Anda di halaman 1dari 5

Sumber dan Karakteristik Limbah Domestik

Menurut Bell (1977) sumber limbah cair domestic berasal dari dari rumah tangga,
perkantoran, pusat perdagangan,rumah sakit dan mengandung berbagai bahan antara lain:
kototan, urine dan air bekas cucian yang mengandung ditergen, bakteri dan virus.

Limbah domestik berasal dari kegiatan operasional domestik, dimana memiliki komponen
utama berupa bahan organik dan detergent. Kandungan bahan organik didalam limbah cair ini
biasanya berupa protein, karbohidrat serta minyak dan lemak (Kodoatie dan Syarief, 2010).
Pembuangan limbah domestik dengan kandungan bahan organik yang disertai lemak dapat
menjadi media bagi pertumbuhan mikroorganisme dan menyebabkan bau busuk akibat proses
pembusukan.

Secara umum sifat air limbah cair domestik terbagi atas tiga karakteristik, yaitu :

1. Karakteristik fisik
 Padatan (solid). Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang dapat
larut, mengendap atau tersuspensi.
 Bau (odor). Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat-zat
organik yang menghasilkan gas-gas tertentu juga karena adanya reaksi kimia yang
menimbulkan gas.
 Warna (color). Warna dibedakan menjadi true color dan apparent color. Warna yang bisa
diukur adalah true color, yaitu warna yang disebabkan oleh buangan terlarut pada air
limbah tersebut. Sedangkan apparent color disebabkan oleh warna-warna bahan yang
terlarut maupun yang tersuspensi.
 Temperatur. Temperatur air limbah mempengaruhi badan penerima jika terdapat
temperatur yang cukup besar.
 Kekeruhan (turbidity). Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang akan membatasi
pencahayaan kedalam air.
2. Karakteristik kimia
 Biological Oxygen Demand (BOD). Pengujian BOD adalah pengujian yang paling umum
digunakan dalam pengolahan air limbah. Jika terdapat oksigen dalam jumlah yang cukup
maka pembusukan biologis secara aerobik dari limbah organik akan terus berlangsung
sampai semua limbah terkonsumsi.
 Chemical Oxygen Demand (COD). Analisis COD adalah menentukan banyaknya oksigen
yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa organik secara kimiawi. Hasil analisis COD
menunjukkan kandungan senyawa organik yang terdapat dalam limbah.
 Protein. Di dalam limbah cair, protein merupakan unsur penyabab bau, karena adanya
proses pembusukan dan peruraian oleh bakteri.
 Karbohidrat. Karbohidrat ini keberadaannya dalam limbah cair mengakibatkan bau busuk
dan turunnya oksigen terlarut, sehingga dapat mengganggu kehidupan biota air.
 Minyak dan lemak. Minyak adalah lemak yang bersifat cair. Keduanya mempunyai
komponen utama karbon dan hidrogen yang mempunyai sifat tidak larut dalam air. Sifat
lainnya adalah relatif stabil, tidak mudah terdekomposisi oleh bakteri.
 Deterjen. Bahan aktif pembersih yang terkandung dalam deterjen di Indonesia sebelum
tahun 1993 masih menggunakan ABS (Alkyl Benzene Sulfonate). ABS ini dapat
menimbulkan busa yang mempunyai sifat tahan terhadap peruraian biologis, sehingga
dapat menimbulkan masalah pencemaran air. Sejak tahun 1993, bahan aktif ini diganti
dengan LAS (Linear Alkyl Sulfonate) yang busanya dapat diuraikan, walaupun harganya
relatif lebih mahal.
 pH. pH mempengaruhi kehidupan dalam air, pH kurang dari 5 atau lebih dari 9 akan
menyebabkan korosi logam.
 Chlorida. Merupakan zat anorganik yang larut dan tidak terendapkan atau tidak dapat
dihilangkan dengan proses biologis. Chrorida dalam jumlah kecil berguna sebagai
desinfektan, tetapi dalam bentuk ion jika bersenyawa dengan Na dapat menimbulkan
garam yang akan merusak instalasi/peralatan yang ada dalam air.
 Alkalinitas. Konsentrasi alkali penting dalam pengolahan limbah secara kimiawi.
 Oksigen Telrarut (DO). Adanya oksigen terlarut di dalam air ini akan mencegah bau yang
tidak enak. Semakin tinggi DO dalam air, semakin baik kehidupan biota airnya.
 Logam-logam berat. Kandungan logam-logam berat dalam jumlah tertentu dalam air
sangat diperlukan untuk kehidupan makhluk hidup, namun dalam jumlah yang besar akan
bersifat racun, maka perlu diawasi dengan ketat. Logam tersebut antara lain : Pb, Cr, Mn,
Cu, Zn dan Hg.
 Nitrogen. Nitrogen dalam limbah cair terutama merupakan gabungan dari bahan-bahan
berprotein dan urea. Oleh bakteri, nitrogen ini diuraikan secara cepat dan diubah menjadi
ammonia, sehingga umur dari air buangan secara relatif dapat ditunjukkan dari jumlah
ammonia yang ada.
 Fosfor. Unsur phospor (P) dalam air seperti juga elemen nitrogen, merupakan unsur
penting untuk pertumbuhan protista dan tanaman, yang dikenal pula sebagai nutrient dan
perangsang pertumbuhan. Phospor merupakan komponen yang menyuburkan algae dan
organisme biologi lainnya, sehingga dapat dijadikan tolak ukur kualitas perairan.
 Gas-gas. Gas-gas yang umumnya terdapat dalam limbah adalah gas nitrogen (N2), gas
oksigen (O2), gas karbondioksida (CO2), gas hydrogen sulfida (H2S), gas ammonia (NH3)
dan gas methan (CH4). Gas NH3 dan gas CH4 berasal dari hasil peruraian bahan-bahan
organik yang ada dalam air limbah. Gas-gas ini dapat dijadikan tolok ukur kualitas air.
3. Karakteristik Biologi
Parameter penting lainnya adalah golongan mikroorganisme yang ada dalam air dan golongan
patogen, sebab pada dasarnya dalam air mengandung berjuta-juta bakteri baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan manusia.
Sumber dan Karakteristik Limbah Industri

Berdasarkan Permen LHK No. 5 Tahun 2014 yang termasuk kedalam limbah industry
adalah limbah yang berasal dari industri pelapisan logam dan galvanis; industri penyamakan
kulit; industri minyak sawit; industri karet; industri tapioka; industri monosodium glutamat dan
inosin monofosfat; industri kayu lapis; industri pengolahan susu; industri minuman ringan;
industri sabun, deterjen dan produk-produk minyak nabati; industri bir; industri baterai timbal
asam; industri pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran; industri pengolahan hasil perikanan;
industri pengolahan hasil rumput laut; industri pengolahan kelapa; industri pengolahan daging;
industri pengolahan kedelai; industri pengolahan obat tradisional atau jamu; industri peternakan
sapi dan babi; industri minyak goreng dengan proses basah dan/atau kering; industri gula;
industri rokok dan/atau cerutu; industri elektronika; industri pengolahan kopi; industri gula
rafinasi; industri Petrokimia Hulu; industri rayon; industri keramik; industri asam tereftalat;
polyethylene tereftalat; industri petrokimia hulu; industri oleokimia dasar; industri soda
kostik/khlor; industri pulp dan kertas; industri ethanol; industri baterai kering; industri cat;
industri farmasi; industri pestisida; industri pupuk; industri tekstil; perhotelan; fasilitas pelayanan
kesehatan; rumah pemotongan hewan.

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industry dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu :

1. Limbah cair, biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen penecemaran air pada
umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan
anorganik.
2. Limbah padat.
3. Limbah gas dan partikel.
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan atau sifat beracun, yang karena sifat, konsentrasinya dan
jumlahnya secara langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk hidup lainnya.

Sumber:

Kodoatie R, Syarief R. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi Offset


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3500/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

http://eprints.undip.ac.id/11591/2/laporan_penlit_Puji_Rahmi.pdf

http://menlhk.co.id/simppuh/public/uploads/files/MLH%20P.5.pdf

Arief, Latar Muhammad. 2016. Pengolahan Limbah Industri Dsar-Dasar Pengetahuan dan
Aplikasi di Tempat Kerja. Yogyakarta: Andi Offset

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=mFM5DgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=karakteristik+limbah+industri
&ots=IzittLEa2a&sig=TVWESTfb8HXGbCNCrvAnHDoQVAI&redir_esc=y#v=onepag
e&q=karakteristik%20limbah%20industri&f=false

Anda mungkin juga menyukai