NIM: 202030147
Ringkasan kelompok 1
Pada awalnya strategi pengelolaan lingkungan didasarkan pada pendekatan “carrying capacity
approach”, akibat terbatasnya dukungan lingkungan alamiah untuk menetralisir pencemaran yang terus
meningkat, makanya upaya untuk mengendalikan pencemaran berubah dari “end of pipe treatment”
menjadi “pollution prevention” dimana pelaku industri dituntut untuk melakukan peran aktif dalam
pengelolaan lingkungan, bahkan dengan meningkatnya kesadaran industri akan pentingnya pengelolaan
lingkungan, mereka bertindak proaktif didalam mengupayakan pengendalian pencemaran untuk
menghasilkan suatu produk yang aman dan ramah lingkungan, dimana salah satu pendekatan tersebut
adalah konsep “grenning business”
4 Alasan yang menjadi penyebab industri harus meletakkan masalah lingkungan sebagai aspek yang
penting dalam usahanya, yaitu
Lembaga
Tidak secara eksplisit menyatakan struktur organisasi yang menangani lingkungan hidup. Kementerian
Negara Lingkungan Hidup bertugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengelolaan
lingkungan hidup, juga mengkoordinasi kegiatan seluruh instansi pemerintah yang berhubungan dengan
pengelolaan lingkungan hidup.
Tugas dan wewenangBapelda dialihkan ke Kementerian Negara Lingkungan Hidup sehingga struktur
organisasinya mengalami perubahan sesuai Keppres No.4/2002. Sedangkan Bapelda masih tetap
dipertahankan bentuknya seperti semula.
Pengungkapan sosial
Tuntutan sosial pada perusahaan muncul sebagai refleksi pertanggung jawab dari perusahaan
(social responsibility) pada seluruh stakeholder;
Langkah positif yang diambil manajemen serta belum terinternalisasinya eksternalitas yang
ditimbulkan perusahaan dalam laporan keuangan telah menggerakkan profesi akuntansi untuk
memberikan kontribusinya;
Untuk menutupi kelemahan akuntansi, maka akuntansi juga menawarkan bentuk laporan yang
tidak semata-mata mendasarkan pada angka-angka finansial. Perilaku perusahaan dapat
dilaporkan melalui pengungkapan informasi sosial (social disclosure).
Ringkasan kelompok 2
Akuntansi lingkungan
AICPA sebagaimana yang dikutip oleh Yoshi, mendefinisikan akuntansi lingkungan sebagai: “The
identification, measurement, and allocation ofenvironmental costs¸the integration of these
environmental costs into business decisions, and the subsequent communication of the information to a
company’s stakeholders”. Artinya, akuntansi lingkungan adalah akuntansi yang di dalamnya terdapat
identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya lingkungan, diman biaya-biaya lingkungan ini diintegrasikan
dalam pengambilan keputusan bisnis, dan selanjutnya dikomunikasikan kepada para stakeholders.
Akuntansi sosial (dikenal juga sebagai akuntansi sosial dan lingkungan, pelaporan sosial
perusahaan, pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan, pelaporan non-keuangan, atau akuntansi
keberlanjutan) adalah proses mengkomunikasikan dampak sosial dan lingkungan dari tindakan ekonomi
organisasi untuk kepentingan kelompok tertentu dalam masyarakat dan untuk masyarakat
luas.Akuntansi sosial umumnya digunakan dalam konteks bisnis, atau tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR), meskipun setiap organisasi, termasuk lembaga swadaya masyarakat lembaga amal,
dan lembaga pemerintah dapat terlibat dalam akuntansi sosial.
Fungsi internal
Fungsi internal dari Environmental Accounting adalah fungsi pihak internal perusahaan terhadap
pelaksanaan manajemen lingkungan hidup di sekitarnya. Tentu, pelaksanaan manajemen
lingkungan hidup sangat berkaitan erat dengan konsep dan prinsip akuntansi lingkungan.
Akuntansi berbasis lingkungan berfungsi sebagai patokan untuk mengukur biaya apa saja yang
dibutuhkan perusahaan terkait lingkungan hidup. Mulai dari biaya pengelolaan limbah dan
konservasi alam di lingkungan sekitar. Serta, akuntansi berbasis lingkungan ini akan berperan
penting analisa biaya dari dampak lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan.
Fungsi eksternal
Fungsi eksternal dari Environmental Accounting adalah fungsi yang ditujukan bagi pihak-pihak di
luar perusahaan. Biasanya bagi pihak eksternal perusahaan akan membutuhkan pelaporan
keuangan sebagai tolak ukur keadaan perusahaan secara keseluruhan. Karena, dari laporan
keuangan perusahaan tercermin secara aktual keadaan perusahaan yang sebenarnya
berdasarkan angka-angka yang tertera pada laporan tersebut. Tentu, bagi pihak eksternal hal ini
menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Karena di dalam laporan
keuangan tercantum rincian aktivitas perusahaan terkait dengan usaha konservasi lingkungan
berkelanjutan berupa angka-angka dan rincian biaya.