net/publication/297282968
KONSEP KEADILAN
CITATIONS READS
0 3,848
2 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Riset Kebencanaan Ideathon Bali Kembali 2021 (Agustus-Nop 2021) View project
All content following this page was uploaded by Rai Utama I Gusti Bagus on 08 March 2016.
Page |1
kekaryaan dan karya seseorang harusnya dapat dipersembahkan untuk
Negara sesuai dengan karya kelasnya.
Keadaan kehidupan masyarakat yang adil akan terlihat jika struktur yang ada
dalam masyarakat dapat menjalankan fungsinya masing-masing, dan
elemen-elemen principal dalam masyarakat tetap dapat dipertahankan,
elemen-elemen dasar tersebut adalah:
Page |2
bergantung pada para pedagang, atau justru para penguasa itu sendiri
menjadi pedagang.
1) Hidup Bijaksana
Keadaan manusia yang telah mencapai tujuan akhir adalah mereka telah
memiliki kebijaksanaan, hidup sempurna dengan mencintai kebenaran-
kebenaran abadi, mampu merasakan cukup dalam sagala hal atau tidak
rakus dan tamak. Unsur kebijaksanaan adalah unsur tujuan akhir yang
paling utama.
2) Hidup Kerkeutamaan
Keadaan manusia yang hidup dalam berkeutamaan ”arete” mampu
bertindak adil dan berani, melakukan tindakan yang telah
dikontrakkan/dijanjikan atau ”satya wacana” dan melaksanakan
kewajiban sesuai dan berkaitan dengan kontrak, serta melakukan semua
tindakan yang harus dapat dipertanggungjawabkan. Unsur berkeutamaan
adalah unsur kedua dalam tujuan akhir manusia.
Page |3
3) Selalu Merasa Senang
Keadaan manusia yang hidup mampu merasakan kenikmatan atau rasa
senang, menikmati rasa senang merupakan buah hasil hidup
berkeutamaan artinya orang yang baik senang hidupnya. Unsur rasa
senang adalah unsur ketiga dari tujuan akhir manusia.
Page |4
pertemuan atau persatuan dengan sesuatu di luar atau di atas manusia,
melainkan pemenuhan bakat/kemampuan manusia yang paling tinggi,
kemampuannya untuk melakukan kegiatan yang sifatnya mencukupi pada
dirinya sendiri (self-sufficient) artinya seseorang bisa terjebak pada hal-hal
yang bersifat mementingkan diri sendiri untuk mewujudkan kebahagiaan
tersebut, jika manusia terjebak pada sifat mementingkan diri sendiri
seseorang akan dengan mudah tidak memenuhi janji-janji yang pernah
dikontrakkan atau dikrarkan dan cenderung berpihak pada hal-hal yang
dapat menguntungkan dirinya sendiri. Pada saat inilah seseorang tidak
dapat merasakan kebahagiaan.
Page |5