Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan,


membentuk watak serta mencerdaskan putra-putri bangsa. Pendidikan
formal adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan
tujuan tersebut. Melalui pendidikan formal di sekolah peserta didik dilatih
untuk lebih berani, bertanggungjawab, dan belajar mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan suatu pembelajaran tersebut berasal dari dalam maupun luar.
Faktor internal yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran
diantaranya yaitu karakteristik peserta didik, intelegensi dan bakat,
kesehatan, minat dan motivasi, serta kebiasaan belajar. Sedangkan faktor
eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yaitu faktor
guru, sekolah, dan lingkungan pembelajaran tersbut.

Proses kegiatan belajar mengajar yang mulanya berpusat pada


pendidik (teacher centered) mengalami perubahan yang menuntut peserta
didik aktif dalam proses kegiatan pembelajaran (student centered). Melalui
pendekatan student centered, peserta didik akan memjadi lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif karena lebih banyak berperan dalam proses
kegiatan pembelajaran. Upaya inovatif dalam kegiatan pembelajaran
sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya
dengan penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining
dengan menggunakan media ajar mind mapping.

Model pembelajaran student facilitator and explaining merupakan


suatu pembelajaran di mana peserta didik mempresentasikan ide atau
pendapat pada peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk
melatih peserta didik berbicara untuk menyampaikan ide, gagasan atau
pendapatnya sendiri (Suprijono, 2013).
Model tersebut merupakan model yang mudah untuk memperoleh
keaktifan peserta didik di kelas secara keseluruhan dan tanggung jawab
secara individu. Selama proses pembelajaran peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil, setiap kelompok memiliki tugas dan kesempatan
yang sama untuk memperhatikan, membaca, mencatat, bertanya dan
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, membuat laporan diskusi,
presentasi hasil diskusi, dan membuat kesimpulan diskusi kelompok pada
materi yang disampaikan. Aspek inilah yang nantinya akan menjadi tolak
ukur penilaian aspek minat belajar peserta didik.

Model student facilitator and explaining mempunyai beberapa


kelebihan, diantaranya yaitu materi yang disampaikan lebih jelas dan
konkret, dapat meningkatkan daya serap peserta didik karena pembelajaran
dilakukan dengan demonstrasi, melatih peserta didik menjadi pendidik,
aktif dalam pembelajaran, memacu motivasi peserta didik untuk menjadi
yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar, dan mengetahui kemampuan
peserta didik dalam menyampaikan ide atau gagasan (Malik, Vitriani, &
Chusni, 2018; Shoimin, 2014).

Dalam penerapannya model pembelajaran student facilitator and


explaining memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menyampaikan materi kepada peserta didik lainnya melalui bagan atau
peta konsep. Sehingga, mempraktikan model ini dapat dikolaborasikan
dengan media ajar mind mapping. Fungsi media ajar mind mapping
digunakan untuk memilah informasi yang disampaikan dalam pelajaran
dengan menyerap kata atau kalimat yang benar-benar penting sehingga
mudah untuk diingat. Dalam penyampaiannya dapat disajikan dalam
bentuk bagan atau peta konsep dengan melibatkan berbagai gambar dan
permainan warna yang menarik. Media ajar mind mapping ini dapat
merangsang peserta didik membangun aspek kognitifnya sehingga mampu
mengembangkan gagasan sejalan dengan materi yang dipelajari dan
bersifat menyenangkan. Karena melibatkan peserta didik untuk aktif dalam
proses pembelajaran dan dapat melihat minat belajar peserta didik.
Media ajar mind mapping mengutamakan kreativitas dan daya
imajinasi peserta didik dalam mengingat dan memahami pembelajaran.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Nengsih dan Yulhendri (2016)
menunjukkan peserta didik pada kelas yang diterapkan metode diskusi
dengan media ajar mind mapping hasil belajarnya lebih tinggi dari pada
peserta didik yang diterapkan dengan metode diskusi konvensional tanpa
media ajar mind mapping. Hal tersebut membuktikan bahwa penerapan
metode diskusi dengan mind mapping dapat meningkatkan minat peserta
didik dalam memahami materi serta memudahkan peserta didik dalam
mengingat dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara
menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining dengan
media mind mapping.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di


atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa jarang bertanya dan kurang memperhatikan guru saat proses


belajar mengajar berlangsung.

2. Guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses


pembelajaran sehingga siswa cepat bosan.

3. Kurangnya variasi metode pembelajaran yang digunakan oleh guru


menyebabkan situasi belajar terkesan monoton.
C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka


agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dapat lebih terarah dan
tidak terlalu luas jangkauannya, maka perlu adanya batasan masalah.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu mengetahui penerapan
model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe SFAE
(Student Facilitator and Explaining) pada materi ajar mind mapping.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah maka dapat


dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran SFAE menggunakan media


ajar mind mapping?

2. Bagaimana dampak peningkatan belajar siswa dengan menggunakan


media ajar mind mapping?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yang telah


disebutkan diatas, yaitu:

1. Mengetahui penerapan model pembelajaran SFAE menggunakan


media ajar mind mapping.

2. Mengetahui dampak peningkatan belajar siswa dengan


menggunakan media ajar mind mapping.
F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai


berikut:

a. Manfaat Teoritis

- Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi


penelitian yang sejenis dan relevan.

- Sebagai bahan acuan dan pertimbangan untuk menambah


pustaka bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi IKIP
Budi Utomo Malang yang akan melaksanakan peneltian
serupa nantinya.

b. Manfaat Praktis

- Bagi Peneliti, sebagai sarana belajar untuk


mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan
terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan
menghayati.

- Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan


pengetahuan, meningkatkan minat belajar, memberi
motivasi, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

- Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan


masukan bagi guru dalam menerapkan variasi model
pembelajaran khususnya tipe SFAE (Student Facilitator
and Explaining).

Anda mungkin juga menyukai