Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2021
“ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA TRAFO
Skripsi
Fakultas Teknik
FAKULTAS TEKNIK
2021
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
proposal ini dengan sebaik mungkin. Selawat dan salam semoga senantiasa
pengikutnya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang harus ditempuh
penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, dalam
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, S.T., M.T., IPM. Selaku Dekan Fakultas
iv
3. Ibu Adriani, S.T.,M.T Selaku Ketua Prodi Elektro Fakultas Teknik
4. D r . Ir. Hj. Hafsah Nirwana, M.T. Selaku Pembimbing I dan Bapak Ir.
5. Bapak/Ibu Dosen serta Staf Fakultas Teknik atas segala waktunya telah
skripsi ini.
kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan
skripsi ini. Akhirnya penulis harap semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca umumnya.
Penulis
v
Imam Malik1 . Muhammad Hedar Mulyawan2
1
Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makasssar
E_mail: imamjr179@gmail.com
2
Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makasssar
E_mail: haedarmulyawan12@gmail.com
(Pembimbing: D r . Ir. Hj. Hafsah Nirwana, M.T dan Ir. Abdul Hafid, M.T)
ABSTRAK
Abstrak; Imam Malik dan Muhammad Hedar Mulyawan (2021). Ketidakseimbangan
beban pada trafo distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan ketidakseimbangan tersebut
terjadi karena ketidaksamaan pemakaian energi listrik. Akibat ketidakseimbangan beban
tersebut mengalir arus di netral trafo. Arus yang mengalir di penghantar netral trafo ini
menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan beban trafo, rugi-rugi, yaitu rugi akibat
adanya arus netral pada penghantar netral trafo. Rugi-rugi yang terdapat pada trafo adalah
rugi daya, rugi inti dan rugi tembaga. Dalam menganalisis masalah menggunakan model
matematis meliputi persamaan ketidakseimbangan beban trafo, rugi- rugi daya dan
efisiensi. Setelah dianalisis menunjukkan bahwa trafo dalam keadaan tidak seimbang
dimana bila terjadi ketidakseimbangan beban yang besar, maka arus netral yang muncul
juga besar. Efisiensi trafo akan semakin besar jika selisih daya masuk dan daya keluar
kecil. Presentase pembebanan 28,67% dan ketidakseimbangan beban lebih besar pada
malam hari 0.998.
vi
Imam Malik1. Muh. Hedar Mulyawan2
1Prodi Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Makasssar Unismuh
E_mail: imamjr179@gmail.com
2Prodi Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Makasssar Unismuh
E_mail: haedarmulyawan12@gmail.com
(Advisors: D r . Ir. Hj. Hafsah Nirwana, M.T dan Ir. Abdul Hafid, M.T)
ABSTRACT
Abstract; Imam Malik and Muhammad Hedar Mulyawan (2021). The imbalance of the
load on the electric power distribution transformer always occurs and the imbalance
occurs because of the unequal use of electrical energy. Due to the load imbalance,
current flows in the neutral of the transformer. The current flowing in the transformer
neutral conductor causes an imbalance of the transformer load, losses, namely losses due
to the presence of a neutral current on the transformer neutral conductor. The losses
contained in the transformer are power losses, core losses and copper losses. In
analyzing the problem using a mathematical model includes equations of transformer
load imbalance, power losses and efficiency. After analysis shows that the transformer is
in an unbalanced state where if there is a large load imbalance, the neutral current that
appears is also large. The efficiency of the transformer will be greater if the difference
between the input and output power is small. The percentage of loading is 28.67% and
the load imbalance is greater at night 0.998.
vii
DAFTAR ISI
PRNGESAHAN ..................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................ x
viii
3. Keadaan Transformator Berbeban ............................................ 9
4. Jenis-jenis Transformator............................................................ 10
1. Kumparan ................................................................................. 14
ix
5. Efisiensi Transformator ............................................................. 27
A. Analisi ........................................................................................... 32
B. Hasil. ............................................................................................. 39
A. Kesimpulan ................................................................................... 42
B. Saran ............................................................................................. 42
LAMPIRAN ................................................................................................. 44
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Diagram Fasor Tegangan Saluran Daya Model Fasa Tunggal ........ 20
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Tempat penelitian
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah kunci dari kemajuan industri yang penting untuk peningkatan taraf hidup
menemukan sumber energi yang baru, mendapatkan sumber energi yang pada
dasarnya tidak akan pernah habis untuk masa mendatang, menyediakan energi di
mana saja diperlukan, dan mengubah energi dari bentuk yang satu ke bentuk yang
dihadapi dunia pada masa kini. Sistem tenaga listrik adalah salah satu dari alat-
alat untuk mengubah dan memindahkan energi yang mempunyai peranan yang
Salah satu sarananya adalah dengan adanya penyediaan tenaga listrik. Saat ini
maupun untuk kebutuhan industri. Hal ini disebabkan karena tenaga listrik
Penyediaan tenaga listrik yang stabil dan kontinyu merupakan syarat mutlak
1
Perkembangan pembangunan di segala bidang menuntut PLN agar dapat
sistem tenaga listrik selalu terjadi. Beban yang tidak seimbang di setiap fasa
(fasa R, fasa S, fasa T) akan mengakibatkan arus mengalir pada netral trafo (IN)
pemakaian beban, pengkoneksian yang tidak seimbang pada fasa R, S dan T juga
yang menimbulkan losses secara teknis, yang akan merugikan PLN. Agar tercapai
2
B. Rumusan Masalah
Panakukang.
netral.
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut.
Panakukang.
D. Manfaat Penulisan
ini diharapkan dapat menjadi informasi yang penting bagi pihak PLN untuk
E. Batasan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini dibatasi pada
3
trannsformator, dan menganalisa pengaruh ketidakseimbangan beban terhadap
transformator.
F. Sistematika Penulisan
Penyusunan tugas akhir ini terbagi menjadi beberapa bab yang berisi
uraian penjelasan. Secara garis besar, uraian pada bab-bab dalam sistematika
Bab I Pendahuluan
transformator tiga fasa, teori tentang jaringan distribusi tenaga listrik yaitu
perhitungan arus beban penuh transformator, rugi- rugi (losses) akibat adanya
4
Bab III Pengumpulan Data
data tahanan penghantar netral transformator, data teknis alat ukur yang
Bab ini menguraikan tentang pengolahan data yaitu analisa arus beban
Bab V Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Transformator
berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari satu rangkaian
listrik ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama, melalui suatu
Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari
besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan
pada kedua kumparan itu. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga yang
inti, transformator terdiri dari dua macam konstruksi, yaitu tipe inti (core type)
dan tipe cangkang (shell type). Kedua tipe ini menggunakan inti berlaminasi
yang terisolasi satu sama lainnya dengan tujuan untuk mengurangi rugi-rugi
Eddy current.
6
2. Prinsip Kerja Transformator
yang bersifat induktif, yang terpisah secara elektris namun berhubungan secara
bolak-balik akan muncul di dalam inti (core) yang dilaminasi, karena kumparan
magnetis).
7
Dimana:
kerugian daya yang hilang, daya yang dilepas oleh kumparan primer sama
tegangan V1 yang sinusoidal, akan mengalir arus primer Io (arus eksitasi) yang
8
Arus primer Io menimbulkan fluks ( yang sefasa dan juga berbentuk
kumparan sekunder dan harganya naik turun dalam arah bolak-balik sehingga
menginduksikan ggl pada kedua lilitan tersebut. Ggl yang diinduksikan dalam
yang tidak dibebani (no load), maka akan mengalir arus primer Io yang juga
90o dari V1 (Gambar 2.6b). Arus primer Io menimbulkan fluks ( yang sefasa
9
3. Keadaan Transformator Berbeban
4. Jenis-jenis Transformator
penghantar yang kesatu sebagai kawat phase (L) dan yang kedua sebagai kawat
neutral (N). Umumnya listrik 1 phase bertegangan 220-240 volt yang digunakan
banyak orang.
PLN di jalanan itu memiliki 3 phase, tetapi yang masuk ke rumah kita hanya 1
phase karena kita tidak memerlukan daya besar dan untuk peralatan dirumah kita
10
Misalnya yang ke rumah kita adalah Phase R, tetangga kita mungkin Phase S, dan
(R,S,T) dan satu kawat neutral (N) atau sering dibilang kawat ground. Menurut
istilah Listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1 kabel neutral.
Umumnya listrik 3 Phase bertegangan 380 volt yang banyak digunakan Industri
atau pabrik.
Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 phase ini, yaitu
- Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang
- Tegangan phase ke neutral (Vpn : Voltage phase to neutral atau Voltage line to
neutral).
- Menyediakan daya listrik yang besar ( biasanya pada industri menengah dan
besar ). Industri atau hotel memerlukan daya listrik yang besar sehingga
memerlukan jaringan yang banyak. Tapi pada output terakhir untuk pemakaian
hanya memerlukan satu phase ( memilih salah satu dari 3 phase yang ada ). Listrik
11
3 phase biasanya diperlukan untuk menggerakkan motor industri yang
- Karena menggunakan tegangan yang lebih tinggi maka arus yang akan mengalir
akan lebih rendah untuk daya yang sama. Sehingga untuk daya yang besar, kabel
lilitannya menjadi:
lilitan sekunder atau sebaliknya. Trafo satu belitan ini lebih dikenal sebagai “auto
trafo atau trafo hemat”. Trafo dua belitan adalah trafo yang mempunyai dua
belitan yaitu sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah, dimana kumparan
sekunder dan primer berdiri sendiri. Trafo tiga belitan adalah trafo yang
mempunyai belitan primer, sekunder dan tersier, masing masing berdiri sendiri
• Transformator daya
12
• Transformator distribusi
• Transformator pengukuran
• Transformator elektronik
a) Transformator Daya
(steep-up) dan menurunkan tegangan listrik (step- down). Trafo daya tidak dapat
masih lebih tinggi dari tegangan beban, sedangkan sisi tegangan tingginya
dimana tegangan keluaran lebih tinggi dari pada tegangan masukan (misalnya
down jika tegangan keluaran lebih rendah daripada tegangan masukan (misalnya
b) Trasnformator Distribusi
bedanya adalah tegangan rendah pada tafo daya bila dibandingkan dengan
tegangan tinggi trafo distribusi masih lebih tinggi. Kedua tegangan pada
tegangan menengah (TM) dan distribusi tegangan rendah (TR). Trafo distribusi
13
c) Transformator Ukur
Pada umumnya trafo ini di gunakan untuk mengukur arus (I) dan tegangan
(V). Trafo ini trafo ini dibuat khusus untuk mengukur arus dan tegangan yang
2009)
d) Tranformator Elektronik
kapasitas daya reaktif sangat kecil, yaitu kurang 300 VA yang digunakan untuk
B. Tranformator Distribusi
tegangan utama dari sistem distribusi menjadi tegangan yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
14
Secara umum konstruksi transformator terdiri dari:
• Kumparan
• Inti Transformator
• Minyak Transformator
• Bushing Transformator
1. Kumparan
Transformator terdiri dari dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder yang mana jika pada salah satu kumparan pada transformator
diberi arus bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya
pada sisi primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari
sisi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul
2. Inti Transformator
Secara umum inti transformator terdiri dari dua tipe yaitu tipe inti (core
type) dan tipe cangkang (shell type). Tipe inti dibentuk dari lapisan besi berisolasi
sisi persegi. Sedangkan tipe cangkang dibentuk dari lapisan inti berisolasi dan
konstruksi cangkang memiliki kehandalan yang lebih tinggi dari pada tipe
konstruksi inti dalam menghadapi tekanan mekanis yang kuat pada saat terjadi
hubung singkat.
15
3. Minyak Transformator
dalam sistim pendinginan trafo untuk menghilangkan panas akibat rugi-rugi daya
trafo dan juga sebagai sistim isolasi. Minyak trafo mengandung naftalin, parafin
dan aromatik.
• Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan
• Isolasi cairakan mengisicelah atau ruang yang akan di isolasi dan secara
rugi daya.
• Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika
4. Bushing Transformator
suatu bidang yang di bumikan melalui suatu lubang terbuka yang dibuat sekecil
mungkin dan biasanya membutuhkan suatu pengikat padu yang disebut bushing.
Bagian utama suatu bushing terdiri dari inti atau konduktor, bahan
dielektrik flans yang terbuat dari logam. Inti berfungsi untuk menyalurkan arus
dari bagian dalam peralatan keterminal luar dan bekerja pada tegangan tinggi.
Dengan bantuan flans, isolator diikatkan pada badan peralatan yang di bumikan.
16
5. Tipe Pendingin Transformator
berat jenis antara minyak yang dingin dengan minyak yang panas.
hembusan kipas angin yang digerakkan oleh motor listrik. Pada umumnya
operasi trafo dimulai dengan ONAN atau dengan ONAF tetapi hanya
sebagian kipas angin yang berputar. Apabila suhu trafo sudah semakin
meningkat, maka kipas angin yang lainnya akan berputar secara bertahap.
Beban fasa seimbang merupakan beban dimana arus yang mengalir pada
disuplai oleh tegangan simetris. Dengan demikian analisa dapat dilakukan secara
17
perfasa saja, jadi dalam hal ini beban selalu diasumsikan seimbang pada setiap
daya. Susut daya pada transformator selain membuat kerugian pada penyedia
energi listrik dalam hal ini adalah PT PLN (Persero), juga dapat mengakibatkan
keadaan dimana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidakterpenuhi.
(a) (b)
Gambar 2.5 (a) Vektor Diagram Arus Keadaan Seimbang
(b) Vektor Diagram Arus Keadaan Tidak Seimbang
18
1. Akibat Ketidakseimbangan Beban
Akibat dari ketidakseimbangan beban tiap- tiap fasa pada sisi sekunder
trafo (fasa R, fasa S, fasa T) mengalirlah arus di netral trafo. Arus yang mengalir
fasa dalam keadaan seimbang (I) sama dengan besarnya arus rata-rata (Irata-rata).
Dari persamaan losses karena adanya arus pada pengantar netral trafo dapat
19
Sehingga, presentas losses karena adanya arus pada penghantar netral trafo:
Losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah dapat dihitung besarnya
D. Arus Netral
Arus netral dalam sistem distribusi tenaga listrik dikenal sebagai arus yang
mengalir pada kawat netral di sistem distribusi tegangan rendah tiga fasa empat
Arus yang mengalir pada kawat netral yang merupakan arus bolak-balik
untuk sistem distribusi tiga fasa empat kawat adalah penjumlahan vektor dari
Untuk arus tiga fasa dari suatu sistem yang tidak seimbang dapat juga
20
menggunakan notasi-notasi yang sama seperti pada tegangan akan didapatkan
urutan positif, urutan negative, dan urutan nol terdahulu, maka arus-arus urutan
juga dapat ditentukan dengan cara yang sama, sehingga di dapatkan juga:
Di sini terlihat bahwa arus urutan nol (I0) adalah merupakan sepertiga dari
arus netral atau sebaliknya akan menjadi nol jika dalam sistem tiga fasa empat
kawat. Dalam sistem tiga fasa empat kawat ini jumlah arus saluran sama dengan
21
Dalam sistem tiga fasa empat kawat ini jumlah arus dalam saluran sama
dengan arus netral yang kembali lewat kawat netral. Jika arus-arus fasanya
seimbang maka arus netralnya akan bernilai nol, tapi jika arus-arus fasanya tidak
seimbang, maka akan ada arus yang mengalir di kawat netral sistem (arus netral
penghantar netral. Apabila pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam keadaan
Daya yang sampai ujung terima akan lebih kecil dari P karena terjadi
menggunakan diagram fasor tegangan saluran model fasa tunggal seperti pada
Gambar 2.6 Diagram Fasor Tegangan Saluran Daya Model Fasa Tunggal
Model ini dibuat dengan asumsi arus pemusatan kapasitif pada saluran
cukup kecil sehingga dapat diabaikan. Dengan demikian besarnya arus ujung
kirim sama dengan arus di ujung terima. Apabila tegangan dan faktor faktor daya
22
pada ujung terima berturut-turut adalah V’ dan φ’, maka besarnya daya pada
Pl = P – P’
Dengan R adalah tahanan kawat penghantar tiap fasa, oleh karena itu
Pl = 3 [I2] R
Jika [I] adalah besaran arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada
keadaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi tidak seimbang
sebagai berikut:
[IR] = a[I]
[IS] = b[I]
[IT] = c[I]
Dengan IR, IS, dan IT berturut adalah arus fasa R, S dan T. Telah
disebutkan di atas bahwa faktor daya ketiga fasa dianggap sama walaupun
23
besarnya arus berbeda-beda. Dengan anggapan seperti ini besarnya daya yang
a+b+c=3
= [I] {a – (b + c) / 2 + j. (c - b) √3 /2}
Susut daya saluran adalah jumlah susut pada penghantar fasa dan
Persamaan ini adalah persamaan susut daya saluran untuk saluran dengan
penghantar netral. Apabila tidak ada penghantar netral maka kedua ruas kanan
24
4. Faktor Daya
Pengertian faktor daya (cos φ) adalah perbandingan antara daya aktif (P)
dan daya semu (S). Dari pengertian tersebut, faktor daya tersebut dapat
= (P / S)
= Cos φ
Telah diketahui bahwa daya transforamator distribusi bila ditinjau dari sisi
S = √3. V. I
Dengan demikian untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat
menggunakan rumus:
digunakan rumus:
berikut:
26
2. Perhitungan Ketidakseimbangan Beban
Dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang (I) sama dengan
Penghantar Netral
sisi sekunder trafo (fasa R, fasa S dan fasa T) mengalirlah arus di netral trafo.
Arus yang mengalir pada penghantar netral trafo ini menyebabkan losses (rugi-
rugi). Dan losses pada penghantar netral dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
27
4. Losses Akibat Arus Netral yang Mengalir ke Tanah
Losses ini terjadi karena adanya arus netral yang mengalir ke tanah.,
Dimana:
5. Efisiensi Transformator
besarnya rugi- rugi yang selama operasi normal. Efisiensi dari mesin-mesin
berputar/bergerak umumnya antara 50-60% karena ada rugi gesek dan angin.
tidak sebesar pada peralatan listrik seperti mesin-mesin atau peralatan bergerak
28
= +rugi-rugi
Jadi:
Dimana:
η = efisiensi
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dalam penelitian ini yang hasil dari pengukuran itu diselesaikan dalam bentuk
1. Waktu
2. Tempat/Lokasi
Makassar
30
C. Tahapan penelitian
1. Studi Literatur
sebelumnya dan jurnal-jurnal dari internet yang berhubungan atau yang dapat
Pada Transformator Distribusi” seperti yang dijelaskan dalam studi literatur (BAB
II).
2. Pengmbilan Data
data yang sudah ada pada PT. PLN (Persero). Data diperoleh dengan mengikuti
prosedur yang ada pada instansi tersebut yaitu dengan cara mengirimkan surat
izin pengambilan data dari pihak Universitas. Seterusnya menunggu balasan dari
pihak PLN, setelah surat balasan diperoleh baru dilakukan pengambilan data
3. Analisis Data
dan dianalisis menggunakan persamaan yang telah ada. Dalam menganalisis data
persamaan yang sudah ada. Hasil penelitian ini berupa kesimpulan yang
menunjukkan trafo distribusi pada PT. PLN (Persero) ULP Panakkukang dalam
keadaan seimbang atau tidak, efisiensi trafo dan berapa rugi-rugi daya pada trafo
32
BAB IV
A. Analisis
Dalam menganalisis data yang telah didapat dari PT. PLN (Persero) ULP
matematis yang digunakan hanya persamaan biasa yang bisa diselesaikan dengan
33
Data Transformator :
Cos φ : 0,85
dari tabel terlihat bahwa pemakaian listrik lebih banyak terjadi malam hari
Dalam analisis beban ini perlu diketahui terlebih dahulu arus beban penuh
34
Jadi presentase beban adalah:
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa beban puncak terjadi pada
Dari data diatas dapat dilihat bahwa beban dalam keadaan tidak seimbang.
35
a. Ketidakseimbangan beban siang hari
a= = = 1,034
b= = = 0,96
c= = = 1,002
Rata-rata ketidakseimbangan
= 0,998
a= = =1
b= = = 0,948
c= = = 1,051
Rata-rata ketidakseimbangan
= 0,999
36
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa rata-rata ketidakseimbangan
lebih besar terjadi malam hari dibandingkan siang hari yaitu sebesar 0,999.
Besar rugi daya yang terjadi pada trafo ini akibat arus yang mengalir di
Jadi persentase rugi-rugi daya akibat daya yang mengalir di netral trafo
adalah:
Jadi persentase rugi-rugi daya akibat daya yang mengalir di netral trafo
adalah:
37
Dari hasil perhitungan rugi-rugi daya diatas, dapat diketahui semakin besar
ketidakseimbangan beban yang terjadi maka akan semakin besar rugi daya pada
trafo.
yaitu:
38
b. Pada Malam Hari
efisiensi yang besar maka harus diusahakan rugi-rugi yang terjadi kecil. Pada
B. Hasil
Dari analisis yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa trafo yang ada di
ULP Panakkukang dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini dapat diketahui
berdasarkan hasil pengukuran arus pada masing-masing fasa, dimana seperti yang
berbeda maka beban dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini merujuk pada tabel
39
Dari analisis yang dilakukan didapatkan hasil seperti yang terlihat dalam
Waktu Presentase%
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa arus yang mengalir di fasa R, S dan T
berbeda baik itu siang hari dan malam hari. Berdasarkan ini dapat dikatakan
bahwa beban trafo dalam kkeadaan tidak seimbang dan ketidakseimbangan lebih
besar terjadi pada malam hari. Beban puncak terjadi pada malam hari yaitu
sebesar 28,67%.
40
Tabel 4.4 Rugi-rugi Daya
Waktu Presentase%
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa rugi-rugi daya lebih besar terjadi pada malam
hari yaitu 1,64 KW. Hal ini terjadi karena pemakaian beban lebih banyak terjadi
pada malam hari dan ketidakseimbangan beban juga lebih besar terjadi pada
malam hari sehingga menyebabkan arus mengalir di penghantar netral trafo lebih
besar. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar arus yang mengalir di
pengahantar netral trafo akan menyebabkan semakin besar rugi daya dan semakin
Waktu Presentase%
Dari tabel 4.5 terlihat bahwa efisiensi trafo lebih besar pada malam hari
yaitu sebesar 99,09%. Hal ini terjadi karena pemakaian beban lebih banyak terjadi
pada malam hari. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar
pemakaian beban listrik maka akan semakin besar efisiensi trafo dan semakin
41
BAB V
A. Kesimpulan
2. Ketidakseimbangan beban lebih besar terjadi pada malam hari, yang mana
B. Saran
keadaan seimbang arus yang mengalir di netral trafo semakin kecil dan
semakin besar pula arus yang mengalir di netral trafo yang mengakibatkan
42
DAFTAR PUSTAKA
2000.
[Online],
43
LAMPIRAN
1. Tempat penelitian
44
3. Pengukuran Trafo Distribusi Siang Hari
45