Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH BANK LEMBAGA KEUANGAN

“REKSADANA”

Dosen Pengampu: Drs. Sigit Prihanto Utomo, S.E., M.M.


Di Susun Oleh:
1. Indah Ayu Permatasari (201600081)

Kelas : F
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat Rahmat
serta Hidayah – Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
bank lembaga keuangan ini dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan Makalah Teori Ekonomi ini. Kami menyadari di dalam Makalah Teori
Ekonomi ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritikdan saran dari pembaca dan kami mohon
maaf, apabila dalam pembuatan makalah ini kami belum sesuai dengan yang
diharapkan.Akhir kata kami mengharapkan Makalah Teori Ekonomi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Lamongan, 06 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................4

C. Tujuan .................................................................................................. 5

BAB II

A. Pengertian Teori Ekonomi ....................................................... ........ 6

B. Pembagian Ilmu Ekonomi ................................................................... 6

C. Sumber Daya ...................................................................................... 7

D. Masalah Ekonomi ............................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 13

B. Saran ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Dewasa ini investasi merupakan solusi bagi pemilik modal dalam mengembangkan
hartanya. Dalam berinvestasi ini banyak jalan yang bisa dilalui, baik dilakukan oleh pemilik
modal sendiri maupun diserahkan kepada pihak lain untuk diinvestasikan. Pada saat pemilik
modal tidak bisa menjalankan usahanya sendiri, maka usaha dilakukan oleh pihak lain.
Pengalokasian modal kepada pihak lain itu bisa disalurkan pada orang perorang yang
bersifat individual atau disalurkan kepada lembaga atau badan usaha. Badan usaha yang
dijadikan tempat investasi itu dapat berupa lembaga ekonomi maupun keuangan. Lembaga
keuangan itu sendiri bisa berupa lembaga keuangan yang menyelenggarakan kegiatan
perbankan atau kegiatan non perbankan. Sedangkan reksadana itu sendiri dapat dikategorikan
lembaga keuangn non perbankan yang bisa dijadikan sebagai tempat investasi bagi para
pemilik modal.
Keberadaan Reksadana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai pada saat
diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu penerbitan Reksa Dana
dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar
modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai Reksa
Dana. Istilah Reksa Dana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar
modal untuk menerbitkan Reksa Dana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar
Modal. Keberadaan Reksa Dana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai pada saat
diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu penerbitan Reksa Dana
dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar
modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai Reksa
Dana. Istilah Reksa Dana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar
modal untuk menerbitkan Reksa Dana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar
Modal. 
Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri reksadana ini
menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres Amerika mengeluarkan
Undang-undang Surat Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa
Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934).
Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan pada Securities and
Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu sebuah komisi di Amerika yang
menangani perdagangan surat berharga dan pasar modal. Selain itu pula, penerbit reksadana
wajib untuk menyediakan prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan informasi
reksadana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek kelolaan, informasi mengenai
manajer investasi yang menerbitkan reksadana.

B.     Rumusan Masalah


1.      Bagaimana sejarah Reksadana di Indonesia?
2.      Apa yang dimaksud Reksadana?
3.      Apa saja jenis-jenis Reksadana?
4.      Bagaimana Proses Investasi Reksadana?
5.      Bagaimana Keuntungan, Resiko, Sasaran, Nilai, dan Harga dari Reksadana?

C.    Tujuan
1.      Mengerti dan memahami sejarah Reksadana di Indonesia.
2.      Mengetahui apa yang dimaksud Reksadana.
3.      Mengetahui Jenis-jenis Reksadana.
4.      Mengetahui Proses Investasi dalam Reksadana.
5.      Mengerti dan memahami Keuntungan, Resik, Sasaran, Nilai, dan Harga dalam Reksadana.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    REKSADANA
1.      SEJARAH SINGKAT REKSADANA DI INDONESIA
Perkembangan Pasar Modal tak dapat dihindarkan munculnya inovasi baru dibidang
keuangan dalam rangka memfasilitasi investasi. Wujud perkembangan instrumen keuangan
tersebut seperti munculnya Reksadana di Amerika saat itu. Reksadana muncul saat itu tidak
sebagaimana diperkirakan, yaitu hanya dalam waktu setahun saja telah memiliki sebanyak
200 investor Reksadana dengan total aset mencapai U5S 392.000.
Sebagaimana karakter industri lain, industri keuangan-pun mengalami pasar surut. Pada
tahun 1929, Pasar Modal mengalami kelesuan sehingga bursa saham jatuh. Implikasinya,
pertumbuhan industri Reksadana saat itu juga menjadi melambat. Melihat fakta seperti itu,
Kongres Amerika mengeluarkan Undang-Undang tentang Surat Berharga 1933 (Securitas
Act of 1933) dan Undang-undang Bursa Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934).
Berdasarka peraturan tersebut, untuk menerbitkan stabilitas dan keamanan investasi dlam
Reksadana, maka Reksadana didaftarkan pada Securities and Exchange Commission (SEC)
yaitu sebuah komisi di Amerika yang menangani perdagangan surat berharga dan pasar
modal. Selain itu, penerbit Reksadana wajib untuk menyediakan propektus yang memuat
informasi guna keterbukaan informasi Reksadana, juga termasuk surat berharga yang menadi
objek kelolaan, dan informasi mengenai Manajer Investasi yang menerbitkan Reksadana.
Securities and Exchange Commission (SEC) terlibat dalam perancangan Undang-undnag
Perusahaan Investasi Tahun 1940 yang menjadi acuan bagi ketentuan-ketentuan yang wajib
dipenuhi untuk setiap pendaftaran Reksadana. Proses itu dilakukan dalam rangka mencari
titik temu antara pemerintah dan perlu pasar (profesi dan investor) sehingga terjadi
perlindungan sebagaimana mestinya. Kondisi seperti itu ternyata memberi manfaat yaitu
pulihnya kepercayaan pasar terhadap bursa saham. Kondisi seperti tersignal positif pasar
Reksadana yaitu Reksadana mulai tumbuh dan berkembang. Hingga akhir tahun 1960
diperkirakan telah ada sekitar 270 Reksadan dengan dana kelolaan sebesar 48 triliun US
Dollar.
Index pertama kali Reksadan diperkenalkan oleh John Bogle pada tahun 1976 dengan
nama Fisrt Index Investment Trust, yang sekarang dikenal dengan bernama Vanguard 500
Index Fund yang merupakan Reksadana dengan dana kelolaan terbesar yang mencapai 100
triliun US Dollar. Salah satu kontributor terbesar dari pertumbuhan Reksadana di Amerika
yaitu dengan adanya ketentuan mengenai rekening pensiun perorangan (individual retirement
account – IRA, yang menambahkan ketentuan kedalam Internal Revenue Code (peraturan
perpajakan di Amerika) yang mengizinkan perorangan (termasuk mereka yang sudah
memiliki program pensiun perusahaan) untuk menyisihkan sebesar 4.000 US $ setahun.
Reksdana di Indonesia mulai muncul sekitar tahun 1970-an yaitu sejak PT. Danareksa
didirikan pada tahun 1977 bersamaan dibuka kembali dibidang instrumen Bursa Efek Jakarta.
Tujuan didirikan PT. Danareksa adalah untuk meramaikan dan mengembangkan bidang
instrumen pasar modal serta memacu perkembangan Reksadana di Indonesia.

2.      DEFINISI DAN MEKANISME


Reksadana merupakan terjemahan dari mutual fund, yang lahir sekitar satu tahun yang
lalu di London, Inggris. Reksadana merupakan salah satu bentuk dari perusahaan investasi
(investment company) sehingga merupakan buy side (sisi beli/permintaan ). Sebenarnya,
inilah nasihat investasi yang baik janngan menaruh telur di dalam satu keranjang bisa
dilaksanakan, sebab pada prinsipnya, investasi pada reksadana adalah melakukan investasi
yang menyebar pada sekian instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar modal, seperti
saham biasa, obligasi pemerintah, obligasi swasta, dan yang lainnya dan juga di pasar uang
seperti commercial paper, valas, SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan yang lainnya.
Namun demikian, investor tidak perlu membeli sekian banyak instrumen investasi
tersebut. Investor cukup memiliki surat berharga, yang disebut sertifikat reksadana, yang
diterbitkan oleh manajer investasi (fund manager). Dengan demikian investor dimungkinkan
mendapatkan keuntungan yang sama dengan investasi pada berbagai macam surat berharga,
tapi risiko yang dihadapi tidak sebesar apabilainvestor melakukan investasi langsung pada
surat-surat berharga tersebut. Jadi, reksdana dapat didefinisikan sebagai surat berharga yang
diterbitkan oleh manajer investasi, kemudian dijual kepada investor. Dimana hasil penjualan
tersebut digunakan untuk membuat portofolio agar risiko investasi menurun, namun dengan
keuntungan yang relatif besar.
Pada prinsipnya cara kerja reksadana adalah sebagai berikut:
1.      Manajer investasi mengumpulkan dana dari para investor.
Untuk bisa mengumpulkan dana ini, manajer investasi ,menerbitkan saham, yang dijual
kepada investor. Saham yang diterbitkan oleh manajer investasi inilah yang kemudian disebut
sertifikat reksadana. Untuk bisa menarik minat investor agar membeli reksadana itu, manajer
investasi menawarkan berbagai keunggulan yang bisa diraih investor.
2.      Setelah dana terkumpul manajer investasi akan menginvestasikannya pada surat-surat
berharga yang dianggap paling menguntungkan.
Untuk bisa mendapatkan keuntungan ini, biasanya manajer investasi melakukan
spesialisas, sesuai dengan keahliannya (inilah yang dimaksud keunggulan yang ditawarkan
kepada investor). Ada manajer investasi yang khusus melakukan investasi pada saham biasa
saja, ada yang dikombinasikan dengan obligasi, atau spesialisasi pada obligasi saja dan yang
lainnya (tergantung spesialisasinya).
3.      Manajer investasi akan membagikan keuntungan yang didapatnya kepada para investor.
Untuk lebih jelasnya bisa diikuti cerita berikut. Edi dan Bambang adalah dua anak muda
yang baru saja menyelesaikan studinya diluar negeri, keduanya mengambila spesialis finance.
Sekembali ke Indonesia, keduanya melihat perkembangan pasar modal yang pesat. Mereka
juga mengetahui banyak orang yang memiliki uang. Kalau uang itu dibelanjakan saham, tentu
akan banyak mendatangkan keuntungan. Namun hal itu tidak dilakukan karena risikonya
cukup tinggi. Karena itu Edi dan Bambang sepakat untuk memanfaatkan uang masyarakat
tersebut, sekaligus membantu memberikan penghasilan kepada masyarakat. Untuk
mewujudkan maksud tersebut, Edi dan Bambang mendirikan perusahaan manajer investasi.
Dengan lembaga yang diberi nama PT Indonesia Fund, Edi dan Bambang mulai
mengumpulkan dana masyarakat dengan cara menjual sertifikat reksadana, yang baru mereka
dirikan. Tentu saja setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Pak Haji Mukri baru saja menerima ganti rugi tanaha miliknya sejumlah Rp 25 juta. Pak
Haji Mukri menginginkan uang itu bisa berkembang, namun beliau tidak ingin menerima
bunga bank yang menurutnya menyalahi syari’at agama. Beliau juga tahu bahwa pasar modal
sedang dikembangkan. Beliai tertarik untuk mengembangkan uangnya itu di pasar modal,
dengan cara memiliki saham, namun beliau tidak mengerti seluk beluk pasar modal.
Keinginan Pak Haji Mukri ini bisa mewujudkan dalam bentuk pembelian sertifikat reksadana.
Untuk itu, Pak Haji Mukri bisa menghubungi perusahaan manajer investasi, yang didirikan
oleh Edi dan Bambang, yaitu PT Indonesia Fund, untuk membeli reksadananya. Dengan
demikian uang Pak Haji Mukri akan dimanfaatkan oleh PT Indonesia Fund. Jadi, tanpa harus
membeli saham yang tidak beliau mengerti, Pak Haji bisa memiliki saham. Dengan demikan
bagi orang awam mengenai perdagangan saham, akan lebih aman menanamkan dananya pada
reksadana karena akan ditangani tenaga yang profesional.
Tuan Hadi, seorang eksekutif sebuah perusahaan multinasional, baru saja menerima
bonus sejumlah Rp 100 juta. Tuan Hadi juga mengetahui pasar modal sedang ramai
dibicarakan orang dan dia memahami betul bagaimana perilaku perdagangan saham. Namun
Tuan Hadi adalah eksekutif puncak yang sangat sibuk dengan pekerjaan sehari-hari sehingga
tidak mungkin memantau perkembangan harga-harga saham setiap saat. Disisi lain, Tuan
Hadi tahu persis bahwa investasi pada saham sangat menguntungkan. Dia berminat
menambahkan uang bonusnya itu pada saham. Untuk mewujudkan keinginannya itu, Tuan
Hadi membeli reksadana yang diterbitkan PT Indonesia Fund. Dengan demikian reksadana
juga bermanfaat bagi mereka yang sangat sibuk dengan pekrjaan sehari-hari. Untuk lebih
memperjelas cerita diatas kiranya bisa disimak gambar berikut ini.
Gambar 11
Mekanisme Reksadana
Investor
Investor
Investor
Investor
Investor
Manajer Investasi
Saham
Obligasi
CP
Valas
 

3.      PENGERTIAN REKSADANA


Perkembangan pasar modal nasional menawarkan perkembangan instrumen keuangan,
sehingga memberikan ruang diversifikasi dalam investasi. Satu dari diantara sekian banyak
instrumen alternatif investasi adalah reksadana. Reksadana merupakan salah satu alternatif
investasi disamping deposito, obligasi atau saham.
Kata “reksadana” sering disebut “mutual fund”. Memiliki makna “saling
menguntungkan”, reksana juga sering disebut dengan istilah “danareksa”. Danareksa adalah
suatu perusahaan investasi dengan nama “PT.Danareksa” yang merupakan BUMN dibawah
Departemen keuangan. PT.Danareksa banyak menerbitkan instrumen investasi yang salah
satu instrumennya adalah reksadana. Sedangkan reksadana adalah satu jenis instrumen
inestasi, secara abstrak kita dapat membayangkan reksadana sebagai suatu instrumen
investasi seperti sertifikat deposito.
Reksadana di Indonesia mulai muncul sekitar tahun 1970-an, yaitu sejak PT.Danareksa
didirikan pada tahun 1977 bersamaan dibuka kembali bidang instrumen Bursa Efek Jakarta.
Tujuan di dirikan PT.Danareksa adalah ntuk meramalkan dan mengembangkan bidang
instrumen pasar modal serta memacu perkembangan Reksadana di Indonesia. Saat itu,
produksi/instrumen investasi yang diterbitkan adalah “sertifikat danareksa”, yang merupakan
instrumen yang sama dengan mutual fund (reksadana), dimana sebagian besar portofolionya
ditanamkan pada instrumen surat hutang (obligasi) dan pasar uang.
Beberapa kali pemerintah berusaha memperkokoh eksistensi Reksadana dengan
penerbitan landasan hukum, yaitu diterbitkannya UUPM No. 8/1996. Saat itu, sertifikasi
Danareksa harus menyesuaikan diri dengan Undang-Undang tersebut. Sebagai respon dari
Undang-Undang tersebut. PT.Danareksa mengeluarkan Reksadana dengan nama “melati”,
“anggrek”, dan “mawar”, yang merupakan produk reksadana yang diantisipasi untuk
menggantikan sertifikat Danareksa. Dasar hukum mulai kokoh lagi dengan diundangkannya
UUPM No.8/1995 yang mulai beraku sejak tanggal 1 Januari 1996, yang tercantum pada Bab
IV tentang Reksadana dari pasal 18 smpai pasal 29.
“reksadana (mutual find) adalah suatu institusi jasa keuangan yang menerima uang dari
para pemodal yang kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang
terdiversifikasi pada efek/sekuritas.”
Jadi, reksadana merupakan wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan
investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar
dengan cara membeli unit penyertaan Reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer
Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uag ataupun
efek/sekuritas lainnya.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27); “Reksadana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”
Dari definisi diatas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana, yaitu:
1.      Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi
2.      Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi; dan
3.      Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat
Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada
surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau
bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai Aktiva Bersih” (NAB) Reksadana tersebut.
Kekayaan Reksadana yang dikelola oleh Manajer Investasi tersebut wajib untuk disimpan
pada bank kustodian yang terafiliasi dengan Manajer Investasi, dimana Bank Kustodion
inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur.
Sebagai wadah profesional (Manajer Investasi) berrarti pengelola Reksadana dilakukan
oleh perusahaan yang telah mendapat izin dari Bapepam-LK sebagai Manajer Investasi.
Pengelola Reksadana dapat berupa:
1.      Perusahaan efek, dimana umumnya membentuk divisi atau PT tersendiri yang khusus
menengani reksadana, misalnya Danareksa Investment Management atau Trimegah atau
Investment Management.
2.      Perusahaan yang secara khusus bergerak sebagai perusahaan investasi (investment
management company).
Di atas telah dinyatakan bahwa reksadana adalah wadah Manajer Investasi untuk
melakukan portofolio investasi atas dana dari nasabah yang diserahkan atau dipercayakan
kepadanya. Sebagai pihak yang mengelola dana nasabah (investor) dalam bentuk portofolio,
maka Manajer Investasi memiliki kewajiban, antara lain (Tjiptono Darmaji dan Hendy
Fakhruddin, 20011):
1.      Mencatatkan dan menympan segala bentuk pertimbangan pengambilan keputusan dalam
investasi portofolio reksadana, sebagaimana ditetapkan kebijakan investasi yang tlah dimuat
dalam kontrak, sesuai dengan perundangan-undangan di bidang Pasar Modal.
2.      Memperhatikan dan mematuhi Pedoman Pengelolaan Reksadana (Peraturan Nomor IV.A.3
dan Nomor IV.B.1).
3.      Secara terbuka dan akuntabel menyampaikan hal kepada masyarakat menyangkut kinerja dan
informasi reksadana yang dikelolanya.
4.      Menghitung Nilai Pasar Wajar dari efek dalam portofolio reksadana dan menyampaikan
kepada Bank kuntodian sesuai dengan peraturan Nomor IV,C selambat-lambatnya pada jam
17.00 setiap hari kerja.
5.      Mematuhi ketentuan kepemilikan unit penyertaan untuk setiap pemegang unit penyertaan
setinggi-tingginya 1% dari jumlah unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak, kecuali
semata-mata untuk kepentingan Manajer Investasi Tersebut.
6.      Dengan iktikat baik dan penuh tanggungjawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-
mata untuk kepentingan pemegang unit penyertaan reksadana serta bertanggungjawab penuh
atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya.
7.      Memisahkan harta kekayaan Reksadana dari harta kekayaan Manajer Investasi.
8.      Terus menerus meningkatkan sistem pengawasan intern dengan mengevaluasi sistem
prosedur kegiatan.
9.      Mengutamkan dan mendahulukan kepentingan para pemegang unit penyertaan sehubungan
pengelolaan reksadana.
10.  Mejaga kerahasiaan pemegang penyertaan, kecuali diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Disamping Manajer Investasi memiliki kewajiban sebagaimana tersebut diatas, juga
terdapat larangan yang tidak dapat dilanggar sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam-
LK, antara lain:
1.      Memiliki saham/unit penyertaan untuk kepentingan dan atas nama pihak lain.
2.      Memungut komisi atau biaya dari reksadana lebih tinggi dari komisi atau biaya yang
dipungut oleh Perantara Perdagangan Efek yang terafiliasi, dalam hal Manajer Investasi atau
afiliasinya bertindak sebagai Perantara Perdagangan Efek.
3.      Menerima imbalan dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung yang dapat
mempengaruhi Manajer Investasi yang bersangkutan atau pihak afiliasinya untuk menjual
efek atau reksadana. Apabila melanggar diancam dengan pidana kurungan paling lama 1
tahun dan denda paling banyak 1 miliar.
4.      Membeli efek yang tidak melalui Penawaran Umum (IPO), kecuali Efek Pasar Uang.
5.      Membeli efek yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum dimana Manajer Investasi
bertindak sebagai Penjamin Emisinya.
Dalam kontek reksadana, disamping besar keterlibatan Manajer Investasi (MI) mengingat
sebagai pihak yang akan melakukan portofolio investasi atas dana yang dipercayakan
nasabah (investor) kepadanya, juga membutuhkan peran bank kunstodian, Bank kunstodian
disini memiliki kewajiban, antara lain:
1.      Melakukan pembukuan sesuai dengan Pedoman Akuntansi Reksadana (Peraturan Bapepam-
LK Nomor VIII.G.8).
2.      Mengasuranasikan seluruh portofolio reksadana dengan biaya sendiri.
3.      Menghitung Nilai Aset Bersih (NAB) unit penyertaan setiap hari bursa berdasarkan Nilai
Pasar Wajar dari efek yang termasuk dalam portofolio reksadana dan mengumumkannya.
4.      Menyampaikan laporan kepada Bapepam-LK dan Manajer Investasi sesuai dengan tata cara
pelaporan, sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor X.D.1.
5.      Dengan iktikad baik dan penuh tanggungjawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-
mata untuk kepentingan pemegang unit penertaan reksadana serta bertanggungjawab penuh
atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya.
6.      Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan Bank kunstodian.
7.      Mendaftarkan/mencatatkan portofolio efek reksadana dalam daftar pemegang efek emiten
atas nama Bank kunstodian untuk kepentingan pemegang uit penyertaan reksadana.
8.      Terus menerus meningkatkan sistem pengawasan internal dengan mengevaluasi sistem
prosedur kegiatan.
9.      Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan para pemegang unit penyertaan sehubungan
dengan pengelolaan kekayaan reksadana.
10.  Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan. Kecuali diwajibkan lain oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

4.      JENIS REKSADANA


Sebagai instrumen investasi, reksada memiliki keuntungan dan risiko, sehingga letak
pertanggungjawaban terhadap berbagai kemungkinan. Terlebih, reksadana operasinya
menghimpun dana sehingga operasinya sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan para
pemilik dana (investor), sehingga kepentingan harus terlindungi. Bentuk hukum yang
mengikat kedua belah pihak mendasari pengelompokan reksadana, yaitu pihak penerbit dan
pihak investor.
a.      Pembagian Reksadana Dilihat dari Segi Bentuk Hukum
Dilihat dari berdasarkan bentuk hukum yang mendasari bentuk operasional-nya,
reksadana dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1.      Reksadana berbentuk perseroan
2.      Reksadana berbentuk KIK (Kontrak Investasi Kolektif)
Reksadana yang berbentuk perseroan adalah emiten (reksadana menerbitkan saham
sehingga disebut emiten) yang melakukan kegiatan usaha dengan menghimpun dana dari
masyarakat dengan cara menjual saham, dan selanjutnya dana yang telah terkumpul dari
penjualan saham tersebut diinvestasikan (reinvestment) pada berbagai jenis efek yang
diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang.
Sedangkan, reksadana kontrak investasi kolektif (KIK) adalah instrumen penghimpun
dana dengan penerbitan unit penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana
tersebut diinvestasikan pada bagian jenis yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar
uang. Dengan demikian jelas perbedaannya, yaitu jika Reksadana berbentuk perseroan
menghimpun dana melalui penjualan saham, sedangkan Reksadana Kontrak Investasi
Kolektif (KIK) menghimpun dana melalui penjualan unit penyertaan, unit penyertaan
adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio
investasi kolektif.
b.      Reksadana Berbentuk Perseroan (corporate type)
Reksadana yang berbentuk perseroan mengumpulkan dana dari masyarakat dengan cara
menerbitkan saham yang dapat diperjual-belikan oleh masyarakat pemodal. Sebagaimana
dijelaskan UUPM No. 8/1995 pasal 21 bahwa pengelola reksadana baik berbentuk perseroan
maupun kontrak investasi kolektif dilakukan oleh Manajer Investasi atas dasar kontrak.
sementara kontrak pengelolaan reksadana berbentuk perseroan dibuat oleh direksi dengan
Manajer Investasi, kontrak pengelolaan Reksadana berbentuk kontrak Investasi kolektif
dibuat oleh Manajer Investasi dengan Bank Kostodian.
Sebagai pihak yang mengelola dana dari investor dengan kepercayaan yang dimiliki,
Reksadana dilakukan melakukan:
1)      Reksadana dilarang menerima dan atau memberikan pinjaman secara langsung
2)      Reksadana dilarang membeli saham atau Unit Penyertaan Reksadana lainnya
3)      Pembatasan investasi reksadana diatur lebih lanjut oleh Bapepam.
Reksadana bentuk perseroan dibedakan berdasarkan sifatnya menjadi Reksadana
Perseroan tertutup dan Reksadana Perseroan yang terbuka. Adapun ciri-ciri Reksadana
berbentuk perseroan antara lain:
1)      Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas
2)      Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak anatara Direksi Perusahaan
dengan Manajer Investasi (MI)
3)      Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara MI dengan Bank
Kustodian
Berdasarkan sifat proses jual-beli saham, maka reksadana yang berbentuk perseroan ini
dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu:
a.       Reksadana Terbuka (Open-end investment company)
b.      Reksadana Tertutup (Close-end investment company)
Reksadana terbuka adalah reksadana yang dapat menawarkan dan membeli kembali
saham-sahamnya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan.
Reksadana tepi ini memiliki karakter antara lain :
1)      Reksadana dapat mengeluarkan/menjual saham/unit penyertaan secara terus menerus,
sepanjang ada pemodal yang mau membelinya
2)      Saham Reksadana tidak perlu dicatarkan di Bursa Efek
3)      Investor dapat membeli kembali saham/unit penyertaan Reksadana yang dimilikinya kepada
Reksadana yang bersangkutan
4)      Harga jual/beli saham/unit penyertaan reksadana berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (Net Aset
Value) pada hari yang bersangkutan
Sedangkan, reksadana tertutup adalah reksadana yang dapat menawarkan saham kepada
masyarakat pemodal tetapi dapat dibeli kembali saham-sahamnya yang telah dijual kepada
masyarakat pemodal, proses jual beli – saham hanya dapat dilakukan di bursa efek tempat
saham reksadana tersebut tercantum. Reksadana tertutup memiliki karakter:
1)      Tidak diperbolehkan membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada investor, atau
investor tidak dapat menjual kembali saham reksadana yang dimilikinya kepada Reksadana
yang bersangkutan
2)      Saham reksadana dapat dicatatkan di Bursa Efek
3)      Jual beli reksadana dilakukan di Bursa Efek
Untuk dapat menjalankan usaha sebagai perseroan Reksadana, maka perseroan tersebut
harus memperoleh izin usaha dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal), segala
persyaratan dan tata cara perizinan Reksadana ini diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
Sebagaimana keputusan ketua Bapepam-LK Nomor KEP-19/PM/1996 tentang
pengelolaan reksadana, manajer investasi dilarang melakukan tindakan-tindakan:
a.       Membeli efek luar negeri
b.      Membeli efek yang diterbitkan oleh satu emiten melebihi 5% dari jumlah modal diseto
emiten
c.       Membeli efek yang diterbitkan oleh satu perusahaan 10% dari nilai aktiva bersih Reksadana
pada saat pembeliaan, pembatasan ini termasuk pemilikan surat berharga yang dikeluarkan
oleh Bank-bank tetapi tidak termasuk sertifikat Bank Indonesia (SBI)
d.      Menjual saham reksadana terbuka kepada setiap pemodal melebihi 1% dari modal yang
dikeluarkan
e.       Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum, kecuali efek pasar uang
f.       Terlibat dalam kegiatan selain investasi, investasi kembali atau perdagangan efek
g.      Terlibat dalam penjualan efek yang belum dimiliki (short sale)
h.      Terlibat dalam membeli efek secara margin
i.        Melakukan emisi obligasi
j.        Membayar deviden selain berasal dari bank
Hal-hal tersebut berlaku baik bagi reksadana berbentuk perseroan yang bersifat terbuka
maupun yang bersifat tertutup.

Gambar 12.2 Mekanisme Kegiatan Reksadana Berbentu Perseroan


1.      Reksadana Terbuka (Open-end Investment Company)
Reksadana terbuka dapat berbentuk perseroan atau kontrak investasi kolektif (KIK), yang
mana reksadana terbuka dapat menjual unit penyertaan secara terus-menerus sepanja ada
investor yang berninat membeli reksadana yang bersangkutan. Begitu juga dilihat dari
investor, juga dapat menjual kembali unit penyertaannya kepada Manajer Investasi (MI)
kapan saja jika diinginkan.
Reksadana terbuka bersedia membeli kembali unit penyertaan sesuai dengan nilai aktiva
bersih (NAB) pada saat itu. Disebut terbuka karena tipe reksadana ini membuka kesempatan
bagi investor baru yang akan melakukan investasi setiap saat dengan membeli unit-unit
penyertaan reksadana. Demikian pula jika investor ingin menarik kembali investasinya, maka
Manajer Investasi bersedia membeli kembali unit penyertaan tersebut sesuai dengan nilai
aktiva bersih (NAB) yang ditetapkan pada hari itu.
Dilihat dari aspek bnetuk hukumnya, reksadana yang berbentuk perseroan dan bersifat
terbuka (open-end investment company) merupakan perseroan terbatas yang didirikan dengan
maksud dan tujuan usaha tunggal yaitu reksadana dan harus tunduk pada UU perseroan Batas
No. 1/1995 serta UU Pasar Modal No. 8/1995 beserta semua peraturan pelaksanaannya.
Reksadana ini melakukan penghimpunan dana dengan menertbitkan saham yang ditawarkan
secara langsung kepada masyarakat pemodal, sebagaimana diatur dalam UUPT pasal 42 ayat
2 dinyatakan bahwa “saham yang tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan” sedangkan
dalam UUPM pasal 28 ayat 1 menyatakan bahwa “saham reksadana terbuka yang berbentuk
perseroan diterbitkan tanpa nilai nominal”. Jadi disini yang berlaku adalah saham reksadana
terbuka yang berbentuk perseroan harus menerbitkan saham tanpa nilai nominal.
Saham yang diterbitkan ini dijual pada harga sesuai dengan NAV(Net Aset Value) atau
NAB (Nilai Aset Bersih), NAV pertama kali ditentukan sebesar Rp. 1.000 per saham. Untuk
selanjutnyaNAV harus dihitungsetiap hari dan diumumkan secara luas. Sehingga transaksi
selanjutnya menggunakan NAV yang dihitung pada akhir hari tersebut (Robert Ang, 1995).
Rumus perhitungan NAV adalah:
= + NCIN
Dimana :
= Net Asset Value baru (yang ke n-1)
= Net Asset Value sebelumnya (yang ke n-1)
= Net Change in NAV (perubahan bersih NAV)

Dari formula(rumus) tersebut menunjukkan bahwa untukmenghitung NAV pada hari


tertentu (t day), terlebih dahulu dicari perubahan bersih NAV yang terjadi sampai hari itu
(NCIN), yang mana itu diperboleh dari perhitungan NAV sebelumnya. Selanjutnya, ditambah
dengan NAV sebelumnya, sehingga menghasilkan NAV baru. NAV yang dihitung disini
adalah NAV per saham, demikian pula NCIN juga dihitung per satu saham.
Untuk menghitung Net Change in NAV (NCIN) digunakan rumus sebagai berikut:
NCIN = NII + NCG – CGD
Dimana :
NCIN = Net Change in NAV
NII = Net Investment income
DI = Dividend income
NCG = Net Capital gain
CGD = Capital gain distribution

NII (Net Investment Income) merupakan pendapatan total reksadana baik deviden
dan/bunga dari hasil investasiatas efek di pasar modal maupun pasar uang dikurangi dengan
biaya biaya operasional yang telah dikeluarkan dalam rangka investasi pada saham yang
kemungkinan memberikan pendapatan berupa deviden. Sedangkan bunga dihasilkan dari
investasi berupa deposito dan obligasi. Net investment income dihitung dari per share.
Devident Income (DI) merupakan deviden per saham yang dibagikan kepada para
pemegang saham, jika ada. Sedangkan Net Capital Gain (NCG) merupakan capital gain yang
baik telah terealisasi maupun yang belum tereaisasi dari transksi efek yang terjadi. Jadi Net
Capital Gain terdiri dari dua komponen, yaitu: 1. Realized capital gain (keuntungan yang
terealisasi), dan 2. Unrealized capital gain (keuntuga yang belum terealisasi).
Realized Capital Gain adalah Capital Gain (keuntungan pemegang reksadana) yang telah
terealisasi. Untuk lebih memahami kaedah tersebut diberikan contoh: perusahaan reksadan
berinvestasi pada saham BNNI yang dibeli pada harga Rp. 7200 per saham, pada saat
penghitungan NAV harga penutupan saham BNNI adalah Rp 8500 per saham. Tetapi
perusahaan reksadana tersebut belum menjualnya (disadur dari Robert Ang,1995). Disini
berarti ada capital gain sebesar Rp 700 (Rp. 8500 – Rp. 7200) yang belum terealisasi.
Seluruh capital gain baik yang realized capital gain maupun yang unrealized capital gain
dijumlahkan sehingga dperoleh keuntungan total (total capital gain), selanjutnya seluruh
keuntungan total (total capital gain) dibagi dengan jumlah saham perseroan reksadana yang
di keluarkan, sehingga didapat NCG (Net capital gain) per saham.
Perusahaan reksadana tebuka tidak mendaftarkan efeknya di bursa efek, namun reksadana
tipemini dapat terus menrbitkan saham denga batasan seluruhnya tidak melebihi modal dasar.
Saat pendirian perusahaan reksadan perseroan bersifat terbuka harus menempatkan dan
menyetor penuh modal paling sedikit 1% dari modal dasar. Pihak pihak yang terlibat dalam
transaksi reksadana terbuka berbentuk perseroan, antara lain :
a.       Perusahaan Reksadana
Merupakan perseroan terbatas yang telah memiliki izin usaha dari bappepam yang akan
mengelola dan bertanggung jawab atas dana para pemegang saham reksadana.
b.      Manajer Investasi
Merupakan perusahaan yang telah memperoleh izin usaha dari Bappepam-Lk sebagai
manajer investasi dan minim ada pegawainya yang telah memperoleeh izin profesi dari
Bappepam-Lk sebagai manajer investasi
c.       Agen Penjualan
Merupakan agen penjualan yang melaksanakan penjualan secara langsung kepada
masyarakat pemodal melalui cabang cabangnya atau sub agensi lainnya.
d.      Kustodian
Merupakan institusi yang berfungsi untuk menyimpan dan mengamankan dokumen efek
(surat berharga ) serta asset lainnya dari dana yang dihimpun reksadana.
e.       Transfer agen
Fungsi dari taransfer agen adalah melaksanakan registrasi dan pencatatan permintaan
para pemegang saham reksdana mengenai pembelian dan penebusan serta membuat daftar
para pemegang saham.
2.      Reksadana Tertutup (Close-end Investment Company)
Reksadana tertutup yang berbentuk perseroan (close-end investment) company,
merupakan persoroan terbatas yang didirikan dengan maksud tujuan usaha adalah reksadana
dan mendapat izin dari Bappepam. Saham reksdana tertutup harus diterbitkan dengan nilai
nominal. Proses jual beli saham ini dapat dilakukan di Over The Counter market (OTC) atau
bursa efek.
Karakteristik reksada tertutup antara lain adalah hanya dapat menjual saham reksadana
(bukan unit penyertaan sebagaimana istilah dalam reksadana terbuka) kepada investor sampai
jumlah modal dasar yang telah diteteapkan dalam anggaran dasar perseroan.
Disebut reksadan tertutup karena reksadaan atertutup dalam hal jumlah saham yang dapat
diterbitkan atau dalam hal menerima masuknya pemodal baru. Rreksadana jenis ini tidak
dapat membeli saham saham nya yang telah dijual kepada pemodal, atau pemodal tidak dapat
menjual saham saham yang telah dibeli kepada reksadana yang bersangkutan kecuali melalui
bursa efek dengan harga berdasarkan mekanisme pasar. Untuk itu saham reksadana tertutup
harus dicatatkan di bursa efek sehinggan dapat diperjualbelikan di bursa efek.
Berdasarkan uraian diatas, jelas perbedaan antara reksadana terbuka dan reksadan
tertutup. Reksadana tertutup tidaka ada aliran dana terus menerus dari penjualan saham
reksadana, karena proses penjualan dilakukan dengan dengan proses penawaran umnum yaitu
melalui right issue. Para investor yang ingin melakukan jual-beli saham reksadana tertutup ini
harus melalui perusahaan pialang efek (broker).
Bagi investor yang berinvestasi pada reksadana tertutup akan memmperoleh keuntungan
seperti keuntungan pemegang saham antara lain:
a.       Deviden
b.      Sahara bonus
c.       Capital gain
Capital gain yang dimaksud disini berbeda dengan capital gain distribution, melainkan
selisih antara harga beli dan harga jual saham yang bersangkutan dibursa efek. Harga saham
reksadana tertutup biasanya dilantai bursa biasanya lebih besar atau lebih kecil dari NAV
persaham. Besarnya pebedanan ini disebut premium. Jika premiumnya negative maka disebut
diskon. Berikut ini rumus untuk menghitung premium saham reksadana tertutup :

Premium = Ps – NAV
NAV

Dimana :
Ps = Harga pasar saham reksadana
NAV = Net Asset Value persaham reksadana
Melihat konsep sebagaimana tersebut, secara lebih rinci terdapat karakter antara
reksadana terbuka denganreksadana tertutup bentuk perseroan antara lain :
Keterangan Reksadana Terbuka
         Nominal saham          Tanpa nilai nominal      
         Harga saham diperdagangkan          Sesuai NAV      
         Premium harga saham terhadap NAV          Tanpa premium      
         NAV awal          Rp. 1000      
         Ditransaksikan oleh bursa efek          Tidak      
         Komponen return on investment          Deviden income, capital gain distribution
     
tidak net change in NAV
         Transaksi dalam jumlah banyak mempengaruhi harga saham          Tidak karena diperdagangkan menurut NAV     

         Saham ditawarkan kepada investor terus menerus          Ya, kecuali memberikan waktu untuk tumbuh
     

         Frekuensi menghitung NAV          Setiap hari      


         Membeli kembali saham dari pemegang saham          Ya      

         Aliran masuk dana terus menerus          Ya      


         Izin dari Bappepam          Ya      
         Dana diinvestasikan kembali kepada instrument          Pasar modal dan pasar uang      
         Modal yang hams disetor penuh pada saat pendirian          Minimum 1% dari modal dasar      
Sumber : Robert Ang (1995)

c.       Reksadan Bentuk KIK (contractual type)


Reksadana yang berbentuk KIK ( kontrak investement kolektif ) memiliki karakter
berbeda dengan reksadana terbuka dan reksadana tertutup yang berbentuk perseroan lain.
Reksadana jenis ini tidak menerbitkan saham, tetapi menerbitkan unit penyertaan. Kontrak
investasi kolektif (KIK) adalah kontrak antara manager dengan bank custodian yang
mengikat unit penyertaan dimana menajer investasi diberi wewenang untuk mengolola
portofolio investasi kolektif dan custodian diberikan wewenang untuk melaksanakan
penitipan kolektif.
Dasar hukum reksadana kontrak investasi kolektif kontrakyang dituangkan dalam akta
notaris yang melobatkan dua pihak untuk tujuan reksadana. Pihak pertama adalah manager
investasi (MI) sedangkan pihak kedua adalah pihak kunstodian atau bank kustodian.
Reksadana kontrak investasi kolektif bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat
yang kemudian dana tersebut diinvestasikan oleh manajer investasi dalam instrumenefek
dipasar modal (seperti ; saham, obligasi) maupun dipasar uang (seperti, sertifikat deposito,
SBI).
Reksadan kontrak investasi kolektif memiliki ciri ciri sebagaimana tersebut dibawah ini :
a.       Bentuk hukumnya adalah kontrak investasi kolektiv
b.      Pengelola reksadan dilakukan oleh manajer investasi
c.       Penyimpanan kekayaan dilakukan bank custodian
Manajer investasi yang mengelola reksadana dengan tujuan khusus berbentuk kontrak
investasi kolektif wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a.       Merupakan perusahaan efek dengan ijin manajer investasi yang berdiri sendiri dan
mempunyai modal disetor sekurang kurangnya Rp. 25 milyar
b.      Mempunyai seorang pegawai yang sekurang kurangnya mempunyai sertifikat Chartered
Financial Analyst (CFA) yang ikut serta secara langsung dalam pengelolaan reksadana
dengan tujuan khusus dalam bentuk kontrak investasi kolektif tersebut; dan
c.       Memiliki unit penyertaan reksadan dengan tujuan khusus berbentuk kontrak investasi
kolektif yang dikelolanya paling kurang sejumlah satu unit penyertaan.
Untuk lebih memahami prosedur transaksi kontrak investasi kolektif dapat
Dilihat dalam gambr berikut ini :
Gambar tersebut di atas menunjukkkan bahwa proses transaksi beli pada reksadan
kontrak investasi kolektif diawali ari investor yang ingin berinvestsi pada reksadana kontrak
investasi kolektif menghubungi manajer investasi yang mengeluarkan reksadan tersebut atau
agen penjualan. Disini investor dapat bertaya banyak informasi tentang reksadan yang
dikeluarkan kepada manajer investasi atau agen penjualan. Investor yang telah merasa cocok
dan merasa perlu investasi pada kontra investasi kolektif, segera menyelesaikan administrasi
termasuk pembayaran pembelian ke nomor rekening yang disiapkan oleh bank kustodian.
Jadi pada investasi ini investor tidak membayar kepada manajer investasi.bukti transfer uang
beserta formulir permohonan pembelian reksadana yang telah diisi lengkap diserahkan
kepada manajer investasi atau agen penjualan bersangkutan.
UNIT PENYERTAAN
Rumus untuk menghitung unit penyertaan adalah sebgai berikut :
Dimana :
     UP = banyak unit penyertaan

     Investment = uang yg akan di investasikan

     Fee = biaya transaksi penjualan

     NAV =Net Asset Value Reksadana

UP = Innvestment
NAV (1+FEE)

Formula sebagaimana yang tersebut diatas mengandung makna bahwa investment


merupakan dana yang akan kita investasikan kepada reksadan (untuk selanjutnya jika
dikatakan reksadan berarti yang dimaksudkan adalah KIK). Fee merupakan biaya transaksi,
yang mana, pada penawaran umum biasanya dibebaskan, baru setelah penawaran umum
dkenakan biaya antara 0%-2% dari niali uang yng ada di investasikan. Feee tersebut biasanya
disebut entry fee atau font load fee. NAV adalah net asset value yang dihitung setiap akhir
hari bursa. Jika anda membayar dan menyerahkan formulir sebelum jam 12:00 siang, maka
NAv yang dihitung adalah NAV yang digunakan pada akhir hari tersebut, tetapi jika lewat
dari jam 12:00 siang maka digunakan NAV pada akhir hari berikutnya.
REDEMPTION (PENEBUSAN)
Redemption adalah penjualan atas reksadana. Hal ini terjadi manakal reksadana dana
kontrak investasi kolektif ingin menjual/melepas kepemilikan penyertan dalam reksadana
tersebut dapat menjual kepada manajer investasi.
Untuk menghitung besarnya dana yang diterima kembali dari penjualan unit penyertaan,
digunakan rumus berikut ini:
Redemption = UP x NAV (1-fee)
Dimana :
         UP = banyak unit penyertaan
         NAV = net asset value reksadana
         Fee = niayaasset penjualan kembali (redemption)
Jenis Reksadana Dilihat dari Portofolio Investasi
1.      Reksadana Pasar Uang (money market founds)
Hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1
tahun. Tujuannya guna menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
2.      Reksadana Pendapatan Tetap (fixed income funds)
Reksadana jenis ini melakukan investasi bersifat hutang sekurang kurangnya 80%dari
ativa kelolaannya.
3.      Reksadana Saham (equity founds)
Reksadana jenis ini melakukan investasi pada efek equitas/ saham sekurang kurangnya
80% dari aktiva kelolaanya.tujuan adalah menghasilkan tingkat pengambilan yang tinggi.
4.      Reksadana Campuran (discretionary founds)
Reksadana jenis ini melakukan investasi pada efek bersifat equitas/saham dan efek
bersifat utang.
JENIS REKSADANA DILIHAT DARI TUJUAN INVESTASI
1.      Growth Funds
Reksadana yang menekankan pada usaha mengejar pertumbuhan nilai dana. Reksadana
jenis ini biasanya menginvestasikan dananya pada saham.
2.      Income Funds
Reksadana jenis ini lebih mengutamakan pendapatan konstan. Alokasi investasinya pada
efek utang atau obligasi
3.      Safety Funds
Reksadana ini lebih mengutamakan keamanan dari pada pertumbuhan. Reksadana ini
umumnya mengalokasikan dananya dipasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat
deposito dan surat utang jangka pendek.
PORTOFOLIO REKSADANA
Sebelumnya sudah dibahas, untuk bisa menarik minat investor agar bersedia
menanamkan dananya pada reksadana, maka reksadana harus bisa menawarkan penghasilan
yang cukup tinggi bagi investor tersebut. Untuk bisa mendapatkan penghasilan yang tinggi
itu, tentu saja reksadana harus memiliki keunggulan tertentu pula. Keunggulan ini lahir
karena adanya keahlian khusus dari para pengurus reksadana itu. Sesuai dengan tugasnya,
tentu saja keahlian reksadana adalah bagaimana melakukan portofolio atas investasinya, agar
bisa memberikan hasil yang tinggi bagi investornya. Di sisi lain, investor juga bisa memilih
reksadana atas dasar portofolio yang dipilihnya. Portofolio yang biasa dipilih reksadana,
antara lain sebagai berikut.
1.      Reksadana Saham
Reksadana ini memiliki portofolio saham biasa. Artinya, reksadana ini khusus menggunakan
dana yang dihimpunnya untuk dibelanjakan saham biasa. Jadi, setelah manajer investasi
menerbitkan surat berharga, kemudian berhasil dijual kepada investor, maka manajer
investasi itu akan menggunakan hasil penjualan sertifikat reksadana itu untuk membeli saham
biasa. Faktor yang menarik dari reksadana yang memiliki portofolio saham biasa adalah
biasanya reksadana ini memiliki sasaran pertumbuhan (akan dibahas setelah ini).
2.      Reksadana Fix Income
Reksadana ini memiliki portofolio obligasi dan saham preferen. Sama seperti reksadana
dengan portofolio saham biasa, reksadana dengan portofolio obligasi dan saham preferen
akan menggunakan dana yang dihimpunnya khusus untuk membeli obligasi dan saham
preferen. Daya tarik reksadana dengan portofolio demikian adalah keamanannya lebih
terjamin karena perusahaan manajer investasinya mendapatkan penghasilan tetap dari bunga
obligasi dan dividen saham preferen. Disini, kita perlu berhatihati; yang mendapat
penghasilan tetap adalah manajer investasi, penerbit reksadana, bukan investornya. Jadi,
meskipun reksadana ini memiliki nama reksadana fix income, jangan diartikan bahwa
reksadana ini akan memberikan penghasilan tetap kepada investornya. Investor tetap
mendapatkan penghasilan dari kenaikan nilai reksadana. Bahkan, tidak menutup
kemungkinan investor menderita rugi jika perusahaan penerbit reksadana itu bangkrut.
3.      Reksadana Campuran
Reksadana ini memiliki portofolio campuran antara saham biasa dan obligasi. Karena
memilih portofolio campuran, maka penghasilan yang akan di dapat akan moderat, yaitu
lebih rendah dari reksadana saham, namun lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap (fix
income). Ini memang memberi alternatif lain kepada para investor.
4.      Reksadana Spesialis
Reksadana ini lebih mengkhususkan diri lagi pada investasi tertentu, misalnya berdasarkan
geografis, manajer investasi akan membeli obligasi, saham atau surat berharga lainnya yang
diterbitkan oleh emiten yang berdomisili di daerah tertentu. Ada juga reksadana yang
mengkhususkan diri atas dasar industri, misalnya reksadana khusus industri farmasi, industri
baja, industri otomotif, dan lain sebagainya. Sekarang juga sedang menjadi tren reksadana
yang khusus membentuk portofolio saham atau obligasi perusahaan yang mempedulikan
lingkungan.
5.      Reksadana ETF
Reksadana yang dikenal sebagai exchange trade fund (ETF) ini memilih portofolio
berdasarkan indeks, misalnya LQ 45. Daya tarik reksadana ini adalah biasanya apabila terjadi
kenaikan indeks secara umum, maka reksadana akan mendapatkan keuntungan yang lebih
besar daripada keuntungan rata-rata perusahaan yang tergabung dalam indeks harga saham
gabungan. Hal ini terjadi karena memang manajer investasi sudah memilih menginvestasikan
dana yang berhasil dihimpunnya untuk membeli saham-saham yang memiliki andil (bobot)
terbesar dalam struktur indeks harga saham gabungan.
Reksadana yang baik biasanya memiliki sasaran tertentu, sesuai dengan keahliannya
(spesialisasinya). Sasaran ini akan membedakan reksadana yang satu dengan yang lainnya
sehingga investor bisa memilih sesuai dengan tujuan investasinya. Oleh karena itu, penting
bagi investor untuk mengetahui apa sasaran dari reksadana yang akan dibelinya, sebab dari
sinilah keputusan investasi itu di mulai. Investor tidak perlu memperhatikan reksadana yang
tidak mempunyai sasaran.
Ada empat hal yang biasanya dijadikan sasaran oleh reksadana, yaitu pertumbuhan,
pendapatan, pertumbuhan dan pendapatan dan keseimbangan.
a.       Reksadana dengan Sasaran Pertumbuhan
Reksadana dengan sasaran pertumbuhan selalu berkonsentrasi pada pertumbuhan dalam
jangka panjang. Dalam arti, reksadana ini selalu berusaha meningkatkan harga-harga surat
berharga yang menjadi objek investasinya. Dapat dikatakan, reksadana dengan sasaran
pertumbuhan adalah reksadana dengan tujuan mendapatkan penghasilan yang besar di masa
mendatang (jangka panjang). Kalau pertumbuhan yang menjadi sasaran reksadana, biasanya
manajer investasi akan membeli dan menahan dalam jangka waktu cukup lama saham-saham
biasa atas perusahaan yang sedang tumbuh. Saham perusahaan yang sedang tumbuh biasanya
cenderung tidak membagikan dividen tunai. Kebijaksanaan demikian akan meningkatkan
nilai saham perusahaan tersebut. Pada gilirannya, ini akan meningkatkan nilai reksadana.
Investor bisa memilih reksadana dengan sasaran pertumbuhan ini jika menginginkan
pendapatan yang cukup besar dalam jangka panjang. Pendapatan tinggi itu berasal dari
apresiasi harga sertifikat reksadana yang dipegang. Namun, investor akan menghadapi
kemungkinan mendapatkan dividen dan pendistribusian capital gain yang rendah. Reksadana
saham biasanya memiliki sasaran pertumbuhan.
b.      Reksadana dengan Sasaran Pendapatan
Apabila pendapatan merupakan sasaran, maka reksadana demikian akan mementingkan
kupon (bagi reksadana yang menginvetasikan dananya pada obligasi) dan dividen (bagi
reksadana yang menginvestasikan dananya pada saham). Biasanya, reksadana dengn sasaran
pendapatan tidak mementingkan capital gain. Namun demikian, bukan berarti capital gain
diabaikan sebagai pertimbangan investasi. Capital gain tetap diperhatikan, tetapi sebagai
pertimbangan tambahan, pertimbangan pertama tetap pada dividen. Reksadana dengan
sasaran ini akan memilih investasi pada obligasi, saham preferen atau saham blue chips, yang
secara historis memberikan dividen tunai yang tinggi. Apabila investor memilih reksadana
ini, berarti dia akan mendapatkan pendapatan yang tinggi dari dividen dan pendistribusian
capital gain. Namun, investor akan memiliki kemungkinan yang kecil atas kenaikan harga
sertifikat reksadana yang dipegangnya.
c.       Reksadana dengan Sasaran Pertumbuhan dan Pendapatan
Ada juga reksadana dengan sasaran pertumbuhan dan pendapatan. Dengan dua sasaran
sekaligus ini tentu saja mencerminkan perpaduan antara dua ekstern sasaran yang sudah
dibahas sebelumnya. Reksadana dengan sasaran kombinasi mampu memberikan pendapatan
bagi investornya, meskipun tidak setinggi kalau investor khusus memegang reksadana
dengan sasaran pendapatn. Pendapatan ini berasal dari dividen dan capital gain. Sebaliknya,
reksadana dengan sasaran kombinasi juga bisa memberikan penghasilan yang tinggi dari
apresiasi harga sertifikat reksadana. Tentu saja apresiasi ini tidak setinggi kalau investor
khusus menginvestasikan dananya pada reksadana yang mempunyai sasaran pertumbuhan.
Boleh dikatakan, investor yang memilih reksadana dengan sasaran kombinasi ini bersikap
mengambil jalan tengah terhadap penghasilan yang diberikan reksadana tersebut.
d.      Reksadana dengan Sasaran Keseimbangan
Reksadana dengan sasaran keseimbangan adalah reksadana yang bersikap moderat terhadap
pendapatan dan pertumbuhan. Reksadana ini mirip dengan reksadana dengan sasaran
kombinasi. Bedanya, disamping bersifat moderat terhadap pendapatan dan pertumbuhan,
reksadana dengan sasaran keseimbangan juga moderat terhadap situasi ekonomi makro.
Dalam keadaan bullish market, misalnya reksadana akan berusaha memberikan pendapatan
dan pertumbuhan harga yang tinggi kepada investornya. Dalam situasi bullish market,
biasanya reksadana dengan sasaran keseimbangan akan memilih saham-saham blue chips
sebagai potofolionya. Sebaliknya, dalam situasi bearish market, reksadana dengan sasaran
keseimbangan biasanya akan memilih obligasi, sebagai upaya bertahan atau menghindari
kerugian. Dalam keadaan bearish, reksadana akan meminimumkan risiko dan memberikan
dividen, pendistribusian capital gain, dan apresiasi harga yang kecil saja.

5.      PROSES INVESTASI PADA REKSADANA


Proses investasi oleh investor ke dalam berbagaimana diversifikasi instrumen keuangan,
dikelompokkan untuk berinvestasi kedalam berbagai instrumen keuangan, baik dipasar uang
maupun pasar modal. Jika pemilik dan berinvestasi sendiri kedalam berbagai instrumen
keuangan terdapat beberapa persyaratan yang perlu dimiliki, khususnya investasi obligasi dan
saham, antara lain:
1.      Pengetahuan dan kemampuan meganalisis masing-masing jenis instrumen masing-masing
jenis instrumen (efek) investasi, serta menganalisis perusahaan penerbit (emiten).
2.      Kemampuan menganalisis kondisi makro-ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja
masing-masing instrumen.
3.      Memiliki akses terhadap sumber-sumber informasi, seperti informasi bursa untuk memantau
harga-harga instrumen serta berita-berita berkaitan dengan kondisi pasar investasi reksadana.
4.      Menguasai manajemen portofolio investasi untuk mengelola suatu portofolio investasi yang
terdiversifikasi.
5.      Dana yang relatif besar untuk dapat melakukan diversifikasi.
6.      Akses terhadap jasa pialang (broker) serta jasa penitipan dan administrasi investasi (bank
kunstodian).
Sementara, kendala yang sering dihadapi investor biasanya meliputi keterbatasan
pengetahuan, informasi, dan waktu, tidak adanya insentif pajak untuk instrumen tertentu jika
berinvestasi secara langsung. Jika demikian adanya, Reksadana menjadi solusi untuk
mengatasi kendala diatas. Menurut Undang-undang (UU) Nomor 8 tentang Pasar Modal,
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
permodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
Reksadana dibentuk oleh Manajer Investasi dan bank kunstodian melalui akta kontrak
investasi kolektif (KIK) yang dibuat notaris. Manajer Investasi akan berperan sebagai
pengelola dana investasi yang terkumpul dari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke
dalam portofolio efek, seperti T/D, SBI, obligasi, dan saham. Sementara, bank kunstodian
akan berperan dalam penyimpanan dana atau portofolio milik investor serta melakukan
penyelesaian transaksi dan administrasi Reksadana.
Gambar diatas mengilustrasikan proses investasi jika menggunakan (mempercayakan)
kepada Reksadana sebagai pihak yang mengelola dana dalam berbagai portofolio. Reksadana,
didalamnya adalah kumpulan Manajer Investasi yang mengelola dana dari investor yang
mempercayakan dananya untuk diinvestasikan ke dalam berbagai instrumen investasi, baik
dipasar uang maupun pasar modal.
Proses investasi diawali dana dari beberapa investor diserahkan kepada Reksadana.
Reksadana dengan Manajer Investasi (MI) mengelola dana yang terkumpul dari para investor
yang mempercayakan dananya selanjutnya diinvestasikan keberbagai instrumen investasi
(portofolio), termasuk dengan melalui Kontrak Investasi Kolektif, baik di Pasar Uang
maupun Pasar Modal.
6.      REKSADANA COCOK UNTUK INVESTOR KECIL
Sebelumnya dikatakan bahwa reksadana bisa memenuhi kebutuhan investor kecil.
Mengapa ini bisa terjadi bukankah selama ini pasar modal dikesankan sebagai tempat
berinvestasi dengan modal yang besar ? Betul, dan dengan reksadana kesan itu bisa
dihilangkan karena reksadana bisa menyediakan dua fasilitas yang tidak mungkin dimiliki
investor kecil.

1. Membuat investasi mencapai skala ekonomis (economic of scale), yaitu suatu konsep
ilmu ekonomi mikro yang mengatakan bahwa suatu investasi (biasanya pendirian
pabrik) akan menguntungkan (dengan biaya minimal) kalau bisa dicapai kapasitas
tertentu. Untuk mencapai kapasitas tertentu (jumlah produk yang besar) inilah
kenyataan yang sulit untuk dicapai oleh investor kecil. Reksadana bisa
mewujudkannya karena dana yang terbatas yang dimiliki investor oleh kecil, setelah
digabungkan oleh manajer investasi, dapat digunakan untuk melakukan investasi
dalam skala besar (skala ekonomi) dan menyebar. Dengan investasi berskala ekonomi
dan menyebar inilah dimungkinkan mendapatkan penghasilan yang maksimal, dengan
biaya minimal.
2. Reksadana menyebabkan profesionalisme dalam berinvestasi. Kalau investor kecil
diasumsikan sebagai investor awam, maka terlalu tinggi risiko yangharus dihadapinya
kalau mereka diberikan alternatif melakukan investasi ke pasar modal. Disisi lain,
risiko yang tinggi ini belum tentu diikuti oleh tawaran penghasilan yang tinggi,
sebagaimana kaidah investasi yang umum. Perusahaan manajer investasi memiliki
tenaga-tenaga profesional dalam bidang investasi, sebab memang inilah bidang
kerjanya. Jadi dengan membeli reksadana, berarti mempercayakan nasib dana kita
kepada tenaga profesional, yang tentuya lebih ahli dibanding investor sendiri (investor
kecil/awam). Disinilah relevansi investor kecil memanfaatkan kehadiran reksadana.
Namun demikian bukan berarti dengan membeli rekasadana, kita sudah terbebas dari
resiko kerugian, ini anggapannya salah. Bagaimanapun, reksadana tetap beresiko.
Sebagaimana kaidah investasi, dimana ada penghasilan, disitu ada risiko. Hanya saja, dengan
reksadana, kita bisa menurunkan tingkat risiko, dibanding kalau kita terjun langsung
dikancah pasar modal atau pasar uang.

7.      KEUNTUNGAN REKSADANA BAGI PEMODAL


Berinvestasi di Reksadana memberikan keuntungan, termasuk bagi mereka yang memiliki
dana sedikit dan tidak banyak mengetahui tentang investasi di instrumen keuangan. Beberapa
keuntungan tersebut, antara lain:
a.       Dikelola oleh Ahlinya
Reksadana dikelola oleh Manajer Investasi yang telah berpengalaman di dunia pasar
modal. Manajer Investasi memiliki kemampuan untuk memaksimalkan hasil investasi anda
melalui analisis yang mendalam atas keadaan ekonomi dan pasar, pemilihan strategi
investasi, dan pemilihan aset yang sesuai.
b.      Sarana Investasi yang Praktis dan Fleksibel
Dengan berinvestasi di Reksadana, anda cukup menyetorkan dana dan biarkanlah
Manajer Investasi yang menyusun investasi anda. Anda cukup memonitor hasil investasi anda
melalui NAB/unit yang diterbitkan setiap hari. Selain itu, dengan keragaman produk
Reksadana yang ada, anda dapat memilih produk yang sesuai dengan keinginan anda. Anda
dapat memilih produk yang sesuai dengan keinginan anda. Anda dapat pula mengganti
produk yang lebih sesuai dengan pilihan anda.
c.       Investasi yang Terjangkau
Dengan Reksadana, siapa saja dimungkinkan untuk dapat berinvestasi. Cukup dengan
dana awal Rp.1.000.000 anda dapat merasakan investasi di pasar modal. Bahkan.
d.      Risiko yang Lebih Minimal
Dengan besarnya dana yang ada di Reksadana, maka akses untuk melakukan diversifikasi
investasi semakin besar. Dengan melakukan diversifikasi investasi, maka risiko yang
dihadapi semakin kecil.
e.       Terjaganya Likuiditas Anda
Anda dapat mencairkan kembali investasi anda setiap hari bursa, yaiut hari kerja yang
telah ditetapkan sesuai kalender Bursa Efek Indonesia. Kemudahan ini memberikan kepada
anda keleluasaan untuk mengatur investasi sesuai dengan kebutuhan keuangan anda.
f.       Transparansi dalam Berinvestasi
Seluruh informasi Reksadana selalu transparan. Anda dapat mengetahui Reksadana anda
diinvestasikan aset-aset apa saja. Selain itu, manajer investasi wajib memberitahukan kepada
anda risiko-risiko yang dihadapi serta biaya-biaya yang dikenakan pada anda.
g.      Reksadana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal, karena yang
menentukan portofolio efek atau saham-saham yang baik adalah Manajer Investasi.
h.      Efisiensi waktu. Dengan investasi pada Reksadana dimana dana tersebut dikelola oleh
Manajer Investasi profesional, maka pemodal tidak perlu memantau kinerja investasinya.
8.      RISIKO REKSADANA BAGI PEMODAL
Sementara itu, berinvestasi di Reksadana juga terdapat risiko-risiko yang mungkin akan
terjadi. Risiko-risiko yang ada dalam berinvestasi di Reksadana antara lain:
a.       Risiko Berkurangnya Jumlah Unit Penyertaan Anda
Risiko ini merupakan risiko utama dalam berinvestasi di Reksadana. Berkurangnya
jumlah Unit Penyertaan anda pada sebuah Reksadana terjadi karena adanya fluktuasi dari
harga aset-aset pada Reksadana tersebut. Untuk efek saham, fluktuasi harga terjadi sesuai
dengan mekanisme pasar yang terjadi di bursa efeknya. Untuk efek hutang, harganya
cenderung naik pada saat tingkat bunga naik, dan sebaliknya, harganya akan cenderung turun
pada saat tingkat bunga naik. Untuk instrumen pasar uang, fluktuasinya mengikuti tingkat
suku bunga yang ada. Selain itu, kondisi ekonomi dan politik juga dapat menyebabkan
terjadinya fluktuasi harga. Semua kebijakan politik dan hukum yang berkaitan dengan usaha
dapat mempengaruhi harga suatu saham.
b.      Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang timbul pada efek utang dan instrumen pasar uang karena
penerbit utang.

9.      SASARAN REKSADANA


Reksadana yang baik biasanya memiliki sasaran tertentu, sesuai dengan keahliannya
(spesialisasinya). Sasaran ini akan membedakan reksadana yang satu dengan yang lainnya
sehingga investor bisa memilih sesuai dengan tujuan investasinya. Oleh karena itu, penting
bagi investor untuk mengetahui apa sasaran dari reksadana yang akan dibelinya, sebab dari
sinilah keputusan investasi itu di mulai. Investor tidak perlu memperhatikan reksadana yang
tidak mempunyai sasaran.
Ada empat hal yang biasanya dijadikan sasaran oleh reksadana, yaitu pertumbuhan,
pendapatan, pertumbuhan dan pendapatan dan keseimbangan.
1.      Reksadana dengan Sasaran Pertumbuhan
Reksadana dengan sasaran pertumbuhan selalu berkonsentrasi pada pertumbuhan dalam
jangka panjang. Dalam arti, reksadana ini selalu berusaha meningkatkan harga-harga surat
berharga yang menjadi objek investasinya. Dapat dikatakan, reksadana dengan sasaran
pertumbuhan adalah reksadana dengan tujuan mendapatkan penghasilan yang besar di masa
mendatang (jangka panjang). Kalau pertumbuhan yang menjadi sasaran reksadana, biasanya
manajer investasi akan membeli dan menahan dalam jangka waktu cukup lama saham-saham
biasa atas perusahaan yang sedang tumbuh. Saham perusahaan yang sedang tumbuh biasanya
cenderung tidak membagikan dividen tunai. Kebijaksanaan demikian akan meningkatkan
nilai saham perusahaan tersebut. Pada gilirannya, ini akan meningkatkan nilai reksadana.
Investor bisa memilih reksadana dengan sasaran pertumbuhan ini jika menginginkan
pendapatan yang cukup besar dalam jangka panjang. Pendapatan tinggi itu berasal dari
apresiasi harga sertifikat reksadana yang dipegang. Namun, investor akan menghadapi
kemungkinan mendapatkan dividen dan pendistribusian capital gain yang rendah. Reksadana
saham biasanya memiliki sasaran pertumbuhan.
2.      Reksadana dengan Sasaran Pendapatan
Apabila pendapatan merupakan sasaran, maka reksadana demikian akan mementingkan
kupon (bagi reksadana yang menginvetasikan dananya pada obligasi) dan dividen (bagi
reksadana yang menginvestasikan dananya pada saham). Biasanya, reksadana dengn sasaran
pendapatan tidak mementingkan capital gain. Namun demikian, bukan berarti capital gain
diabaikan sebagai pertimbangan investasi. Capital gain tetap diperhatikan, tetapi sebagai
pertimbangan tambahan, pertimbangan pertama tetap pada dividen. Reksadana dengan
sasaran ini akan memilih investasi pada obligasi, saham preferen atau saham blue chips, yang
secara historis memberikan dividen tunai yang tinggi. Apabila investor memilih reksadana
ini, berarti dia akan mendapatkan pendapatan yang tinggi dari dividen dan pendistribusian
capital gain. Namun, investor akan memiliki kemungkinan yang kecil atas kenaikan harga
sertifikat reksadana yang dipegangnya.
3.      Reksadana dengan Sasaran Pertumbuhan dan Pendapatan
Ada juga reksadana dengan sasaran pertumbuhan dan pendapatan. Dengan dua sasaran
sekaligus ini tentu saja mencerminkan perpaduan antara dua ekstern sasaran yang sudah
dibahas sebelumnya. Reksadana dengan sasaran kombinasi mampu memberikan pendapatan
bagi investornya, meskipun tidak setinggi kalau investor khusus memegang reksadana
dengan sasaran pendapatn. Pendapatan ini berasal dari dividen dan capital gain. Sebaliknya,
reksadana dengan sasaran kombinasi juga bisa memberikan penghasilan yang tinggi dari
apresiasi harga sertifikat reksadana. Tentu saja apresiasi ini tidak setinggi kalau investor
khusus menginvestasikan dananya pada reksadana yang mempunyai sasaran pertumbuhan.
Boleh dikatakan, investor yang memilih reksadana dengan sasaran kombinasi ini bersikap
mengambil jalan tengah terhadap penghasilan yang diberikan reksadana tersebut.
4.      Reksadana dengan Sasaran Keseimbangan
Reksadana dengan sasaran keseimbangan adalah reksadana yang bersikap moderat
terhadap pendapatan dan pertumbuhan. Reksadana ini mirip dengan reksadana dengan
sasaran kombinasi. Bedanya, disamping bersifat moderat terhadap pendapatan dan
pertumbuhan, reksadana dengan sasaran keseimbangan juga moderat terhadap situasi
ekonomi makro. Dalam keadaan bullish market, misalnya reksadana akan berusaha
memberikan pendapatan dan pertumbuhan harga yang tinggi kepada investornya. Dalam
situasi bullish market, biasanya reksadana dengan sasaran keseimbangan akan memilih
saham-saham blue chips sebagai potofolionya. Sebaliknya, dalam situasi bearish market,
reksadana dengan sasaran keseimbangan biasanya akan memilih obligasi, sebagai upaya
bertahan atau menghindari kerugian. Dalam keadaan bearish, reksadana akan
meminimumkan risiko dan memberikan dividen, pendistribusian capital gain, dan apresiasi
harga yang kecil saja.

10.  NILAI REKSADANA


Nilai reksadana ditentukan oleh apa yang disebut net asset value (NAV) atau nilai aktiva
bersih (NAB). Angka NAB ini bisa di cari dengan membagi total nilai investasi reksadana
dengan jumlah sertifikat yang diterbitkannya. Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa
reksadana adalah perusahaan investasi. Perusahaan investasi ini merupakan jembatan bagi
investor individu maupun lembaga untuk melakukan investasi. Misalnya saja PT Indonesia
Fund diatas menerbitkan 293.000 lembar sertifikat reksadana, dengan harga Rp 1000.
Kemudian Pak Haji Mukri dan Tuan Hadi, sebagaimana di ceritakan telah membelanjakan
uangnya pada reksadana PT Indonesia Fund. Dengan demikian, PT Indonesia Fund mendapat
dana Rp 125 juta. Oleh PT Indonesia Fund, bersama uang milik investor lain, misalnya Tuan
Komar, uang tersebut diinvestasikan pada tiga saham, seperti terlihat pada tabel 11.1.
Jangan bingung dengan kata-kata saham. Disini ada saham yang menjadi portofolio PT
Indonesia Fund, seperti terlihat pada tabel 11.1 dan ada saham PT Indonesia Fund itu sendiri
yang dimiliki oleh Pak Haji Mukri, Tuan Hadi, dan Tuan Komar (lihat tabel 11.2).
Pada akhir hari bursa, perkembangan harga saham yang menjadi portofolio PT Indonesia
Fund terlihat seperti pada tabel 11.3. Dengan perkembangan tersebut, menunjukkan bahwa
sekarang, nilai investasi PT Indonesia Fund menjadi Rp 302,75 juta. Sekarang kita bisa
menghitung NAB PT Indonesia Fund, yaitu Rp 302,75 juta : 293.000 = Rp 1.033. Dengan
NAB sebesar Rp 1.033, berarti para investor reksadana PT Indonesia Fund telah menikmati
kenaikan NAB sebesar Rp 33 (Rp 1.033-Rp 1000) atau 3,3%.
Tabel 11.1
Portofolio PT Indonesia Fund

No Saham Lembar Harga (Rp) Total


(Rp Juta)
1. Tanjung Bira 10.000 15.000 150
2. Barito 5.000 9.000 45
3. Mahakam 7.000 14.000 98
Total Investasi 293
Tabel 11.2
Pemilikan Sertifikan Reksadana PT Indonesia Fund

Pemilik Investasi Harga (Rp) Jumlah Saham


(Rp Juta) (ribu)
Haji Mukri 25 1000 25
Tuan Hadi 100 1000 100
Tuan Komar 168 1000 168
Jumlah Saham 293

Tabel 11.3
Portofolio PT Indonesia Fund pada Akhir Hari Bursa
Saham Lembar Harga (Rp) Total (Rp Juta)

Tanjung Bira 10.000 15.500 150.5


Barito 5.000 9.450 47.25
Mahakam 7.000 15.000 105
Total Investasi 302.75

11.  HARGA PASAR REKSADANA


Harga pasar reksadana merupakan harga yang telah disesuaikan dengan kondisi pasar
(mark to market). Sesungguhnya harga pasar ini juga tergantung pada nilai reksadana.
Sebagaimana diketahui, nilai reksadana merupakan NAB, dimana untuk menentukan NAB
ini sangat tergantung pada portofolio investasi yang dilakukan manajer investasi. Dengan
demikian, NAB akan dipengaruhi oleh harga saham setiap hari. Pada gilirannya, NAB ini
akan memengaruhi harga pasar. Namun demikian, masih ada faktor lain lagi yang
memengaruhi harga pasar, yaitu dividen dan capital gain (akan dibahas kemudian). Jadi,
tidak selalu terjadi bahwa peningkatan NAB akan meningkatkan harga pasar reksadana.

12.  PENGHASILAN INVESTASI REKSADANA


Penghasilan dari investasi reksadana datang dari tiga sumber, yaitu dividen, capital gain,
dan peningkatan harga. Dividen diperoleh dari penerbit reksadana oleh manajer investasi.
Seperti terungkap dalam pembahasan cara kerja reksadana, untuk memperoleh dana, manajer
investasi harus menerbitkan saham, yang kemudian dikenal sebagai sertifikat reksadana. Oleh
karena itu, manajer investasi berkewajiban memberikan dividen kepada pemegang
sertifikatnya (dalam hal ini pembeli reksadana). Perhatikan, dalam keadaan seperti ini,
pemegang reksadana sama seperti pemegang saham secara langsung (bisa mendapatkan
dividen). Tentu saja besarnya dividen ini tidak sama antara memegang saham secara
langsung dengan membeli reksadana; bisa lebih tinggi, bisa lebih rendah. Tergantung pada
sasaran reksadana yang dibeli.
Capital gain diperoleh dari penjualan portofolio raksadana. Ini bisa terjadi kalau
reksadana mampu menjual portofolionya dengan harga yang lebih tinggi dari harga
perolehan. Sebagai contoh, PT Indonesia Fund melakukan portofolio dengan membeli saham-
saham PT Tanjung Bira, PT Barito, dan PT Mahakam dengan harga masing-masing Rp
15.000, Rp 9000, dan Rp 14.000. Jika PT Indonesia Fund berhasil menjual ketiga saham itu
dengan harga diatas harga perolehannya, maka PT Indonesia Fund mendapatkan capital gain.
Capital gain inilah yang kemudian dibagikan kepada para pemegang saham PT Indonesia
Fund (pemegang reksadana).
Kedua penghasilan--dividen dan capital gain--ini disebut distribusi (lihat gambar 11.2).
Namun, penghasilan dari distribusi ini tidak selalu bisa didapat investor, ini tergantung
kebijaksanaan manajer investasi. Karena itu, perhatikan baik-baik kebijaksanaan manajer
investasi ini, yang biasanya tercantum dalam prospektus.

Gambar 11.2
Peningkatan harga reksadana diperoleh dari hasil penjualan reksadana di pasar sekunder
(untuk reksadana close-end) atau nilai pembelian kembali (redeem) oleh perusahaan manajer
investasi (untuk reksadana (open-end). Hasil penjualan ini sesungguhnya adalah harga pasar.
Dengan demikian, peningkatan harga merupakan kelebihan dari harga pasar diatas harga
perolehannya. Dalam istilah saham, peningkatan harga ini sama halnya dengan capital gain.
Bisa dikatakan pemegang reksadana dapat memeroleh capital gain dua kali, yaitu saat
menerima distribusi capital gain ketika penerbit reksadana menjual portofolionya dan saat
menjual reksadana itu sendiri (lihat gambar 11.3).
Gambar 11.3
B.     KASUS DAN SOLUSI
1.      KASUS
URAIAN
Dalam Rapat Dengar Pendapat yang diadakan Komisi XI DPR pda Selasa (10/2), Deputi
Gubernur Bank Indonesia (BI), Siti Ch Fadjrijah membeberkan kronologis kasus PT Bank
Century Tbk. Bedasarkan temuan BI, produk investasi berupa reksa dana yang diterbitkan PT
Antaboga Delta Sekuritas, tidak mempunyai izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Terakhir diketahui, bahwa perusahaan sekuritas tersebut
dimiliki Robert Tantular, salah satu pemegang saham di Bank Century.
Fadjrijah menceritakan kasus ini bermula pada Januari 2005. Waktu itu Bank Century
memang menjadi sub agen penjual produk reksadana, yaitu Investasi Dana Pasti. Sedangkan
agennya adalah Antaboga. BI kemudian melakukan pemeriksaan, dan diketahui bahwa
pegawai bank yang menjual produk tersebut tidak mempunyai izin dari Bapepam-LK. Pada
saat itu juga BI meminta agar penjualan produk tersebut dihentikan.
Mei 2005, BI membahas secara internal soal maraknya produk reksa dana. Kemudian di
bulan Juni, BI mengeluarkan aturan mengenai syarat bank yang bisa bisa menjadi agen
penjual reksa dana. Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa sebagai agen reksa dana, bank
harus dapat memastikan bahwa reksadana yang bersangkutan telah memperoleh pernyataan
yang efektif dari otoritas pasar modal. Lalu, bank dilarang menjamin pelunasan dan kepastian
besarnya imbal hasil termasuk nilai aktiva bersih (NAB) secara langsung maupun tidak
langsung. Bank juga wajib melapor ke BI setiap bulan mengenai jenis-jenis produk reksa
dana yang dijual.
Setelah mengadakan pertemuan dengan pihak Bank Century, BI akhirnya mengeluarkan
memo internal yang memberitahukan bahwa sejak Desember 2005 penjualan produk
Antaboga tersebut dihentikan. Memo itu kemudian disampaikan ke seluruh cabang Bank
Century per 22 Desember 2005.
Awal 2006, bagian pengawas BI berpura-pura menjadi nasabah Bank Century. Ternyata
produk itu masih ada. BI memanggil direksi dan menegur manajemen Bank Century. Pada
saat itu juga Bank Century mengeluarkan memo untuk mempertegas penghentian penjualan
produk Antaboga. Setelah itu, di buku bank tidak ada catatan-catatan dalam pembukuan. Ini
fakta yang kami peroleh dari pemeriksaan, ujar Fadjrijah. Sebelumnya, Bank Century tidak
pernah mencatat hasil penjualan reksadana Anaboga ke dalam pembukuan perusahaan.
Menurut Fadjrijah, dari temuan BI sejak 2005, formulir penjualan produk tersebut
awalnya tercantum logo Antaboga dan Bank Century. Namun, belakangan sudah tidak ada
logo Bank Century, yang ada hanya Antaboga. Dari situ BI langsung memberikan informasi
ke Bapepam-LK dan meminta lembaga tersebut untuk meneliti reksadana yang dijual
Antaboga.
Disamping itu, lanjut Fadjrijah, BI juga mendapat informasi bahwa petugas yang
menawarkan produk Antaboga selalu menawarkan hal yang bagus-bagus saja. Hal itu
dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap produk tersebut. Namun aturan BI tadi
mengatakan, bank sebagai agen penjual tidak boleh menjamin produk yang dijualnya.
Lebih jauh Fadjrijah mengatakan, BI telah menelusuri 62 rekening yang dipakai Robert
Tantular. Semua rekening tersebut berada di dalam negeri. Kini data-data tersebut sudah
disampaikan ke Bareskrim Mabes Polri. Dia mengaku tidak mengetahui berapa nilai dari
rekening yang diblokir tersebut, karena kewenangan penyidikan ada di Kepolisian.
Dalam menelusuri aset Robert, BI bekerjasama dengan Bareskrim Mabes Polri dan Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Selain puluhan rekening yang tersebar
di sejumlah bank tersebut, juga ditemukan lima rekening Antaboga yang ada di Century.
PERMASALAHAN
Empat tahun telah berlalu sejak mencuatnya kasus Reksadana Antaboga. Namun, nasib
pemilik Reksadana Antaboga itu hingga kini belum juga menemui titik terang walaupun
kasus ini telah diupayakan melalui jalur hukum. Kasus ini bergulir ketika nasabah Antaboga
resah karena investasi mereka tak bisa dicairkan, meski sudah jatuh tempo sejak bulan
September 2008.
Kasus Antaboga ini banyak sekali melibatkan nasabah Bank Century. Sebab sebagian
besar investor adalah nasabah bank yang sekarang berganti nama menjadi Bank Mutiara.
Dana nasabah Bank Century yang tersangkut di produk Antaboga diperkirakan mencapai
Rp1,5 triliun. Dana itu dikelola dalam bentuk portofolio discretionary fund, Reksadana
Berlian, Berlian Plus dan Berlian Terproteksi. Kabarnya dana kelolaan Reksadana Berlian per
21 Oktober 2008 Rp49,44 miliar, lalu Berlian Plus Rp5,24 miliar. Produk investasi yang
ditawarkan kepada nasabah Bank Century adalah jenis reksadana terproteksi. Sehingga modal
awal pasti akan kembali ditambah dengan hasil bunga. Investasi Antaboga menawarkan
imbal hasil 13 persen per tahun.
PT Antaboga Delta Sec.Ind. diketahui mendapat izin usaha sebagai perantara pedagang
efek dan manajer investasi sejak tahun 1992, tepatnya tanggal 21 Maret 1992.[1] Sebanyak
82,18% saham Antaboga dimiliki PT Aditya Rekautama dan sisanya 17,82% dimiliki PT
Mitrasejati Makmurabadi. PT Aditya Rekautama sendiri sebanyak 12,5% sahamnya dimiliki
Robert Tantular, Hartawan Aluwi dan Budi PV Tanudjaja.
Robert dan Hartawan merupakan menantu Sukanta Tanudjaja, mantan pemilik Great
River. Budi merupakan kerabat Sukanta. Sedangkan PT Mitrasejati Makmurabadi dimiliki
Harry Sutomo Raharjo dan Hendro Wiyanto. Hendro kini menjabat sebagai direktur utama
Antaboga. Perusahaan didirikan dengan modal dasar Rp. 60 miliar dan modal disetor Rp. 55
miliar. Antaboga sendiri merupakan pemilik Bank Century dengan andil saham 7,44%. Di
Century selain lewat Antaboga, keluarga Tantular juga memiliki saham lewat PT Century
Mega Investindo yang menguasai 9% saham bank dan PT Century Super Investindo yang
memegang 5,64% saham.
ANALISIS KASUS
Ada tiga permasalahan pokok dalam kasus di atas:
Pertama, bagaimana Uji Kepatuhan Reksa Dana yang dilakukan oleh Petugas Uji
Kepatuhan dari Bapepam sejak tahun 1992 hingga terjadi kasus itu, pada tahun 2008?
Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep-38/PM/2003
PERATURAN NOMOR II.F.14 tentang PEDOMAN UJI KEPATUHAN REKSADANA
menjelaskan bahwa Uji Kepatuhan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
berkala oleh biro teknis untuk menguji kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, penerapan
prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko serta kinerja Reksa Dana.
Bagaimana mungkin kasus ini bisa terjadi sedemikian rumit kalau Uji Kepatuhan yang
dilakukan oleh Bapepam ini benar-benar berjalan baik?

2.      SOLUSI
Segala tindakan yang melanggar hukum harus ditegakan, serta Uji kepatuhan yang
dilakukan oleh reksadana harus dapat ditinjau kembali, serta berjalan sesuai kebijakan yang
ada.
Peraturan tersebut menentukan dalam melakukan uji kepatuhan, Petugas Uji Kepatuhan
harus:
a.       Mengumpulkan data, informasi, dan atau keterangan lain yang diperlukan;
b.      Mengidentifikasikan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam
pengelolaan Reksa Dana;
c.       Mengetahui terlebih dahulu Anggaran Dasar, Kontrak Investasi Kolektif, Komposisi
Investasi, Portofolio, Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana, Bank Kustodian,Prospektus
dan laporan terakhir yang diterima Bapepam serta Pihak yang terafiliasi dengan Manajer
Investasi; dan
d.      Mempelajari dan memahami prosedur standar operasional transaksi Reksa Dana.
Selain itu, juga disebutkan, dalam melakukan Uji Kepatuhan terhadap pengelolaan
portofolio Reksa Dana, maka Petugas Uji Kepatuhan harus:
a.       Memastikan kesesuaian antara kegiatan pengelolaan Reksa Dana dengan Kontrak Reksa
Dana yang telah dibuat sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IV.A.4 tentang Pedoman
Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan atau Peraturan Nomor IV.B.2 tentang
Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif;
b.      Memastikan Manajer Investasi dalam mengelola portofolio telah menerap.

BERITA
Tanggal : Selasa, 19 Mei 2015 09:40 WIB
Kasus Penipuan Reksadana, Robert Tantular Kembali Divonis 1 Tahun Penjara
Robert Tantular divonis 1 tahun penjara dalam kasus penipuan investasi reksadana. (Ist)
Jakarta, HanTer-Robert Tantular, pemilik sekaligus pemegang saham pengendali PT
Antaboga Delta Sekuritas, divonis satu tahun penjara dan denda Rp 2,5 miliar subsider 3
bulan kurungan oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat (Jakpus) dalam kasus penipuan
investasi reksadana, pada Senin (18/5/2015).
Robert Tantular terbukti menipu 1.118 orang yang telah menginvestasikan dananya di
reksadana Antaboga serta melakukan tindak pidana pencucian uang terhadap dana hasil
penipuan tersebut.
"Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penipuan
sebagaimana dimaksud oleh Pasal 378 KUHPidana jo pasal 55(1) ke-1 KUHPidana.
Terdakwa juga terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang sebagaiman diatur dalam
pasal 3 (1) huruf a, c Undang-Undang No.15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian
Uang, sebagaimana telah diubah dengan UU N0.25 Tahun 2003 jo pasal 55(1) ke-1
KUHPidana," kata Ketua Majelis Hakim Robert Siahaan.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) RI mendakwa Robert melakukan penipuan
dan pencucian uang bersama-sama dengan Hendro Wiyanto dari PT Antaboga Indonesia
(DPO), Hartawan A Luwi (DPO), Anton Tantular pemegang saham PT Antaboga Delta
Sekuritas Indonesia (ADSI) (DPO), dan Lila K Gondokusumo Kepala Wilayah V Bank
Century Surabaya.
Menurut jaksa, Robert melakukan tindak pidana penipuan dan pencucian uang dimulai
sejak 23 Desember 2005 sampai dengan November 2008. Robert adalah pemegang saham PT
Antaboga Delta Sekuritas Indonesia dan PT Bank Century.
Dalam kapasitasnya tersebut, Robert memerintahkan kepada beberapa Kakorwil dan
Pimpinan Cabang Bank Century untuk menawarkan produk PT Antaboga Delta Sekuritas
Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang agen investasi menjual/menawarkan produk
reksadana yang dikelola PT KUO Capital Rahardja sebagai manajer investasi. Adapun Robert
menyatakan banding atas vonis hakim tersebut.
Sidang putusan ini sudah lima kali ditunda. Putusan hakim juga jauh lebih rendah
dibanding dengan tuntutan jaksa penuntut umum yang meminta majelis hakim menghukum
Robert dengan kurungan selama 6 tahun ditambah denda Rp 5 miliar subsider 6 bulan
penjara.
Robert sebelumnya sudah beberapa kali divonis di sejumlah kasus penyimpangan bailout
Bank Century. Dia totalnya sudah dihukum 19 tahun penjara dan kini ditambah lagi dengan
kurungan setahun karena terbukti melakukan pencucian uang.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor
untuk berinvestasi dalam investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit
penyertaan reksadana. Reksadana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian
nasional karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan-
perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta.
Reksadana sebagai alternatif investasi adalah upaya lembaga keuangan non perbankan
yang bertujuan membantu masyarakat untuk melakukan penjagaan atau perencanaan
investasi keuangan untuk jangka waktu kedepan sebagai bentuk alfernatif berinvestasi.
Reksadana merupakan salah satu  bentuk dari perusahaan investasi (investment company).
Prinsip investasi pada reksadana adalah melakukan investasi yang menyebar pada sekian alat
investasi yang diperdagangkan di pasar modal
Reksa dana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin ikut serta dalam
pasar modal dengan modal minimal yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko
yang sedikit. Reksa dana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian nasional
karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan-
perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta. Disisi lain, reksa dana memberikan
keuntungan kepada masyarakat berupa keamanan dan keuntungan materi yang meningkatkan
kesejahteraan material.
B.     Saran
Perlu adanya kesadaran akan fungsi dan Proses Investasi Reksadana di Indonesia. Serta
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal mengenai UJI KEPATUHAN
REKSADANA yang berlaku harus benar-benar berjalan baik. Agar warga Indonesia
memiliki kepercayaan akan Reksadana yang dimiliki oleh investor.
DAFTAR PUSTAKA

Bodie Zvi, Kane Alex dan Marcus Alan J. 2008. Investments, Jakarta: Salemba Empat.
Hadi, Nor. 2013. Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widoatmodjo, Sawidji. 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: pengetahuan dasar. Jakarta:
PT. Jurnalindo Aksara Grafika.
Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia: Pengantar dan Studi Kasus. Bogor Selatan:
Ghalia Indonesia.
http://nasional.harianterbit.com/nasional/2015/05/19/28963/25/25/Kasus-Penipuan-Reksadana-
Robert-Tantular-Kembali-Divonis-1-Tahun-Penjara
http://irfanmaulana23.blogspot.co.id/2014/11/makalah-reksadana.html
http://ferizamrani.blogspot.co.id/2015/05/makalah-reksa-dana.html

Diposting oleh Unknown di 09.26


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼  2017 (5)
o ▼  April (5)
 makalah (aspek ekonomi)
 makalah (bank dunia)
 makalah (reksadana)
 makalah (asuransi)
 makalah Dana Pensiun (lembaga keuangan)

 ►  2015 (3)

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.


http://irfanmaulana23.blogspot.com/2014/11/makalah-reksadana.html

http://tyasnurhayati.blogspot.com/2017/04/makalah-reksadana.html

Anda mungkin juga menyukai