Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN 2

HUKUM OHM

A. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melaksanakan praktikum ini, Praktikan diharapkan dapat :

1. Membuktikan kebenaran hukum Ohm.


2. Menjelaskan hubungan antara tegangan arus listrik pada suatu tahanan
tertentu.

B. TEORI DASAR
Hukum Ohm menyatakan bahwa jatuh tegangan pada suatu resistor
berbanding lurus dengan arus melalui resistor tersebut, sesuatu yang
mempunyai sifat perlawanan yang dimiliki resistor tersebut “tahanan” atau
“hambatan” atau “resistansi”. jadi resistor adalah kata benda untuk nama
bendanya sedangkan resistansi adalah kata benda untuk sifat perlawanannya.
Secara matematis ditulis :

V ~ I .……………………………………………….................(1)
Atau :
V = R I ….………………………………………………………(2)
atau :
V
R= I …………..…………………………………………........(3)
dalam hal ini :
V = tegangan yang diberikan pada tahanan.
I = arus yang mengalir pada tahanan.
R = resistansi dari resistor

Tegangan yang diberikan pada tahanan diukur dengan voltmeter,


sementara arus yang mengalir lewat dalam resistor akan diukur dengan
amperemeter.

Pengukuran Dasar Listrik | Hukum Ohm 1


C. DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar : a. metode tahanan tinggi b.metode tahanan rendah

D. ALAT DAN BAHAN


1. Sumber tegangan DC variabel
2. Beberapa buah resistor dengan tahanan yang berbeda
3. Voltmeter
4. Amperemeter
5. Multimeter
6. Papan rangkaian
7. Kabel penghubung
8. Power supply.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Meneliti semua alat sebelum digunakan.
2. Membuat rangkaian seperti pada gambar untuk nilai R tertentu.
3. Menghidupkan sumber tegangan dalam keadaan tegangan keluarannya
minimum.
4. Menaikkan tegangan sumber secara bertahap, dan pada setiap tahap
mengamati penunjukan pada Voltmeter dan Amperemeter. Memasukkan
data yag diperoleh pada tabel hasil percobaan.
5. Melakukan langka nomor (4) untuk nilai-nilai tahanan lainya.
6. Mengulangi langka nomor (2) sampai (5) di atas , tetapi dengan
menggunankan rangkaian seperti gambar (b)
7. Jika percobaan telah selesai, matikan sumber tegangan.

Pengukuran Dasar Listrik | Hukum Ohm 2


F. HASIL PERCOBAAN

Tabel 1. Hasil percobaan hukum Ohm pada beberapa tahanan.

I[A]
No. V [V]
R = 56 Ω R = 82 Ω R = 100 Ω
1 6 0.09 0,065 0,055

2 7 0,11 0,076 0,065

3 8 0,13 0,09 0,075

4 9 0,15 0,1 0,085

Table 2. Hasil percobaan hukum Ohm pada beberapa tahanan.

V[V]
No. I [A]
R = 56 Ω R = 82 Ω R = 100 Ω
1 0,07 4,5 6 7,5
2 0,08 5 7 8,5
3 0,09 5,5 7,75 9,25
4 0,10 6 8,5 10
5 0,11 6,75 9,5 11,25

Pengukuran Dasar Listrik | Hukum Ohm 3


G. ANALISA

Secara teoritis, arus dari data dalam table 1 dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut.

 Untuk V = 6 Volt dan R = 56 Ω, maka :

V
I=
R
6 V
I=
56 Ω
I = 0,1 A

 Untuk V = 7 Volt dan R = 56 Ω

V
I=
R
7 V
I=
56 Ω
I = 0,125 A

 Untuk V = 8 Volt dan R = 56 Ω

V
I=
R
8 V
I=
56 Ω
I = 0,14 A

 Untuk V = 9 Volt dan R = 56 Ω

V
I=
R
8 V
I=
56 Ω
I = 0,16 A

Pengukuran Dasar Listrik | Hukum Ohm 4


Dengan menggunakan rumus yang sama seperti di atas, kita dapat
menentukan arus dari data selanjutnya tetapi dengan mengganti nilai
tahanannya seperti yang terdapat pada tabel 1, yaitu 82 Ω dan 100 Ω. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.

Secara teoritis, nilai tegangan dari data dalam table 2 dapat dihitung
dengan cara sebagai berikut.

 Untuk I = 0,07 A dan R = 56 Ω, maka :


V=I·R
V = 0,07 A · 56 Ω
V = 3,92 Volt

 Untuk I = 0,08 A dan R = 56 Ω, maka :


V=I·R
V = 0,08 A · 56 Ω
V = 4,48 Volt

 Untuk I = 0,09 A dan R = 56 Ω, maka :


V=I·R
V = 0,09 A · 56 Ω
V = 5,04 Volt

 Untuk I = 0,1 A dan R = 56 Ω, maka :


V=I·R
V = 0,1 A · 56 Ω
V = 5,6 Volt

 Untuk I = 0,11 A dan R = 56 Ω, maka :


V=I·R
V = 0,11 A · 56 Ω
V = 6,16 Volt

Dengan menggunakan rumus yang sama seperti di atas, maka kita


dapat menghitung tegangan dari data selanjutnya tetapi dengan mengganti
tahanannya dengan nilai tahanan yang terdapat pada tabel 2, yaitu 82 Ω dan
100 Ω. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.
Pengukuran Dasar Listrik | Hukum Ohm 5
Tabel 3. Perbandingan nilai arus antara hasil percobaan dan hasil perhitungan
secara teoritis Hukum Ohm.

I[A]
V
No. R = 56 Ω R = 82 Ω R = 100 Ω
[V]
Percobaan Teori Percobaan Teori Percobaan Teori
1 6 0.09 0,1 0,065 0,073 0,055 0,06
2 7 0,11 0,125 0,076 0,085 0,065 0,07
3 8 0,13 0,14 0,09 0,097 0,075 0,08
4 9 0,15 0,16 0,1 0,109 0,085 0,09

Tabel 4. Perbandingan nilai tegangan antara hasil percobaan dan hasil


perhitungan secara teoritis Hukum Ohm.

V[V]
I
No R = 56 Ω R = 82 Ω R = 100 Ω
[A]
Percobaan Teori Percobaan Teori Percobaan Teori
1 0,07 4,5 3,92 6 5,74 7,5 7
2 0,08 5 4,48 7 6,56 8,5 8
3 0,09 5,5 5,04 7,75 7,38 9,25 9
4 0,10 6 5,6 8,5 8,2 10 10
5 0,11 6,75 6,75 9,5 9,02 11,25 11

Pembahasan :

Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan pada tabel 1, 2, 3, dan 4


maka dapat diketahui bahwa :

 Semakin besar tegangan pada suatu rangkaian, maka arus yang


mengalir pada rangkaian tersebut akan semakin besar pula. Hal ini
berarti tegangan pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan
arus yang mengalir pada rangkaian tersebut jika tahanan pada
rangkaian tersebut konstan.
 Semakin besar nilai resistansi suatu tahanan pada suatu rangkaian,
maka semakin kecil arus yang mengalir. Artinya, nilai resistasi
pada suatu tahanan dalam suatu rangkaian berbanding terbalik
dengan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut.

Pengukuran Dasar Listrik | Hukum Ohm 6


H. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal


yang dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut :

 Nilai arus maupun nilai tegangan yang didapatkan berdasarkan hasil


percobaan dan hasil perhitungan memiliki perbedaan. Akan tetapi,
perbedaan nilainya tidak terlalu signifikan serta dapat ditolerir karena
setiap tahanan memiliki nilai toleransi.
 Hukum Ohm yang menyatakan jatuh tegangan pada sutau resistor
berbanding lurus dengan arus yang melalui resistor tersebut ternyata
terbukti benar berdasarkan praktikum yang telah kita lakukan.
 Apabila suatu rangkaian diberikan suatu tegangan dengan nilai tertentu
dan nilai tahanan yang konstan, maka arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut akan berbanding lurus dengan nilai tegangan yang terdapat pada
rangkaian tersebut.

2. Saran

Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar memeriksa alat yang


akan digunakan terlebih dahulu, karena hal tersebut akan berpengaruh pada
hasil praktikum. Selain itu, telitilah dalam menggunakan dan membaca alat
ukur agar tidak terjadi kesalahan penggunaan dan pembacaan alat ukur.

Pengukuran Dasar Listrik | Hukum Ohm 7


I. DAFTAR PUSTAKA

Tandioga, Remigius. 2004. “Penuntun Praktikum Pengukuran Listrik”.


Makassar : Tidak Diterbitkan.

Pengukuran Dasar Listrik | Hukum Ohm 8

Anda mungkin juga menyukai