Anda di halaman 1dari 4

DIAGNOSIS DIFFERENTIAL

ASMA BRONKIAL PPOK

1. Asma bronkial adalah inflamasi kronik 1. PPOK adalah penyakit kronik yang
jalan nafas yang melibatkan berbagai sel ditandai oleh hambatan aliran udara di
inflamasi dan elemennya yang saluran nafas yang bersifat progressif
berhubungan dengan hiperaktivitas non reversible atau reversible parsial
bronkus. yang terdiri dari bronchitis dan emfisema
atau dua duanya.
2. Mengi atau wheezing
3. Sesak nafas 2. Batuk dan produksi sputum yang
4. Rasa berat didada berlebihan (espektorasi).
5. Batuk terutama malam hari/ dini hari 3. Tubuh mengalami kelelahan
6. Biasanya ada faktor atopic / genetik 4. Sesak nafas/ nafas yang pendek
5. Demam dan menggigil
Dada terasa tidak enak

ANAMNESIS
No Riwayat DD
Penyakit Indikator Interpretasi Asma PPOK
Bronkial
1. Keluhan + +
Sesak Nafas
Utama

2. Umur 25 tahun + +

3. Sacred Onset Selama 2 jam yang lalu + +


Seven
Lokasi - -

Kualitas - -

Kuantitas - -

Kronologis Sesak nafas terjadi sejak 2 jam yang + _


lalu, tapi sering kambuh kambuhan
sejak kecil.

Penyerta Sering sesak nafas jika suasana malam + _


hari/ dini hari (suasana dingin)

Modifikasi - -

Diagnosis differential

Keterangan :

    ++ : Sangat mungkin


     + : Mungkin
    +/- : Mugkin Ya / mungkin tidak
- : Tidak mungkin

Diagnosis kerja

Dalam mendiagnosis asma bronkial didasarkan pada beberapa aspek yaitu riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

1. Anamnesis
Proses anamnesis wajib dilakukan untuk mengetahui riwayat penyakit asma pada
pasien. Anamnesis sangat berperan penting dalam menentukan sebuah diagnosis penyakit
(85%). Pada riwayat penyakit akan dijumpai keluhan batuk, sesak, mengi, atau rasa berat
didada. Adanya penyakit alergi yang lain pada pasien maupun keluarganya seperti rhinitis
alergi, atau dermatitis atopic membantu diagnosis asma. Gejala asma sering muncul pada
malam hari, tetapi dapat pula muncul sembarang waktu.

2. Pemeriksaan fisik
Untuk mendiagnosis asma bronkial dapat dilakukan beberapa hal, yaitu :
 Inspeksi : pasien tampak sesak, gelisah, penggunaan otot – ototbantu nafas,
retraksi dinding dada.
 Palpasi : simetris jika tidak ada komplikasi pneumothorax (tetapi di skenario
tidak dipaparkan mengenai pemeriksaan palpasi).
 Perkusi : terdengar suara sonor (tidak tercantum dalam skenario)
 Auskultasi : terdengar suara wheezing (mengi) yang pada umumnya bilateral ,
polifonik, dan lebih terdengar pada fase ekspirasi.

3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan spirometry
b. Pemeriksaan laboratorium darah rutin
 Pemeriksaaan eosinophil
 Pemeriksaan LED
 Pemeriksaan Hapusan Darah Tepi
 Uji alergi untuk menentukan status gizi
c. Pemeriksaan provokasi Bronkus : untuk menunjukkan adanya hiperaktivitas bronkus.
d. Pemeriksaan radiologis : foto thorax
( Sudoyo, AW., Setiyohadi, B., dkk. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2

6th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI )

Anda mungkin juga menyukai