Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH:
Armando (1904124875)
Candri Moulidia (1904110616)
Govinda Hendra Manalu (1904110495)
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen dan yang
makalah ini. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Marikultur.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik materi maupun penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga selesai dengan baik.
Dengan rendah hati dan tangan terbuka penulis menerima masukan, saran dan usul
guna menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat berguna dan
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
I. PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pemilihan lokasi yang baik untuk teknik kultur kerang
hijaua.
b. Untuk mengetahui cara pemanenan benih kerang hijau.
c. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan untuk teknik kultur kerang
hijau.
d.
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
Adapun klasifikasi ilmiah dari kerang hijau menurut Meidira, S. (2017) adalah
sebagai berikut:
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Subkelas : Lamelibranchiata
Superordo : Filibrachiata
Ordo : Anisomaria
Famili : Mitylidae
Genus : Perna
Jika dibuat sayatan memanjang dan melintang, tubuh kerang akan tampak
bagian-bagian sebagai berikut. Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang,
fungsinya untuk melindungi seluruh tubuh kerang. Mantel, jaringan khusus, tipis dan
2
kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian belakang mantel
terdapat dua lubang yang disebut sifon.Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air,
sedangkan sifon bawah sebagai tempat masuknya air.Insang, berlapis-lapis dan
berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak mengandung pembuluh darah. Kaki
pipih. Bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior. Di dalam rongga tubuhnya
terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang menembus jantung,
alat peredarn, dan alat ekskresi (ginjal) (Kastawi, 2008). Cangkang kerang terdiri atas
tiga lapis, yaitu urut dair luar ke dalam sebagai berikut:
a. Periostrakum, merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun atas zat
tanduk yangdihasilkan oleh tepi mantel; sehingga sering disebut lapisan
tanduk, fungsinya untuk melindungi lapisan yang ada di sebelah dalamnya
dan lapisan ini berguna untuk melindungicangkang dari asam karbonat
dalam air serta memberi warna cangkang..
b. Prismatic, lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kristal-kristal kalsium
karbonat yang berbentuk prisma yang berasal dari materi organik yag
dihasilkan oleh tepi mantal.
3
Gambar 2 Biologi Reproduksi Kerang Hijau
Sumber: Susanto. H. (2019)
Partikel makanan atau material tersuspensi lainnya yang berukuran lebih besar
dari ukuran tertentu disaring dan air oleh cilia insang dan dihimpun pada bagian
rongga inhalent berhadapandengan lamellae insang. Material ini kemudian
dipindahkan oleh cilia lainnya ke arah tepi bagian ventral insang atau di bagian dasar
organ yang berbentuk huruf-W dimana terletak alur makanan (food grooves). Setelah
berada di food grooves, makanan bergerak ke arah depan hingga mencapai palps,
yang berada di sisi mulut. Material berukuran halus dibawa oleh cilia ke dalam mulut.
Partikel yang lebih kasar dihimpun di tepi palps dari secara periodik dikeluarkan
oleh proses kontraksi otot ke dinding mantel (Martin, 2005).
4
5
III. PEMBAHASAN
Ada dua macam bahan yang digunakan untuk membuat kerangka yaitu bambu
dan kayu, namun pada umumnya yang digunakan adalah bahan dari bambu. Untuk
rakit dengan ukuran 6m x 8m (48 m2) dibutuhkan bambu 18 batang. Dengan jumlah
tali gantungan untuk 1 unit adalah 96 tali dengan panjang 3 meter per tali. Sedangkan
untuk pelampung menggunakan drum plastik sebanyak 8 buah. Dan untuk
pemberatnya menggunakan karung semen sebanyak 2 buah dengan bobot masing-
masing pemberat 25 kg.
Metode kultur kerang hijau terbagi atas empat kelompok, yaitu metode tancap,
metode rakit apung, metode rakit tancap, dan metode tali rentang (long line).
a. Metode tancap
6
unit rakit, dapat dibuat 6 m x 8 m, 5 x 5 m, 15 x 15 m, atau 3o x 30 m yang
diberi jarak pada rakit untuk pelampung.
Pembesaran kerang hijau dengan metode rakit tancap ini hampir sama
dengan pembesaran rakit apung. Perbedaannya pada penggunaan pelampung.
Rakit tancap, menggunakan kayo atau bambu yang ditancapkan pada dasar
perairan sehingga tidak bergerak. Penempatan rakit harus memperhitungkan
tinggi rendah pasang surut untuk menghindari rakit dari kekeringan. Ukuran
rakit biasanya 4 m x 4 m dengan kebutuhan material berupa bambu diameter
4-5 cm sebanyak 15-2o batang, tali temali (polietilen) 3-5 kg, dan kawat 2-3
gulung/kg. Jumlah kerang hijau per kolektor atau tali pembesaran yang dapat
diperoleh selama pembesaran 6-7 bulan untuk satu kali antara 20-25 kg.
Dengan demikian, produksi total dalam 1 rakit tancap ukuran 4 m x 4 m
adalah kurang lebih 40o kg.
a. Sortasi
b. Penambahan pelampung
7
Hama yang biasa menyerang budi daya kerang hijau adalah jenis teritip
(Teredo sp. dan Manus sp.), bintang laut, burung, dan kepiting. Sedangkan Kepiting
adalah hama utama bagi juvenile dan kerang dewasa. Kepiting dapat menghabiskan
satu lusin kerang hijau setiap harinya. Sementara itu, teritip dan hewan penempel
lainnnya akan sangat mengganggu pertumbuhan kerang hijau. Sampai saat ini di
Indonesia belum didapati penyakit yang mengancam budi daya kerang hijau. Kerang
hijau sendiri dapat terjangldt penyakit yang disebabkan oleh pencemaran di atas
ambang batas.
3.4 Panen
Kerang hijau dapat dipanen setelah berumur 5-6 bulan masa pemeliharaan.
Ukuran kerang hijau dapat dikonsumsi adalah 6-8 cm. Ciri lainnya adalah daging
tebal dan berwarna krem. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kerang hijau
yang dihasilkan memuaskan adalah sebagai berikut.
8
IV. PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
10
11