
kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul
perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis.
Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh
mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan
mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu
dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan
bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang
tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah
pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan
vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.

Plasma Darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media
sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan
sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari
suatu jaringan atau organ.
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang
besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di
samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.

Golongan darah

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada


atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal
ini disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja
lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolysis, gagal
ginjal, syok dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya
dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang
dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan
darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-
negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia,
meskipun di beberapa negara seperti swedia dan norwegia. golongan darah A lebih
dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan
darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah
jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam
bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara
penggolongan darah ABO.

Hematopoiesis
merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi,
maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel
hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan
proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah
yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda. Hematopoiesis pada
manusia terdiri atas beberapa periode :
1.Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah
HbG1, HbG2, dan Hb Portland.
2.Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi
pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini
menghasilkan Hb.
3.Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar
limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup
terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi
terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya
adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah,
dan faktor- faktor perangsang hematopoietik.

Hemostasis (Pembekuan Darah)
merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh
darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh
darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan
melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang
menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.
Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera
sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan
thrombosis memiliki 3 fase yang sama:
1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka.
Trombosit akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan
oleh thrombin yang terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang
sama, atau oleh ADP yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan,
trombosit akan berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian
mengadakan agregasi terbentuk sumbat hemostatik ataupun trombos.
2. Pembentukan jaring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk
sumbat hemostatik atau trombos yang lebih stabil.
3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin

Tipe trombos :
1. Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung
eritrosit (pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya
didaerah dengan aliran yang cepat [arteri] ).
2. Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah
dengan perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau
bentuk trombos ini dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang
abnormal bersama dengan sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya.
3. Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan
ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial
yang dipertahankan.

Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons terhadap cedera
jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic pengaktifannya
berhubungan dengan suatu permukaan yang bermuatan negative. Lintasan intrinsic
dan ekstrinsik menyatu dalam sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan
pengaktifan protrombin menjadi thrombin dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis
thrombin untuk membentuk fibrin. Pada pristiwa diatas melibatkan macam jenis
protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses koagulasi
b. Kofaktor
c.  Fibrinogen
d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin
e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya

ABNORMALITAS DARAH, JANTUNG, DAN PEMBULUH DARAH


Kelainan Pada Darah
1. Hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi
dalam Pembuluh darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat membahayakan nyawa.
Luka bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah dan kehabisan darah. Trombosit
menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat
dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ
dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah atau hemorrhage.
2. Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh pembentuk sel darah putih.
Penyakit ini terjadi akibat kesalahan pada pembelahan sel darah putih
yang mengakibatkan jumlah sel darah putih meningkat dan kemudian memakan sel
darah putih yang normal.
3. Anemia kekurangan darah akibat pendarahan hebat, baik karena kecelakaan atau
bukan (seperti pada operasi).
4. Hemofilia, suatu kelainan herediter (keturunan) dengan tidak adanya mekanisme
darah, sehingga pasien dapat mengalami pendarahan yang parah sesudah luka kecil.
5. Darah juga merupakan salah satu "vektor" dalam penularan penyakit. Salah satu
contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang
mengandung Virus HIV dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada
makhluk hidup lain melalui sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau cairan
tubuh makhluk hidup tersebut.

Kelainan Pada Jantung


1. Perikarditis,peradangan selaput pembungkus jantung dan kantong tempat jantung
berada. Selaput yang meradang mengeluarkan cairan yang berkumpul menjadi
pembengkakan perikardial yang menyukarkan gerakan jantung.
2. Endokarditis, peradangan pada endokardium

Kelainan Pada Pembuluh


1. Aneurisma, pembengkakan yang berbentuk jala pada seluruh lingkaran arteri, tampak
seperti tumor dapat menekan struktur sekitarnya yang mengakibatkan gejala tekanan
atau dapat pula robek.
2. Arteritis, peradangan pada arteri
3. Arteriosklerisis, pengerasan dinding arteri, umumnya bersamaan dengan hipertensi.
4. Arterosklerosis, kelainan progresif yang sering mengenai arteri anggota gerak bawah,
yang menyebabkan rasa baal, pemucatan dan sakit.
5. Flebitis, peradangan dinding vena yang dapat disebabkan infeksi atau pelukaan.
6. Trombosis vena, adanya bekuan darah yang menyumbat vena
7. Varises (pembuluh darah mekar), vena tepi mekar dan berkelok-kelok
8. Hemoroid (wasir), vena mekar pada rektum yang menyebabkan perdarahan hebat.

http://giziklinikku.blogspot.com/2016/06/sistem-kardiovaskular-sistem-
peredaran.html

Kenali Penyakit Kardiovaskuler yang Paling Umum Terjadi


Penyakit kardiovaskuler terjadi karena adanya gangguan pada  jantung
dan pembuluh darah. Penyakit jantung dan stroke merupakan dua
penyakit kardiovaskuler yang paling banyak dikenal, namun ada juga
penyakit kardiovaskuler yang lain.
Menurut data World Health Organization, penyakit kardiovaskuler
menyebabkan 17,6 juta kematian setiap tahunnya. Pola hidup tidak sehat,
seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, tidak rutin
berolahraga, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol secara berlebihan
merupakan faktor- faktor penyebab penyakit kardiovaskuler.
Berbagai Jenis Penyakit Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler memiliki fungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Saat ada gangguan maupun penyumbatan di kedua bagian tersebut, sirkulasi
darah di tubuh dapat terganggu dan bisa menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit kardiovaskuler.
Berikut adalah penyakit kardiovaskuler yang perlu Anda waspadai:

1. Aritmia
Aritmia adalah kondisi ketika jantung memiliki detak atau ritme yang tidak
normal, seperti terlalu cepat, lambat, atau tidak teratur. Aritmia terjadi ketika
implus elektrik yang berfungsi sebagai pengatur detak jantung tidak bekerja
dengan baik.

2. Penyakit jantung koroner (PJK)


Penyakit jantung koroner adalah penyumbatan atau penyempitan di pembuluh
arteri koroner yang disebabkan oleh penumpukan plak. Kondisi ini membuat
pasokan darah menuju ke jantung menjadi berkurang. Jika tidak segera
ditangani, PJK dapat menyebabkan serangan jantung, aritmia, dan gagal
jantung.
3. Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah gangguan pada otot jantung. Kardiomiopati dapat
menyebabkan komplikasi serius, seperti gagal jantung, penggumpalan darah,
henti jantung, dan gangguan katup jantung.

4.  Stroke
Stroke adalah penyakit yang terjadi ketika pasokan darah menuju otak
terganggu akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah. Tanpa pasokan
darah yang cukup, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi.
Akibatnya, sel-sel di otak akan rusak.

5. Deep vein thrombosis (DVT)


Deep vein thrombosis atau trombosis vena dalam adalah kondisi adanya
gumpalan darah di pembuluh darah vena. Biasanya kondisi ini terjadi di
bagian paha dan betis. Pada beberapa kasus, gumpalan darah ini dapat
mengalir ke paru-paru dan menyebabkan komplikasi serius, seperti emboli
paru.

6. Penyakit arteri perifer


Peripheral arterial disease (PAD) atau penyakit arteri perifer adalah kondisi
ketika aliran darah menuju kaki tersumbat akibat penumpukan plak di
pembuluh darah arteri. Hal ini membuat kaki kekurangan suplai darah,
sehingga menimbulkan rasa sakit ketika berjalan.

Cara Menjaga Kesehatan Sistem Kardiovakuler


Berikut ini adalah kebiasaan hidup sehat yang dapat diterapkan untuk
menjaga kesehatan sistem kardiovaskuler Anda:

1. Berhenti merokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko pada penyakit jantung. Hal ini karena
bahan kimia di rokok dapat merusak dan menyebabkan penyempitan di
pembuluh darah. Oleh karena itu, Anda sebaiknya berhenti merokok untuk
mencegah munculnya penyakit jantung.

2. Batasi makanan berlemak


Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans dapat
meningkatkan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang menumpuk ini
berpotensi menyumbat pembuluh darah jantung.
3. Olahraga secara rutin
Melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin dapat mengurangi risiko
penyakit jantung. Jadi, luangkan waktu setidaknya 30 menit setiap hari untuk
berolahraga.

4. Konsumsi banyak serat


Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat dapat menurunkan
kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam darah. Untuk itu, penuhilah kebutuhan
serat setidaknya 30 gram per hari. Anda bisa mendapatkan asupan serat dari
sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Selain beberapa cara di atas, Anda juga disarankan untuk menjaga berat
badan tubuh, istirahat yang cukup, mengelola stres, dan memeriksakan diri
secara rutin ke dokter.
Penyakit kardiovaskular tidak boleh dianggap remeh, karena dapat
menimbulkan masalah yang serius pada seluruh bagian tubuh. Oleh karena
itu, jagalah kesehatan jantung dan pembuluh darah Anda sebelum mengalami
gangguan. Namun jika Anda sudah memiliki gangguan pada sistem
kardiovaskular, jalani pengobatan dan lakukanlah pemeriksaan rutin
ke dokter sebelum terjadi komplikasi.

https://www.alodokter.com/kenali-penyakit-kardiovaskuler-yang-paling-
umum-terjadi
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM KARDIOVASKULER

By:
Desak putu kristian p

BAB I
ANATOMI FISIOLOGI KARDIOVASKULER

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem penting dalam mendukung kehidupan sel,


kehidupan individu makhluk hidup. Sistem ini merupakan salah satu dari dua sistem
sirkulasi cairan dalam tubuh, yaitu sirkulasi darah dan sirkulasi limfe. Untuk
kepentingan sirkulasi darah yang vital pada organisme multiseluler tersebut tubuh
memiliki organ pemompa dan saluran. Jantung merupakan pompa penggerak darah
sedangkan saluran untuk darah adalah pembuluh darah yang merupakan saluran
dengan dinding elastis. Dengan demikian terdapat tiga komponen sistem transport
darah ini, yaitu: jantung, pembuluh darah dan cairan
darah. Sistem vaskular melayani tidak hanya transportasi oksigen tetapi
juga distribusi zat diserap dari makanan. Pembuluh darah mengangkut mereka ke
sel (pertukaran zat dalam kapiler), di mana dengan bantuan oksigen, mereka berubah
menjadi energi (ATP) untuk melakukan proses metabolisme yang diperlukan
untuk hidup, atau digunakan untuk pembuatan struktur tubuh.
A.    Jantung
Jantung adalah organ otot berongga yang terletak di ruang jaringan
ikat (mediastinum) di antara tulang belakang dan sternum. Jantung merupakan motor
penggerak dari sistem sirkulasi darah yang tersusun dari otot dan berkontraksi secara
ritmis untuk memompa darah dalam sistem sirkulasi. Dinding jantung terdiri atas 3
lapisan (tunika) yaitu,
1.      Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah dalam dibatasi
oleh endotel. Endokardium tersusun atas jaringan penyambung jarang dan
banyak mengandung vena, syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem
penghantar impuls.
2.      Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel otot jantung dibagi
dalam 2 kelompok; sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan
menghantarkan impuls sehingga mengakibatkan denyut jantung.
3.      Epikardium merupakan membran serosa jantung, membentuk batas viseral
perikardium. Sebelah luar diliputi oleh epitel selapis gepeng (mesotel).
Jaringan adiposa yang umumnya meliputi jantung terkumpul dalam lapisan
ini.
 

Potongan horisontal thorax


Sumber: Faller, A., M. Schünke, et al. (2004)

Jantung memiliki katup-katup yang berfungsi mencegah terjadinya aliran balik.


Katup-katup jantung terdiri atas bagian sentral yang terdiri atas jaringan fibrosa padat
menyerupai aponeurosis yang pada kedua permukaannya dibatasi oleh lapisan endotel.
Katup-katup jantung tersebut adalah:
a.       Katup trikuspid, batas sternum kanan pada tingkat ruang intercostal 5
b.      Katup bikuspid atau mitral, pada puncak di kiri rongga interkostal 5
c.       Katup pulmonal, di ruang intercostal 2 di perbatasan sternum kiri
d.      Katup aorta, di ruang intercostal 2 di perbatasan sternum kanan
Selain dilengkapi dengan pengaturan mekanis seperti klep yang berfungsi mengatur
aliran, jantung juga didukung sistem persyarafan yang unik. Persyarafan jantung
tersusun atas sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls pada jantung.
Sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls memungkinkan bagi atrium
dan ventrikel untuk berdenyut secara berurutan sehingga jantung berfungsi secara
efisien.
Otot jantung memiliki karakteristik yang berbeda dengan otot-otot tubuh pada
umumnya (serupa otot lurik tetapi bekerja seperti otot polos). Otot jantung
mempunyai kemampuan autostimulasi, tidak tergantung dari impuls syaraf. Sel-sel
otot jantung yang telah diisolasi dapat berdenyut dengan iramanya sendiri. Sistem
pendukung dari kemempuan otot jantung ini adalah: (1) Simpul sinoatrial sebagai alat
pacu (pace maker) jantung; (2) Simpul atrioventrikuler; (3) Berkas atrioventrikuler
(berkas His) yang berasal dari simpul atrioventrikuler dan berjalan ke ventrikel,
bercabang dan mengirimkan cabang-cabang ke kedua ventrikel. Pada daerah yang
dekat dengan simpul sinoatrial dan atrioventrikuler, terdapat sel-sel syaraf ganglion
dan serabut-serabut syaraf. Syaraf-syaraf ini mempengaruhi irama jantung, dimana
perangsangan bagian parasimpatis (nervus vagus) menimbulkan perlambatan denyut
jantung, sedangkan perangsangan syaraf simpatis mempercepat irama pace maker.

Sumber: Faller, A., M. Schünke, et al. (2004)

B.     Pembuluh darah
Darah bersirkulasi melalui sistem tertutup pipa elastis sistem pembuluh
darah yang dapat dibagi menjadi segmen berikut: (1) Arteri yang membawa darah dari
jantung dan mendistribusikannya; (2) Kapiler tempat pertukaran zat terjadi; (3)
Vena yang mengembalikan darah ke jantung; (4) Pembuluh getah
bening yang melayani transportasi cairan dan sel-sel kekebalan tubuh. Terdapat tiga
jenis pmbuluh darah, yaitu arteri, vena dan kapiler.
Terlepas dari kandungan oksigen mereka, semua pembuluh darah yang meninggalkan
jantung disebut arteri dan semua pembuluh darah yang mengarah ke jantung
disebut vena. Misalnya arteri pulmonalis yang mengarah dari jantung ke paru-
paru membawa darah miskin oksigen. Di sisi lain pembuluh darah paru yang
mengarah dari paru-paru ke jantung membawa darah yang kaya oksigen. Serupa
dengan itu, arteri umbilikalis membawa darah miskin oksigen sedangkan darah dalam
pembuluh vena umbilikalis kaya oksigen.
Dinding pembuluh darah terdiri atas beberapa lapisan, yaitu: (1) Tunika intima (tunika
interna) terdiri atas selapis sel endotel yang membatasi permukaan dalam pembuluh.
Di bawah endotel adalah lapisan subendotel, terdiri atas jaringan penyambung jarang
halus yang kadang-kadang mengandung sel otot polos yang berperan untuk kontraksi
pembuluh darah; (2) Tunika media terdiri dari sel-sel otot polos yang tersusun
melingkar (sirkuler). Pada arteri, tunika media dipisahkan dari tunika intima oleh
suatu membrana elastik interna. Membran ini terdiri atas elastin, biasanya berlubang-
lubang sehingga zat-zat dapat berdifusi melalui lubang-lubang yang terdapat dalam
membran dan memberi makan pada sel-sel yang terletak jauh di dalam dinding
pembuluh; (3) Tunika adventitia terdiri dari jaringan ikat serta serat kolagen dan
elastis. Serat ini memungkinkan arteri dan vena untuk meregangkan untuk mencegah
overexpansion karena tekanan yang diberikan pada dinding oleh aliran darah. Pada
pembuluh yang lebih besar, vasa vasorum (pembuluh dalam pembuluh) bercabang-
cabang luas dalam adventitia. Vasa vasorum memberikan metabolit-metabolit untuk
adventitia dan tunika media pembuluh-pembuluh besar, karena lapisan-lapisannya
terlalu tebal untuk diberi makanan oleh difusi dari aliran darah.
1.      Arteri
Berdasarkan ukurannya, arteri dapat diklasifikasikan menjadi (1) arteri besar; (2)
arteri ukuran sedang, dan (3) arteriola. Arteri besar juga dinamakan pengangkut
karena fungsi utamanya adalah mengangkut darah. Fungsi arteri ukuran sedang
sebagai arteri penyalur yaitu untuk menyediakan darah pada berbagai organ. Arteriola
merupakan pembuluh arteri yang paling kecil (halus), bergaris tengah kurang dari 0,5
mm dan relatif mempunyai lumen yang sempit.
Jantung mendapatkan sirkulasi darah secara langsung melalui arteri
koronaria. Arteri koroner memasok otot jantung secara eksklusif. Mereka
muncul dari aorta tepat di atas katup aorta dan mengirim cabang utama mereka
atas miokardium cabang terminal mereka memasuki otot jantung dari
luar. Vena jantung mengumpulkan darah di pembuluh darah kecil, sedang
dan besar jantung (vena cardiacae parva, media dan magna) yang
mengumpul dalam sinus koroner dan mengalir ke atrium kanan. Jika
arteri koroner menyempit (arteriosclerosis) otot jantung yang
terkena menderita kekurangan oksigen dan bisa
mati (infark jantung) jika pembuluh ini benar-benar tersumbat.

Sumber: Faller, A., M. Schünke, et al. (2004)


2.      Vena
Vena merupakan pembuluh darah dengan diameter besar dan dinding tebal yang
mengembalikan darah ke dalam atrium jantung. Vena terbesar adalah vena cava
(superior & inferior). Vena cava superior mengalirkan darah dari kepala leher dan
ekstremitas atas sedangkan vena cava inferior dari tubuh dan ekstremitas bagian
bawah. Venula merupakan vena yang lebih kecil (diameter 0,2 – 1 mm). venula
mengumpulkan darah dari kapiler dan meneruskannya ke vena yang lebih besar. Vena
pada umumnya memiliki lumen lebih lebar dan dinding lebih tipis dari arteri. Tiga
lapisannya kurang baik dan lapisan ototnya kurang berkembang dengan baik.
Kebanyakan vena selain yang dekat dengan jantung, memiliki katup vena. Lipatan-
lipatan endotel ini diproyeksikan seperti kantong ke dalam lumen pembuluh bertindak
sebagai katup satu arah yang mengarahkan darah menuju jantung dan
mencegah aliran balik.
3.       Kapiler
Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim, melingkar
berbentuk tabung, mengelilingi ruang silindris. Garis tengah rata-rata kapiler berkisar
dari 7 sampai 9 µm. Kapiler dapat dikelompokkan dalam 3 jenis menurut struktur
dinding sel endotel: (1) Kapiler kontinu yang memiliki susunan sel endotel rapat; (2)
Kapiler fenestrata atau perforata yang ditandai oleh adanya pori-pori diantara sel
endotel, biasanya ditemukan dalam jaringan-jaringan dimana terjadi pertukaran-
pertukaran zat dengan cepat antara jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada
ginjal, usus, dan kelenjar endokrin; (3) Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis
tengahnya sangat besar (30-40 µm), sirkulasi darah lambat, tidak memiliki dinding
yang dibatasi kontinu oleh sel–sel endotel, tetapi terbuka pada ruang–ruang antara sel,
dan adanya sel dengan dinding bulat selain sel endotel yang biasa dengan aktivitas
fogositosis. Kapiler sinusoid terutama ditemukan pada hati dan organ-organ
hemopoetik seperti sumsum tulang dan limpa.
Kapiler-kapiler beranastomosis (berhubungan satu dengan lainnya) membentuk jala-
jala antar arteri-arteri dan vena-vena kecil yang disebut anastomosis arteriovenosa.
Arteriol bercabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang mempunyai lapisan otot
polos yang tidak kontinu, yang disebut metarteriol. Konstriksi metarteriol membantu
sirkulasi dalam kapiler, dan mempertahankan perbedaan tekanan dalam dua sistem.
Bila pembuluh-pembuluh anastomosis arteriovenosa berkontraksi, semua darah harus
berjalan melalui jala-jala kapiler. Kemudian sebagian darah mengalir langsung ke
vena saat relaksasi.
4.      Pembuluh limfe
Pembuluh limfe merupakan saluran tipis yang dibatasi endotel yang mengumpulkan
cairan dari ruang-ruang jaringan dan mengembalikannya ke dalam darah. Cairan ini
dinamakan cairan limfe. Limfe hanya beredar dalam satu arah, yaitu ke arah jantung.
Kapiler limfe berasal dari berbagai jaringan sebagai pembuluh tipis dengan ujung
buntu. Di antara pembuluh-pembuluh limfe terdapat kelenjar-kelenjar limfe. Dengan
pengecualian sistem syaraf dan sumsum tulang, sistem limfe ditemukan pada hampir
semua organ. Pembuluh limfe mempunyai struktur yang mirip dengan vena kecuali
mereka mempunyai dinding yang lebih tipis dan tidak mempunyai batas yang nyata
antara ketiga lapisan (intima, media, dan adventitia). Seperti vena, mereka mempunyai
banyak katup-katup interna.
Sistem limfatik berjalan sejajar dengan sisi vena dari sirkulasi.
Kapiler limfatik menyerap cairan yang belum diambil dari
jaringan oleh pembuluh darah (limfatik cairan [bening] sekitar
10% dari cairan disaring selama pertukaran zat). Pembuluh getah bening kecil dan
besar kemudian mengembalikan getah bening ke darah vena. Dinding pembuluh getah
bening terdiri dari endothelium dan lapisan tipis sel otot polos yang berkontraksi
secara ritmis. Serupa dengan pembuluh
darah, banyak katup mendorong transportasi getah bening. Jalannya pembuluh getah
bening disela oleh kelenjar getah bening yang merupakan jenis filter biologis
dan berguna dalam pertahanan kekebalan tubuh.
C.     Darah 
Darah terbentuk dari dua bagian, yaitu elemen darah dan sel plasma. Elemen darah
tersusun atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Leukosit, sebagian diantaranya adalah
fagositik, merupakan salah satu dari pertahanan utama terhadap infeksi dan beredar ke
seluruh tubuh melalui sistem vaskuler darah. Dengan menembus dinding kapiler, sel-
sel ini terkonsentrasi dengan cepat dalam jaringan dan berpartisipasi pada peradangan.
Sistem vaskuler darah juga merupakan alat transport oksigen (O2) dan karbondioksida
(CO2); yang pertama terutama terikat pada hemoglobin eritrosit, sedangkan yang
terakhir, selain terikat pada protein eritrosit (terutama hemoglobin), juga diangkut
dalam bentuk larutan dalam plasma sebagai CO2 atau dalam bentuk HCO3.
Plasma mentransport metabolit-metabolit dari tempat absropsi atau sintesisnya,
menyalurkannya ke berbagai daerah organisma. Ia juga mentransport sisa-sisa
metabolisme, yang dibuang dari darah oleh organ-organ ekskresi. Darah, merupakan
alat distribusi hormon-hormon, memungkinkan pertukaran pesan-pesan kimia antara
organ-organ yang jauh untuk fungsi normal sel. Selanjutnya ia berperanan dalam
pengaturan distribusi panas dan keseimbangan asam-basa dan osmotik. Plasma adalah
suatu larutan aqueous yang mengandung zat-zat dengan berat molekul besar dan kecil
yang merupakan 10% volumenya (Protein-protein plasma 7%, garam-garam
anorganik 0,9%,  sisanya yang 10% terdiri atas beberapa senyawa organik dari
berbagai asam amino, vitamin, hormon, lipid, dan sebagainya).
1.      Eritrosit
Eritrosit mamalia tidak memiliki inti, dan pada manusia berbentuk cakram bikonkav
dengan garis tengah 7,2 ìm (gambar 13-4). Eritrosit dengan garis tengah yang lebih
besar dari 9 ìm dinamakan makrosit, dan yang mempunyai garis tengah kurang dari 6
ìm dinamakan mikrosit. Bentuk bikonkav menyebabkan eritrosit mempunyai
permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas. Eritrosit manusia dapat
hidup (life span) dalam sirkulasi sekitar 120 hari. Eritrosit yang tidak digunakan
dibuang dari sirkulasi oleh sel-sel limpa dan sumsum tulang.  Konsentrasi normal
eritrosit dalam darah sekitar 4,5-5 juta/µL pada wanita dan 5 juta/µL pada pria.
Eritrosit kaya akan hemoglobin. Molekul hemoglobin (suatu conjugated protein)
terdiri atas 4 subunit, masing-masing mengandung gugus haem yang dihubungkan
dengan suatu polipeptida. Gugus haeme adalah suatu derivat porfirin yang
mengandung besi dalam bentuk ferro (Fe2+).
2.      Leukosit
Berdasarkan granula (buitran-butiran) spesifik pada sitoplasmanya, sel-sel darah putih
digolongkan dalam 2 kelompok: granulosit dan agranulosit. Berdasarkan morfologi
inti leukosit juga dapat dibagi dalam sel-sel polimorfonuklear dan mononuklear
dipandang. Selain itu, mereka dapat digolongkan berdasarkan asal mula sebagai sel-
sel mieloid atau limfoid, tergantung dari asalnya.
Granulosit mempunyai bentuk inti tidak teratur, dalam sitoplasma terdapat granula
spesifik yang dinamakan – neutrofil, eosinofil, basofil. Agranulosit mempunyai inti
dengan bentuk teratur, sitoplasma tidak mempunyai granulagranula nonspesifik, tetapi
mungkin mempunyai granula-granula nonspesifik khas seperti granula azurofilik yang
juga terdapat dalam leukosit lainnya. Tergantung pada bentuk intinya dan sifat
pewarnaan sitoplasma, agranulosit dapat digolongkan sebagai limfosit atau monosit.
Leukosit berperanan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-
zat asing. Bila tersuspensi dalam sirkulasi darah mereka berbentuk sferis tetapi
mampu berubah menjadi seperti amoeba bila menemukan substrat padat. Melalui
proses diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-
sel endotel dan menembus ke dalam jaringan penyambung. Jumlah leukosit dalam
jaringan penyambung demikian banyak sehingga mereka dianggap merupakan
komponen seluler normal jaringan tersebut. Jumlah leukosit per mikroliter (µL) darah
pada orang dewasa normal adalah 4-11 ribu.
3.      Trombosit
Kepingan darah (trombosit) adalah sel tak berinti, berbentuk cakram dengan garis
tengah 2-5 ìm. Keping darah berasal dari pertunasan sel raksasa berinti banyak
megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Jumlah normal berkisar dari
150.000 – 300.000 ìL darah. Sebagai indikator demam berdarah dengue (DBD).
Setelah masuk aliran darah, kepingan darah mempunyai masa hidup sekitar 8 hari.
Fungsi trombosit adalah untuk darah. Saat pembuluh darah pecah, tombosit pecah
dalam daerah cedera mengeluarkan granula yang mengandung serotonin. Serotonin
akan menyebabkan mengakibatkan vasokonstriksi kontraksi otot polos vaskuler,
menghambat atau menghentikan aliran darah dalam daerah cedera. Trombosit dengan
mudah melekat pada kolagen yang terbuka pada tempat cedera dan, bersamaan dengan
kerusakan sel-sel endotel, mengeluarkan enzim tromboplastin (trombokinase). Dalam
suatu rangkaian reaksi, tromboplastin secara enzimatik mengubah protombin plasma
menjadi trombin, yang selanjutnya mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Protrombin
dan fibrinogen keduanya disintesis oleh hati dan dikeluarkan ke dalam darah. Setelah
pembentukannya, fibrin berpolimerisasi menjadi matriks fibriler yang menangkap
trombosit-trombosit dan sel-sel darah dan menimbulkan sumbatan hemostatik, dasar
dari bekuan darah (trombus).
D.    Cardiac Output dan Tekanan Darah
1.      Sistole dan Diastole
Ventrikel mendorong darah dalam volume kecil dan serempak ke
arteri paru dan aorta. Kontraksi miokardium ventrikel yang terus diulang ini
disebut sistole; relaksasinya disebut diastole. Masing-masing fase, sistole da
n diastole, pada gilirannya dapat dibagi menjadi dua tahap:
a.       Sistole
-          Fase Kontraksi
-          Fase Ejection

b.      Diastole
-          Fase Relaksasi
-          Fase Filling
Selama bagian pertama dari sistol, miokardium ventrikel mulai
berkontraksi (fase kontraksi). Karena katup atrioventrikular tertutup, dan katup semilu
nar belum terbuka, tekanan intraventrikular meningkat pesat dengan tidak ada
perubahan volume (kontraksi isovolumic, kontraksi isovolumetric). Namun, segera
setelah tekanan dalam ventrikel mencapai tekanan dalam aorta (sekitar
120 mmHg) atau arteri pulmonalis (sekitar
20 mmHg), katup semilunar terbuka, dan fase ejeksi dimulai. Selama fase
ini ventrikel berkontraksi maksimal, dan volume 70 ml
darah (stroke volume) dikeluarkan ke dalam arteri saat
istirahat. Tekanan intraventrikular kembali berada di bawah tekanan
arteri dan katup semilunar menutup lagi. Sistol diikuti
oleh diastole. Selama miokardium relaksasi, katup atrioventrikular tetap
tertutup dan volume dalam ventrikel (volume intraventrikular) tidak berubah (yang
disebut volume akhir diastolik sekitar 70 ml). Tekanan
dalam ventrikel kemudian turun di bawah tekanan
atrium sehingga katup atrioventrikular terbuka dan darah mengalir
dari atrium ke ventrikel (ventrikel mengisi). Kekuatan pendorong untuk gerakan ini
pertama-tama adalah kontraksi atrium awal, dan
turunnya dasar jantung, dimana dasar jantung mendekati apeks selama
fase ejeksi, memperluas atrium dan dengan demikian mengisap darah dari pembuluh
darah. Ketika
miokardium ventrikel rileks, darah mencapai ventrikel melalui katup atrioventrikel ter
buka.
2.      Cardiac Output
Curah jantung adalah volume darah jantung memompa keluar dalam rentang waktu
tertentu. Volume sirkulasi berhubungan dengan jumlah darah yang dikeluarkan oleh
jantung per menit. Jantung kiri dan kanan selalu memindahkan darah dalam jumlah
yang sama, karena jika sebaliknya darah dalam satu sirkulasi akan cepat terbendung,
sementara bagian lain akan menderita kekurangan darah. Jika jantung saat istirahat
berdetak sekitar 70 kali per menit (frekuensi denyut) dan setiap kontraksi
menyemburkan sekitar 70 ml darah ke dalam sirkulasi sistemik (stroke volume),
volume menit yang dihitung akan menjadi sekitar 5 liter (70 × 70 ml = 4900 ml ).
Jumlah ini kira-kira total volume darah manusia dengan berat 70 kg.
Selama pekerjaan fisik, otot-otot, di antara organ-organ lain, harus diperfusi dengan
lebih banyak darah, dan sirkulasi volume darah dan berhubungan dengan itu tekanan
darah harus meningkat. Denyut jantung dan stroke volume dapat ditingkatkan untuk
meningkatkan volume darah yang beredar. Dengan cara ini, curah jantung bisa
meningkat hingga 25 l / min selama aktivitas fisik yang berat, volume darah dapat
mencapai lima kali normal. Peningkatan dapat dicapai, misalnya, jika kenaikan stroke
volume dari 70 ml menjadi 140 ml dan detak jantung secara cepat dinaikkan menjadi
180 denyut / menit (180 / menit x 140 ml = 25,200 ml / menit = 25,2 l / min ).
E.     Tekanan Darah
Tekanan darah arteri adalah tekanan saat ventrikel kiri memompa darah. Tekanan
dapat dipalpasi dengan jari pada arteri superfisial (misal radialis). Tekanan darah tidak
konstan, tetapi bervariasi antara tekanan sistol dan diastole. Tekanan darah
sistolik normal adalah sekitar 120 mmHg, diastolik di atas 80 mmHg. Selama aktivitas
fisik tekanan dapat mencapai 200 mmHg. Tekanan saat istirahat diastolik ≥ 90 mmHg
atau sistolik ≥ 140 disebut tekanan darah tinggi (hipertensi). Tekanan darah
merupakan akibat cardiac output dan tahanan vaskuler.
F.      Aliran, Tekanan dan Tahanan Vaskuler
Jika kita menggunakan hukum universal fisika untuk aliran darah melalui
sistem pembuluh darah, maka hukum Ohm untuk rangkaian listrik menyatakan:
yaitu, laju aliran meningkat dengan meningkatnya perbedaan tekanan, dan
menurun dengan meningkatnya resistensi vaskuler. Hambatan aliran menjadi
mengatasi diciptakan oleh gesekan internal fluida yang mengalir. darah
mengalir relatif mudah melalui pembuluh besar, tetapi arteri yang lebih kecil,
dan terutama arteriol dan kapiler, melawan arus dengan resistensi tinggi
yang diciptakan oleh diameter kecil (resistensi perifer). Dengan demikian,
semakin besar resistensi perifer, semakin besar tekanan yang diperlukan untuk
mengatasinya.
Pada prinsipnya, fungsi pembuluh darah (peredaran darah) bertumpu pada adanya
perbedaan tekanan dari arteri ke vena, yang mempertahankan aliran darah. Karena
dalam sirkulasi sistemik tekanan arteri rata-rata menurun dari sekitar
100 mmHg (mean dari tekanan sistolik 120 mmHg dan
tekanan diastolik 80 mmHg) sampai 3 mmHg, gradien
tekanan sekitar 97 mmHg. Oleh karena itu kinerja sirkulasi dapat disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh dengan mengubah laju
aliran (kinerja memompa jantung = curah jantung) dan resistensi terhadap
aliran (resistensi perifer). Untuk sirkulasi sistemik:
Karena peningkatan tekanan dalam sirkulasi sistemik selalu menempatkan beban yang
besar pada dinding pembuluh darah, dinding pembuluh dijaga sekonstan mungkin.
Adaptasi dengan kondisi yang berubah dalam sirkulasi yang terjadi lebih cenderung
dengan mengubah kinerja pemompaan jantung atau resistensi perifer. Ketika,
misalnya, total kebutuhan darah meningkat karena meningkatnya aktivitas otot, naik
curah jantung dan resistensi perifer diturunkan oleh pelebaran pembuluh di otot.
Dengan cara ini, menurunkan atau meningkatkan resistensi perifer di organ tertentu
dapat menimbulkan redistribusi output jantung sesuai kebutuhan dari beberapa organ
untuk mendukung orang lain.
G.    Regulasi Perfusi Organ
Kebutuhan perfusi salah satu organ dapat dipenuhi dalam dua cara utama:
         Peningkatan tekanan darah arteri

         Penurunan resistensi perifer
Peningkatan tekanan darah, bukanlah solusi yang paling sesuai karena
semua organ akan menerima lebih banyak aliran darah, dan terlebih
lagi meningkatnya tekanan darah dua kali lipat (240/160 mmHg) hanya akan
menghasilkan aliran dua kali lipat. Penurunan resistensi
perifer dengan vasodilatasi lokal (pelebaran pembuluh
darah) menyebabkan perubahan yang signifikan dalam aliran darah. Hal ini
karena fisika hemodinamik, dimana resistensi terhadap aliran fluida dalam
tabung (pembuluh darah) tergantung pada
panjang tabung, viskositas fluida, dan kekuatan pangkat empat jari-
jari tabung (r4) (hukum Hagen -Poiseuille). Dengan
demikian, penurunan radius arteri hanya 16% akan menggandakan tahanan. Di sisi
lain menggandakan radius pembuluh akan menghasilkan peningkatan aliran darah
16 kali lipat.
Karena sebagian besar dari semua resistensi perifer terletak di arteri kecil dan yang
disebut sebagai "arteriol prekapiler," ini mungkin dideskripsikan sebagai resistensi
pembuluh darah. Pengaturan aliran
darah perifer karenanya tergantung terutama pada regulasi otot arteri kecil
dan arteriol. Jadi pembuluh menyempit (vasokonstriksi) dengan kontraksi (peningkata
n tonus) otot polos, sedangkan jika serat-serat otot rileks pembuluh melebar secara
pasif. Kondisi kontraksi otot-otot pembuluh darah pada dasarnya dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor lokal (autoregulasi) atau sinyal hormonal atau gelisah.

DAFTAR PUSTAKA
Benson, U.J., Gunstream, S.E., Talaro, A., and Talaro, K.P. (1999). Anatomy & Physiology
Laboratory Textbook. 7th ed. New York: The McGraw-Hill Companes.
Faller, A., Schünke, M., Schünke, G., & Taub, E. (2004). The Human Body: An Introduction
to Structure and Function: Thieme.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L., & Camera, I. M.
(2011). Medical-Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical
Problems (8th ed.): Elsevier Science Health Science Division.

http://deskjazz.blogspot.com/2016/03/anatomi-fisiologi-sistem-
kardiovaskuler.html

Kardiovaskular

Jantung (Kardio)

Anatomi jantung

Jantung merupakan salah satu organ yang sangat vital dalam tubuh manusia,
bagaimana tidak jantung merupakan salah satu media yang memiliki peranan
sangat penting untuk bisa mengalirnya darah yang membawa oksigen dan
sari-sari makanan ke seluruh tubuh. Jantung terletak di rongga mediastinum
yang berada di belakang sternum, diantara paru kanan dan kiri, dan didepan
vertebra torakal.

Gambar 1. Letak jantung


Jantung memiliki ukuran sekepalan genggaman tangan kanan orang dewasa
kurang lebih dengan panjang 5" (12 cm), dan lebar 3,5" (9 cm), berat jantung
350 gram pada orang dewasa.

Adapun jantung terdiri dari:

1. Tiga lapisan (Epikardium, Miokardium, dan Endokardium)


2. Ada 2 pace maker alami utama yang berada di lapisan miokardium (SA
Nodes, AV Nodes)
3. Empat ruang (2 Atrium, dan 2 Ventrikel)
4. Empat katup (Katup Atrioventrikuler - Trikuspidalis dan Mitral, Katup
Semilunar - Pulmonal dan Aorta)
5. Pebuluh darah koroner (Penyuplai darah untuk otot-otot jantung)

Gambar 2. Jantung

Fisiologi jantung

Secara umum jantung merupakan satu-satunya pememompa utama darah ke


seluruh tubuh, sehingga sangat penting untuk mengidentifikasi apakah fungsi
jantung ini masih berjalan atau tidak, ada beberapa metode untuk mengetahui
apakah jantung masih bekerja dengan baik atau tidak

Dengan meraba denyut nadi

Denyut nadi ini dapat dirasakan pada pembuluh darah arteri, adapun
pembuluh darah arteri yang kerap di palpasi untuk mengetahui adanya kerja
nadi atau tidak adalah
1. Arteri radialis (berada di pergelangan tangan sejajar dengan ibu jari)
2. Arteri Brachialis (berada di lipatan siku bagian atas sejajar dengan jaris
manis dan jari tengah)
3. Arteri Karotis (berada di sisi kanan dan kiri tulang tiroid)
4. Arteri Femoralis (berada di pangkal paha kiri dan kanan)
5. Arteri popliteal (berada di lipatan kaki di bagian belakang)
6. Arteri Dorsalis pedis (berada di punggung kaki sejajar dengan telunjuk jari
kaki)

Mengetahui apakah masih terdapat aktifitas listrik jantung atau tidak melalui
pemeriksaan EKG

Berbicara tentang EKG, sangatlah erat kaitannya dengan kelistrikan jantung.


Dalam pembahasan kali ini kita akan membicarakan sedikit tentang kelistrikan
jantung. Kelistrikan jantung dibedakan menjadi beberapa fase.

Gambar 3. Kelistrikan jantung

1. Fase Istirahat (0/4)


2. Fase Depolarisasi cepat (1)
3. Fase Repolarisasi parsial
4. Fase Plateu (2)
5. Fase Repolarisasi cepat (3)

Untuk pembahasan lebih lengkap tentang kelistrikan jantung, buka postingan


blog ini tentang kelistrikan jantung.
Dari kelistrikan jantung inilah akan kita temukan rekaman EKG, dimana
rekaman EKG itu merupakan rekaman listrik permukaan jantung. Ketika
rekaman listrik permukaan jantung pada EKG ini terlihat datar, itu
menandakan ketiadaan aktifitas jantung itu sendiri. Untuk lebih jelasnya
tentang EKG buka postingan tentang EKG dasar pada blog ini.

Gambar 4. Gambar gelombang pada EKG

Pembuluh darah (vaskular)

Secara garis besar pembuluh darah dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Pembuluh darah arteri


2. Pembuluh darah vena

Adapun urutan jalur pembuluh darah dari dan ke jantung adalah sebagai
berikut:
Jantung (ventrikel kiri) --> Aorta --> Arteri --> Arteriola --> Kapiler --> Venula --
> Vena --> Vena Cava superior dan inferior --> Jantung (atrium kanan)
Gambar 5. Alur dan distribusi peredaran darah dalam pembuluh darah

Karakterististik pembuluh darah

 Arteri
 Memiliki tekanan tinggi --> membawa darah ke jaringan
 Dapat teraba denyutan
 Memiliki dinding pembuluh darah yang tebal dengan jaringan elastis
 Membawa darah yang kaya akan oksigen sehingga darah lebih terlihat
merah segar
 Darah keluar memancar (jika terjadi perlukaan)
 Tidak memiliki katup di sepanjang pembuluh (hanya ada pada
permulaan aorta)
 Kapiler
 Memiliki penampang yang paling luas karena tersebar di dalam seluruh
tubuh
 Disebut juga pembuluh darah rambut karena hanya memiliki diameter
0,008 mm
 Tempat terjadinya pertukaran dan transport O2/CO2, zat-zat nutrien, dan
berbagai jenis elektrolit yang dibutuhkan tubuh ke dalam jaringan (sel)
 Menyerap zat-zat nutrien dari usus
 Vena
 Bersemabungan dengan vena yang lebih besar yang disebut vena Cava
 Dinding pembuluh tipis dan tidak elastis
 Memiliki katup disepanjang pembuluh darah
 Membawa darah yang kaya akan CO2 sehingga warna darah lebih
terlihat pucat
 Darah keluar tidak memancar hanya menetes (jika terjadi luka)
 Tidak teraba denyutan
Luas penampang pembuluh darah

1. Aorta --> 2,5 cm2


2. Arteri --> 20 cm2
3. Arteriola --> 40 cm2
4. Kapiler --> 2500 cm2
5. Venula --> 250 cm2
6. Vena --> 80 cm2
7. Vena Cava --> 8 cm2

Tekanan darah terhadap pembuluh darah

Gambar 6. Tekanan darah dalam pembuluh darah pada setiap bagian


pembuh darah

Pada saat kita melakukan pengukuran tekanan darah, yang sejatinya kita ukur
adalah adalah tekanan darah terhadap pembuluh darah, sehingga tekanan
darah sangat dipengaruhi oleh:

1. Luasnya penampang pembuluh darah --> sehingga pada kasus-kasus


seperti aterosklerosis ataupun arteriosklerosis sangatlah mempengaruhi
tekanan darah
2. Jumlah darah yang berada didalam pembuluh darah --> seperti pada
keadaan syok hipovolemik, tekanan darah ataupun nadi penderita lebih
cenderung akan menurun

Tekanan darah
Tekanan darah terdiri dari dua jenis tekanan:
1. Tekanan sistolik (batas atas) --> Merupakan tekanan tertinggi arteri yang
dihasilkan ketika kontraksi ventrikel sehingga terjadinya ejeksi awal
ventrikel ke aorta sehingga jumlah darah dalam pembuluh darah arteri
meningkat secara signifikan. Tekan sistolik normal berkisar 140 s/d 100
mmHg
2. Tekanan diastolik (batas bawah) --> Merupakan tekanan terendah arteri
yang terjadi ketika relaksasinya ventrikel, dan jumlah darah dalam
pembuluh darah sudah mulai berkurang sebelum terjadinya ejeksi ventrikel
kembali. Tekanan diastolik normal berkisar 90 s/d 60 mmHg

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

https://jendelaperawat.blogspot.com/2015/06/anatomi-fisiologi-sistem-
kardiovaskular.html

Anda mungkin juga menyukai