Anda di halaman 1dari 4

AGUNG HARDIARTO

04211940005018
GEOWISATA (RF184629)

RESUME KULIAH TAMU 21-03-2021


Convergent Plate Margins, Frisch et al. (2011) Tepi lempeng konvergen Bumi yang dicirikan oleh busur pulau
enzimatis (didasari oleh kerak samudra), busur pulau ensialik (yang didasari oleh kerak benua), dan tepi benua
aktif.

= tepi benua active (continental margin)


= busur pulau ensialik
= busur pulau enzimatik (<8 km)
= busur puplau enzimatik (>8 km)
Tektonik aktif wilayah Indonesia panah menunjukkan realtif pergerakan berdasarkan GPS (Bock et al., 2003)

(Pusgen, 2017) dari gambar diatas diketahui Indonesia dikelilingi beberapa lempeng besar planet bumi, dari
sisi timur terdapat lempeng pacific yang bergerak ~120mm/tahun menuju barat. Kemudian dari selatan
terdapat lempang India-Australia dengan pergerakan lempeng sebesar 50-70mm/tahun, dan yang terakhir pada
sisi utara lempeng Eurasia. (Susilo dkk., 2016) menjelaskan kondisi tektonik wilayah Indonesia berdasarakan
data geodetic tahun 1995 hingga tahun 2016. Diketahui pergerakan lempeng indo-australia bergerak
10cm/tahun. Kemudian rekam jejak gempa di Indonesia hasil relokasi hingga 2016 mendapati kedalaman dari
gempa paling banyak pada 0-100 km dan beberapa pada rentan 100-600 km di dalam laut. Beberapa sebaran
sumber gempa bumi di Indonesia seperti, zona penunjaman terletak di laut, zona Benioff/interpolate bias di
darat dan sear aktif dominan di darat dan ada beberapa di laut. Di Indonesia ada 5 sesar besar yang
mengelilingi, seperti Megathrust Jawa, Megathrust Sumatra, Megathrust Sulut, Sesar Sorong dan
Megathrust Papua.
(Abercrombie dkk., 2001; Ammon dkk., 2006; Briggs dkk., 2006) menjelaskan peta regioinal struktur yang
berkembang di Sumatra dan daerah rupture gempa besar, serta fitur struktur utama di kerak Sumudra.

Pada gambar diatas diketahui, rekam jejak gempa bumi yang terjadi di sekitaran pulau jawa. Pada tahun 1994
terjadi gempa sebesar 7.8 SR, dan tahun 2006 terjadi gempa sebesar 7.7 SR. Kemudian ada pemutakhiran
segmentasi megathrust peta gempa nasional 2017. Pada selat sunda-banten, jawa barat, jawa tengah, jawa timur
dan bali pergerakan lempeng sebesar 4 cm/yr dengan maksinal 8.8-9 SR.

Gempa besaar dengan magnitude antara 7-8 yang bersumber di zona megathrust selatan jawa sudah terjadi
lebih dari 12x, yaitu:
1. 4 januari 1840 (~7.5)
2. 20 oktober 1859 (~7.5)
3. 10 juni 1867 (~7.5)
4. 28 maret 1875 (~7.5)
5. 27 februari 1903 (7.9)
6. 11 september 1921 (7.5)
7. 27 september 1937 (7.2)
8. 1 april 1943 (7.1)
9. 24 juli 1994 (7.6)
10. 3 juni 1994 (7.6)
11. 17 juli 2006 (7.8)
12. 2 september 2009 (7.3)
Potensi sumber gempa di sekitar kota Surabaya, menurut sejarah tercatat pada 1836-1967 jawa timur pernah
terlanda benca gempa bumi, dari lumajang, malang, wlingi, tulungagung, madiun, pacitan pada bagian selatan
dan bagian utara rembang tuban, lamongan, sedayu,, mojokerto. Menurut intensitas, jawatimur ada pada
intensitas V-VII dengan kecepatan yang beragam tiap intensitasnya dan potensial kerusakan nya ringan hingga
sedang.

Gambar diatas adalah sumber seismic pada pulau jawa bagian timur, dimana selatan bagian jawa timur terdapat
megathrust west,central java; east java dan sumba. Juga disekitaran Surabaya, terdapat Fault yang ada seperti
cepu, waru, RMKS, Surabaya, Bawean, Blumbang dan Pati. Terdekat dari surabaya ada f.waru, dimana
besaran getaran yang terjadi jika gempa mencapai 6.5 SR. Secara umum, ada tiga arah pola umum struktur
geologi yang bekerja di wilayah ini:
1. Northeast-Southwest (NE-SW) disebut trend Meratus,
2. Pola Utara-Selatan (NS) disebut trend Sunda,
3. Pola Timur-Barat (EW).
Kota Surabaya merupakan daerah dataran rendah yang dominan, dimana 80% merupakan endapan aluvial dan
sisanya merupakan perbukitan rendah yang terbentuk oleh tanah lapuk dari batuan tersier / tua.
Potensi sumber gempa sangat menentukan dalam perhitungan bahaya gempa, oleh karena itu informasi
geometri dan lokasi sumber sangat penting. Berdasarkan penelitian sebelumnya, telah dinyatakan bahwa ada
dua sesar aktif di daerah studi yang melintasi kota Surabaya. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui Patahan
Kendeng segmen Waru dan Surabaya memiliki kedalaman mulai dari 0 hingga 11 km. Kota Surabaya yang
secara geologi didominasi oleh endapan alluvium terdiri dari kelas tanah lunak (SE) dan menengah (SD)
berdasarkan data N-SPT30 dan Vs30 sesuai dengan SNI 1726-2012 tentang "Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan. Kelas situs tanah lunak membentang sejajar dengan garis pantai
di pantai utara dan timur Surabaya. Wilayah Kota Surabaya memiliki tingkat amplifikasi tanah yang tinggi
terhadap gempa mulai dari 1 hingga 1.4. Hal ini terjadi karena sifat fisik lapisan tanah Kota Surabaya
didominasi oleh endapan alluvium.

Anda mungkin juga menyukai