Anda di halaman 1dari 21

PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan dan pengukuran

Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio.

Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

1. Bagian primary fixed sheave

primary fixed sheave menyambung ke mesin menyatu primary fixed

sheave sheave yang dapat bergeser terdapat pada bagian primary ini berfungsi

untuk mengatur kecepatan sepeda motor berdasarkan gaya sentrifugal dari roller.

Adapun prinsip kerja dari hidup dengan putaran stasioner belum mendapatkan

sentrifugal yang cukup. Sehingga terdorong, dalam keadaan ini diameter berputar

tinggi, primary sheave weight terdorong dan bergeser menyesuaikan radiusnya

berubah menjadi diameter besar.

Gambar 4.1 Proses memasang primary fixed sheave

41
primary fixed sheave adalah pada saat mesin mati atau primary sheave

weight masih berkumpul ditengah karena rolling house ada primary fixed sheave

kecil. Pada saat mesin terdorong oleh gaya sentrifugal yang menyebab bergeser

menyempit dan akan menekan V-belt yang menyesuaikan putaran CVT. Pulley

belum menyebabkan V-belt untuk berputar.

Komponen-komponen pulley primary antara lain:

a. primary fixed sheave

Gambar 4.2 primary fixed sheave

Beberapa hal komponen yang harus diperiksa pada dinding luar pulley yaitu:

1) Memeriksa keausan / goresan pada dinding luar pulley penggerak

Hasil pemeriksaan : tidak mengalami goresan pada dinding luar pulley, maka

masih bagus.

2) Memeriksa keretakan pada drive face dengan cara visual

Hasil pemeriksaan : tidak ada keretakan pada driven face.

42
b. Primary sliding sheave

Gambar 4.3 Primary sliding sheave

Beberapa hal komponen yang harus diperiksa pada dinding dalam pulley yaitu :

1) Memeriksa keausan / kerusakan primary sliding sheave secara visual.

Hasil pemeriksaan : tidak mengalami kerusakan, masih layak di gunakan

2) Memeriksa keretakan kipas pendingin Primary sliding sheave secara

visual.

Hasil pemeriksaan : masih baik dan masih layak di gunakan

c. V-belt

Gambar 4.4 V-belt

43
Beberapa hal komponen yang harus diperiksa pada V-belt yaitu :

Memeriksa kerusakan/ keretakan V-belt Hasil pemeriksaan dengan alat

jangkasorong 0,05 mm

Ketebalan V-belt standar : 18,2 mm

Hasil pemeriksaan pada V-belt : 17,2 mm

Batas penggunaan V-belt : 17,2 mm

Kesimpulan pemeriksaan : Kondisi V-belt sudah tidak layak dan harus diganti.

d. Spacer

Gambar 4.5 proses mengukur Spacer

Beberapa hal komponen yang harus diperiksa pada spacer atau bos pulley

yaitu :

Memeriksa kerusakan spacer atau bos pulley Hasil pemeriksaan:

Hasil pemeriksaan diameter spacer 21,95 mm, di ukur dengan jangkasorong .

Kesimpulan hasil pemeriksaan : Kondisi bos masih layak untuk digunakan.

44
e. Primary sheave weight

Gambar 4.6 primary sheave weight

Memeriksa keausan Primary sheave weight dengan menggunakan jangka sorong

0,05 mm

Standar diameter Primary sheave weight : 15 mm

Hasil pemeriksaan diameter Primary sheave weight : 15 mm

Batas penggantian Primary sheave weight : 14,5 mm

Kesimpulan hasil pemeriksaan: Kondisi Primary sheave weight masih standar,

dan masih layak digunakan.

f. Slider

Gambar 4.7. Slider

45
Memeriksa keretakan dan keausan pada plat penahan dengan cara visual yaitu:

Hasil pemeriksaan pada plat penahan : Tidak ada keretakan dan keausan pada

Slider, masih layak digunakan.

Kesimpulan slider masih layak digunakan.

1. Pemeriksaan clutch carrier

Clutch carrier antara lain :

Gambar 4.8 memeriksa clutch carrier

a. Dinding luar clutch carrier

Memeriksa clutch carrier dengan menggunakan jangka sorong 0,05 mm

Ketebalan standar kampas kopling : 3,0 mm

Hasil pemeriksaan kampas kopling : 2,15 mm

Batas ketebalan penggunaan kampas kopling : 1,0 mm

Kesimpulan hasil pemeriksaan ketebalan kampas kopling :

Kampas kopling sudah mengalami keausan, namun masih bisa digunakan karena

masih jauh dari batas penggunaan ketebalan yang ditentukan.

46
Gambar 4.9. memeriksa secondary fixed sheave

Beberapa hal komponen yang harus diperiksa pada secondary fixed sheave

yaitu :

1) Memeriksa keausan / kerusakan Movable Driven Face secara visual :

Hasil pemeriksaan : tidak mengalami kerusakan, masih baik.

2) Memeriksa keretakan pada dinding luar pulley penggerak secara visual :

Hasil pemeriksaan : tidak ada keretakan dan keausan pada dingding luar pulley,

kondisi masih baik.

47
b. Pegas pengembali atau Spring

Gambar 4.10. Spring

Hasil pemeriksaan dengan menggunakan jangka sorong 0,05 mm

Panjang standar Spring: 74,3 mm

Hasil pemeriksaan Spring; 73,5 mm

Batas penggunaan panjang Spring: 70,6 mm

Kesimpulan : Spring masih layak digunakan karena belum melewati batas

standarnya.

c. Rumah kopling atau (clutch housing)

Gambar 4.11 Clutch housing

48
Hasil pemeriksaan

Standar diameter dalam clutch housing : 112 mm

Hasil pemeriksaan diameter clutch housing : 112 mm

Batas pemakaian diameter dalam clutch housing : 112,5 mm

Kesimpulan : diameter bagian dalam clutch housing masih dalam batas pemakaian

wajar dan masih layak digunakan.

d. Memeriksa secondary sliding sheave

Gambar 4.12 memeriksa secondary sliding sheave

Hasil pemeriksaan secondary sliding sheave secara visual :

Kondisi secondary sliding sheave tidak mengalami keretakan, dan keausan.

secondary sliding sheave masih layak pakai.

49
Tabel 4.1. Hasil pemeriksaan

Hasil Batas
Nama Komponen
No Standar Kesimpulan
Pemeriksaaan Penggunaan

1 Primary fixed Tidak terjadi Komponen

sheave keausan dan dalam

keretakan kondisi baik

dan layak

digunakan

2 Primary Tidak terjadi Komponen

sliding sheave keretakan dan dalam

keausan kondisi baik

dan layak

digunakan

3 V-belt Ketebalan Hasil Batas Kesimpulan

standar belt pemeriksaan penggunaan pemeriksaan

: 18,2 mm pada V-belt : V-velt : 17,2 : Kondisi V-

17,2 mm mm belt masih

layak dipakai.

50
4 Spacer Hasil Kesimpulan

pemeriksaan hasil

diameter bos pemeriksaan

pulley 21,95 : Kondisi

mm. bos masih

layak untuk

digunakan.

5 Primary Standar Hasil Batas Kesimpulan

sheave weight diameter pemeriksaan penggantian hasil

roller 15 diameter roller roller : 14,5 pemeriksaan:

mm : 15 mm Kondisi roller

mm masih standar,

dan masih

layak

digunakan.

6 Slider Tidak ada Kesimpulan

keretakan dan slider masih

keausan Plat layak

penahan, digunakan.

masih layak

digunakan

51
7 Clutch carrier Ketebalan Hasil Batas Kampas

(Kampas standar pemeriksaan ketebalan kopling sudah

koplng) kampas kampas penggunaan mengalami

kopling : kopling : kampas keausan,

3,0 mm 2,15 mm kopling : 1,0 namun masih

mm bisa

digunakan

karena masih

jauh dari

batas

penggunaan

ketebalan

yang

ditentukan.

8 Secondary Tidak ada Secondary

fixed sheave keretakan dan fixed sheave

keausan pada masih layak

dingding luar digunakan

pulley, kondisi

masih baik

52
9 Spring Panjang Hasil Batas Kesimpulan

standar pemeriksaan penggunaan : Srping

pegas pegas panjang masih layak

pengembali pengembali ; pegas digunakan

: 74,3 mm 73,5 mm pengembali karena

: 70,6 mm belum

melewati

batas

standarnya.

10 Clutch Standar Hasil Batas Kesimpulan

Housing diameter pemeriksaan pemakaian : diameter

dalam diameter diameter bagian dalam

housing : housing : 112 dalam clutch

112 mm mm housing : housing masih

112,5 mm dalam batas

pemakaian

wajar dan

Layak

digunakan

53
11 Secondary Kondisi Dinding

sliding sheave dinding pulley

pulley secondary

secondary masih layak

tidak pakai.

mengalami

keretakan,

dan keausan.

54
4.1.2. Cara Kerja CVT Sepeda Motor Yamaha Mio.

1. Putaran langsam / idle

Putaran mesin dihubungkan ke pulley primary – V-belt – pulley secondary

kopling sentrifugal. Pada kondisi ini tenaga putar mesin dapat diteruskan ke roda

belakang, karena gaya sentrifugal yang diterima. Shoes clutch (sepatu kopling)

belum cukup untuk menghubungkan ke tromol kopling. Sehingga tenaga hanya

terhenti pada sepatu kopling.

2. Saat putaran mulai jalan

Pada Saat putaran mesin belum bisa menggerakan roda belakang,

menggerakan roda belakang dengan sehingga mampu untuk melg. pulley primary

membentuk diameter secondary membentuk diameter terbesar.

Putaran idle / langsam lebih kecil dari gaya per penarik 1600 rpm hanya bisa

menggerakan mesin saja.

Gaya sentrifugal akan bertambah besar sehingga melawan tarikan per pada

sepatu kopling yang akan mengakibatkan sepatu kopling mulai menyentuh tromol

kopling saat inilah mulai terjadi tenaga gesek pada tromol kopling. Putaran mesin

mulai diteruskan ke roda belakang. Adapun posisi V-belt pada puli primer

(berdiamer kecil) dan pada pulley sekunder berdiameter besar sehingga

menghasilkan perbandingan putaran yang ringan dan torsi besar.

3. Saat Putaran Menengah / Kecepatan Rendah

Pada saat putaran mesin bertambah lebih tinggi lagi, roller weight pada

primer pulley bergerak keluar dan akan menekan primary sekunder sheave dengan

55
tekanan yang cukup. Maka mampu menggeser V-belt bergerak keluar, sehingga

diameter primer pulley akan membesar dikarena panjang V-belt tetap, maka V-belt

akan menarik secondry pulley dan diameternya akan mengecil. Secara singkat

dapat dijelaskan bahwa diameter primary pulley membesar, maka diameter

secondary pulley akan mengecil sehingga kecepatan sepeda motor akan

bertambah. Gaya sentrifugal pada pemberat akan semakin besar, seiring dengan

bertambahnya kecepatan.

4. Pada saat Putaran tinggi

Jika putaran mesin bertambah melebihi putaran menegah hingga tinggi,

maka roller weight pada primary pulley akan semakin menekan keluar primary

sliding sheave, sehingga diameter pulley primer makin membesar dan diameter

secondry pulley makin mengecil selanjutnya menghasilkan perbandingan putar

yang semakin tinggi, kecepatan sepeda motor semakin bertambah tinggi. Jika

piringan pulley secondary semakin melebar, maka diameter V-belt pada pulley

semakin kecil, sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang meningkat.

4.1.3 Troubleshooting yang terjadi pada CVT Yamaha Mio.

Gangguan pada sistem transmisi CVT membawah pengaruh yang besar

performa suatu mesin. Oleh karena itu pemeriksaan sistem transmisi CVT harus

dilakukan untuk mencegah dan mengatasi gangguan tersebut. Beberapa gangguan

yang sering terjadi pada transmisi CVT adalah sebagai berikut:

1. Gangguan pada V-belt yang Selip

Beberapa penyebab dari V-belt yang Selip antara lain :

56
a. Apabila ada suara berdecit saat akselerasi, maka periksa keausan dan

permukaan singgung dari cara mengatasinya adalah jika kondisi baik untuk

dipakai pergunakan menghilangkan suara berdecit.

2. Gangguan pada V-belt yang putus

Beberapa penyebab dari V-belt yang putus antara lain:

a. panas v-belt itu sendiri karena adanya koefisien gesek atau

sliding pada bagian pulley.

b. Panas Koefisien dari kopling centrifugal.

c. panas karena mesin.

d. V-belt telah mencapai batas maksimal.

Cara mengatasinya : jangan melebihi batas standar yang sudah

ditentukan, kalau perlu diganti yang baru.

3. Gangguan kopling bergetar

Beberapa penyebab dari kopling yang bergetar antara lain :

a. Cluth juddering : kondisi saat sepeda motor mulai berjalan terjadi getaran

sehingga kurang halus.

Cara mengatasinya :

1) Periksa permukaan singgung sepatu kopling dan permukaan dalam rumah

kopling, Jika terdapat oli atau gemuk pada permukaannya:

bersihkan dengan cairan pembersih.

2) Jika bukan dari kotoran lain/oli kemungkinan dikarenakan tidak ratanya

permukaan singgung kopling dan rumah kopling.

57
4. Gangguan pada keadaan langsam (jalan pelan sekali atau hampir diam)

Ketika mau jalan agak sedkit cepat (di gas perlahan), Yamaha Mio seperti

mau Lompat atau menghentak. Penyebabnya : Putaran mesin saat idle/langsam,

berputar pada 1.600 rpm untuk Yamaha Mio. Saat putaran idle, tenaga putar

mesin belum mampu untuk menggerakan roda, Jadi saat putaran idle atau

langsam, kendaraan akan diam. Tenaga putar mesin mulai disalurkan untuk

menggerakan roda pada 1.800 rpm. Timbulnya hentakan atau loncat, bisa

disebabkan oleh kotornya pada sistem CVT, yaitu terjadinya selip pada kopling

sentrifugal dengan roller.

Cara mengatasinya : gunakan V-belt Cleaner atau larutan pembersih V-belt

untuk menghilangkan kotoran sistem CVT.

Tabel 4.2. Gangguan yang terjadi pada CVT

NO Gejala yang sering Penyebab gangguan Cara mengatasi

Terjadi

1 Timbul bunyi 1. Kotornya komponen 1. Bersihkan komponen

berdecit CVT, terutama pada pada persinggungan

persinggungan Vbelt. v-belt dengan cairan

2. Timbul keretakan cleaner.

pada v-belt. Ganti.

2 Tenaga lemah yang 1. Kanvas kopling aus. 1. Ganti.


dihasilkan tak sebanding
dengan akselerasi putaran 2. Roller aus 2. Ganti.
mesin

58
3 Kendaraan tidak 1. Putusnya V-belt. 1. Ganti.

dapat berjalan

4 Timbul suara berisik 1. V-belt aus 1.Bersihkan dengan

dibagian ruangan 2. Kopling terdapat 2.alkohol.

CVT. oli/gemuk yang Bersihkan dengan

berlebihan. alkohol.

3. Slide sheave pada 3.Bersihkan dengan

pulley primer terdapat alkohol.

gemuk yang

berlebihan.

5 Mesin hidup tetapi 1. Torsi cam rusak. 1. Ganti

saat mendaki kurang 2. Pin guide aus. 2. Ganti

bertenaga.

6 Mesin hidup namun 1. Kanvas kopling aus. 1. Ganti

sepeda motor tidak 2. Pegas driven face 2. Ganti

dapat bergerak patah. 3. Ganti

3. V-belt putus

7 Timbul bau karet 1. Karena panas dari v- 1. Ganti

terbakar dibagian belt 2. Ganti

ruangan CVT itu sendiri.

2. V-belt telah

mencapai batas

Standart

59
8 Timbul suara 1. Pemasangan kopling 1. Benarkan

getaran kopling yang salah. 2. Bersihkan

2. Clucth housing 3. Kencangkan

terdapat oli.

3. Kurang kencangnya

pengunci.

9 Motor berjalan 1. Kotornya ruangan 1. Bersihkan dengan

sendiri tanpa digas. CVT. cleaner

10 Mesin tidak stabil 1. Pegas pemberat 2. Ganti

sedang sepeda motor kampas kopling

berjalan pelan. rusak.

Perawatan Sistem Transmisi Otomatis Yamaha Mio

Suatu sistem agar dapat bekerja dengan baik harus diperiksa dan dilakukan

perawatan secara berkala agar sistem dapat bekerja tanpa ada gangguan

sedikitpun. Gangguan dapat terjadi pada suatu sistem yang telah diperiksa dan

dirawat secara berkala. Oleh karena itu sebagai upaya pencegahan terjadi suatu

gangguan pada sistem harus dilakukan perawatan secara berkala. Berikut adalah

prosedur perawatan sistem CVT:

Perawatan pulley primary dengan pelumasan

Penyebab : apabila tidak ada pelumasan, maka akselerasi tidak halus.

60
Cara mengatasi :

1. lumasi oli pada permukaan collar.

2. bersihkan kotoran yang berlebihan pada bagian luar

dari seal oil agar tidak terjadi slip.

Pelumasan torsi cam pada pulley sekunder

Penyebab: Apabila tidak ada pelumasan, maka akselerasi tidak halus.

61

Anda mungkin juga menyukai