Anda di halaman 1dari 59

SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS DAN PERKIRAAN SISA USIA PAKAI TRAFO

DAYA 150 KV DI PLTG TELLO MAKASSAR

AKIBAT PEMBEBANAN

Oleh:

MUHAEMIN MUH. FATHUL KHATAMI

105821114216 105821109216

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ANALISIS KUALITAS DAN PERKIRAAN SISA USIA PAKAI TRAFO
DAYA 150 KV DI PLTG TELLO MAKASSAR
AKIBAT PEMBEBANAN

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Teknik Elektro

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik

Oleh :

MUHAEMIN MUH. FATHUL KHATAMI

105821114216 105821109216

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Bismillahi rahmani rahim.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal ini dengan sebaik mungkin. Selawat dan salam semoga senantiasa

dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para

pengikutnya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang harus ditempuh dalam

rangka penyelesain program studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Makassar. Adapun judul proposal kami adalah: “Analisis

Kualitas dan Perkiraan Sisa Usia Pakai Trafo Daya 150 KV di PLTG Tello

Makassar Akibat Pembebanan”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini mendapat

banyak bantuan, bimbingan, saran-saran dari berbagai pihak, sehingga

penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Ir. Hj. Nurnawaty, S.T., M.T., IPM. Selaku Dekan Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

v
3. Ibu Adriani, S.T.,M.T Selaku Ketua Prodi Elektro Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. D r . Ir. Zahir Zainuddin, M.Sc. Selaku Pembimbing I dan Ibu Adriani,

S.T.,M.T. selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan

waktunya dalam membimbing kami.

5. Bapak/Ibu Dosen serta Staf Fakultas Teknik atas segala waktunya telah

mendidik dan melayani kami selama mengikuti proses belajar mengajar

di Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Ayah dan ibu tercinta, kami mengucapkan banyak terimakasih yang

sebesar-besarnya atas segala limpahan kasih sayang, doa dan

pengorbanan terutama dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah.

7. Saudara-saudaraku serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik

terkhususnya angkatan 2016 dan selembaga Fakultas Teknik yang dengan

keakraban dan persaudaraan banyak membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahawa penyususnan skripsi ini masih banyak

kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan

skripsi ini. Akhirnya penulis harap semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca umumnya.

Makassar, 25 Agustus 2021

Penulis

vi
Muhaemin1Muh. Fathul Khatami2
1
Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makassar
E_mail: eminzylgwyn@gmail.com
1
Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Unismuh Makassar
E_mail:muh.fathulkhatami97@gmail.com

(Pembimbing: Zahir Zainuddin dan Adriani)

ABSTRAK

Abstrak; Muhaemin dan Muh. Fathul Khatami (2021). Transformator


daya memiliki peranan sangat penting dalam sistem tenaga listrik.Umur
transformator pada sistem tenaga listrik akan berkurang seiring berjalannya
waktu. Berkurangnya umur pakai transformator disebabkan karena beberapa
faktor, diantarannya akibat pembebanan, pengaruh suhu sekitar (lingkungan),
suhu belitan transformator dan suhu minyak transformator. Suhu udara sekitar
tempat dioperasikannya transformator sangat berpengaruh pada karakteristik
thermal dan suhu titik panas belitan transformator (Adhie S.G, 2015). Penelitian
ini dilakukan guna mengetahui pengaruh pembebanan dan suhu sekitar terhadap
usia transformator daya 150 kV dan kualitasnya. Penulis menggunakan jenis
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini menggunakan beberapa data
seperti beban pemakaian pada transformator, data suhu baik suhu minyak maupun
belitan pada transformator dan suhu sekitar (lingkungan). Hasil pengolahan data
yang diperoleh menyatakan bahwa perkiraan sisa usia pakai transformator dengan
pengaruh suhu sekitar dan pembebanan antara 19.5% - 48.2% yaitu 11.6 Tahun
lagi terhitung dari tahun 2002 sesuai data pembebanan dan suhu yang didapat
penulis yaitu data tahun 2021, dan perkiraan sisa usia pakai transformator paling
lama dari berbagai perbandingan baik suhu lingkungan sekitar, suhu standar
standar IEEE yaitu 20.55 tahun lagi terhitung dari tahun 2002. Temperatur hot
spot tertinggi pada saat menggunakan suhu lingkungan dengan hasil 83.08°C pada
jam 07.00 WITA dengan kulitas transformator tersebut masih terbilang baik atau
aman untuk dioperasikan karena temperatur hot spot terdapat dibawah batas
maksimum yang telah ditetapkan oleh publikasi IEEE tahun 1995 yaitu suhu
sebesar 98°C.

Kata Kunci: Transformator,Susut umur, Pembebanan, Suhu lingkungan

vii
Muhaemin1Muh. Fathul Khatami2
1
Electrical Engineering,Faculty of Engineering, Unismuh Makassar
E_mail: eminzylgwyn@gmail.com
2
Electrical Engineering,Faculty of Engineering, Unismuh Makassar
E_mail:muh.fathulkhatami97@gmail.com

(Advisors: Zahir Zainuddin and Adriani)

ABSTRACT

Abstract; Muhaemin and Moh. Fathul Khatami (2021). The power


transformer has a very important role in the electric power system.The life of a
transformer in an electric power system will decrease over time. The reduced life
of the transformer is caused by several factors, including loading, the influence of
ambient temperature (environment), the temperature of the transformer windings
and the temperature of the transformer oil. The air temperature around where the
transformer operates is very influential on thecharacteristics thermal and hot spot
temperature of the transformer winding (Adhie SG, 2015). This research was
conducted to determine the effect of loading and ambient temperature on the age
of the 150 kV power transformer and its quality. The author uses quantitative and
qualitative research types. This study uses several data such as the consumption
load on the transformer, temperature data, both oil and winding temperatures on
the transformer and ambient (environmental) temperature. The results of data
processing obtained state that the estimated remaining life of the transformer with
the influence of ambient temperature and loading is between 19.5% - 48.2%,
which is 11.6 more years starting from 2002 according to the loading and
temperature data obtained by the author, namely data in 2021, and the estimated
remaining service life the longest transformer from various comparisons, both
ambient temperature and IEEE standard temperature, which is 20.55 years from
2002. The highest hot spot temperature when using ambient temperature is
83.08°C at 07.00 WITA with the quality of the transformer is still fairly good or It
is safe to operate because the hot spot temperature is below the maximum limit set
by the 1995 IEEE publication, which is 98°C.

Keywords: Transformer, Age loss, Loading, Ambient temperature

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan ....................................................................... 3

E. Batasan Masalah ........................................................................... 4

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6

A. Transformator ................................................................................ 6

ix
1. Prinsip Kerja Transformator ....................................................... 7

2. Transformator Daya .................................................................... 8

B. Susut Umur Transformator.............................................................. 12

C. Pembebanan Transformator ........................................................... 14

1. Pengaruh Pembebanan Transformator ........................................ 14

2. Karakteristik Pembebanan dan Rugi-rugi Berbeban................... 15

D. Suhu Lingkungan ......................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 21

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 21

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 21

C. Tahapan penelitian ....................................................................... 22

D. Flowchart Penelitian ...................................................................... 23

E. Diagram Perhitungan Susut Umur Trafo Daya ………………….. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 26

A. Data ................................................................................................. 26

B. Analisa Perhitungan ........................................................................ 27

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 39

A. Kesimpulan ..................................................................................... 39

B. Saran ............................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Transformator daya ................................................................... 8

Gambar 2.2 Inti besi pada transformator daya ............................................. 9

Gambar 2.3 Belitan pada transformator daya .............................................. 10

Gambar 2.4 Bushing pada transformator daya ............................................. 11

Gambar 2.5 Keadaan Transformator saat tidak berbeban ............................. 16

Gambar 2.6 Keadaan Transformator saat berbeban ...................................... 17

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian ................................................................. 23

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Name Plate Trafo ......................................................................... 24

Tabel 4.2 Data Suhu ...................................................................................... 25

Tabel 4.3 Data Pembebanan Trafo ............................................................... 25

Tabel 4.4 Kenaikan Temperatur ultimeate Minyak atas .............................. 29

Tabel 4.5 Kenaikan Temperatur Minyak Atas .............................................. 31

Tabel 4.6 Data Temperatur pada Trafo ......................................................... 31

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Temperatur Hot Spot dengan

Perbandingan Suhu dan Pembebanan ............................................ 34

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Laju Penuaan Thermal dengan

Perbandingan Suhu dan Pembebanan ............................................ 35

Tabel 4.9 Hasil perhitungan susut umur transformator

dengan perbandingan suhu dan pembebanan ................................ 36

Tabel 4.10 Hasil perhitungan perkiraan sisa usia transformator

dengan perbandingan suhu dan beban......................................... 37

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam operasi sistem tenaga listrik, keandalan dan kestabilan sistem sangat

penting agar dapat memberi kenyamanan dan pelayanan kepada komsumen. Hal

ini dapat terpenuhi dengan memberikan kondisi dan peralatan-peralan tenaga

listrik yang ada. Salah satu peralatan yang sangat penting dalam operasi sistem

tenaga listrik adalah transformator. Fungsi dari transformator pada sistem tenaga

listrik yaitu mentransformasikan tegangan sesuai dengan kebutuhan beban dengan

cara menaikkan tegangan maupun menurunkan tegangan. Transformator memiliki

peranan penting pada pengoperasian sistem tenaga listrik dengan menyalurkan tenaga

listrik.

Transformator tenaga adalah sebuah perangkat listrik statis, tanpa

melibatkan bagian yang terus bergerak, digunakan dalam sistem tenaga listrik

untuk menyalurkan tenaga listrik antar komponen melalui penggunaan induksi

magnetik dan mengubah sistem tegangan dan arus bolak-balik ke sistem lain

dengan tegangan dan arus yang berbeda-beda nilainya dengan frekuensi sama

bertujuan untuk menyalurkan daya listrik.

Umur transformator pada sistem tenaga listrik akan berkurang seiring

berjalannya waktu transformator dioperasikan. Berkurangnya umur pakai

transformator disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya akibat pola

pembebanan yang mengakibatkan suhu pada transformator meningkat. Faktor lainnya

yang menyebabkan umur transformator berkurang atau penuaan pada transformator


1
yaitu pengaruh suhu sekitar (lingkungan), suhu belitan transformator dan suhu

minyak transformator. Suhu udara sekitar tempat dioperasikannya transformator

sangat berpengaruh pada karakteristik thermal dan suhu titik panas belitan

transformator (Adhie S.G, 2015).

Kebutuhan daya harus disuplai oleh sumber ke beban tergantung pada

penyerapan daya oleh beban tergantung pada daya reaktif yang diserap oleh beban

tersebut. Daya yang hilang dapat berupa energi panas dan energi magnetisasi yang

ditimbulkan pada saluran. Energi panas yang tidak terpakai disebut sebagai rugi –

rugi daya aktif dan energi magnetisasi disebut sebagai rugi – rugi daya reaktif.

(Irine K.F, 2017).

Semakin tinggi presentase pembebanan maka sisa umur akan semakin

menurun (Priyo U, 2019). Nilai suhu akhir hot spot Transformator Tenaga

semakin besar, maka umur trafo semakin kecil dan kemampuan mensuplai beban

juga berkurang. Apabila beban trafo mengalami kenaikan, maka akan menaikkan

suhu akhir hot spot dengan mendekati nilai maksimum yang diijinkan

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan maka penulis

melaksanakan penelitian tugas akhir di PT PLN UTP Makassar mengenai

pengaruh suhu pada usia trafo yang timbul akibat pembebanan dan suhu

lingkungan sekitar. Penelitian ini menggunakan beberapa data seperti beban

pemakaian pada transformator, data suhu baik suhu minyak maupun belitan pada

transformator dan suhu sekitar (lingkungan). Hasil pengolahan data yang

diperoleh guna mengetahui kualitas dan perkiraan sisa usia pada transformator

daya tersebut.

2
B. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini penulis menguraikan permasalahan antara lain:

1. Bagaimana pengaruh pembebanan terhadap usia transformator daya 150 kV

di PLTG Tello Makassar?

2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap kualitas transformator daya 150 kV di

PLTG Tello Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh pembebanan terhadap usia transformator daya

150 kV dan kualitasnya di PLTG Tello Makassar.

2. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap usia transformator daya 150 kV di

PLTG Tello Makassar.

D. Manfaat Penulisan

Dengan adanya penelitian dapat diketahui tentang Penelitian ini

dilakukan guna mengetahui pengaruh suhu pada usia trafo yang timbul akibat

pembebanan dan suhu lingkungan sekitar dengan menggunakan perbandingan

suhu sekitar sebenarnya dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

informasi yang penting bagi pihak PLN untuk mengetahui kualitas dan perkiraan

sisa usia pada transformator daya tersebut.

3
E. Batasan Masalah

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis membatasi permasalahan yang

akan dibahas agar tidak menyimpang dari topik yang dibahas. Adapun batasan

masalah yang akan dibatasi pada tugas akhir ini adalah :

1. Penelitian dilakukan pada transformator daya 150 KV di PLTG Tello

Makassar

2. Tugas Akhir ini hanya menganalisis pengaruh suhu sekitar dan perubahan

pembebanan transformator tenaga terhadap umur trafo.

3. Kualitas minyak transformator tidak dibahas dalam penelitian tugas akhir ini.

F. Sistematika Penulisan

Penyusunan tugas akhir ini terbagi menjadi beberapa bab yang berisi

uraian penjelasan. Secara garis besar, uraian pada bab-bab dalam sistematika

penulisan dijelaskan di bawah ini:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penulisan, batasan masalah dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi penjelasan penjelasan tentang transformator secara umum,

trafo daya, pengaruh pembebanan dan temperatur transformator, dampak suhu

minyak transformator, susut umur transformator, suhu lingkungan dan model

thermal.

4
Bab III Pengumpulan Data

Bab ini menyajikan lokasi penelitian, objek yang diteliti dan data-data yang

diperoleh dari lapangan.

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Pada bab ini berisikan hasil dari perhitungan yang dilakukan serta analisa

dari hasil perhitungan yang dilakukan.

Bab V Penutup

Bab ini memuat kesimpulan berdasarkan hasil pengukuran dan analisa yang

dibuat. Kemudian untuk tujuan penyempurnaan dan kelengkapan penulisan laporan

proyek akhir, pada bab ini juga memuat saran yang diperlukan dari penulis.

Daftar Pustaka

Bab ini mengenai kumpulan sumber referensi penulis dalam menentukan

teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.

Lampiran

Berisikan dokumentasi dari hasil penelitian beserta instrumen yang

digunakan selama penelitian.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan

mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga

listrik maupun elektronika. Penggunaannya dalam sistem tenaga memungkinkan

dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap tiap keperluan misalnya

kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.

Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan

impedansi antara sumber dan beban, untuk memisahkan satu rangkaian dari

rangkaian yang lain untuk menghambat arus searah sambil tetap melalukan arus

bolak balik antara rangkaian.

Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi :

1. Transformator daya

2. Transformator distribusi

3. Transformator pengukuran: yang terdiri dari transformator arus dan

transformator tegangan.

6
1. Prinsip Kerja Transformator

Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang

bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan

secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah.

Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik

maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena

kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer.

Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi

(self- induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh

induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama

(mutualinduction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan

sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani,

sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi).

Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat

ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika,

transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban

untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara

rangkaian. Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk

7
mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis (common

magnetic circuit).

2. Transformator Daya

Gambar 2.1 Transformator daya

Transformator daya memiliki peranan sangat penting dalam sistem tenaga

listrik.Transmisi sistem tenaga listrik harus memiliki tegangan yang tinggi agar

rugi-rugi daya tidak melebihi rugi-rugi yang diinginkan, maka dari itu dibutuhkan

transformator daya untuk menyalurkan daya dari generator yang bertegangan

menengah ke transmisi bertegangan tinggi dan juga menyalurkan daya dari

transmisi bertegangan tinggi ke jaringan distribusi.

Dalam sistem tenaga, transformator daya digunakan untuk menaikan

tegangan dari sisi pembangkitan ke sisi transmisi (transformator step up) dan

digunakan untuk menurunkan tegangan dari sisi transmisi ke sisi distribusi

(transformator step down).Hal ini bertujuan agar losses (daya yang hilang menjadi

panas) saat transmisi tidak begitu besar. Losses yang dihasilkan ini berasal dari

arus pada kawat penghantar. Untuk mengurangi losses ini maka kita harus

8
memperkecil arus pada saluran transmisi yang dapat kita peroleh dengan

menaikan level tegangan pada saluran transmisi. Jika kita ingin menaikan atau

menurunkan tegangan yang kecil, kita dapat menggunakan autotransformer.

Istilah transformator daya mengacu pada transformator-transformator yang

digunakan diantara generator dan rangkaian distribusi dan umumnya dengan

rating diatas 500 kVA. Sistem daya biasaya terdiri dari banyaknya lokasi

pembangkitan, titik distrbusi dan interkoneksi dalam sistem yang terdekat.

a. Konstruksi Transformator Daya

Pembangunan dasar konstruksi dari transformator daya, yaitu:

1) Inti (Core)

Bagian ini berfungsi sebagai jalur magnetik tempat menyalurkan fluks

yang terdiri dari lempeng besi yang timbul akibat arus bolak balik yang

mengelilingi inti besi tersebut dan akan menyalurkan ke kumparan lainnya.

Gambar dari inti tersebut dapat dilihat dari Gambar 2.2

Gambar 2.2 Inti besi pada transformator daya

9
2). Belitan (Winding)

Belitan yang terdiri dari konduktor pembawa arus yang mengelilingi inti

besi dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga tersebut inti

besi akan terinduksi dan menimbulkan fluksmagnetik. Gambar 2.3 adalah

gambar yang menunjukan belitan pada transformator daya.

Gambar 2.3 Belitan pada transformator daya

3). Bushing

Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan

luar bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator.

Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan

body main tank transformator dan Gambar 2.4 menunjukan gambar dari

bushing. Bushing terdiri dari :

a) Bushing kondenser yaitu bushing yang dipakai pada rating 72,5 kV keatas.

Dalam bushing kondenser terdapat banyak lapisan kapasitansi yang

10
disusun secara seri sebagai pembagi tegangan.

b) Bushing non-kondenser yaitu yang dipakai ada rating 72,5 kV kebawah.

Media isolasi utama adalah isolasi seperti porcelain atau keramik.

Gambar 2.4 Bushing pada transformator daya

4). Pendingin

Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh

kualitas tegangan jaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu

lingkungan. Suhu operasi yang tinggi mengakibatkan rusaknya isolasi kertas

pada transformator. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat

diperlukan.

Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga

berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal
11
dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan

didinginkan pada sirip-sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat

dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi yang berfungsi meningkatkan

efisiensi pendinginan.

Karena tidak adanya transformator yang benar-benar “ideal”, masing-

masing transformator akan mengalami kehilangan energi dalam jumlah

tertentu, yang biasanya berubah dalam bentuk energi panas. Cara dalam

menghilangkan panas ini dapat bergantung pada pengaplikasiannya, ukuran

unit, serta jumlah energi panas yang perlu dilepas. Perantara isolasi di dalam

transformator, biasanya minyak, memiliki banyak fungsi, pertama berperan

sebagai isolator, dan kedua untuk menyediakan perantara terbaik untuk

menghilangkan energi panas.

Belitan dan inti adalah sumber utama dari energi panas, meskipun bagian

metalik di dalam bisa juga berperan sebagai sumber panas. Sangat penting

untuk melakukan pendinginan saluran dan bagian yang sempurna dalam jarak

yang dekat dengan sumber panas melalui perantara pendingin yang bisa

mengalir, sehingga energi panas bisa secara efektif diangkat dari transformator.

Sirkulasi alami dari minyak melalui transformator dalam proses konveksi

disebut dengan efek “thermosiphon”.

B. Susut Umur Transformator

Penurunan kemampuan suatu bahan isolasi akibat panas disebut penuaan

(aging). Faktor utama yang membatasi kemampuan pembebanan/kemampuan

12
memepertahankan umur perkiraan dari transformator, akibat adanya pembebanan

lebih akan menimbulkan panas pada lilitan kumparan transformator sehingga pada

suatu saat akan menurunkan umur transformator (penyusutan umur) dari yang

diharapkan (Risty,2015). Umur transformator secara normal diharapkan berkisar

30 tahun ketika beroperasi dengan rating yang sudah ditentukan. Namun dalam

beberapa kondisi tertentu,kemungkinan terjadi overload transformator.

Pemburukan isolasi akan semakin cepat apabila isolasi tersebut bekerja

dengan suhu yang melebihi dari batas yang diizinkan (suhu hot spot). Sebuah

transformator akan mengalami umur yang normal pada kondisi “suhu hot spot 980

c pada pembebanan yang terus–menerus”. Apabila transformator tersebut

mengalami suhu hot spot yang lebih besar dari 98 °C susut umurnya akan semakin

cepat sehingga dapat memperpendek umur dari yang diharapkan.

1) Perhitungan Susut Umur Transformator Daya

(𝒕𝟏 .𝒙𝟏 )+(𝒕𝟐 .𝒙𝟐 )+(𝒕𝟑.𝒙𝟑)


Susut Umur 24 Jam = 𝟐𝟒

Keterangan :

X1 = Laju penuaan thermal saat beban 1

X2 = Laju penuaan thermal saat beban 2

X2 = Laju penuaan thermal saat beban 3

t1 = Periode waktu saat beban 1

t2 = Periode waktu saat beban 2

t3 = Periode waktu saat beban 3

2) Perhitungan Prakiraan Sisa Umur Transformator Daya

Untuk menghitung prakiraan sisa umur transformator daya dapat

13
dihitung dengan carasebagai berikut :

umur dasar (tahun) -lama transformator daya sudah dipakai (tahun)


n= susut umur transformator (pu)

C. Pembebanan Trafo

1. Pengaruh Pembebanan Transformator

Transformator dalam keadaan bertegangan dan belum dibebani akan timbul

rugi-rugi yang dapat menimbulkan kondisi trafo tersebut panas, namun panas

yang timbul kecil. Apabila transformator tersebut dibebani maka kumparan dan

minyak di dalam trafo akan bertambah panas sesuai dengan kenaikan bebannya

atau sebesar I 2R. Transformator dalam keadaan bertegangan dan belum dibebani

akan timbul rugi-rugi yang dapat menimbulkan kondisi trafo tersebut panas,

namun panas yang timbul kecil. Apabila transformator tersebut dibebani maka

kumparan dan minyak di dalam trafo akan bertambah panas sesuai dengan

kenaikan bebannya atau sebesar I2R (Harsono, 2013). Panas yang timbul pada

kumparan akan diteruskan secara konduksi pada minyak trafo yang berfungsi

sebagai pendingin. Baik kumparan maupun minyak trafo mempunyai batas-batas

operasi panas yang diijinkan. Isolasi kumparan yang terdiri dari kertas kraft

mempunyai batas panas yang diijinkan sesuai dengan kelas isolasi spesifikasi

trafo. Demikian juga minyak isolasi trafo mempunyai batas panas yang diijinkan.

Apabila panas-panas tersebut dilampaui maka isolasi akan rusak dan secara

keseluruhan transformator tersebut akan rusak. Panas tersebut harus direduksi

dengan memasang sistem pendingin.

14
2. Karakteristik Pembebanan dan Rugi-rugi Berbeban

Umur pakai dari suatu transformator daya sangat dipengaruhi oleh beban

yang dilayani oleh transformator tersebut. Beban harian ini dapat berasal dari

perumahan (rumah tangga), industri, perdagangan, dan lain-lain. Jumlah beban

yang dipikul harus sesuai dengan rating nameplate transformator tersebut.

Menurut (Hurley & Wolfle, 2013) Rugi-rugi berbeban pada transformator daya

akibat tahanan pada rangkaian yang dialiri arus beban karena rugi-rugi ini terjadi

pada belitan transformator yang terbuat dari tembaga sehingga sering disebut rugi-

rugi tembaga

a) Keadaan Transformator saat tidak berbeban


Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber

tegangan sesaat 𝑉1 yang sinusoidal dan kumparan sekundernya merupakan

rangkaian yang tidak dibebani (no load), maka akan mengalir arus primer 𝑖0 yang

juga sinusoidal dan dengan menganggap kumparan 𝑁1 reaktif murni, 𝑖0 akan

tertinggal 90° dari 𝑉1 (induktif). Keadaan transformator saat tidak berbeban dapat

dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Keadaan Transformator saat tidak berbeban

15
b) Keadaan Transformator saat berbeban
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban 𝑍1, maka 𝐼2 akan

V2
mengalir pada kumparan sekunder, dimana I2 = 𝑍1, dengan faktor daya ∅2.

Keadaan Transformator saat berbeban dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Keadaan Transformator saat berbeban

1. Daya Semu

Daya semu atau daya total (S), ataupun juga dikenal dalam bahasa inggris

Apparent Power, adalah hasil perkalian antara tegangan efektif dengan arus

efektif.

S = √𝑷𝟐 + 𝑸𝟐 Pers (1)

2. Persentase Pembebanan

Pembebanan transformator daya dapat digolongkan menjadi dua jenis

yaitu :

a) Pembebanan Stabil

b) Pembebanan Tidak Stabil Untuk menentukan rasio pembebanan transformator

daya dapat digunakan persamaan di bawah ini:

s
K= r Pers (2)
16
Sedangkan Persentase Pembebanan ( % ) bisa diperoleh dari data Pembebanan

Transformator Daya sebagai berikut :

Daya terpakai (MW)


PersentasePembebanan ( % )=
Daya terpasang (MW)

Dimana Daya terpasang diperoleh dari Kapasitas Transformator Daya (MVA) x

Faktor Daya ( Cos Q ).

3. Rugi Tembaga

Rugi tembaga adalah rugi yang disebabkan oleh arus beban yang mengalir

pada kumparan transformator. Rugi-rugi terdiri dari rugi inti atau rugi besi dan

rugi tembaga yang terdapat pada kumparan primer maupun kumparan sekunder.

Untuk mengurangi rugi-rugi besi diambil penampang yang cukup besar agar fluks

magnit agar mudah mengalir di dalamnya. Untuk memperkecil rugi-rugi tembaga,

harus diambil kawat tembaga yang penampangnya cukup besar untuk mengalirkan

arus listrik yang diperlukan.(Kurniawan, 2016). Rugi inti terdiri dari rugi arus

eddy dan rugi histeris. Rugi arus eddy timbul akibat adanya arus pusar pada inti

yang menghasilkan panas.(Wuwung, 2010). Adapun arus pusar inti ditentukan

oleh tegangan induksi pada inti yang menghasilkan perubahan-perubahan fluk

magnet.

Pt2 = K2 x Pt2 Pers (3)

4. Perbandingan rugi transformator

Rugi pada transformator dapat dibedakan menjadi Rugi tanpa beban atau

no load loss dan Rugi oleh beban atau load related loss.
rugi tembaga pada daya pengenal
d= Pers (4)
rugi beb nol

17
5. Kenaikan Temperatur Ultimate Minyak Atas

Kenaikan temperatur top oil pada nilai daya yang dikalikan ratio dari total

kerugian eksponen x adalah :

1+𝑑𝑘 2 x
∆𝜽𝒐𝒖 = ∆( ) Pers (5)
1+𝑑

6. Kenaikan temperature Top Oil

Kenaikan temperatur Top Oil ∆ϴon pada waktu t setelah pemberian beban

adalah sangat mendekati kenaikan eksponensial berikut :

∆ϴon = ∆ϴo ( n − 1 ) + ( ∆ϴob − ∆ϴo ( n − 1) ( 1 − 𝑒 𝜏 ) Pers (6)

7. Kenaikan Rata – rata temperatus pada minyak dengan temperatur pada

kumparan

Penentuan Selisih antara kenaikan Rata – rata temperatus pada minyak

dengan temperatur pada kumparan menggunakan :

∆𝜽𝒘𝒐 = ∆𝜽𝒌 − ∆𝜽𝒎 Pers (7)

8. Kenaikan Temperatur Hot spot dengan sirkulasi Minyak Alami

Penentuan Kenaikan Temperatur Hot spot dengan sirkulasi minyak alami

menggunakan :

∆𝜽c𝒓 (alami) = ∆𝜽𝒃𝒓 + 1.2 ∆𝜽wo Pers (8)

9. Kenaikan Temperatur Hot Spot dengan Sirkulasi Minyak Alami

18
Penentuan kenaikan Temperatur hot spot dengan sirkulasi minyak alami

menggunakan :

∆𝜽c𝒓 (paksa) = ∆𝜽𝒃 + (∆𝜽c𝒓 (alami) - ∆𝜽𝒃𝒓 Pers (9)

10. Selisih Temperatur antara Hot Spot dengan Top Oil

Untuk selisih temperatur antara hot spot dengan top oil dapat digunakan

persamaan berikut :

∆𝜃𝑡𝑑 = ( ∆𝜃𝑐𝑟 − ∆𝜃𝑏𝑟)𝑘2𝑦 Pers (10)

11. Temperatur Hot Spot

Penentuan Temperatur hot spot menggunakan :

𝜽c = 𝜽a + ∆𝜽on + ∆𝜽td Pers (11)

12. Perhitungan Laju Penuaan Thermal Relatif

Dalam menentukan nilai relatif dari umur pemakaian sebuah

transformator dapat menggunakan hubungan Montsinger. Hubungan Montsinger

sekarang telah digunakan untuk memperoleh nilai relatif dari umur pemakaian

pada temperatur θc, dibandingkan dengan nilai normal dari nilai normal dari

umur pemakaian pada temperatur θcr.

laju penuaan umur saatθc


V=
laju penuaan umur saatθcr

= 2(𝜃𝑐−𝜃𝑐𝑟)/6 Pers (12)

13. Susut Umur Trafo

Penentuan susut umur trafo menggunakan :

(𝒕𝟏 .𝒙𝟏 )+(𝒕𝟐 .𝒙𝟐 )+(𝒕𝟑.𝒙𝟑)


Susut Umur 24 Jam Pers (13)
𝟐𝟒

14. Perkiraan Sisa Usia Transformator

19
Penentuan perkiraan sisa usia transformator menggunakan :

Umur Dasar-Priode Pemakaian


n= Pers (14)
Susut Umur

D. Suhu Lingkungan

Transformator daya yang digunakan di Indonesia, baik produksi lokal

maupun produksi luar negeri, kebanyakan didesain untuk digunakan pada suhu

lingkungan 200C sesuai dengan standar IEC. Standar pembebanan transformator

daya menggunakan standar IEC yang telah ditetapkan menjadi standar PLN.

Berdasarkan standar PLN tersebut, dijelaskan bahwa pada suhu titik-panas belitan

sebesar 98oC (110oC Standar IEEE), maka transformator daya akan mengalami

pemburukan isolasi yang normal. Suhu 98oC ini ditetapkan berdasarkan suhu

sekitar (lingkungan) sebesar 20oC, (30oC Standar IEEE) (IEEE, 1995). Dengan

kata lain bahwa transformator daya tidak akan mengalami kenaikan susut-umur

jika suhu titikpanas (hot spot temperatur) tidak melebihi nilai 98oC (110oC untuk

Standar IEEE).

Suhu lingkungan adalah suhu udara sekeliling transformator. Untuk

transformator pasangan luar yang berpendingin udara, suhu lingkungan yang

diambil adalah suhu udara dimana transformator tersebut ditempatkan. Jika suhu

lingkungan berubah-ubah selama pembebanan, maka digunakan nilai suhu

lingkungan efektif. Suhu lingkungan efektif (weighted ambient temperature)

adalah suhu lingkungan yang konstan pada selang waktu tertentu yang

menyebabkan penuaan yang sama dengan pengaruh suhu lingkungan yang

berubah-ubah pada selang waktu tersebut (hari, bulan, tahun).

20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei s/d Juni 2021

2. Tempat/Lokasi

Adapun gambaran singkat pada lokasi penelitian adalah:

a) Lokasi : PLTG Tello Makassar

b) Tempat : Jl. Urip Sumoharjo KM.7, Tello Baru, Kec. Panakkukang, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan.

B. Jenis Penelitian

Penelitian tentang “Analisis kualitas dan perkiraan sisa usia pakai trafo

daya akibat pembebanan” penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan

kualitatif. Kuantitatif adalah melakukan pengumpulan data berdasarkan

pengukuran dalam yang dilakukan dalam penelitian ini yangmana hasil dari

pengukuran itu diselesaikan dalam bentuk matematis sedangkan jenis penelitian

kualitatif adalah melakukan analisis penelitian berdasarkan data pengukuran

kuantitatif.

21
C. Tahapan penelitian

Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Penulis melakukan studi literatur yaitu mencari studi kasus tentang materi

penelitian, permasalahan dan mempelajari materi tersebut dengan cara mencari di

buku-buku atau melakukan wawancara dengan narasumber agar menjadi referensi

dari penelitian yang dilaksanakan.

2. Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengambilan data dari hasil

pengujian yang sudah dilakukan oleh PLN. Pengambilan data dilakukan untuk

memperoleh informasi mengenai hasil pengujian. Setelah itu data tersebut

disimpan untuk dianalisa. Data diperoleh dengan mengikuti prosedur yang ada

pada instansi tersebut yaitu dengan cara mengirimkan surat izin pengambilan data

dari pihak Universitas. Seterusnya menunggu balasan dari pihak PLN, setelah

surat balasan diperoleh baru dilakukan pengambilan data sesuai kebutuhan untuk

penelitian.

3. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah pengambilan data di PLTG Tello Makassar.

Data-data yang diperoleh diubah kedalam bentuk matematis dan dianalisis

menggunakan persamaan yang telah ada. Penulis melakukan analisa terhadap data

pengujian dan percobaan variasi pembebanan agar dapat membandingkan

perkiraan umur transformator dalam berbagai variasi pembebanan dan

memastikan harapan hidup transformator tersebut dengan metode literatur yang

22
penulis pelajari.

4. Hasil

Hasil adalah penyelesaian dari permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Permasalahan yang ada diselesaikan dengan cara matematis menggunakan

persamaan yang sudah ada. Hasil penelitian ini berupa kesimpulan yang

menunjukkan kualitas dan sisa usia transformator daya di PLTG Tello Makassar

akibat pembebanan.

D. Diagram Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengambilan data pembebanan

Menganalisis Faktor beban, suhu,


minyak atas, suhu hotspot, dan
perkiraan harapan hidup
transformator

Hasil berupa perkiraan umur


transformator tenaga

Pembuatan laporan sesuai hasil analisa

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Penelitian

23
E. Diagram Perhitungan Susut Umur Trafo Daya

Mulai

Input
Pengukuran Beban, persamaan suhu
winding, suhu oil, suhu lingkungan.

Menghitung Daya semu

Menghitung Rasio Pembebanan

Menghitung Rugi Tembaga

Menghitung Perbandingan Rugi


Transformator

Menghitung kenaikan Temperatur


Ultimate minyak Atas

Menghitung selisi antara kenaikan rata-


rata temperatur pada minyak dengan
temperatur pada kumparan

Menghitung kenaikan temperatur Hot Spot


dengan sirkulasi minyak alami

Menghitung kenaikan temperatur Hot Spot


dengan Sirkulasi minyak paksaan

Menghitung selisih temperatur Hot Spot


dengan Top Oil

Menghitung Temperatur Hot Spot

(1)

24
(1)

Menghitung Laju Penuaan Thermal

Menghitung Susut Umur Trafo

Menghitung Perkiraan sisa usia


Transformator

Hasil

Kesimpulan

Gambar : 3.2 Diagram Perhitungan susut Umur Trafo

25
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dari PLTG Tello Makassar demi menganalisa perhitungan sisa usia

trafo dan kualitasnya.

Data suhu dan pembebanan tafo yang didapat merupakan data pada bulan Mei

Tahun 2021. Data yang diperoleh sebagai berikut :

A. Data

1. Data Name Plate Trafo

Tabel 4.1 Name Plate Trafo

NAME PLATE NO SERI

TAKAOKA
STANDARD IEC 76 (1993)
DATE 2002
TYPE OF COOLING ONAN / ONAF
NUMBER OF PHASE 3
FREQUENCY 50 Hz
TEMPERATURE RISE (WINDING ) 65 ᵒC
(OLI) 60 ᵒC
TYPE FORM STROD/BTROD, CL-2
IMPEDANCE VOLTAGE (AT 46 MVA) 120%
OLI IEC 296 CLASS 1
TOTAL MASS 63.000 kg
UNTANK ING MASS 33.500 kg
UNTANK ING HEGHT 7.300 mm
QUANTITY OF OIL (AT 30 ᵒC) 16.900 L
SERIAL NUMBER 9648708
RUGI BEBAN NOL 47 kw
RUGI INTI 99 kw

26
2. Data Suhu

Tabel 4.2 Data Suhu

NO WAKTU SUHU (ᵒC)


SUHU WINDING
1 07.00 WITA 46
3 13.00 WITA 50
4 19.00 WITA 52
SUHU OLI
1 07.00 WITA 45
3 13.00 WITA 50
4 19.00 WITA 51
SUHU LINGKUNGAN
1 07.00 WITA 30.5
3 13.00 WITA 35.9
4 19.00 WITA 31.3

3. Data Pembebanan Trafo

Tabel 4.3 Data Pembebanan Trafo

DAYA DAYA
NO WAKTU ARUS
AKTIF REAKTIF
1 07.00 WITA 8 MW 4.13 MVAR 406 450 518
3 13.00 WITA 14 MW 6.5 MVAR 767 803 881
4 19.00 WITA 20 MW 9.6 MVAR 1080 1110 1180

B. Analisa Perhitungan

Data yang diambil penulis merupakan data pembebanan trafo daya di PLTG

Tello Makassar pada tanggal 02 Juni 2021 Jam 07.00 WITA, 13.00 WITA, dan

19.00 WITA. Data pembebanan sebelumnya sudah dijabarkan baik daya aktif,

daya reaktif, arus, suhu kumparan, suhu minyak, dan suhu lingkungan.

27
1. Daya Semu

S = √𝑷𝟐 + 𝑸𝟐

Keterangan:

S = Daya Semu (MVA)

P = Daya Aktif (MW)

Q = Daya Reaktif (Mvar)

Perhitungan daya semu saat beban 8 MW pada jam 07.00 WITA

S = √𝑃2 + 𝑄 2 = √82 + 4.132 = 9 MVA

Perhitungan daya semu saat beban 14 MW pada jam 13.00 WITA

S = √𝑃2 + 𝑄 2 = √142 + 6.52 = 15.43 MVA

Perhitungan daya semu saat beban 20 MW pada jam 19.00 WITA

S = √𝑃2 + 𝑄 2 = √202 + 9.62 = 22.18 MVA

2. Rasio Pembebanan

𝒔
𝑲=
𝒔𝒓

Keterangan :

K = Rasio Pembebanan

S = Daya Semu Terpakai (MVA)

Sr = Kapasitas Transformator Terpasang (MVA)

Hasil daya semu yang terpakai digunakan untuk menentukan rasio

pembebanan dengan menggunakan persamaan tersebut :

Perhitungan rasio pembebanan saat beban 8 MW pada jam 07.00 WITA


s 9
K= sr =46 = 0.195 = 19.5%

28
Perhitungan rasio pembebanan saat beban 14 MW pada jam 13.00 WITA
s 15.43
K= sr = = 0.335 = 33.5%
46

Perhitungan rasio pembebanan saat beban 20 MW pada jam 19.00 WITA

s 22.18
K= sr = = 0.482 = 48.2%
46

3. Rugi Tembaga

Pt2 = K2 x Pt2

Keterangan :

Pt2 = Rugi Tembaga (KW)

Pt1 = Rugi Inti (KW)

K2 = Rasio Pembebanan

Berdasarkan hasil pengukuran rasio pembebanan dengan perbandingan

berbagai pembebanan, maka rugi tembaga dapat ditentukan dengan persamaan

tersebut dengan hasil sebagai berikut :

Perhitungan rugi tembaga saat beban 8 MW pada pukul 07.00 WITA

Pt2 = K2 x Pt2 = 0.1952 x 99 = 3.764 KW

Perhitungan rugi tembaga saat beban 14 MW pada jam 13.00 WITA

Pt2 = K2 x Pt2 = 0.3352 x 99 = 11.110 KW

Perhitungan rugi tembaga saat beban 20 MW pada jam 19.00 WITA

Pt2 = K2 x Pt2 = 0.4822 x 99 = 23 KW

4. Perbandingan rugi transformator

rugi tembaga pada daya pengenal


d = rugi beban nol

29
Perhitungan saat beban 8 MW pada pukul 07.00 WITA

rugi tembaga pada daya pengenal 3.764


d= = = 0.080
rugi beban nol 47

Perhitungan saat beban 14 MW pada jam 13.00 WITA

rugi tembaga pada daya pengenal 11.110


d= = = 0.236
rugi beban nol 47

Perhitungan saat beban 20 MW pada jam 19.00 WITA

rugi tembaga pada daya pengenal 23


d= = = 0.489
rugi beban nol 47

5. Kenaikan Temperatur Ultimate Minyak Atas

𝟏+𝒅𝒌𝟐 x
∆𝜽𝒐𝒖 = ∆( )
𝟏+𝒅

Keterangan :

∆𝜽𝒐𝒖 = Kenaikan Temperatur ultimate minyak atas

∆𝜽𝒃𝒓 = 40°C (OF), 50°C (OF)

d = Perbandingan rugi trafo

k = Rasio pembebanan

x = 0,9 (ONAN / ONAF), 1,0 (OFAF / OFWF)

Berikut salah satu contoh perhitungan kenaikan temperatur ultimate minyak

atas dengan menggunakan persamaan tersebut sebagai berikut:

Perhitungan beban 8 MV pada jam 07.00 WITA, yaitu :

1+dk2 x 1+(0.080)(0.195)2 0.9


∆𝜽𝒐𝒖 = ∆( ) = 55 ( ) = 51.4°C
1+d 1+0.080

Perhitungan beban 14 MV pada jam 13.00 WITA, yaitu :

30
1+dk2 x 1+(0.236)(0.335)2 0.9
∆𝜽𝒐𝒖 = ∆( ) = 55 ( ) = 46.5°C
1+d 1+0.236

Perhitungan beban 20 MV pada jam 19.00 WITA, yaitu :

1+dk2 x 1+(0.489)(0.482)2 0.9


∆𝜽𝒐𝒖 = ∆( ) = 55 ( ) = 42.3°C
1+d 1+0.489

Tabel 4.4 Kenaikan Temperatur ultimeate Minyak atas

Kenaikan Temperatur Minyak Atas


Waktu dan Beban Hasil
07.00 WIB (8 MW) 51.4°C
13.00 WIB (14 MW) 46.5°C
19.00 WIB (20 MW) 42.3°C

Pada tabel 4.4 terlihat hasil dimana kenaikan temperatur ultimate minyak

atas tertinggi terjadi pada jam 07.00 WITA dengan beban yang dipakai 8 MW

yaitu 51.4°C dan yang terendah terjadi pada jam 19.00 WITA dengan beban yang

dipakai 8 MW yaitu 42.3°C.

6. Kenaikan Temperatur Minyak Atas


−𝑡
∆𝜽𝒐𝒏 = ∆𝜽𝒐(𝒏−𝟏) + (∆𝜽𝒐𝒖 − ∆𝜽𝒐(𝒏−𝟏)) (𝟏 − 𝒆 𝑟 )

Keterangan :

∆𝜽𝒐𝒏 = Kenaikan temperatur minyak atas

∆(𝒏−𝟏) = Kenaikan temperatur awal minyak

∆𝜽𝒐𝒖 = Kenaikan temperatur ultimate minyak atas

t = Waktu dalam jam

𝜋 = Konstanta minyak dalam jam

31
= 3 (ONAN / ONAF)

= 2 (OFAF / OFWF)

Berikut perhitungan kenaikan temperatur minyak atas :

Perhitungan beban 8 MV pada jam 07.00 WITA


−𝑡
∆𝜽𝒐𝒏 = ∆𝜽𝒐(𝒏−𝟏) + (∆𝜽𝒐𝒖 − ∆𝜽𝒐(𝒏−𝟏)) (𝟏 − 𝒆 𝑟 )

−𝑡
= 51.4°C + (51.4°C - 51.4°C) ( (𝟏 − 𝒆 𝑟 )

= 51.4°C

Perhitungan beban 14 MV pada jam 13.00.WITA


−𝑡
∆𝜽𝒐𝒏 = ∆𝜽𝒐(𝒏−𝟏) + (∆𝜽𝒐𝒖 − ∆𝜽𝒐(𝒏−𝟏)) (𝟏 − 𝒆 𝑟 )

−𝑡
= 46.5°C + (46.5°C - 46.5°C) ( (𝟏 − 𝒆 𝑟 )

= 46.5°C

Perhitungan beban 20 MV pada jam 19.00 WITA


−𝑡
∆𝜽𝒐𝒏 = ∆𝜽𝒐(𝒏−𝟏) + (∆𝜽𝒐𝒖 − ∆𝜽𝒐(𝒏−𝟏)) (𝟏 − 𝒆 𝑟 )

−𝑡
= 42.3°C + (42.3°C - 42.3°C) ( (𝟏 − 𝒆 𝑟 )

= 42.3°

Tabel 4.5 Kenaikan Temperatur Minyak Atas

Kenaikan Temperatur Minyak Atas


Waktu dan Beban Hasil
07.00 WIB (8 MW) 51.4°C
13.00 WIB (14 MW) 46.5°C
19.00 WIB (20 MW) 42.3°C

32
7. Selisih Antara Kenaikan Rata – Rata Temperatur pada Minyak dengan

Temperatur pada Kumparan

∆𝜽𝒘𝒐 = ∆𝜽𝒌 − ∆𝜽𝒎

Keterangan :

∆𝜽𝒘𝒐 = Selisih rata -rata temperatur pada minyak dengan kumparan

∆𝜽𝒌 = Rata – rata kenaikan temperatur kumparan

∆𝜽𝒎 = Rata – rata kenaikan temperatur minyak

Tabel 4.6 Data Temperatur pada Trafo

Beban 8 MW 14 MW 20 MW
Rata – rata kenaikan temperatur 46°C 50°C 52°C
Kenaikan temperatur minyak atas
55°C 55°C 55°C
(∆𝜽𝒃𝒓)menurut publikasi IEC 76
Rata – rata kenaikan temperatur
45°C 50°C 51°C
minyak

Perhitungan saat beban 8 MW pada jam 07.00 WITA

∆𝜽𝒘𝒐 = ∆𝜽𝒌 - ∆𝜽𝒎 = 46°C - 45°C = 1°C

Perhitungan saat beban 14 MW pada jam 13.00 WITA

∆𝜽𝒘𝒐 = ∆𝜽𝒌 - ∆𝜽𝒎 = 50°C - 50°C = 0°C

Perhitungan saat beban 20 MW pada jam 19.00 WITA

∆𝜽𝒘𝒐 = ∆𝜽𝒌 - ∆𝜽𝒎 = 52°C - 51°C = 1°C

8. Kenaikan Temperatur Hot Spot dengan Sirkulasi Minyak Alami

∆𝜽c𝒓 (alami) = ∆𝜽𝒃𝒓 + 1.2 ∆𝜽wo

33
Perhitungan saat beban 8 MW pada jam 07.00 WITA

∆𝜽c𝒓 (alami) = ∆𝜽𝒃𝒓 + 1.2 ∆𝜽wo = 55°C + 1.2(1) = 56.2°C

Perhitungan saat beban 14 MW pada jam 13.00 WITA

∆𝜽c𝒓 (alami) = ∆𝜽𝒃𝒓 + 1.2 ∆𝜽wo = 55°C + 1.2(0) = 55°C

Perhitungan saat beban 20 MW pada jam 19.00 WITA

∆𝜽c𝒓 (alami) = ∆𝜽𝒃𝒓 + 1.2 ∆𝜽wo = 55°C + 1.2(1) = 56.2°C

9. Kenaikan Temperatur Hot Spot Dengan Sirkulasi Minyak Paksaan

∆𝜽c𝒓 (paksa) = ∆𝜽𝒃 + (∆𝜽c𝒓 (alami) - ∆𝜽𝒃𝒓)

Perhitungan saat beban 8 MW pada jam 07.00 WITA

∆𝜽c𝒓 (paksa) = ∆𝜽𝒃 + (∆𝜽c𝒓 (alami) - ∆𝜽𝒃𝒓) = 40°C + (56.2°C - 40°C)

= 56.2°C

Perhitungan saat beban 14 MW pada jam 13.00 WITA

∆𝜽c𝒓 (paksa) = ∆𝜽𝒃 + (∆𝜽c𝒓 (alami) - ∆𝜽𝒃𝒓) = 40°C + (55°C - 40°C)

= 55.°C

Perhitungan saat beban 20 MW pada jam 19.00 WITA

∆𝜽c𝒓 (paksa) = ∆𝜽𝒃 + (∆𝜽c𝒓 (alami) - ∆𝜽𝒃𝒓) = 40°C + (56.2°C - 40°C)

= 56.2°C

10. Selisih Temperatur Hot Spot dengan Top Oil

∆𝜽td = (∆𝜽c𝒓 - ∆𝜽br) K2y

Keterangan:

∆𝜽c𝒓 = Kenaikan temperatur hot spot dengan sirkulasi minyak paksaan

= Rasio Pembebanan

34
∆𝜽br = Kenaikan temperatur top oil dengan standar IEC76 (40°C)

y = 0.8 pada ONAN dan ONAF

Perhitungan saat beban 8 MW pada jam 07.00 WITA

∆𝜽td = (∆𝜽c𝒓 - ∆𝜽br) K2y = (56.2 – 40) x 0.1952(0.8) = 1.18°C

Perhitungan saat beban 14 MW pada jam 13.00 WITA

∆𝜽td = (∆𝜽c𝒓 - ∆𝜽br) K2y = (55– 40) x 0.3352(0.8) = 1.61°C

Perhitungan saat beban 20 MW pada jam 19.00 WITA

∆𝜽td = (∆𝜽c𝒓 - ∆𝜽br) K2y = (56.2 – 40) x 0.4822(0.8) = 5.04°C

11. Temperatur Hot Spot

𝜽c = 𝜽a + ∆𝜽on + ∆𝜽td

Keterangan :

𝜽a = Temperatur lingkungan sekitar (°C)

∆𝜽on = Kenaikan temperatur top oil (°C)

∆𝜽td = Selisih antara temperatur hot spot denga top oil

Perhitungan guna mendapatkan hasil temperatur hot spot

Perhitungan saat beban 8 MW pada jam 07.00 WITA

𝜽c = 𝜽a + ∆𝜽on + ∆𝜽td = 30.5°C + 51.4°C + 1.18°C = 83.08°C

Perhitungan saat beban 14 MW pada jam 13.00 WITA

𝜽c = 𝜽a + ∆𝜽on + ∆𝜽td = 33.4°C + 46.5°C + 1.61°C = 81.51°C

Perhitungan saat beban 20 MW pada jam 19.00 WITA

𝜽c = 𝜽a + ∆𝜽on + ∆𝜽td = 31.3°C + 42.3°C + 5.04°C = 78°C

35
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Temperatur Hot Spot dengan Perbandingan

Suhu dan Pembebanan

Temperatur Hot Spot (°C)


Beban 8 MW 14 MW 20 MW
Suhu Lingkungan / Sekitar 83.08°C 81.51°C 79°C

12. Laju Penuaan Thermal

X = 2((θc-θcr)/6

Keterangan :

𝜽c = Temperatur hot spot (℃)

𝜽c = Kenaikan temperatur hot spot (℃)

Perhitungan guna mendapatkan hasil laju penuaan thermal dengan beban

sebagai berikut :

Perhitungan saat beban 8 MW pada jam 07.00 WITA

X = 2(θc−θcr)/6 = 2(83.08 – 98) / 6 = 0.17 Jam

Perhitungan saat beban 14 MW pada jam 13.00 WITA

X = 2(θc−θcr)/6= 2(81.51 – 98) / 6 = 0.14 Jam

Perhitungan saat beban 20 MW pada jam 19.00 WITA

X = 2(θc−θcr)/6= 2(79– 98) / 6 = 0.11 Jam

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Laju Penuaan Thermal dengan

Perbandingan Suhu dan Pembebanan

Laju Penuaan Thermal (Jam)

Beban 8 MW 14 MW 20 MW

Suhu Lingkungan / Sekitar 0.17 jam 0.14 jam 0.11 jam

36
13. Susut Umur Trafo
(𝒕𝟏 .𝒙𝟏 )+(𝒕𝟐 .𝒙𝟐 )+(𝒕𝟑.𝒙𝟑)
Susut Umur 24 Jam 𝟐𝟒

Keterangan :

X1 = Laju penuaan thermal saat beban 8 MW

X2 = Laju penuaan thermal saat beban 14 MW

X2 = Laju penuaan thermal saat beban 20 MW

t1 = Periode waktu saat beban 8 MW ( 07.00- 13.00)

t2 = Periode waktu saat beban 14 MW ( 13.00- 19.00)

t3 = Periode waktu saat beban 20 MW ( 19.00- 07.00)

Perhitungan guna mendapatkan hasil susut umur transformator di suhu

lingkungan sekitar selama 24 jam sebagai berikut:

(t1 . x1 )+(t2 . x2 )+(t3.x3)


Susut Umur 24 Jam 24

(6. x0.17 )+(6 x0.14 )+(12.x0.11)


= = 0.1325 atau 13.25%
24 jam

Tabel 4.9 hasil perhitungan susut umur transformator dengan

perbandingan suhu dan pembebanan

Susut Umur Transformator

Suhu Lingkungan Sekitar 0.1325 (13.25%)

14. Perkiraan Sisa Usia Transformator

Untuk menentukan prakiraan umur transformator daya dengan beban

yang stabil dapat dihitung dengan diketahui bahwa umur dasar = 20,55 (

Menurut IEEE 2009 ).

37
Umur Dasar-Priode Pemakaian
n= Susut Umur

Periode pemakaiannya yaitu terhitung dari tahun 2002 sesuai data

pembebanan dan suhu yang di dapat Penulis yaitu data Tahun 2021 maka

priode pemakaian transformator daya sebesar 19 Tahun .

Berikut perhitungan perkiraan sisa usia trafo :

Umur Dasar-Priode Pemakaian 20.55-19


n= = = 11.6 Tahun
Susut Umur 0.1325

Tabel 4.10 hasil perhitungan perkiraan sisa usia transformator dengan

perbandingan suhu dan beban

Perkiraan Sisa Usia Transformator (tahun)


Suhu Lingkungan / Sekitar 11.6 tahun
Menurut Standart IEC = 20°C 20,51 tahun

38
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perkiraan sisa usia pakai transformator dengan pengaruh suhu sekitar dan

pembebanan antara 19.5% - 48.2% yaitu 11.6 Tahun lagi terhitung dari tahun

2002 sesuai data pembebanan dan suhu yang didapat penulis yaitu data tahun

2021, dan perkiraan sisa usia pakai transformator paling lama dari berbagai

perbandingan baik suhu lingkungan sekitar, suhu standar standar IEEE yaitu

20.55 tahun lagi terhitung dari tahun 2002. dengan mendapatkan hasil

perkiraan sisa usia pakai transformator tersebut maka dapat dicegah

kerusakan atau penggunaan dapat lebih lama lagi hendaknya pembebanan

tetap stabil dan tidak melebihi batas pembebanan.

2. Temperatur hot spot tertinggi pada saat menggunakan suhu lingkungan

dengan hasil 83.08°C pada jam 07.00 WITA dengan kulitas transformator

tersebut masih terbilang baik atau aman untuk dioperasikan karena

temperatur hot spot terdapat dibawah batas maksimum yang telah ditetapkan

oleh publikasi IEEE tahun 1995 yaitu suhu sebesar 98°C.

B. Saran

1. Dari analisa dan pembahasan serta kesimpulan yang diperoleh dalam

penelitian ini , saran yang dikemukakan adalah penelitian tentang umur pakai

dan kualitas transformator daya sebaiknya dengan memperhitungkan

39
pengaruh gangguan yang dialami dan metode pemeliharaan transformator

daya tersebut.

2. Dalam pengoperasian transformator perlu selalu diperhatikan nilai

pembebanan dan temperatur sesuai dengan standar yang ditentukan, sehingga

transformator dapat terjaga dan bertahan lama dalam pengoperasian.

3. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya, agar penilitian atau pengembangan

selanjutnya dapat mengambil data setiap jam sekali, agar dapat dilihat berapa

lama umur transformator bertahan saat pemakaian beban yang paling tinggi.

40
DAFTAR PUSTAKA

Adhie S. G., Chairul G., & Darto, G. (2015). Perhitungan Penurunan Umur
Transformator akibat Pengaruh Suhu Lingkungan. Jetri: Jurnal Ilmiah
Teknik Elektro, 13(1).

IEEE (2009) Recommended Practice For Performing Temperature Rise Test on


OilImmersed Power Transformers at Load Beyond Nameplate
Ratings,Institute of Electrical and Electronic Engineers, NewYork.

IEEE. (1995). Loading Guide for Oil Immersed Transformer, IEEE Standard C57.91,
Institute of 16 Electrical and Electronic Engineering, New York.

Irine, K. F. (2017). Analisa Penurunan Faktor Kerja Transformator Daya 30 Mva.


Jurnal Ampere, 2(1), 18-22.

Priyo, U. (2019) Studi Analisis Kualitas Transformator Daya Gardu Induk 150 Kv
Siantan. Universitas Tanjungpura.

Risty, Emilly. 2015. “Analisis Perhitungan Susut Umur Transformator Distribusi


Pada PLN Area Ciputat”. Skripsi. Universitas Mercu Buana.

W.G Hurley and W.H Wolfle. 2013. Tranformers and Inductors for Power
Electronics(Theory, design, and application).

Kurniawan, (2016). Studi AnalisaPengaruh Pembebanan Dan Temperatur


Lingkungan Terhadap Susut Umur Tranformator Daya Pada Gardu Induk
Garuda Sakti. Jom FTEKNIK, 3, 1–6.

Wuwung, J. O. (2010). Pengaruh pembebanan terhadap kenaikan suhu pada


belitan transformator daya jenisterendam minyak. 07(52), 29–39.

Harsono, A. (2013). Analisis pengaruh pembebanan transformator terhadap


kandungan gas terlarut minyak isolasi. 1–9.

41
Lampiran

1. Lokasi

Gambar 1 : Lokasi PLTG Tello Makassar


2. Trafo Daya TAKAOKA 150 KV

42
Gambar 2 : Name Plate Trafo Daya 150 KV

43
44
45
46
47

Anda mungkin juga menyukai