Disusun oleh:
PBI-6C
2022
DAFTAR ISI
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dalam al-Quran
1. QS. An-Nahl: 125
ى ُ ى ۡى َّ ى
جٰدِل ۡ ُهم بِٱلَِّت ِ ى ۡ ۡ ى ۡ ۡ ى ۡ ُ ىٰ ى
ِه أ ۡح ىس ُنُۚ إِن ىر َّبك ه ىو أعل ُم ِ
ٱۡل ىس ىنةِ ىو ى
ِۖ يل ىربِك بِٱۡل ِك ىمةِ ىوٱل ىم ۡوعِظةِ ى
ِ ِ ٱدع إَِل سب
ب ىمن ىض َّل ىعن ىسبيلِهِۦ ىو ُه ىو أى ۡعلى ُم بٱل ۡ ُم ۡه ىتد ى
ِين ِ ِ ِ
2
keluarga yang mencontohkan agama di depan anak-anaknya juga termasuk
dalam ranah mauizatul Hasanah. Lebih lanjut, menurutnya, pendidikan dan
pengajaran di perguruan tinggi juga termasuk dalam kategori bidang ini
(Hamka, 2015).
c. Metode Mujadalah
Penjelasan metode pendidikan dalam ayat ini berarti bahwa siapa pun
yang membutuhkan dialog dan bertukar pikiran harus melakukannya dengan
cara yang baik, lembut, dan santun (Faridah, Siar, dan Kusnadi, 2021).
2. QS. Al-Maidah: 67
ى ۡ ُ َّ ت ر ىس ىاَلى ُهۥ ىو
ك ِإَون ل َّ ۡم ىت ۡف ىع ۡل ىف ىما بىلَّ ۡغ ى َّ ى ىَٰٓ ى ُّ ى َّ ُ ُ ى ۡ ى ٓ ُ ى ى ۡ ى
ِ ٱّلل ىيع
ص ُمك ُۚ ِ َۖ ِ ب ر ِن
م ك نزل إَِل
ِ ۞يأيها ٱلرسول بل ِغ ما أ
ۡى ۡى ۡ ى َّ َّ ى ى
كٰفِر ى
ينِ ٱّلل َل ىي ۡهدِي ٱلقوم ٱل اس إِن َّ ى
ِۗ ِ مِن ٱنل
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan
jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kafir.”
Tabligh adalah masdar dari Balligh yang berasal dari kata Al Balagh
atau Al Bulugh yang artinya menuju ke suatu tujuan tertentu, baik berupa
tempat, waktu maupun sebaliknya. Sedangkan masdarnya tabligh berarti ajakan
atau seruan, namun jelas dan tegas karena pada masa awal Islam tabligh
ditransmisikan secara sembunyi-sembunyi (Abdul Haris Pito, 2019a).
Ayat 67 QS Al Maidah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk
menyampaikan semua yang telah diturunkan kepadanya, betapapun besarnya
tantangan yang akan dihadapinya. Dalam mengerjakan tugas tabligh ini, beliau
menunjukkan metode langsung, baik berupa keteladanan maupun ajakan
(Abdul Haris Pito, 2019b).
3. QS. Ibrahim: 24-25
ٓ َّ ُ ىٞ ى ى ۡ ى ى ى ۡ ى ى ى ى َّ ُ ى ى ا ى ى ا ى ى ا ى ى ى ى ى ى ى ۡ ُ ى ى
٢٤ ِٱلس ىماء ت ىوف ۡرع ىها ِِفِ ألم تر كيف َضب ٱّلل مثٗل َك ِمة طيِبة كشجرة ٖ طيِب ٍة أصلها ثاب
ى َّ ى َّ ى
٢٥اس ل ىعل ُه ۡم ىي ىتذك ُرون َّ ٱّلل ۡٱۡلى ۡم ىث ىال ل
ِ ِلن
َّ ُ ُ ۡ ٓ ُ ُ ى ى
ُ َّ ُك حِني بإ ۡذن ىرب ىهاۗ ىويى ۡۡض ُب تؤ ِِت أكلها
ِ ِ ِ ِ ِ ِۢ
3
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim
dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”
Nilai tarbawi yang dapat diambil dari ayat di atas adalah bahwa metode
perumpamaan merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan dalam
proses pengasuhan dan pengasuhan. Melalui contoh-contoh ungkapan, siswa
akan lebih mudah memahami topik dan lebih termotivasi untuk melakukan
pekerjaan praktis dan positif. Gambarkan perumpamaan dalam ayat di atas
tentang pohon yang baik yang akarnya berakar kuat di tanah dan cabang-
cabangnya mencapai langit untuk thayyibah, untuk membantu Anda lebih
memahami objek yang dimaksud. pentingnya memiliki prinsip keunikan yang
kuat dalam perjalanan hidup di dunia ini (Nursalimah, Syafarudin, 2021a).
4. QS. A’raf: 176-177
ۡ ۡى ۡ ى َّ ى ى ى ى ٰ ُ ى ى ى ُ ُ ى ى ى ۡ ى ى ى ۡ ۡ ى ى ى ۡ ى ُ ى ى ى َّ ُ ٓ ى ۡ ى ى ى ۡ ى
ب إِن َت ِمل
ِ َك ٱل ل
ِ ثمك ۥ هلثم ف ه
ُۚ ى وه ع بٱت و ۡرض
ِ ولو شِئنا ل ىرفعنٰه بِها ولٰكِنهۥ أخَل إَِل ٱۡل
4
hal ini seorang pendidik mengajarkan kepada anak didiknya untuk selalu
mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Jangan
merasa kekurangan, seperti anjing, entah lapar, haus, lari atau kenyang, ia
menjulurkan lidahnya (Nursalimah, Syafarudin, 2021b)
b. Metode Kisah (cerita)
Dalam hal ini, seorang pendidik mengajar anak didiknya dengan
bercerita tentang seseorang yang tidak pernah puas dengan apa yang
dimilikinya. Sebagaimana Qorun yang rakus akan hartanya, maka dengan
keserakahannya Allah menenggelamkannya dengan hartanya
(Nursalimah, Syafarudin, 2021c).
5. QS. Luqman: 12-19
a. Metode Nasehat
Nasehat Luqman kepada putranya dalam ayat 12-19 menyangkut tauhid,
ibadah, dan akhlak. Menurut Abd al Rahman Umdirah yang dikutip oleh
Barsihannor, nasihat selalu diperlukan bagi jiwa karena membawa
ketenangan jiwa jika diucapkan dari hati yang tulus, Luqman menawarkan
nasihat kepada putranya dengan kasih sayang yang dipenuhi dengan cinta
kebapakan sebagaimana Luqman mengulangi kata-katanya dengan '' Hai
anakku'' (Barsihannor, 2009:80).
b. Metode Teladan
Teladan dalam keluarga merupakan salah satu cara yang efektif dan
akan mendorong terbentuknya kepribadian anak secara moral dan sosial.
Secara tidak langsung, citra guru akan tercermin dalam kepribadian anak
ketika guru jujur dan berakhlak mulia, dan mereka akan menirunya. Untuk
memanfaatkan metode contoh dengan baik, seorang pendidik pertama-tama
harus memulai dari dirinya sendiri (Arief, 2002:119).
c. Metode Pembiasaan
Cara ini sangat sering kita terapkan pada anak-anak sehingga menjadi
kebiasaan. Oleh karena itu, sebagai langkah awal dari proses dakwah
penanaman nilai-nilai akhlak pada anak, hendaknya dimulai sejak masa
kanak-kanak. Karena anak yang setia memiliki neraca yang cukup kuat
untuk menerima pengaruh dari lingkungannya (Barsihannor, 2009:90).
B. Dalam Hadis
1. Metode Ceramah
5
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Zuhair bin Harb
keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Abdul Malik bin
Umair dari Musa bin Thalhah dari Abu Hurairah dia berkata, "Ketika turun
ayat: '(Berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat) ' (Qs. Asy
Syu'ara`:214). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyeru kaum
Quraisy hingga mereka semua berkumpul. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, kemudian beliau berbicara secara umum dan secara khusus. Beliau
bersabda lagi: 'Wahai Bani Ka'ab bin Luaiy, selamatkanlah diri kamu dari
Neraka. Wahai Bani Murrah bin Ka'ab, selamatkanlah diri kamu dari Neraka.
Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kamu dari Neraka. Wahai Bani Abdul
Mutthalib, selamatkanlah diri kamu dari Neraka. Wahai Fatimah,
selamatkanlah diri kamu dari Neraka. Sesungguhnya aku tidak memiliki
(kekuatan sedikit pun untuk) menolak siksaan Allah kepadamu sedikit pun,
selain kalian adalah kerabatku, maka aku akan menyambung tali kerabat
tersebut." (H.R. Muslim )
Dalam hadis tersebut kita bisa mencontoh metode ceramah. Metode
ceramah adalah cara mengkomunikasikan suatu pelajaran tertentu melalui
narasi kepada siswa atau masyarakat. Metode ceramah ini dipraktikkan oleh
Nabi ketika diwahyukan bahwa beliau telah diperintahkan untuk berdakwah
secara terbuka (Al-Asqalani, 1997).
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian bahan ajar dimana guru
memberikan kesempatan kepada siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan
diskusi ilmiah guna mengumpulkan ide, menarik kesimpulan, atau
mengembangkan solusi alternatif yang berbeda dari suatu masalah (Hasibuan,
1985).
“Hadis Qutaibah ibn Sâ’id dan Ali ibn Hujr, katanya hadis Ismail dan dia ibnu
Ja’far dari ‘Alâ’ dari ayahnya dari Ab Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah
saw. bersabda: Tahukah kalian siapa orang yang muflis (bangkrut)? jawab
mereka; orang yang tidak memiliki dirham dan harta. Rasul bersabda:
Sesungguhnya orang yang muflis dari ummatku adalah orang yang datang
pada hari kiamat dengan (pahala) salat, puasa dan zakat,. Dia datang tapi telah
mencaci ini, menuduh ini, memakan harta orang ini, menumpahkan darah
(membunuh) ini dan memukul orang ini. Maka orang itu diberi pahala miliknya.
6
Jika kebaikannya telah habis sebelum ia bisa menebus kesalahannya, maka
dosa-dosa mereka diambil dan dicampakkan kepadanya, kemudian ia
dicampakkan ke neraka” (H.R. Muslim).
3. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah penyajian materi pembelajaran dimana siswa
melakukan eksperimen-eksperimen untuk membuktikan sendiri terhadap
pertanyaan atau hipotesis yang diteliti (Dahar. 2006:220).
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Metode pendidikan Islam dimulai dengan premis bahwa sumber pengetahuan
adalah Allah, Pencipta alam semesta. Sedangkan ilmuwan hanyalah penemu partikel
pengetahuan dalam tatanan sistematis yang disebut manusia. Penerapan metode
pendidikan Islam yang banyak dipraktikkan dalam praktik di kalangan pendidik dan
peserta didik dalam kehidupan masyarakat secara luas, berdampak besar terhadap
kepribadian siswa. Dalam penggunaan metode pendidikan Islam, penting untuk
dipahami bagaimana seorang pendidik dapat memahami hakikat metode dan
relevansinya dengan tujuan utama pendidikan Islam, yaitu terbentuknya insan yang
beriman. Metode pengajaran dalam pendidikan Islam memang dapat menerapkan
metode yang digunakan dalam pembelajaran secara umum sepanjang tidak
bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadis.
8
DAFTAR PUSTAKA