“REKSADANA”
Kelas : F
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .................................................................................................. 5
BAB II
A. Kesimpulan ....................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Mengerti dan memahami sejarah Reksadana di Indonesia.
2. Mengetahui apa yang dimaksud Reksadana.
3. Mengetahui Jenis-jenis Reksadana.
4. Mengetahui Proses Investasi dalam Reksadana.
5. Mengerti dan memahami Keuntungan, Resik, Sasaran, Nilai, dan Harga dalam Reksadana.
BAB II
PEMBAHASAN
A. REKSADANA
1. SEJARAH SINGKAT REKSADANA DI INDONESIA
Perkembangan Pasar Modal tak dapat dihindarkan munculnya inovasi baru dibidang
keuangan dalam rangka memfasilitasi investasi. Wujud perkembangan instrumen keuangan
tersebut seperti munculnya Reksadana di Amerika saat itu. Reksadana muncul saat itu tidak
sebagaimana diperkirakan, yaitu hanya dalam waktu setahun saja telah memiliki sebanyak
200 investor Reksadana dengan total aset mencapai U5S 392.000.
Sebagaimana karakter industri lain, industri keuangan-pun mengalami pasar surut. Pada
tahun 1929, Pasar Modal mengalami kelesuan sehingga bursa saham jatuh. Implikasinya,
pertumbuhan industri Reksadana saat itu juga menjadi melambat. Melihat fakta seperti itu,
Kongres Amerika mengeluarkan Undang-Undang tentang Surat Berharga 1933 (Securitas
Act of 1933) dan Undang-undang Bursa Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934).
Berdasarka peraturan tersebut, untuk menerbitkan stabilitas dan keamanan investasi dlam
Reksadana, maka Reksadana didaftarkan pada Securities and Exchange Commission (SEC)
yaitu sebuah komisi di Amerika yang menangani perdagangan surat berharga dan pasar
modal. Selain itu, penerbit Reksadana wajib untuk menyediakan propektus yang memuat
informasi guna keterbukaan informasi Reksadana, juga termasuk surat berharga yang menadi
objek kelolaan, dan informasi mengenai Manajer Investasi yang menerbitkan Reksadana.
Securities and Exchange Commission (SEC) terlibat dalam perancangan Undang-undnag
Perusahaan Investasi Tahun 1940 yang menjadi acuan bagi ketentuan-ketentuan yang wajib
dipenuhi untuk setiap pendaftaran Reksadana. Proses itu dilakukan dalam rangka mencari
titik temu antara pemerintah dan perlu pasar (profesi dan investor) sehingga terjadi
perlindungan sebagaimana mestinya. Kondisi seperti itu ternyata memberi manfaat yaitu
pulihnya kepercayaan pasar terhadap bursa saham. Kondisi seperti tersignal positif pasar
Reksadana yaitu Reksadana mulai tumbuh dan berkembang. Hingga akhir tahun 1960
diperkirakan telah ada sekitar 270 Reksadan dengan dana kelolaan sebesar 48 triliun US
Dollar.
Index pertama kali Reksadan diperkenalkan oleh John Bogle pada tahun 1976 dengan
nama Fisrt Index Investment Trust, yang sekarang dikenal dengan bernama Vanguard 500
Index Fund yang merupakan Reksadana dengan dana kelolaan terbesar yang mencapai 100
triliun US Dollar. Salah satu kontributor terbesar dari pertumbuhan Reksadana di Amerika
yaitu dengan adanya ketentuan mengenai rekening pensiun perorangan (individual retirement
account – IRA, yang menambahkan ketentuan kedalam Internal Revenue Code (peraturan
perpajakan di Amerika) yang mengizinkan perorangan (termasuk mereka yang sudah
memiliki program pensiun perusahaan) untuk menyisihkan sebesar 4.000 US $ setahun.
Reksdana di Indonesia mulai muncul sekitar tahun 1970-an yaitu sejak PT. Danareksa
didirikan pada tahun 1977 bersamaan dibuka kembali dibidang instrumen Bursa Efek Jakarta.
Tujuan didirikan PT. Danareksa adalah untuk meramaikan dan mengembangkan bidang
instrumen pasar modal serta memacu perkembangan Reksadana di Indonesia.
NII (Net Investment Income) merupakan pendapatan total reksadana baik deviden
dan/bunga dari hasil investasiatas efek di pasar modal maupun pasar uang dikurangi dengan
biaya biaya operasional yang telah dikeluarkan dalam rangka investasi pada saham yang
kemungkinan memberikan pendapatan berupa deviden. Sedangkan bunga dihasilkan dari
investasi berupa deposito dan obligasi. Net investment income dihitung dari per share.
Devident Income (DI) merupakan deviden per saham yang dibagikan kepada para
pemegang saham, jika ada. Sedangkan Net Capital Gain (NCG) merupakan capital gain yang
baik telah terealisasi maupun yang belum tereaisasi dari transksi efek yang terjadi. Jadi Net
Capital Gain terdiri dari dua komponen, yaitu: 1. Realized capital gain (keuntungan yang
terealisasi), dan 2. Unrealized capital gain (keuntuga yang belum terealisasi).
Realized Capital Gain adalah Capital Gain (keuntungan pemegang reksadana) yang telah
terealisasi. Untuk lebih memahami kaedah tersebut diberikan contoh: perusahaan reksadan
berinvestasi pada saham BNNI yang dibeli pada harga Rp. 7200 per saham, pada saat
penghitungan NAV harga penutupan saham BNNI adalah Rp 8500 per saham. Tetapi
perusahaan reksadana tersebut belum menjualnya (disadur dari Robert Ang,1995). Disini
berarti ada capital gain sebesar Rp 700 (Rp. 8500 – Rp. 7200) yang belum terealisasi.
Seluruh capital gain baik yang realized capital gain maupun yang unrealized capital gain
dijumlahkan sehingga dperoleh keuntungan total (total capital gain), selanjutnya seluruh
keuntungan total (total capital gain) dibagi dengan jumlah saham perseroan reksadana yang
di keluarkan, sehingga didapat NCG (Net capital gain) per saham.
Perusahaan reksadana tebuka tidak mendaftarkan efeknya di bursa efek, namun reksadana
tipemini dapat terus menrbitkan saham denga batasan seluruhnya tidak melebihi modal dasar.
Saat pendirian perusahaan reksadan perseroan bersifat terbuka harus menempatkan dan
menyetor penuh modal paling sedikit 1% dari modal dasar. Pihak pihak yang terlibat dalam
transaksi reksadana terbuka berbentuk perseroan, antara lain :
a. Perusahaan Reksadana
Merupakan perseroan terbatas yang telah memiliki izin usaha dari bappepam yang akan
mengelola dan bertanggung jawab atas dana para pemegang saham reksadana.
b. Manajer Investasi
Merupakan perusahaan yang telah memperoleh izin usaha dari Bappepam-Lk sebagai
manajer investasi dan minim ada pegawainya yang telah memperoleeh izin profesi dari
Bappepam-Lk sebagai manajer investasi
c. Agen Penjualan
Merupakan agen penjualan yang melaksanakan penjualan secara langsung kepada
masyarakat pemodal melalui cabang cabangnya atau sub agensi lainnya.
d. Kustodian
Merupakan institusi yang berfungsi untuk menyimpan dan mengamankan dokumen efek
(surat berharga ) serta asset lainnya dari dana yang dihimpun reksadana.
e. Transfer agen
Fungsi dari taransfer agen adalah melaksanakan registrasi dan pencatatan permintaan
para pemegang saham reksdana mengenai pembelian dan penebusan serta membuat daftar
para pemegang saham.
2. Reksadana Tertutup (Close-end Investment Company)
Reksadana tertutup yang berbentuk perseroan (close-end investment) company,
merupakan persoroan terbatas yang didirikan dengan maksud tujuan usaha adalah reksadana
dan mendapat izin dari Bappepam. Saham reksdana tertutup harus diterbitkan dengan nilai
nominal. Proses jual beli saham ini dapat dilakukan di Over The Counter market (OTC) atau
bursa efek.
Karakteristik reksada tertutup antara lain adalah hanya dapat menjual saham reksadana
(bukan unit penyertaan sebagaimana istilah dalam reksadana terbuka) kepada investor sampai
jumlah modal dasar yang telah diteteapkan dalam anggaran dasar perseroan.
Disebut reksadan tertutup karena reksadaan atertutup dalam hal jumlah saham yang dapat
diterbitkan atau dalam hal menerima masuknya pemodal baru. Rreksadana jenis ini tidak
dapat membeli saham saham nya yang telah dijual kepada pemodal, atau pemodal tidak dapat
menjual saham saham yang telah dibeli kepada reksadana yang bersangkutan kecuali melalui
bursa efek dengan harga berdasarkan mekanisme pasar. Untuk itu saham reksadana tertutup
harus dicatatkan di bursa efek sehinggan dapat diperjualbelikan di bursa efek.
Berdasarkan uraian diatas, jelas perbedaan antara reksadana terbuka dan reksadan
tertutup. Reksadana tertutup tidaka ada aliran dana terus menerus dari penjualan saham
reksadana, karena proses penjualan dilakukan dengan dengan proses penawaran umnum yaitu
melalui right issue. Para investor yang ingin melakukan jual-beli saham reksadana tertutup ini
harus melalui perusahaan pialang efek (broker).
Bagi investor yang berinvestasi pada reksadana tertutup akan memmperoleh keuntungan
seperti keuntungan pemegang saham antara lain:
a. Deviden
b. Sahara bonus
c. Capital gain
Capital gain yang dimaksud disini berbeda dengan capital gain distribution, melainkan
selisih antara harga beli dan harga jual saham yang bersangkutan dibursa efek. Harga saham
reksadana tertutup biasanya dilantai bursa biasanya lebih besar atau lebih kecil dari NAV
persaham. Besarnya pebedanan ini disebut premium. Jika premiumnya negative maka disebut
diskon. Berikut ini rumus untuk menghitung premium saham reksadana tertutup :
Premium = Ps – NAV
NAV
Dimana :
Ps = Harga pasar saham reksadana
NAV = Net Asset Value persaham reksadana
Melihat konsep sebagaimana tersebut, secara lebih rinci terdapat karakter antara
reksadana terbuka denganreksadana tertutup bentuk perseroan antara lain :
Keterangan Reksadana Terbuka
Nominal saham Tanpa nilai nominal
Harga saham diperdagangkan Sesuai NAV
Premium harga saham terhadap NAV Tanpa premium
NAV awal Rp. 1000
Ditransaksikan oleh bursa efek Tidak
Komponen return on investment Deviden income, capital gain distribution
tidak net change in NAV
Transaksi dalam jumlah banyak mempengaruhi harga saham Tidak karena diperdagangkan menurut NAV
Saham ditawarkan kepada investor terus menerus Ya, kecuali memberikan waktu untuk tumbuh
UP = Innvestment
NAV (1+FEE)
1. Membuat investasi mencapai skala ekonomis (economic of scale), yaitu suatu konsep
ilmu ekonomi mikro yang mengatakan bahwa suatu investasi (biasanya pendirian
pabrik) akan menguntungkan (dengan biaya minimal) kalau bisa dicapai kapasitas
tertentu. Untuk mencapai kapasitas tertentu (jumlah produk yang besar) inilah
kenyataan yang sulit untuk dicapai oleh investor kecil. Reksadana bisa
mewujudkannya karena dana yang terbatas yang dimiliki investor oleh kecil, setelah
digabungkan oleh manajer investasi, dapat digunakan untuk melakukan investasi
dalam skala besar (skala ekonomi) dan menyebar. Dengan investasi berskala ekonomi
dan menyebar inilah dimungkinkan mendapatkan penghasilan yang maksimal, dengan
biaya minimal.
2. Reksadana menyebabkan profesionalisme dalam berinvestasi. Kalau investor kecil
diasumsikan sebagai investor awam, maka terlalu tinggi risiko yangharus dihadapinya
kalau mereka diberikan alternatif melakukan investasi ke pasar modal. Disisi lain,
risiko yang tinggi ini belum tentu diikuti oleh tawaran penghasilan yang tinggi,
sebagaimana kaidah investasi yang umum. Perusahaan manajer investasi memiliki
tenaga-tenaga profesional dalam bidang investasi, sebab memang inilah bidang
kerjanya. Jadi dengan membeli reksadana, berarti mempercayakan nasib dana kita
kepada tenaga profesional, yang tentuya lebih ahli dibanding investor sendiri (investor
kecil/awam). Disinilah relevansi investor kecil memanfaatkan kehadiran reksadana.
Namun demikian bukan berarti dengan membeli rekasadana, kita sudah terbebas dari
resiko kerugian, ini anggapannya salah. Bagaimanapun, reksadana tetap beresiko.
Sebagaimana kaidah investasi, dimana ada penghasilan, disitu ada risiko. Hanya saja, dengan
reksadana, kita bisa menurunkan tingkat risiko, dibanding kalau kita terjun langsung
dikancah pasar modal atau pasar uang.
Tabel 11.3
Portofolio PT Indonesia Fund pada Akhir Hari Bursa
Saham Lembar Harga (Rp) Total (Rp Juta)
Gambar 11.2
Peningkatan harga reksadana diperoleh dari hasil penjualan reksadana di pasar sekunder
(untuk reksadana close-end) atau nilai pembelian kembali (redeem) oleh perusahaan manajer
investasi (untuk reksadana (open-end). Hasil penjualan ini sesungguhnya adalah harga pasar.
Dengan demikian, peningkatan harga merupakan kelebihan dari harga pasar diatas harga
perolehannya. Dalam istilah saham, peningkatan harga ini sama halnya dengan capital gain.
Bisa dikatakan pemegang reksadana dapat memeroleh capital gain dua kali, yaitu saat
menerima distribusi capital gain ketika penerbit reksadana menjual portofolionya dan saat
menjual reksadana itu sendiri (lihat gambar 11.3).
Gambar 11.3
B. KASUS DAN SOLUSI
1. KASUS
URAIAN
Dalam Rapat Dengar Pendapat yang diadakan Komisi XI DPR pda Selasa (10/2), Deputi
Gubernur Bank Indonesia (BI), Siti Ch Fadjrijah membeberkan kronologis kasus PT Bank
Century Tbk. Bedasarkan temuan BI, produk investasi berupa reksa dana yang diterbitkan PT
Antaboga Delta Sekuritas, tidak mempunyai izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Terakhir diketahui, bahwa perusahaan sekuritas tersebut
dimiliki Robert Tantular, salah satu pemegang saham di Bank Century.
Fadjrijah menceritakan kasus ini bermula pada Januari 2005. Waktu itu Bank Century
memang menjadi sub agen penjual produk reksadana, yaitu Investasi Dana Pasti. Sedangkan
agennya adalah Antaboga. BI kemudian melakukan pemeriksaan, dan diketahui bahwa
pegawai bank yang menjual produk tersebut tidak mempunyai izin dari Bapepam-LK. Pada
saat itu juga BI meminta agar penjualan produk tersebut dihentikan.
Mei 2005, BI membahas secara internal soal maraknya produk reksa dana. Kemudian di
bulan Juni, BI mengeluarkan aturan mengenai syarat bank yang bisa bisa menjadi agen
penjual reksa dana. Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa sebagai agen reksa dana, bank
harus dapat memastikan bahwa reksadana yang bersangkutan telah memperoleh pernyataan
yang efektif dari otoritas pasar modal. Lalu, bank dilarang menjamin pelunasan dan kepastian
besarnya imbal hasil termasuk nilai aktiva bersih (NAB) secara langsung maupun tidak
langsung. Bank juga wajib melapor ke BI setiap bulan mengenai jenis-jenis produk reksa
dana yang dijual.
Setelah mengadakan pertemuan dengan pihak Bank Century, BI akhirnya mengeluarkan
memo internal yang memberitahukan bahwa sejak Desember 2005 penjualan produk
Antaboga tersebut dihentikan. Memo itu kemudian disampaikan ke seluruh cabang Bank
Century per 22 Desember 2005.
Awal 2006, bagian pengawas BI berpura-pura menjadi nasabah Bank Century. Ternyata
produk itu masih ada. BI memanggil direksi dan menegur manajemen Bank Century. Pada
saat itu juga Bank Century mengeluarkan memo untuk mempertegas penghentian penjualan
produk Antaboga. Setelah itu, di buku bank tidak ada catatan-catatan dalam pembukuan. Ini
fakta yang kami peroleh dari pemeriksaan, ujar Fadjrijah. Sebelumnya, Bank Century tidak
pernah mencatat hasil penjualan reksadana Anaboga ke dalam pembukuan perusahaan.
Menurut Fadjrijah, dari temuan BI sejak 2005, formulir penjualan produk tersebut
awalnya tercantum logo Antaboga dan Bank Century. Namun, belakangan sudah tidak ada
logo Bank Century, yang ada hanya Antaboga. Dari situ BI langsung memberikan informasi
ke Bapepam-LK dan meminta lembaga tersebut untuk meneliti reksadana yang dijual
Antaboga.
Disamping itu, lanjut Fadjrijah, BI juga mendapat informasi bahwa petugas yang
menawarkan produk Antaboga selalu menawarkan hal yang bagus-bagus saja. Hal itu
dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap produk tersebut. Namun aturan BI tadi
mengatakan, bank sebagai agen penjual tidak boleh menjamin produk yang dijualnya.
Lebih jauh Fadjrijah mengatakan, BI telah menelusuri 62 rekening yang dipakai Robert
Tantular. Semua rekening tersebut berada di dalam negeri. Kini data-data tersebut sudah
disampaikan ke Bareskrim Mabes Polri. Dia mengaku tidak mengetahui berapa nilai dari
rekening yang diblokir tersebut, karena kewenangan penyidikan ada di Kepolisian.
Dalam menelusuri aset Robert, BI bekerjasama dengan Bareskrim Mabes Polri dan Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Selain puluhan rekening yang tersebar
di sejumlah bank tersebut, juga ditemukan lima rekening Antaboga yang ada di Century.
PERMASALAHAN
Empat tahun telah berlalu sejak mencuatnya kasus Reksadana Antaboga. Namun, nasib
pemilik Reksadana Antaboga itu hingga kini belum juga menemui titik terang walaupun
kasus ini telah diupayakan melalui jalur hukum. Kasus ini bergulir ketika nasabah Antaboga
resah karena investasi mereka tak bisa dicairkan, meski sudah jatuh tempo sejak bulan
September 2008.
Kasus Antaboga ini banyak sekali melibatkan nasabah Bank Century. Sebab sebagian
besar investor adalah nasabah bank yang sekarang berganti nama menjadi Bank Mutiara.
Dana nasabah Bank Century yang tersangkut di produk Antaboga diperkirakan mencapai
Rp1,5 triliun. Dana itu dikelola dalam bentuk portofolio discretionary fund, Reksadana
Berlian, Berlian Plus dan Berlian Terproteksi. Kabarnya dana kelolaan Reksadana Berlian per
21 Oktober 2008 Rp49,44 miliar, lalu Berlian Plus Rp5,24 miliar. Produk investasi yang
ditawarkan kepada nasabah Bank Century adalah jenis reksadana terproteksi. Sehingga modal
awal pasti akan kembali ditambah dengan hasil bunga. Investasi Antaboga menawarkan
imbal hasil 13 persen per tahun.
PT Antaboga Delta Sec.Ind. diketahui mendapat izin usaha sebagai perantara pedagang
efek dan manajer investasi sejak tahun 1992, tepatnya tanggal 21 Maret 1992.[1] Sebanyak
82,18% saham Antaboga dimiliki PT Aditya Rekautama dan sisanya 17,82% dimiliki PT
Mitrasejati Makmurabadi. PT Aditya Rekautama sendiri sebanyak 12,5% sahamnya dimiliki
Robert Tantular, Hartawan Aluwi dan Budi PV Tanudjaja.
Robert dan Hartawan merupakan menantu Sukanta Tanudjaja, mantan pemilik Great
River. Budi merupakan kerabat Sukanta. Sedangkan PT Mitrasejati Makmurabadi dimiliki
Harry Sutomo Raharjo dan Hendro Wiyanto. Hendro kini menjabat sebagai direktur utama
Antaboga. Perusahaan didirikan dengan modal dasar Rp. 60 miliar dan modal disetor Rp. 55
miliar. Antaboga sendiri merupakan pemilik Bank Century dengan andil saham 7,44%. Di
Century selain lewat Antaboga, keluarga Tantular juga memiliki saham lewat PT Century
Mega Investindo yang menguasai 9% saham bank dan PT Century Super Investindo yang
memegang 5,64% saham.
ANALISIS KASUS
Ada tiga permasalahan pokok dalam kasus di atas:
Pertama, bagaimana Uji Kepatuhan Reksa Dana yang dilakukan oleh Petugas Uji
Kepatuhan dari Bapepam sejak tahun 1992 hingga terjadi kasus itu, pada tahun 2008?
Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep-38/PM/2003
PERATURAN NOMOR II.F.14 tentang PEDOMAN UJI KEPATUHAN REKSADANA
menjelaskan bahwa Uji Kepatuhan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
berkala oleh biro teknis untuk menguji kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, penerapan
prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko serta kinerja Reksa Dana.
Bagaimana mungkin kasus ini bisa terjadi sedemikian rumit kalau Uji Kepatuhan yang
dilakukan oleh Bapepam ini benar-benar berjalan baik?
2. SOLUSI
Segala tindakan yang melanggar hukum harus ditegakan, serta Uji kepatuhan yang
dilakukan oleh reksadana harus dapat ditinjau kembali, serta berjalan sesuai kebijakan yang
ada.
Peraturan tersebut menentukan dalam melakukan uji kepatuhan, Petugas Uji Kepatuhan
harus:
a. Mengumpulkan data, informasi, dan atau keterangan lain yang diperlukan;
b. Mengidentifikasikan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam
pengelolaan Reksa Dana;
c. Mengetahui terlebih dahulu Anggaran Dasar, Kontrak Investasi Kolektif, Komposisi
Investasi, Portofolio, Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana, Bank Kustodian,Prospektus
dan laporan terakhir yang diterima Bapepam serta Pihak yang terafiliasi dengan Manajer
Investasi; dan
d. Mempelajari dan memahami prosedur standar operasional transaksi Reksa Dana.
Selain itu, juga disebutkan, dalam melakukan Uji Kepatuhan terhadap pengelolaan
portofolio Reksa Dana, maka Petugas Uji Kepatuhan harus:
a. Memastikan kesesuaian antara kegiatan pengelolaan Reksa Dana dengan Kontrak Reksa
Dana yang telah dibuat sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IV.A.4 tentang Pedoman
Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan atau Peraturan Nomor IV.B.2 tentang
Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif;
b. Memastikan Manajer Investasi dalam mengelola portofolio telah menerap.
BERITA
Tanggal : Selasa, 19 Mei 2015 09:40 WIB
Kasus Penipuan Reksadana, Robert Tantular Kembali Divonis 1 Tahun Penjara
Robert Tantular divonis 1 tahun penjara dalam kasus penipuan investasi reksadana. (Ist)
Jakarta, HanTer-Robert Tantular, pemilik sekaligus pemegang saham pengendali PT
Antaboga Delta Sekuritas, divonis satu tahun penjara dan denda Rp 2,5 miliar subsider 3
bulan kurungan oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat (Jakpus) dalam kasus penipuan
investasi reksadana, pada Senin (18/5/2015).
Robert Tantular terbukti menipu 1.118 orang yang telah menginvestasikan dananya di
reksadana Antaboga serta melakukan tindak pidana pencucian uang terhadap dana hasil
penipuan tersebut.
"Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penipuan
sebagaimana dimaksud oleh Pasal 378 KUHPidana jo pasal 55(1) ke-1 KUHPidana.
Terdakwa juga terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang sebagaiman diatur dalam
pasal 3 (1) huruf a, c Undang-Undang No.15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian
Uang, sebagaimana telah diubah dengan UU N0.25 Tahun 2003 jo pasal 55(1) ke-1
KUHPidana," kata Ketua Majelis Hakim Robert Siahaan.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) RI mendakwa Robert melakukan penipuan
dan pencucian uang bersama-sama dengan Hendro Wiyanto dari PT Antaboga Indonesia
(DPO), Hartawan A Luwi (DPO), Anton Tantular pemegang saham PT Antaboga Delta
Sekuritas Indonesia (ADSI) (DPO), dan Lila K Gondokusumo Kepala Wilayah V Bank
Century Surabaya.
Menurut jaksa, Robert melakukan tindak pidana penipuan dan pencucian uang dimulai
sejak 23 Desember 2005 sampai dengan November 2008. Robert adalah pemegang saham PT
Antaboga Delta Sekuritas Indonesia dan PT Bank Century.
Dalam kapasitasnya tersebut, Robert memerintahkan kepada beberapa Kakorwil dan
Pimpinan Cabang Bank Century untuk menawarkan produk PT Antaboga Delta Sekuritas
Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang agen investasi menjual/menawarkan produk
reksadana yang dikelola PT KUO Capital Rahardja sebagai manajer investasi. Adapun Robert
menyatakan banding atas vonis hakim tersebut.
Sidang putusan ini sudah lima kali ditunda. Putusan hakim juga jauh lebih rendah
dibanding dengan tuntutan jaksa penuntut umum yang meminta majelis hakim menghukum
Robert dengan kurungan selama 6 tahun ditambah denda Rp 5 miliar subsider 6 bulan
penjara.
Robert sebelumnya sudah beberapa kali divonis di sejumlah kasus penyimpangan bailout
Bank Century. Dia totalnya sudah dihukum 19 tahun penjara dan kini ditambah lagi dengan
kurungan setahun karena terbukti melakukan pencucian uang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor
untuk berinvestasi dalam investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit
penyertaan reksadana. Reksadana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian
nasional karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan-
perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta.
Reksadana sebagai alternatif investasi adalah upaya lembaga keuangan non perbankan
yang bertujuan membantu masyarakat untuk melakukan penjagaan atau perencanaan
investasi keuangan untuk jangka waktu kedepan sebagai bentuk alfernatif berinvestasi.
Reksadana merupakan salah satu bentuk dari perusahaan investasi (investment company).
Prinsip investasi pada reksadana adalah melakukan investasi yang menyebar pada sekian alat
investasi yang diperdagangkan di pasar modal
Reksa dana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin ikut serta dalam
pasar modal dengan modal minimal yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko
yang sedikit. Reksa dana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian nasional
karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan-
perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta. Disisi lain, reksa dana memberikan
keuntungan kepada masyarakat berupa keamanan dan keuntungan materi yang meningkatkan
kesejahteraan material.
B. Saran
Perlu adanya kesadaran akan fungsi dan Proses Investasi Reksadana di Indonesia. Serta
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal mengenai UJI KEPATUHAN
REKSADANA yang berlaku harus benar-benar berjalan baik. Agar warga Indonesia
memiliki kepercayaan akan Reksadana yang dimiliki oleh investor.
DAFTAR PUSTAKA
Bodie Zvi, Kane Alex dan Marcus Alan J. 2008. Investments, Jakarta: Salemba Empat.
Hadi, Nor. 2013. Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widoatmodjo, Sawidji. 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: pengetahuan dasar. Jakarta:
PT. Jurnalindo Aksara Grafika.
Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia: Pengantar dan Studi Kasus. Bogor Selatan:
Ghalia Indonesia.
http://nasional.harianterbit.com/nasional/2015/05/19/28963/25/25/Kasus-Penipuan-Reksadana-
Robert-Tantular-Kembali-Divonis-1-Tahun-Penjara
http://irfanmaulana23.blogspot.co.id/2014/11/makalah-reksadana.html
http://ferizamrani.blogspot.co.id/2015/05/makalah-reksa-dana.html
Posting Komentar
Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2017 (5)
o ▼ April (5)
makalah (aspek ekonomi)
makalah (bank dunia)
makalah (reksadana)
makalah (asuransi)
makalah Dana Pensiun (lembaga keuangan)
► 2015 (3)
http://tyasnurhayati.blogspot.com/2017/04/makalah-reksadana.html