Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR FEMUR

OLEH:

Riska Ria Sagala

17301038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes PAYUNG NEGERI

PEKANBARU

2020
A. MCP

Dx1 : Nyeri Akut b.d agen cedera fisik Dx2 : Risiko infeksi b.d kerusakan integritas
kulit
Ds :
Ds :
- Pasien mengeluh nyeri
- Pasien mengatakan bekas luka operasi
Do: agak sedikit basah

- Pasien tampak meringis Do:


- Spasme/kram otot
- Pembengkakan local - Terdapat luka jahitan pada kaki
- Terdapat luka tekan - Terdapat jaringan nekrosis pada
- Perubahan warna lokal kaki
- Terdapat pus pada luka

MD : Fraktur Femur

KA :

1. Deformitas
2. Kerusakan fragmen tulang
3. Spasme otot
4. Krepitasi dan nyeri tekan setempat

Dx3: Gangguan Mobilitas Fisik b.d Dx4 : Gangguan integritas kulit b.d factor
gangguan musculoskeletal, kerusakan mekanis (penekanan pada tonjolan tulang)
integritas struktur tulang, penurunan
kekuatan otot Ds :
Ds : - Pasien mengatakan nyeri
- Pasien mengeluh sulit Do:
menggerakkan ekstemitas
- Nyeri saat bergerak - Kerusakan jaringan dan/atau lapisan
kulit
Do: - Nyeri
- Perdarahan
- Kekuatan otot menurun
- Sendi kaku
- Gerakan terbatas
B. Pathway

Anamnesis: pada penderita Pemeriksaan fisik: Komplikasi:


didapatkan riwayat trauma
-Look : pembengkakan, memar dan deformitas 1. Komplikasi awal: syok,
ataupun cedera dengan
-Feel : terdapat nyeri tekan setempat sindrom emboli lemak,
keluhan bagian tungkai tidak
-Movement: krepitus dan gerakan abnormal sindrom kompertemen
dapat digerakkan
2. Komplikasi lambat:
a. Penyatuan lambat
atau terlambat
Etiologi: b. Nekrosis vaskuler
FRAKTUR FEMUR
tulang
1. Trauma langsung
Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas c. Reaksi terhadap alat
2. Trauma tidak
tulang pangkal paha yang dapat fiksasi interna
langsung
3. Kondisi patologis disebabkan oleh trauma langsung,
kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu

Pre operasi Post operasi

Diskontuinitas tulang Tindakan Penggunaan Post de entry


operasi bebat/gips

Pergeseran Spasme otot


Laserasi kulit Menstimulasi
fragmen tulang
nosiseptor Ketidakmampuan
diperifer menggerakkan gips
Menstimulasi
Deformitas Fragmen tulang nosiseptor
b.d dunia luar diperifer
Impuls nyeri
Gangguan
Ekstremitas tidak diteruskan ke
mobilitas fisik
dapat berfungsi medulla spinalis
Impuls nyeri
Kontaminasi diteruskan ke
Gangguan oleh bakteri medulla spinalis
Impuls nyeri masuk
mobilitas fisik
ke thalamus

Gangguan Impuls nyeri masuk


Risiko infeksi integritas kulit ke thalamus Nyeri akut
C. INTERVENSI

N Diagnosa Tujuan dan kriteia


O Keperawatan hasil Intervensi
1 Nyeri Akut b.d agen Tujuan: setelah Intervensi : Manajemen nyeri (I.08238)
cedera fisik dilakukan tindakan O:
selama 2×24 jam
1) Identifikasi lokasi, karakteristik,
masalah pasien dapat
teratasi durasi, frekuensi
KH: 2) Identifikasi skala nyeri
1) Melaporkan nyeri
T:
skala 0-1
2) TTV dalam batas 1) Kontrol lingkungan yang
normal memperberat rasa nyeri
3) Ekspresi wajah tidak
2) Fasilitasi istirahat dan tidur
menahan nyeri
3) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
E:
1) Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara
mandirianjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
K:
1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2 Risiko infeksi b.d Tujuan: setelah Intervensi : Pencegahan Infeksi (I.14539)
kerusakan integritas dilakukan tindakan O:
kulit selama 2×24 jam
1) Monitor tanda dan gejala infeksi local
masalah pasien dapat
teratasi dan sistemik
KH: T:
1) Tidak ada tanda- 1) Berikan perawatan kulit pada area
tanda infeksi dan
edema
peradangan pada
area luka 2) Cuci tangan sebelum dan sesudah
pembedahan kontak dengan pasien dan lingkungan
2) Leukosit dalam
pasien
batas normal
3) TTV dalam batas E :
normal 1) jelaskan dan tanda gejala infeksi
2) ajarkan mencuci tangan dengan bena
3) ajarkan cara memeriksa kondisi luka
atau luka operasi
K: -
3 Gangguan Mobilitas Tujuan: setelah Intervensi : Dukungan Mobilisasi (I.05173)
Fisik b.d gangguan dilakukan tindakan O:
musculoskeletal, selama 2×24 jam 1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
kerusakan integritas
masalah pasien dapat fisik lainnya
struktur tulang,
penurunan kekuatan teratasi 2) Identifikasi toleransi fisik melakukan
otot KH: pergerakan
1) mampu melakukan 3) Monitor kondisi umum selama
perpindahan melakukan mobilisasi
2) meminta bantuan T:
untuk aktivitas 1) Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
mobilitas alat bantu (mis.pagar tempat tidur)
tidak terjadi kontraktur 2) Fasilitasi melakukan pergerakan, jika
perlu
3) Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
E:
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2) Abjurkan melakukan mobilisasi dini
3) Anjurkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Duduk ditempat
tidur)
K:-
NO Diagnosa Tujuan dan Kiteria hasil Intervensi
4 Gangguan integritas Tujuan: setelah dilakukan tindakan Intervensi : perawatan
kulit b.d factor mekanis 2×24 masalah pasien teratasi integritas kulit (I.11353)
(penekanan pada O:
KH:
tonjolan tulang) 1) Identifikasi penyebab
1) Nyeri local ekstremitas tidak gangguan integritas kulit
terjadi (mis.perubahan sirkulasi,
Menunjukan rutinitas perawatan kulit penurunan mobilitas)
yang efektif T:
1) ubah posisi tiap 2 jam
jika tirah baring
2) lakukan pemijatan pada
area penonjolan tulang,
jika perlu
E:
1) Anjurkan menggunakan
pelembab (mis. Lotion,
serum)
2) Anjurkan minum air
yang cukup)
3) Anjurkan menigkatkan
asupan nutrisi
4) Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
K: -
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

https://id.scribd.com/document/399591459/Woc-Fraktur-Femur

Anda mungkin juga menyukai