Anda di halaman 1dari 8

Materi Kuliah 16

MEKANIKA TEKNIK II
Ir. Ida Bagus Putu Bintana
08123940137/gusbint@yahoo.com

FREE BODY STRUKTUR PORTAL

P1 = 300 Kg P2 = 500 Kg P3 = 100 Kg


q1 = 250 Kg/m’
q2 = 150 Kg/m’

A B C C’
25 / 35 25 / 35 25 / 35

30 / 30 4m
40 / 40

E 1m

D
3m 2m 3m 3m 2m

Struktur Portal diatas sebenarnya bisa juga digambarkan seperti dibawah ini karena
disemua titik simpul masing-masing batang adalah terjepit
P1 = 300 Kg P2 = 500 Kg P3 = 100 Kg

q1 = 250 Kg/m’ q1 = 250 Kg/m’ q2 = 150 Kg/m’

A B C
C’

D
Namun dengan bantuan metode Cross, kita bisa mendapatkan reaksi perletakan momen
pada ujung-ujung batang, sesuai proses iterasi distribusi momen pada tabel Cross adalah
sebagai berikut :
 Mab = -578, 658 kgm
 Mba = + 909, 184 kgm
 Mbe = + 162, 776 kgm
 Mbc = - 1171, 96 kgm
 Mcb = + 1015, 642 kgm
 Mcc’ = - 500 kgm
 Mcd = - 515, 642 kgm
 Mdc = - 257, 821 kgm
 Meb = + 81, 388 kgm

Berdasarkan nilai reaksi perletakan momen pada ujung-ujung batang yang telah kita
peroleh tersebut, maka analisa struktur konstruksi yang tadinya bersifat Statis tak tentu
sekarang sudah bersifat statis tertentu (gambar jepit dapat dihilangkan dan digantikan dengan
reaksi perletakan momen pada ujung batang). Disamping itu, akibat adanya beban vertikal,
sudah tentu akan terdapat reaksi perletakan vertikal juga, dan analisa struktur dapat berubah
menjadi sebagai berikut ini :

P1 = 300 Kg P2 = 500 Kg P3 = 100 Kg

q1 = 250 Kg/m’ q1 = 250 Kg/m’ q2 = 150 Kg/m’

A B C
Mab Mba Mbc Mcb Mcc’ C’
Av Bvki Bvka Cvki Cvka
Mbe Mcd

Meb

E
Mdc
Ev
D

Dv

Melihat sistem beban dan keberadaan reaksi perletakan struktur konstruksi tersebut
sekarang, maka secara prinsip analisa struktur, struktur tersebut sekarang dapat dianalisa
secara terpisah-pisah masing masing elemen nya, seperti misalnya Balok AB, Balok BC,
Konsol CC’, Kolom EB dan Kolom DC, sehingga disebut analisa perhitungan Free Body.
Oleh sebab itu, kita akan lakukan analisa Free Body dari struktur Konstruksi tersebut
sebagai berikut :
1. Balok AB

P1 = 300 Kg

q1 = 250 Kg/m’

A B
Mab Mba

Av Bvki

3m 2m

a. Perhitungan Reaksi Perletakan


 Perhitungan Av
ΣMb = 0
Av. 5 – q1. 5. 2,5 – P1. 2 – Mab + Mba = 0
Av. 5 - 250. 5, 2,5 – 300. 2 - 578, 658 + 909, 184 = 0
𝟑𝟑𝟗𝟒,𝟒𝟕𝟒
Av = 𝟓
Av = 678, 895 kg

 Perhitungan Bvkiri
Perhitungan Bvki
ΣMa = 0
Bvki. 5 – q1. 5. 2,5 – P1. 3 + Mab - Mba = 0
Bvki. 5 - 250. 5, 2,5 – 300. 3 + 578, 658 - 909, 184 = 0
𝟒𝟑𝟓𝟓,𝟓𝟐𝟔
Bvki = 𝟓
Bvki = 871, 105 kg

 Kontrol
ΣV = 0
q1. 5 + P1 – Av – Bvki =0
250.5 – 300 – 678, 895 – 871, 105 = 0
0 = 0 OK
b. Perhitungan Bidang Momen
 Ditinjau dari kiri (bergerak dari kiri) ( 0 ≤ x ≤ 3 )

q1 = 250 Kg/m’

A x
Mab

Av
x

Mengingat perjanjian tanda menghitung Bidang Momen pada Mektek I

Positif (+) Positif (+)

Maka :
1
Mx = Av.x – q.x.2 x – Mab
1
Mx = 678, 895 x - 2. 250 x2 - 578, 658
Mx = 678, 895 x - 125 x2 - 578, 658
Jika x=0 Mx = - 578,658 kgm
X= 1 Mx = - 24, 763 kgm
X=2 Mx = + 279, 132 kgm
X=3 Mx = + 333, 027 kgm

𝑑𝑀𝑥
Mxmaksimum jika =0
𝑑𝑥
𝑑𝑀𝑥
= 678, 895 – 250 x
𝑑𝑥
678,895
x= = 2, 72
250

Mmax = 678, 895 . 2,72 - 125. 2,722 - 578, 658


Mmax = 343, 136

Karena berdasarkan hasil perhitungan momen ada hasil positif


dan negatif maka perlu dicari pada x = berapa nilai momen = 0
Titik ini sangat diperlukan pada peritungan konstruksi beton
bertulang karena ada ada perubahan posisi tulangan baja, dmana
jika momen postif (+) posisi baja tulangan dibutuhkan pada sisi
bawah balok, sedangkan pada momen negatif (-), posisi baja
tulangan dibutuhkan pada sisi atas balok
Artinya pada titik M = 0 inilah lokasi perubahan posisi baja
tulangan

Momen Negatif
Posisi baja tulangan
di sisi atas balok

Momen posiyif, posisi baja tulanga di sisi bawah balok


x

Posisi
Mx = 0

Untuk mencari Mx = 0 pada persamaan momen diatas, harus


dibantu dengan rumus ABC (ingat2 rumus ABC saat di SMA dulu)

ax2 + bx + c = 0 jika
−𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐
x1 , x2 =
2𝑎
Jika dilihat dari persamaan momen diatas dimana persamaan
tersebut adalah :
Mx = 678, 895 x - 125 x2 - 578, 658, , jika dibentuk sesuai
persamaan rumus ABC maka nilai nilai pada rumus ABC adalah :
a = - 125
b = 678, 895
c = -578, 658
−678,895±√(678,895)2 −4(−125)(−578,658)
Maka x1, x2 =
2(−125)
x1 = 1, 059 m
x2 = 4, 372 ( tidak berlaku)
 Ditinjau dari kanan (bergerak dari kanan) ( 0 ≤ x ≤ 2 )

q1 = 250 Kg/m’

x B
Mba

Bvki
x

1
Mx = Bvki.x – q.x.2 x – Mba
1
Mx = 871, 105 x - 2. 250 x2 - 909, 184
Mx = 871, 105 x - 125 x2 - 909, 184
Jika x=0 Mx = - 909, 184 kgm
X= 1 Mx = -163, 079 kgm
Harus sama
X=2 Mx = + 333, 027 kgm

𝑑𝑀𝑥
Mxmaksimum jika =0
𝑑𝑥
𝑑𝑀𝑥
= 871, 105 – 250 x
𝑑𝑥
871,105
x= = 3, 48 (berada diluar batas, maka tidak berlaku)
250

Karena berdasarkan hasil perhitungan momen ada hasil positif dan


negatif maka perlu dicari pada x = berapa nilai momen = 0
Mx = 871, 105 x - 125 x2 - 909, 184, , jika dibentuk sesuai
persamaan rumus ABC maka nilai nilai pada rumus ABC adalah :
a = - 125
b = 871, 105
c = -909, 184

−871,105±√(871,105)2 −4(−125)(−909,184)
Maka x1, x2 =
2(−125)
x1 = 1,278 m
x2 = 5, 691 ( tidak berlaku)
Gambar Bidang Momen
1000

800

600

400

200 -
-
0
0 1 2 3 4 5 6
-200 +
-400 1,059 1,278 1,278
Mmax = 343,136
-600

c. Perhitungan Gaya Lintang


 Ditinjau dari kiri (bergerak dari kiri) ( 0 ≤ x ≤ 3 )

q1 = 250 Kg/m’

A x

Av
x

Mengingat perjanjian tanda menghitung Gaya Lintang pada Mektek I


adalah seperti gambar di sebelah kanan atas, maka :
Dx = Av – q x
Dx = 678, 895 – 250 x (pers linear, cukup dihitung ujung-ujung nya )
Jika x=0 Dx = 678, 895 kg
X= 3 Dx = - 71, 105 kg

 Ditinjau dari kanan (bergerak dari kanan) ( 0 ≤ x ≤ 2 )

q1 = 250 Kg/m’

x B

Bvki
x
Mengingat perjanjian tanda menghitung Gaya Lintang pada Mektek I
adalah seperti gambar di sebelah kanan atas, maka :
Dx = - Bvki + q x
Dx = - 871,105 + 250 x (pers linear, cukup dihitung ujung-ujung nya )
Jika x=0 Dx = - 875, 105 kg
X=2 Dx = - 371, 105 kg

Gambar Bidang Gaya Lintang


1000

800

600

400 -
200

0
0 1 2 3 4 5 6
-200
+
-400

-600

-800

2. Balok BC

3. Konsol CC’

4. Kolom EB

5. Kolom DC

Anda mungkin juga menyukai