Anda di halaman 1dari 8

SCREENING PENYAKIT

DI SUSUN OLEH

Nama : Nurul Ismi Rustam


NIM : 2003033
Kelas A

Prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar
Tahun Ajaran 2020/2021
LIMA PENYAKIT SEKSUAL YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI
1. Gonore
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria
gonorrhoeae.
2. Sifilis (raja singa)
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum dan bersifat kronis.
Sifilis atau sering juga disebut penyakit raja singa dapat menyerang semua organ tubuh
dan bisa menyerupai banyak penyakit.
3. Vaginosis bakterial
Vaginosis bakterial adalah gejala klinis akibat pergantian Lactobacillus spp yang
merupakan flora normal vagina, dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi
4. Ulkus mole atau chancroid
Ulkus mole adalah infeksi genital akut, setempat yang disebabkan oleh bakteri
Haemophylus ducreyi.
5. Infeksi genital nonspesifik atau urethritis nonspesifik
Infeksi genital nonspesifik adalah infeksi traktus genital yang disebabkan oleh penyebab
yang tidak spesifik.
Namun, paling banyak infeksi ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan
Ureaplasma ureallyticum.

LIMA PENYAKIT MENULAR SEKSUAL YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS

1. Kondiloma akuminata
Kondiloma akuminata atau jengger ayam atau kutil kelamin adalah penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh virus Human Papilloma virus (HPV).
2. HIV
HIV adalah virus human immunodeficiency yang tersebar melalui cairan tubuh dan
menyerang sistem kekebalan tubuh.
HIV di awal penyebarannya tidak akan menujukkan gejala, karena virus akan “tidur”
sementara waktu.
Namun pada gilirannya, yakni ketika sistem imun melemah, HIV dapat berkembang
menjadi AIDS yang sangat mematikan.
3. Herpes genital
Herpes disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang memasuki tubuh melalui luka
kecil di kulit atau selaput lendir. Orang yang terinfeksi virus ini tidak pernah menyadari
dirinya telah terinfeksi karena herpes umumnya tidak menimbulkan tanda-tanda.
4. Hepatitis B
Virus Hepatitis dapat menular melalui hubungan seksual dan jarum suntik yang dipakai
bersama. Mengutip dari Kompas, HBV (virus hepatitis B) dapat menular 50 hingga 100
kali lebih mudah secara seksual dibandingkan HIV
5. Moluskum kontagiosum
Moluskum kontagiosum merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh virus Molluscum
contagiosum. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya benjolan pada lapisan atas kulit.

 Upaya pencegahan dan perawatan PMS ( Penyakit menular sekssual)


a. Promosi perilaku seksual yang aman.
b. Memprogramkan peningkatan penggunaan kondom, yang meliputi berbagai aktifitas
mulai dari promosi penggunaan kondom sampai melakukan perencanaan dan
manajemen pendistribusian kondom.
c. Peningkatan perilaku upaya mencari pengobatan.
d. Pengintegrasian upaya pencegahan dan perawatan PMS ke dalam upaya pelayanan
kesehatan dasar, upaya kesehatan reproduksi, klinik pribadi/ swasta serta upaya
kesehatan terkait lainnya.
e. Pelayanan khusus terhadap kelompok populasi berisiko tinggi, seperti misalnya para
wanita dan pria penjaja seks, remaja, pengemudi truk jarak jauh, serta para
narapidana.
f. Penatalaksanaan kasus PMS secara paripurna.
g. Pencegahan dan perawatan sifilis kongenital dan konjungtivitis neonatorum.
h. Deteksi dini terhadap infeksi yang bersifat simtomatik maupun yang
asimtomatik.Salah satu komponen penting dari paket pelayanan kesehatan ini adalah
 Penatalaksanaan kasus PMS secara paripurna, meliputi:
a. Identifikasi sindrom: Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan diagnosis secara
sindrom atau dengan bantuan laboratorium.
b. Edukasi pasien: kepada pasien dijelaskan tentang riwayat alamiah dari infeksi yang
dialaminya, serta pentingnya melaksanakan pengobatan secara tuntas, serta hal-hal
penting lainnya.
c. Pengobatan antibiotik terhadap sindrom: Cara apapun yang digunakan untuk
menegakkan diagnosis, baik dengan menggunakan bagan alur maupun dengan
bantuan laboratorium, secara mutlak diperlukan ketersediaan antibiotik yang efektif.
Obat yang diperlukan perlu disediakan pada saat petugas kesehatan pertama kalinya
kontak dengan pasien PMS. Cara pengobatan yang efektif ini
juga perlu disiapkan dan dilaksanakan pada semua klinik swasta/pribadi.
d. Penyedian kondom: Dengan mendorong seseorang untuk menggunakan kondom,
maka Kepala Dinas Kesehatan perlu memberikan jaminan bahwa kondom
tersedia dalam jumlah yang cukup, berkualitas, dan dengan harga yang
terjangkau pada semua fasilitas kesehatan serta berbagai titik pendistribusian
lainnya. Pemasaran Sosial (Social Marketing) kondom adalah cara lain untuk
meningkatkan jangkauan terhadap penjualan kondom.
e. Konseling: fasilitas konseling disiapkan agar dapat dimanfaatkan oleh siapa saja
yang membutuhkannya; misalnya pada kasus herpes genitalis kronis atau kutil
pada alat genital, baik untuk perorangan maupun untuk mitra seksualnya.
f. Pemberitahuan dan pengobatan pasangan seksual: penting bagi setiap program
penanggulangan PMS adalah melakukan penatalaksanaan terhadap setiap mitra
seksual pasien PMS, dan menghimbau agar mereka sendiri lah yang
menghubungi tempat pelayanan Ims untuk mendapatkan pengobatan. Upaya ini
harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor sosial dan budaya
setempat, untuk menghindari masalah etis maupun masalah praktis yang
mungkin timbul, misalnya penolakan, dan kekerasan khususnya terhadap wanita.
Siapa yang membutuhkan skrining penyakit menular seksual?

Prosedur tes ini dianjurkan bagi orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit menular seksual.
Berikut contohnya:
 Berganti-ganti pasangan seksual
 Mengalami gejala-gejala yang menandakan penyakit menular seksual
 Menderita HIV/AIDS
 Dipaksa berhubungan seksual, misalnya korban pemerkosaan
 Pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis
 Wanita yang aktif secara seksual dan berusia di bawah 25 tahun
 Menggunakan jarum suntik bersama orang lain, contohnya pengguna obat-obatan
terlarang
 Merencanakan kehamilan
 Merencanakan pernikahan
 Memiliki pasangan yang ketahuan selingkuh

Apa saja persiapan untuk menjalani skrining penyakit menular seksual?


Sebelum menjalani skrining penyakit menular seksual, Anda biasanya akan diminta untuk:
 Menjelaskan alasan kenapa Anda berpikir arus menjalani skrining penyakit menular
seksual.
 Menjelaskan aktivitas seksual Anda. Pertanyaan ini bisa bersifat sangat pribadi. Tapi
jawablah dengan jujur karena informasi tersebut penting bagi dokter untuk menegakkan
diagnosis. Dokter juga memiliki kode etik untuk tidak membocorkan rahasia medis Anda.
 Mendeskripsikan gejala secara rinci.
 Menjalani pemeriksaan fisik.
Berikut ini adalah sejumlah panduan skrining untuk beberapa penyakit infeksi menular seksual
(PMS) yang umum dilakukan:
1. Skrining PMS untuk klamidia dan gonore
Skrining penyakit menular seksual untuk klamidia dan gonore direkomendasikan satu tahun
sekali.anda dianjurkan untuk menjalani skrining, apabila:
 Anda adalah wanita yang aktif secara seksual dan berusia di bawah 25 tahun.
 Anda wanita berusia lebih dari 25 tahun dan berisiko mengidap penyakit kelamin (misal,
Anda berganti pasangan seksual atau memiliki pasangan seksual lebih dari satu).
 Anda seorang pria yang pernah berhubungan seks dengan pria lain.
 Anda mengidap HIV.
 Anda pernah terlibat dalam aktivitas seksual atas dasar paksaan.

Skrining PMS khusus klamidia dan gonore dilakukan melalui tes urine atau tes usab (swab
test) pada penis atau pada Rahim Sampel dari tes ini kemudian akan dianalisis lebih lanjut di
laboratorium.
2. Skrining HIV, sipilis, dan hepatitis
Skrining IMS khusus HIV direkomendasikan untuk dilakukan setidaknya satu kali seumur
hidup, termasuk dalam check-up rumah sakit rutin mulai dari usia 15-65 tahun.
Orang-orang yang berusia sekitar 15 tahun atau kurang dari itu diharuskan menjalankan skrining
jika mereka berada pada risiko yang sangat tinggi terhadap infeksi menular seksual (IMS).
Skrining HIV dilakukan setiap tahun jika Anda berisiko tinggi terhadap infeksi.
Berikut kelompok orang yang perlu menjalankan skrining penyakit menular seksual seperti HIV,
sifilis, dan hepatitis:
 Terdiagnosis positif mengidap penyakit kelamin lain yang berarti Anda berisiko lebih
besar terhadap penyakit lainnya.
 Memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang sejak skrining terakhir.
 Menggunakan narkotika suntik.
 Anda seorang pria dan pernah berhubungan seks dengan pria lain.
 Anda sedang hamil atau merencanakan kehamilan.
 Anda pernah terlibat dalam aktivitas seksual atas dasar paksaan.
Skrining sifilis dilakukan dengan uji darah atau tes usap dari sampel jaringan genital Anda.
Skrining HIV dan hepatitits hanya membutuhkan uji darah.
3. Skrining infeksi menular seksual untuk herpes genital
Herpes genital atau herpes oral adalah infeksi virus yang mudah ditularkan bahkan jika orang
tersebut tidak menunjukkan gejala apapun.
Hingga saat ini belum ada skrining penyakit menular seksual yang spesifik untuk mendeteksi
herpes.Akan tetapi, dokter bisa melakukan biopsi (sampel jaringan) dari kutil atau luka lecet
untuk memeriksa herpes.Sampel ini kemudian dianalisis lebih lanjut di laboratorium. Ketika
hasil tes skrining IMS negatif bukan berarti Anda tidak memiliki herpes.
Biasanya, dokter menyarankan Anda untuk melakukan uij darah.
Hanya saja, hasil pemeriksaan tersebut tidak bisa pasti karena tergantung dari tingkat sensitivitas
tes dan stadium infeksi yang Anda alami.
Masih terdapat peluang kesalahan dalam hasil skrining infeksi menular seksual untuk herpes.
4. Skrining penyakit menular seksual HPV
Beberapa tipe human papillomavirus (HPV) bisa mengakibatkan kanker rahim, sedangkan jenis
lainnya bisa menyebabkan kutil kelamin.
Orang-orang yang terinfeksi HPV bisa saja tidak menunjukkan tanda dan gejala sama sekali.
Virus ini umumnya hilang dalam 2 tahun sejak kontak pertama. Skrining infeksi menular seksual
untuk HPV untuk pria belum tersedia.
Menurut Mayo Clinic, biasanya HPV pada pria didiagnosis dari pemeriksaan visual oleh dokter
atau biopsi dari kutil genital.
Sementara untuk wanita, skrining penyakit menular seksual yang perlu dilakukan yakni:

 Pap test
Tes untuk memeriksa adanya pertumbuhan sel abnormal di dalam rahim.
Pap test direkomendasikan dilakukan oleh wanita setiap tiga tahun sekali mulai usia 21-65 tahun.
 Tes HPV
Tes HPV biasanya dilakukan sebagai tindak lanjut bagi wanita usia 30 tahun ke atas setelah
melakukan pap test.
Jadwal tes HPV dapat dilakukan setiap 5 tahun sekali jika pap test sebelumnya tergolong normal.
Wanita berusia 21-30 tahun akan disarankan tes HPV bila menunjukkan hasil abnormal pada
 pap test terakhir.
HPV juga dikaitkan dengan kanker vulva, vagina, penis, anus, serta kanker mulut dan
tenggorokan.
Vaksin HPV bisa melindungi wanita dan pria dari beberapa jenis infeksi HPV, tetapi hanya
efektif jika diberikan sebelum memulai aktivitas seksual.

Jika skrining PMS positif, apakah penyakit kelamin bisa diobati?

Untuk beberapa tipe infeksi menular seksual, pengobatan mungkin melibatkan konsumsi
rutin antibiotik resep atau melalui suntikan oleh dokter.
Penyakit tertentu, seperti herpes atau HIV/AIDS, tidak bisa disembuhkan. Namun,
kondisi tersebut bisa dikelola dengan pengobatan dan terapi jangka panjang untuk mencegah
infeksi meluas ke bagian tubuh lainnya atau menyebar ke orang lain.
Selain itu, terbukalah dengan pasangan mengenai penyakit seksual Anda.
Pasangan Anda juga perlu mendapatkan pemeriksaan karena ia mungkin tertular infeksi dari
Anda maupun sebaliknya.
Selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk menghindari penyebaran infeksi
lebih lanjut.
Sadari setiap perubahan yang terjadi pada tubuh Anda sekecil apapun itu.
Jangan merasa segan untuk melakukan skrining PMS. Dokter juga bisa memberikan konsultasi
lanjutan tentang cara mengurangi risiko penularan penyakit seksual di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai