Oleh :
CANDRI MOULIDIA
1904110616
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
I. PEMBAHASAN
I.1.1. Bahasa
Suku jawa sebagian besar menggunakan bahasa jawa dalam bertutur sehari-
hari. Bahasa jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan
hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-unggah.
Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya jawa, dan
membuat orang jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya dimasyarakat.
Mayoritas orang jawa menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari.
Sebagian lainnya menggunakan bahasa jawa yang bercampur dengan bahasa
Indonesia. Bahasa jawa bisa dikatakan bahasa yang rumit karena selain memiliki
tingkatan berdasarkan siapa yang diajak bicara, bahasa jawa juga memiliki perbedaan
dalam intonasi. Aspek bahasa ini mempengaruhi hubungan sosial dalam budaya jawa.
Bahasa jawa sendiri memiliki berbagai macam variasi dialek atau pengucapan. Pada
dasarnya dialek tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Bahasa jawa dialek cirebon, dialek tegal, dialeg banyumas, dan dialek
bumiayu.
2. Bahasa jawa dialek pekalongan, dialek semarang, dialek yogyakarta dan
dialek madiun.
3. Bahasa jawa dialek surabaya, dialek malang, dialek jombang, dialek
banyuwangi.
1) Ngoko (kasar)
2) Madya (biasa)
3) Krama (halus)
Agama mayoritas dalam suku jawa adalah islam. Selain itu juga terdapat
penganut agama kristen, katolik, hindu dan budha. Masyarakat jawa percaya bahwa
hidup diatur oleh alam, maka ia bersikap nrimo (pasrah). Masyarakat jawa percaya
keberadaan arwah/roh leluhur dan makhluk halus seperti lelembut, tuyul, dedemit,
dan jin.
Selamatan adalah upacara makan bersama yang telah diberi doa sebelumnya.
Ada empat selamatan di jawa sebagai berikut.
Sistem kekerabatan suku bangsa jawa adalah bileteral (garis keturunan ayah
dan ibu). Dalam sistem kekerabatan masyarakat jawa, digunakan istilah-istilah
sebagai berikut :
Suku jawa memiliki kebudayaan yang menarik sekali untuk dikunjungi. Dari
kebudayaan yang ada semua mungkin sudah banyak orang yang mengetahuinya
mengingat suku tersebar di Indonesia. Adapun kebudayaan suku jawa itu sendiri
adalah sebagai berikut :
1. Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan suku jawa yang dipercaya
telah dikembangkan oleh wali songo. Pemain wayang dilakukan selama
semalam suntuk. Pertunjukan ini disertai dengan musik gamelan khas jawa
dan juga penyanyi sinden.
2. Senjata tradisional, yang digunakan oleh orang jawa berupa keris. Keris
merupakan pusaka yang sangat penting yang juga dipercaya memiliki
kesaktian. Keris dibuat oleh para Mpu yang ditempah serta diberi mantra-
mantra. Salah satu keris yang melegenda adalah keris Mpu Gandring dalam
cerita Ken Arok.
3. Seni musik, suku jawa memiliki musik tradisional yang dihasilkan oleh
gamelan. Gamelan digunakan oleh wali songo pada zaman dahulu untuk
menyebarkan agama islam. Gamelan merupakan gabungan dari beberapa alat
musik seperti kendang, gong, kenong, bonang, kempul, gambang, stenthem,
dan lain-lain.
Ada pula budaya kejawen merupakan suatu budaya yang sangat melekat
dalam masyarakat jawa. Ajaran ini merupakan gabungan adat istiadat, budaya,
pandangan sosial dan filosofis jawa. Orang kejawen hampir mirip seperti agama yang
mengejarkan spiritualitas masyarakat jawa kepada penciptanya.
Suku jawa memiliki peralatan perlengkapan hidup yang khas yang paling
menonjol adalah dalam segi bangunannya. Golongan rakyat jelata menghuni rumah
limasan sedangkan rumah joglo dimiliki sebagai tempat tinggal kaum bangsawan.
Mata pencaharia suku jawa pada umumnya adalah bertani untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, mata pencaharian tersebut lebih sering di cari di pesawahan
dan diladang. Dan biasanya mereka menanam jagung, ubi, dan kacang tanah.
I.2. Nilai-Nilai Sosial yang Dianut Oleh Suku Jawa
I.2.1. Suku jawa suka menyapa siapa saja atau di sebut juga ramah
Cara menyapa pun tak melulu memanggil nama. Sering kali mereka hanya
mengangguk dan tersenyum ketika berpapasan dengan teman atau kerabat
yang dikenal. Bahkan, bule yang tak begitu dikenalpun disapa. Hanya dengan
senyuman dan anggukan kepala.
I.2.2. Sopan santun
Dalam suku jawa sangat di terapkan sopan santun, salah satu contohnya,
orang jawa akan membungkukkan badan saat berjalan melewati orang yang
lebih tua. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan.
I.2.3. Lebih mengalah dari pada beradu
Banyak orang jawa yang berprinsip, lebih baik mengeluh untuk menjaga
keharmonisan. Hindari konflik agar kehidupan tetap rukun dan damai.
I.2.4. Kerukunan
Rukun adalah keadaan mempertahankan masyarakat dalam keadaan yang
harmonis, selaras, tenang, dan tentram tanpa perselisihan dan pertentangan
dan bersatu untuk saling membantu. Dalam pandangan jawa berarti tidak
mengganggu keselarasan yang sudah ada dan penjagan keselarasan dalam
pergaulan. Untuk membentuk kerukunan masyarakat jawa mengembangkan
norma untuk selalu mawas diri dan dapat menguasai emosi.
http://borobudurnews.com/mengenal-aliran-kepercayaan-kejawen-di-
indonesia
http://pemulungelitd19kk.wordpress.com/2013/09/30/kebudayaan-
masyarakat-jawa/
http://www.kompasiana.com/wimdaalmufidah/struktur-sosial-dan-
kekerabatan-masyarakat-suku-jawa_54f74e93a33311cd308b459a