org
NASKAH AKADEMIK
A. Pengertian
undangan.
al
dikaji secara teoritis dan sosiologis. Secara teoritik dikaji dasar filosofis,
dasar yuridis dan dasar politis suatu masalah yang akan diatur sehingga
1
Dosen Legislative Drafting Universitas Brawijaya
2
Menurut Harry Alexander naskah akademik adalah naskah awal yang memuat gagasan-gagasan
pengaturan dan materi muatan perundang-undangan di bidang tertentu, Harry Alexander,
Panduan Perancangan Peraturan Daerah di Indonesia, Solusindo, Jakarta, 2004, demikian pula
dengan: Irawan Soejito, Teknik Membuat Peraturan Daerah, Bina Aksara, Jakarta, 1989 Irawan
Soejito, Pengawasan terhadap Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah, Bina Aksara,
Jakarta, 1983, Solly Lubis, Landasan dan Teknik Perundang-undangan, Mandar Maju, Bandung,
1995, Ronny Sautma HB, Pengantar Pembentukan Undang-Undang Republik Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1999
1
www.legalitas.org
perundang-undangan yang disusun dengan nilai-nilai yang hakiki dan
lainnya.
yuridis ini terdiri dari dasar yuridis dari segi formil dan dasar yuris dari segi
materiil. Dasar yuridis dari segi formil adalah landasan yang berasal dari
dasar yuridis dari segi materiil yaitu dasar hukum untuk mengatur
g
permasalahan (objek) yang akan diatur. Dengan demikian dasar yuridis
or
s.
3
Solly Lubis, Landasan dan Teknik Perundang-undangan, Mandar Maju, Bandung, 1995,
hal. 8
2
www.legalitas.org
tercerabutnya peraturan perundang-undangan yang dibuat dari akar-akar
dan/atau empiris.
w .L
menuju pada penyusunan pasal per pasal tanpa kajian atau penelitian
3
www.legalitas.org
akibat proses pembentukannya tidak partisipatif dengan mengikutkan dan
g
bahwa: “Menteri atau Pimpinan Lembaga pemrakarsa penyusunan
or
s.
Akademik. Selain itu dalam pasal 3 ayat (1) tersebut hanya diatur
4
www.legalitas.org
demikian ketentuan Kepres Nomor 188 Tahun 1998 pasal 3 ayat (1) masih
g
disertakan dalam penyampaian perencanaan pembentukan Rancangan
or
s.
selaras dengan pasal 16 ayat (2) yang menentukan dalam hal konsepsi
konsultasi. Konsekuensi yuridis pasal 16 ayat (2) ini juga berupa tiadanya
5
www.legalitas.org
kewajiban menyertakan Naskah Akademik dalam pembahasan di forum
konsultasi.
Pasal 5
(1) Pemrakarsa dalam menyusun Rancangan Undang-Undang dapat
terlebih dahulu menyusun Naskah Akademik mengenai materi yang
akan diatur dalam Rancangan Undang-Undang.
g
or
s.
secara yuridis masih belum banyak aturan hukum yang lengkap untuk
mengatur segala hal. Sementara itu arus perubahan yang diinginkan oleh
6
www.legalitas.org
adanya Naskah Akademik maka ruang-ruang publik tersebut sangat
sedang diatur.
g
yang luas tersebut tentunya harus dipahami untuk menuju kesejahteraan
or
s.
7
www.legalitas.org
dasar hukum yang mengharuskan pembuatan Naskah Akademik dalam
B. Tujuan
al
undangan.
w
ww
C. Metode
Bagaimana cara penyusunan naskah akademik ini (riset normatif
dan riset sosiologis)
8
www.legalitas.org
aturan tertentu dan dasar hukum untuk mengatur
permasalahan (objek) yang akan diatur.
Kajian Politis
Dalam bagian ini diuraikan kebijaksanaan politik yang menjadi
dasar selanjutnya bagi kebijakan-kebijakan dan pengarahan
ketatalaksanaan pemerintahan.
Kajian Sosiologis
Dalam bagian ini diuraikan realitas masyarakat yang meliputi
kebutuhan hukum masyarakat, kondisi masyarakat dan nilai-
nilai yang hidup dan berkembang (rasa keadilan masyarakat).
Kajian Teoritis
Dalam bagian ini diuraikan kerangka teori pengaturan suatu
masalah sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenaran
ilmiahnya.
g
or
Konsep-konsep
s.
i ta
C. Langkah-langkah Penyusunan
berikut:
g
or
1) Tahap Penyusunan Daftar Inventarisasi Masalah (Divem)
s.
i ta
Bagian 1.B
Masalah-masalah yuridis (hukum) apa yang terjadi selama ini dalam
pelaksanaan urusan/kewenangan pemerintahan terkait suatu hal yang perlu
diatur dengan suatu produk hukum ? (Misal: ada, tidak ada, atau pertentangan
produk hukum daerah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi)
Faktor-faktor apa yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut ?
Apa yang perlu diatur sehingga dapat mengatasi masalah tersebut ?
10
www.legalitas.org
FORM 2 MASALAH STRUKTUR HUKUM
Bagian 2.A
Masalah-masalah sumberdaya manusia (aparatur/pegawai) apa yang terjadi
selama ini dalam pelaksanaan urusan/kewenangan pemerintahan terkait suatu
hal yang perlu diatur dengan suatu produk hukum? (Misal: masalah terkait
kemampuan dan jumlah pegawai dalam menangani suatu urusan yang akan
diatur)
Faktor-faktor apa yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut ?
Apa yang perlu diatur sehingga dapat mengatasi masalah tersebut ?
Bagian 2.B
Masalah-masalah hubungan antar SKPD apa yang terjadi selama ini dalam
pelaksanaan urusan/kewenangan pemerintahan terkait suatu hal yang perlu
diatur dengan suatu produk hukum ? (Misal: tidak adanya unit kerja, sinkron,
tidak sinkron, atau tidak adanya mekanisme hubungan antar SKPD terkait
suatu urusan yang akan diatur)
Faktor-faktor apa yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut ?
Apa yang perlu diatur sehingga dapat mengatasi masalah tersebut ?
Bagian 3.B
Masalah-masalah norma atau nilai-nilai sosial apa yang terjadi selama ini
dalam pelaksanaan urusan/kewenangan pemerintahan terkait suatu hal yang
perlu diatur dengan suatu produk hukum ? (Misal: pandangan masyarakat
tetang patut atau tidaknya penyelenggaraan suatu urusan yang diatur menurut
nilai-nilai sosial yang ada )
Faktor-faktor apa yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut ?
Apa yang perlu diatur sehingga dapat mengatasi masalah tersebut ?
11
www.legalitas.org
b. sasaran yang ingin diwujudkan
c. pokok pikiran, lingkup, atau objek yang akan diatur
d. jangkauan serta arah pengaturan.
Konsepsi pengaturan suatu rancangan peraturan perundang-
undangan menjadi embrio/cikal bakal dibentuknya Naskah Akademik.
3) Penyusunan Sistematika Naskah Akademik
Setelah konsepsi pengaturan disusun, langkah berikutnya
adalah menyusun Sistematika Naskah Akademik dengan menyusun
kerangka naskah akademik bagian per bagian berikut pokok-pokok
pikiran di tiap bagiannya.
4) Penyusunan Naskah Akademik
Dalam tahap ini Sistematika Naskah Akademik dijabarkan
menjadi sebuah Naskah Akademik. Penjabaran dilakukan dengan
menguraikan tiap-tiap bagian dalam Sistematika Naskah Akademik
g
or
yang teah disusun secara objektif, analitis, kritis, komprehensif dan
s.
i ta
progresif.
al
eg
D. Metode Penyusunan
w .L
adalah metode penelitian yuridis normatif dan empiris yang dikaji secara
holistik kontekstual progresif. Holistik digunakan karena peraturan-
peraturan yang ada maupun yang akan dibuat harus dikaji titik tautnya
dengan peraturan dan aspek-aspek yang lain, terutama untuk melihat
apakah kelemahan dan kekuatan peraturan yang ada ketika
diimplementasikan pada kondisi nyata.
Pengkajian aspek-aspek lain yang terkait, seperti pengalaman
para stakeholders terkait, hasil-hasil penelitian dan konsep-konsep yang
berkaitan dengan materi muatan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan secara kontekstual adalah suatu pengkajian tentang
kebutuhan-kebutuhan yang sangat penting atau vital yang mendasari atau
melatarbelakangi pembuatan peraturan daerah. Progresif adalah
keharusan telah dikajinya peraturan yang dibuat dengan
12
www.legalitas.org
mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan saat ini, mendesak, tapi masih
punya nilai prospektif untuk masa mendatang dengan mengadakan
pembaruan-pembaruan.
1. Penelitian Yuridis Normatif
Pendekatan yuridis normatif digunakan untuk mengetahui
landasan atau dasar hukum pengaturan suatu masalah sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku dan praktek pelaksanaannya yang
dilihat dari peraturan kebijakan, keputusan dan tindakan pejabat atau
organ pemerintah maupun pemerintah daerah lainnya yang terkait
dengan masalah penelitian. Pendekatan teoritis dilakukan untuk
mengetahui: konsep ilmiah, landasan filosofis dan landasan politis
suatu masalah yang diatur.
Pembahasan dalam penelitian yuridis normatif dilakukan secara
deskriptif analitis. Data penelitian didapatkan dari dokumen-dokumen
g
or
sehingga juga merupakan penelitian dokumen. Dokumen yang dipilih
s.
i ta
4
John W. Creswell, Research Design; Qualitative & Quantitative Approaches,
(London: Sage Publication, 1994), hal. 148.
5
Dalam penelitian sosial dikenal beberapa macam dokumen, Kenneth D. Bailey
membedakan dua macam dokumen yaitu primary dan secondary document. Lihat
Kenneth D. Bailey, Methods of Social Research, Second Edition, (London: The Free
Press, 1982), hal. 302. Royce Singleton, JR. et. al. menyebutkan studi dokumen sebagai
research using available data dengan sumber-sumber data berupa public and official
records, private documents, mass media, physical nonverbal evidencedan social science
data archives. Lihat Royce Singleton, JR. et. al., Approach to Social Research, (New
York: Oxford University Press, 1988), hal. 326 – 335. Lihat pula tabel yang dibuat oleh
Creswell yang membedakan antara observations, interviewsdan documents. Creswell,
Op Cit., hal., 150. Sedangkan Earl Babbie menklasifikasikan studi dokumen sebagai
bagian dari unobtrusive research. Lihat Earl Babbie, The Practice of Social Research,
Eight Edition, (Belmont: Wadsworth Publising Company, 1998), hal. 307 – 330.
13
www.legalitas.org
dan tindakan pejabat atau organ pemerintah maupun pemerintah
daerah.
b. Mengkaji konsep ilmiah suatu masalah yang diatur.
c. Mengkaji landasan filosofis suatu masalah yang diatur.
d. Mengkaji landasan politis suatu masalah yang diatur.
Dokumen-dokumen yang akan diteliti sebagai sumber data
dalam penelitian hukum disebut dengan bahan-bahan hukum. Bahan-
bahan hukum dalam penelitian ini meliputi :6
6
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Edisi
Pertama, (Bandung: Alumni, 1994), hal. 134.
7
James E. Mauch and Jack W. Birch, Guide to the Successful Thesis and
Desertation, Third Edition, (New York: Marcel Dekker Inc., 1993), hal. 115.
8
Asshiddiqie, Teori & Aliran Penafsiran Hukum Tata Negara, (Jakarta: Ind. Hill-Co,
1998), hal. 14.
14
www.legalitas.org
diatur. Data empiris yang digunakan dalam penulisan Naskah Akademik
ini adalah :
a. Kebutuhan hukum masyarakat dalam pengaturan suatu
masalah.
b. Kondisi sosial masyarakat.
c. Nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara dapat
dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview) melalui
pendekatan participatory rural appraisal (PRA), survey, Focus Group
Discussion (FGD), Lokakarya, dan lain-lain.
g
or
s.
i ta
al
eg
w .L
ww
15