Kelompok 3
KELAS 4 KID
Mengapa ketiga kesamaan tersebut harus dipenuhi sistem pada kesetimbangan fasa?
Jawab:
Kesetimbangan adalah suatu keadaan yang sifatnya statis, dimana tidak ada perubahan
keadaan secara makroskopis di dalam sistem. Hal ini berarti semua kecenderungan atau
potensi sistem untuk berubah adalah nol. Dalam suatu kesetimbangan liquid-vapor, saat
keadaan setimbang tercapai, maka suhu tekanan, dan komposisi fasa mencapai harga akhir
yang selanjutnya akan tetap. Pada kenyataannya, dalam skala makroskopis, pertukaran
molekul dari satu fasa ke fasa lainnya terus terjadi. Namun, karena kecepatan rata-rata
pertukaran itu sama maka dapat dianggap tidak ada perpindahan molekul.
Persamaan Tα = Tβ menggambarkan suhu kedua fasa pada saat kesetimbangan adalah
sama, sehingga tidak ada perpindahan kalor yang terjadi. Persamaan P α = Pβ menandakan
bahwa tekanan kedua fasa adalah sama, sehingga tidak ada fasa yang berekspansi ataupun
berkondensasi, yang nantinya dapat menghasilkan perubahan kerja sebesar PV. Sementara itu,
persamaan µiα = µiβ menyatakan bahwa potensial kimia kedua fasa sama, sehingga tidak
terjadi perpindahan massa. Ketiga persamaan ini harus dipenuhi dalam sistem yang sudah
setimbang, karena tidak terpenuhinya salah satu persamaan ini akan menyebabkan terjadinya
perubahan makroskopis di dalam sistem yang menyebabkan keadaan sistem tak lagi statis.
a) Apa yang dapat anda jelaskan mengenai konsep potensial kimia dan fugasitas sebagai
dasar perhitungan kesetimbangan fasa cair-uap? Mengapa diperlukan model
termodinamika yang abstrak yaitu persamaan-persamaan matematika yang diturunkan
dari hukum pertama dan hukum kedua termodinamika dalam mendefinisikan nilai 𝜇i ?
Bagaimana kelompok anda menjelaskan persamaan di bawah ini :
𝑓𝐿 = 𝑓𝑉 atau 𝜑𝐿 = 𝜑𝑉
Jawab:
Pada kondisi kesetimbangan, potensial kimia dari setiap komponen adalah sama di setiap
fasenya (𝜇𝛼 = 𝜇𝛽 ; 𝛼 dan 𝛽 mengidentifikasikan fasanya). Potensial kimia merupakan
𝐴 𝐴
suatu besaran dari kecenderungan terlepas dari suatu komponen. Jika potensial kimia dari
suatu komponen tidak sama di dalam setiap fasenya atau terdapat perbedaan potensial kimia,
maka akan terjadi kecenderungan bagi komponen tersebut untuk mengalami perpindahan
massa dari yang memiliki potensial kimia yang lebih tinggi ke potensial kimia yang lebih
rendah dari komponen tersebut. Perpindahan massa ini akan berlangsung sampai potensial
kimia di kedua fasa dari komponen tersebut, sama besarnya.
𝜇i = 𝐺̅i ...(1)
Dimana dalam hal ini menandakan bahwa potensial kimia sama dengan energi Gibbs molar
parsial. Oleh karena itu, pendefinisian nilai potensial kimia yang diturunkan dari hukum
pertama dan kedua termodinamika berasal dari nilai G yang diturunkan dari variabel-variabel
kanoniknya, yaitu suhu, tekanan, dan komposisi. Dari penurunan G, secara tidak langsung
mendefinisikan untuk sifat-sifat molar parsialnya yang berhubungan dengan potensial
kimianya. Dari persamaan
6(𝑛𝐺)
𝜇i = ( 6𝑛 ) ...(2)
i
𝑇,𝑃,
𝑛j
didapatkan entropi dan volume parsialnya. Dari sini akan didapat pula turunan dari
entalpinya. Sehingga, bila kita membalikkan persamaan dengan mengacu pada hukum
pertama dan kedua termodinamika yang berhubungan dengan nilai suhu, tekanan, komposisi,
volume, fraksi mol, entalpi, dan entropi, kita akan mendapatkan nilai turunan dari potensial
kimia.
Potensial kimia merupakan besaran intensif, sehingga nilainya tergantung pada proporsi
relatif dari komponen yang ada dan bukan pada jumlah dari komponen. Jika di dalam suatu
fasa terdapat N komponen pada T dan P tertentu, potensial kimia ditentukan oleh fraksi mol
dari komponennya, bukan dari nilai mol masing-masing komponennya. Namun, karena
jumlah fraksi mol adalah satu, paling banyak N-1 dari fraksi mol dapat menjadi independen.
Potensial kimia 𝜇i memainkan satu peranan alamiah dalam perumusan kriteria untuk
kesetimbangan fase dan reaksi kimia. Namun, untuk digunakan dalam penyelesaian masalah-
masalah praktis, potensial kimia mempunyai kekurangan-kekurangan:
i (T )
𝜇iig = + 𝑅𝑇 ln 𝑥i𝑃 ...(3)
3. Selagi konsentrasi suatu zat tertentu i, di dalam suatu fase mencapai nol , 𝜇i mencapai - .
Sifat ini diperlihatkan juga pada persamaan (3).
Potensial kimia menunjukkan karakteristik yang kurang menguntungkan pada larutan dan
pada praktek yang terjadi di kenyataannya. Akan menjadi lebih mudah bila digunakan suatu
potensial pengganti, yaitu suatu besaran yang tetap memakai atribut penting potensial kimia,
tetapi tidak menggambarkan satupun kekurangan-kekurangan yang dinyatakan diatas. Lewis
mengemukakan sebuah konsep yang dikenal sebagai konsep fugasitas. Berdasarkan konsep
ini, kesamaan potensial kimia dapat diartikan sebagai kesamaan fugasitas tanpa mengurangi
arti atau karakteristik yang terkandung di dalamnya. Fugasitas (fi) merupakan ukuran
kecenderungan suatu gas untuk keluar atau mengembang, yang dinyatakan dalam fungsi
tekanan. Fugasitas dapat diartikan pula sebagai tekanan yang diperlukan pada temperatur
tertentu untuk membuat sifat-sifat gas non-ideal memenuhi persamaan untuk gas ideal (lim P
0) atau dengan kata lain menginformasikan keidealan suatu gas (tekanan terkoreksi). Oleh
karena itu, besaran fugasitas muncul akibat besaran potensial kimia yang tidak sesuai bila
digunakan dalam kesetimbangan fasa cair-uap.
ig ig
𝜇 = 𝐺 = (T ) RT ln ...(4)
P
i i i
Dimana subskrip ig menandakan potensial kimia (energi gibbs molar parsial) untuk gas ideal.
Pada fluida nyata, persamaan (4) menjadi :
Kelompok 3-Departemen Teknik Kimia Page 4
Makalah Termodinamika Pemicu 4: Kesetimbangan Fasa Uap-Cair 2013
Gi i (T) RT ln f1
...(5)
f
G G ig RT ln i
i i P
...(6)
G Gig R
Pada persamaaan (6), i i merupakan residual Gibbs energy, . Perbandingan antara
Gi
fugasitas (fi) dengan tekanan (P) disebut koefisien fugasitas (ϕi).
i f
Pi
...(7)
G R RT ln
i i
...(8)
Syarat kesetimbangan fasa cair-uap jika ditulis dalam persamaan fugasitas atau koefisien
fugasitas adalah :
fL=fV atau L
...(9)
V
dimana L menunjukkan cair (liquid) dan V menunjukkan uap (vapor). Dari persamaan
tersebut dapat terlihat bahwa di dalam kesetimbangan, khususnya kesetimbangan fasa cair-
uap, nilai tekanan dan suhu pada fasa cair dan uap saat mengalami kesetimbangan haruslah
sama, begitu pula dengan nilai fugasitas dari masing-masing fase tersebut. Sehingga koefisien
fugasitas dari cair dan uap pun akan sama pula karena koefisien fugasitas merupakan
perbandingan fugasitas dengan tekanannya.
b) Dapatkah anda menjelaskan tentang aturan fasa Gibbs untuk kesetimbangan fasa cair-
uap fluida campuran? Apa yang dimaksud daerah dua fasa dan daerah satu fasa?
Bagaimana pula anda menentukan nilai titik gelembung dan titik embun dalam
Pada tahun 1876, Gibbs menurunkan hubungan sederhana antara jumlah fasa
setimbang, jumlah komponen, dan jumlah besaran intensif bebas yang dapat
melukiskan keadaan sistem secara lengkap. Menurut Gibbs,
F CP
... (10)
di mana, F = derajat kebebasan
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
γ = jumlah besaran intensif yang mempengaruhi sistem (P, T)⭢2
Derajat kebebasan suatu sistem adalah bilangan terkecil yang menunjukkan jumlah
variabel bebas (suhu, tekanan, konsentrasi komponen – komponen) yang harus
diketahui untuk menggambarkan keadaan sistem. Untuk zat murni, diperlukan hanya
dua variabel untuk menyatakan keadaan, yaitu P dan T, atau P dan V, atau T dan V.
Variabel ketiga dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan gas ideal. Sehingga,
sistem yang terdiri dari satu gas atau cairan ideal mempunyai derajat kebebasan dua
(F = 2).
Contoh:
a. Kesetimbangan cair (air) dengan uap air
C = 1, P = 2 (cair dan uap), maka F = 1
Hanya satu variabel dapat diubah bebas, jika dipilih tekanan tertentu maka suhu
kesetimbangan akan tertentu atau sebaliknya, jika dipilih suhu tertentu maka
tekanan kesetimbangan akan tertentu.
b. Campuran biner (methanol – air) dalam kesetimbangan uap-cair
C = 2 (methanol = 1, air = 1), P = 2 (cair dan uap), maka F = 2
Phase Region
a. Daerah 1 fasa: pada daerah tersebut hanya terdapat 1 fasa zat dalam kesetimbangan.
Pada VLE, daerah tersebut adalah daerah subcooled liquid dan daerah superheated
vapor.
b. Daerah 2 fasa: pada daerah tersebut terdapat 2 fasa zat dalam kesetimbangan. Pada
VLE, daerah tersebut berada di antara garis cairan jenuh dan garis uap jenuh;
dimana saturated liquid dan saturated vapor berada dalam kesetimbangan.
Titik gelembung (bubble point) adalah titik di mana cairan jenuh berada di ambang
penguapan. Penurunan tekanan yang amat kecil akan menghasilkan gelembung uap.
Pada temperatur bubble point, molekul cairan memiliki cukup energi kinetik untuk
melepaskan diri dari permukaan cair menuju fase gas.
Titik embun (dew point) adalah titik di mana fase cairan hampir tidak terlihat, hanya
tetesan/embun (dew) yang tertinggal. berada di ambang penguapan. Ketika embun
telah teruapkan, pada titik tersebut hanya uap jenuh yang tertingggal, penurunan
tekanan berikutnya akan menghasilkan uap superjenuh. Pada temperatur dew point,
molekul uap memiliki cukup energi kinetik untuk berkondensasi.
Bubble Point Calculation (1)
Digunakan untuk ⭢ multi component mixture
Metode ⭢ Trial and error method
Diketahui ⭢ komposisi subcooled liquid dan Ptotal
Tujuan ⭢ Tbubble point dan (yi)bubble point
… (11)
Nilai–nilai itu juga harus memenuhi syarat-syarat keseimbangan material tertentu,
yang diturunkan sebagai berikut:
Pada T dan P tertentu, satu mol campuran dengan komposisi z1, z2, . . . , zN, akan
dipisahkan menjadi L mol cairan dengan komposisi x1, x2, . . . , x N, dan V mol uap
dengan komposisi y1, y2, . . . , yN. Suatu keseimbangan mol menyeluruh
menyaratkan bahwa
… (12)
2013
… (13)
Eliminasi L pada persamaan (12) dan (13) menghasilkan
… (14)
Karena ∑i 𝑦i = 1, maka diperoleh
… (15)
Dengan analog yang sama, eliminasi V pada persamaan (15) menghasilkan
… (16)
Karena ∑i 𝑥i = 1, maka diperoleh
… (17)
d) Gambar di bawah ini merupakan Diagram P-x-y asetonitril(1) dan
nitrometana(2) pada 75oC, garis putus-putus menunjukkan hasil
perhitungan diagram fasa yang didasarkan pada asumsi bahwa sistem
bersifat ideal sehingga hukum Raoult dapat digunakan. Dapatkah anda
menyatakan karakteristik sistem ideal/hukum Raoult dari gambar
tersebut? Hubungkanlah dengan hukum Raoult dan perhatikanlah adakah
hubungan yang linier antara besaran-besaran hukum tersebut?
Jawab:
(sumber: http://chemed.chem.wisc.edu/chempaths/index.php?
option=com_awiki&view=c
hemprime&Itemid=850&article=File:Graphs_Comparing_Vapor_Pressure_and_
Mole_Fraction.jpg)
Plot yang digambarkan oleh Gambar 1 sesuai dengan garis putus-putus pada
gambar yang diberikan, yang merupakan perhitungan yang dilakukan dengan
asumsi sistem memenuhi Hukum Raoult. Namun, pada kenyataannya, plot antara
tekanan dew point dan komposisi pada gambar tidak berbentuk lurus seperti yang
digambarkan oleh garis putus-putus pada gambar. Oleh karena itu, sistem dapat
dikatakan tidak memenuhi Hukum Raoult.
Jika suatu sistem dikatakan mengikuti Hukum Raoult, maka hubungan antara
besaran-besaran di dalam sistem dapat digambarkan dengan persamaan berikut:
Dari persamaan di atas, dapat diketahui bahwa hubungan antar besaran dalam
sistem adalah linear. Hubungan linear ini juga dapat dilihat dari garis pada grafik
antara tekanan dan komposisi pada campuran yang memenuhi hukum Raoult
yang berbentuk garis linear.
Jawab:
Ditanya :
Berdasarkan data yang diberikan di atas, maka tentukan tekanan gas Elpiji di
dalam tabung dengan menggunakan satuan kPa.
Jawab:
Dari referensi yang di dapat, diketahui bahwa tekanan normal isi tabung gas saat
pemakaian sekitar 6 bar atau 600 kPa dengan komponen utamanya merupakan
gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) kurang lebih 97%, serta sisanya adalah
pentana yang dicairkan. Setelah dilakukan pengujian untuk mengetahui tekanan
maksimum yang dapat ditahan di dalam tabung, data yang diperoleh
menyebutkan bahwa tabung gas elpiji dapat menahan tekanan hingga 110 bar
(11000 kPa) untuk tabung 3 kg dan 12 kg atau 80 bar (8000 kPa) untuk tabung
50 kg. (http://gaselpiji.com/uji-tabung.html)
Dalam menjawab pertanyaan pada soal ini, terlebih dahulu dibuat asumsi.
Asumsi :
Fluida yang terdapat di dalam tabung adalah hanya propana dan n-butana.
Di dalam kesetimbangan, temperatur dan tekanan di dalam tabung gas
Elpiji pada tiap komponen fluida adalah sama.
𝑇𝑃𝑟𝑜𝑝𝑎𝑛𝑎 = 𝑇𝑛−𝑏𝑢𝑡𝑎𝑛𝑎 dan 𝑃𝑃𝑟𝑜𝑝𝑎𝑛𝑎 = 𝑃𝑛−𝑏𝑢𝑡𝑎𝑛𝑎
Penyelesaian :
𝑙𝑜𝑔10(𝑃𝑠𝑎 ) = 𝑏 − 0.05223 𝑎
(𝑡 + 273.1)
𝑡
P saturated n-butana
0.05223 𝑎
𝑙𝑜𝑔10 (𝑃𝑠𝑎 ) = 𝑏 − (𝑡 + 273.1)
𝑡
𝑃 = ∑ 𝑥i𝑃i𝑠𝑎𝑡
i
𝑃 = 𝑥1𝑃𝑠𝑎𝑡 + 𝑥2𝑃𝑠𝑎𝑡
1 2
𝑃 = (0.3)(1012.88 𝑘𝑃𝑎) + (0.7)(257.15 𝑘𝑃𝑎)
𝑃 = 483.869 𝑘𝑃𝑎
Jad, tekanan gas Elpiji di dalam tabung dengan suhu 25°C adalah 483.869
kPa. Dari hasil yang diperoleh, bila dikaitkan dengan referensi yang didapat,
maka besaran tekanan pada kondisi dalam keadaan normal.
2788, 51
ln P1sat = 13. 8858 −
𝑇 + 220, 79
3096, 52
ln P2sat = 13, 9987 −
𝑇 + 219, 8
3279, 47
ln P1sat = 14, 0045 −
𝑇 + 213, 2
Jawab:
Ditanya :
L = …?
V = …?
xi = …?
yi = …?
Jawab :
Asumsi :
Penyelesaian :
= 107,8427 𝑘𝑃𝑎
Dari perhitungan di atas maka syarat flash calculation terpenuhi, maka jumlah
uap (V) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
𝑧i𝐾i
∑ 1 + 𝑉(𝐾i − 1) = 1
𝐾i = Pisat
𝑃𝑠i𝑠𝑡𝑒𝑚
180,0438𝑘𝑃𝑎
𝐾1 = 89,3644 𝑘𝑃𝑎 = 2,0147
74,8885𝑘𝑃𝑎
𝐾2 = 89,3644 𝑘𝑃𝑎= 0,8380
34,2505 𝑘𝑃𝑎
𝐾i = 89,3644 𝑘𝑃𝑎 = 0,3833
𝑧1𝐾1
𝑧2𝐾2 𝑧3𝐾3
+ 1 + 𝑉(𝐾2 − 1) + 1 + 𝑉(𝐾3 − 1) = 1
1 + 𝑉(𝐾1 − 1)
(0,41)(2,0147)
(0,34)(0,8380) (0,25)(0,3833)
+ 1 + 𝑉(0,8380 − 1) + 1 + 𝑉(0,3833 − 1) =1
1 + 𝑉(2,0147 − 1)
0,8260
0,2849 0,0958
+ 1 − 0,1620𝑉 + 1 − 0,6167𝑉 = 1
1 + 1,0147𝑉
V trial
0.4811 1.000239
0.4812 1.000218
0.4813 1.000198
0.4814 1.000177
0.4815 1.000157
0.4816 1.000136
0.4817 1.000116
0.4818 1.000096
0.4819 1.000075
0.482 1.000055
0.4821 1.000034
0.4822 1.000014
0.4823 0.999994
0.4824 0.999973
Berdasarkan perhitungan di atas, nilai V yang paling sesuai adalah 0, 4823 mol
𝐿+𝑉 =1
𝐿 = 1 − 0,4823
𝐿 = 0, 5177 mol
𝐿+𝑉 =1
𝐿 = 1 − 𝑉 … (𝑎)
Sedangkan
𝑦i
𝐾i =
𝑥i
𝑦i
𝑥i = … (𝑑)
𝐾i
𝑦i
𝑧i = (1 − 𝑉) + 𝑦i𝑉
𝐾i
𝑧i𝐾i
𝑦i = 1 + 𝑉(𝐾i − 1)
(0,41)(2,0147)
𝑦1 = 1+(0,4823) = 0, 5546
(2,0147−1)
= 0, 3091
(0,34)(0,8380)
𝑦2 = 1+(0,4823)
(0,8380−1) = 0, 1363
(0,25)(0,3833)
𝑦3 = 1+(0,4823)
(0,3833−1)
𝐾2 0,8380
𝑦3
𝑥3 = = = 0, 3558
0,1363
𝐾3 0,3833
Daftar Pustaka