Anda di halaman 1dari 14

METODE PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MI/SD

Ismi Najwa

Muqarramah S.Pd, M.Pd.I

PGMI UIN Antasari Banjarmasin

isminajua@gmail.com

ABSTRAK.

This study uses the right strategy in Islamic MI/SD moral learning, because
Islamic material provides a lot of dynamic things, while younger grade students
can only think solidly. This exploration is directed to consider suitable learning
strategies in MI/SD learning aqidah. The examination strategy used is a written
study, the source of information uses essential and selected information sources,
and uses the method of information investigation (content investigation). In this
test found strategies related to Islamic MI/SD A learning, in particular: (1)
Verbalization Game Strategy, (2) Pretend Technique (3) Snowball Game (4)
Talking Technique (7) Question and Answer Strategy ( 8) Brain Planning Game
(9) Sociodrama strategy (10) Performance technique (10) Strategy analogizes
something unique into a substantially substantial composition

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan metode yang tepat dalam pengajaran akhlak MI/SD
Islam, karena materi keislaman banyak memberikan hal-hal yang bersifat abstrak,
sedangkan anak sekolah dasar baru mampu berpikir konkrit. Penelitian ini
dilakukan untuk mempelajari metode pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran akhlak/aqidah Islam di MI/SD. Metode Penelitian Metode yang
digunakan adalah studi kepustakaan, sumber data menggunakan sumber data
primer dan sekunder, serta menggunakan teknik analisis data (content analysis).

1
Dalam penelitian ini ditemukan metode yang relevan dengan pembelajaran MI/SD
A Islam yaitu: (1) Metode Permainan Artikulasi, (2) Metode Role playing (3)
Permainan lempar bola salju (4) Metode ceramah (7) Metode tanya jawab (8 )
Mind Mapping Games (9) Metode sosiodrama (10) Metode demonstrasi (10)
Metode menganalogikan sesuatu yang abstrak ke dalam tulisan konkret.1

PENDAHULUAN

Belajar adalah siklus asosiasi antara siswa dan instruktur dan aset
pembelajaran dalam iklim belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan oleh guru agar cara memilih informasi dan informasi, menguasai
kemampuan dan karakter, serta membentuk cara pandang dan keyakinan dapat
terjadi pada siswa. Muhaimin (2001:145) menyatakan bahwa belajar diidentikkan
dengan (bagaimana) mengarahkan siswa atau bagaimana membuat siswa
beradaptasi secara efektif dan diberdayakan secara mandiri untuk mewujudkan
(what to) diselesaikan dalam rencana pendidikan sebagai kebutuhan siswa.

Dalam belajar seorang instruktur harus fokus pada perspektif yang berbeda
diidentifikasi dengan itu, dan salah satunya adalah siswa. Pendidik harus
memahami bahwa kemampuan retensi siswa dalam latihan menangkap adalah
unik, oleh karena itu instruktur harus menggunakan cara yang berbeda agar
interaksi belajar dapat berjalan dengan baik dan produktif dan mencapai tujuan
yang normal. Salah satu cara yang dapat dimanfaatkan oleh pengajar adalah
dengan memanfaatkan berbagai macam tata cara pertunjukan latihan atau biasa
disebut dengan strategi mendidik.

Selain itu, Fathurahman (2011:55) menjelaskan bahwa strategi pengajaran


adalah metode memperkenalkan materi pembelajaran kepada siswa untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Teknik pembelajaran adalah suatu
pendekatan untuk melakukan atau memperkenalkan, menggambarkan,
memberikan model dan memberikan persiapan materi latihan kepada siswa untuk
mencapai tujuan tertentu, sinkronisasi antara strategi dan kemampuan yang akan
dicapai tergantung pada petunjuk yang telah direncanakan atau ditetapkan oleh
1
Muhaimin. (2011). Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengaktifkan Pendidikan Agama Islam
di Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya

2
siswa. instruktur atau pendidik bersama dengan siswa. Setelah itu, diyakini bahwa
instruktur dapat memilih teknik apa yang paling cocok untuk mempertimbangkan
jumlah siswa, peralatan, kantor, biaya, dan waktu.

Pemanfaatan strategi pembelajaran pada setiap mata pelajaran sangat


penting, mengingat tidak semua teknik pembelajaran cocok untuk semua
penyampaian, kondisi waktu dan bidang studi. Salah satu penentu dalam mendidik
dan melatih latihan adalah teknik. Dalam setiap interaksi pembelajaran, termasuk
pembelajaran akhlak aqidah. Strategi memiliki situasi yang signifikan dalam
dorongan untuk mencapai target pembelajaran. Pengalaman menunjukkan bahwa
salah satu kekecewaan belajar disebabkan oleh penentuan strategi yang tidak
tepat. Oleh karena itu, strategi dapat mempengaruhi jalannya pembelajaran dan
latihan-latihan pembelajaran.

Sebagai salah satu segmen pembelajaran, teknik memiliki tugas yang tidak
kalah pentingnya dengan bagian-bagian yang berbeda dalam latihan mendidik dan
pembelajaran. Tidak ada satu pun tindakan mendidik dan belajar yang tidak
memanfaatkan strategi dalam menyampaikan latihan. Juga, pemanfaatan strategi
yang benar akan berguna dalam mencapai tujuan instruktif. Situasi teknik dalam
ukuran pengajaran dan pembelajaran adalah sebagai alat inspirasi lahiriah, sebagai
prosedur belajar dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.2

Sementara itu, aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran dalam
program pembelajaran di Madrasah sebagaimana tertuang dalam rencana
pendidikan persekolahan esensial yang dijabarkan oleh agama Islam. Mata
pelajaran Aqidah Akhlak akan menjadi mata pelajaran yang berencana untuk
mengembangkan dan memperluas rasa percaya diri siswa yang ditunjukkan
dengan akhlak mulia mereka, melalui penataan dan pengolahan informasi,
semangat perjumpaan dan perjumpaan siswa tentang aqidah dan etika Islam.

Begitulah motivasi mulia di balik pembelajaran aqidah yang baik, jika


pendidik meneruskan pembelajaran dengan strategi yang tidak tepat, jelas tujuan
tersebut tidak akan tercapai secara ideal. Oleh karena itu, penyusun tertarik untuk
2
Pupuh Fathurrahman dan Sobri Sutikno. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika
Aditama

3
mengkaji masalah ini dengan judul "Teknik Pembelajaran Akhlak Akidah
Tergantung Kualitas Siswa MI/SD".

METODOLOGI

Teknik pemeriksaan ini adalah menulis audit atau menulis studi yang berisi
spekulasi yang berlaku untuk mengeksplorasi masalah. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah untuk menemukan “Teknik PEMBELAJARAN AKIDAH
AKHLAK MI/SD”. Di segmen ini, evaluasi ide dan spekulasi yang digunakan
diselesaikan berdasarkan tulisan yang dapat diakses, terutama dari artikel yang
didistribusikan di berbagai buku harian logis.

Menulis audit berfungsi untuk mengonstruksi ide atau spekulasi yang


menyusun premis kajian dalam penelitian. Audit tulisan atau studi penulisan
merupakan suatu tindakan yang diperlukan dalam penelitian, khususnya ujian
skolastik yang desain utamanya adalah untuk menumbuhkan sudut-sudut hipotetis
sebagai bagian dari manfaat membumi. Sehingga dengan menggunakan strategi
pengujian ini pencipta dapat dengan mudah mengatasi masalah yang akan
dibahas.

Metode Pengumpulan Data

Strategi pengumpulan informasi dalam penelitian ini diambil dari sumber


informasi. Yang dimaksud dengan sumber informasi dalam pemeriksaan adalah
subjek dari mana informasi itu dapat diperoleh. Dengan asumsi ilmuwan
menggunakan dokumentasi, arsip atau catatan adalah sumber informasi,
sedangkan substansi catatan adalah subjek pemeriksaan atau faktor eksplorasi.
Tercatat sebagai hard copy postulat ini, sumber informasi yang akan digunakan
adalah: (a). Sumber Esensial (b). Sumber Opsional.3

Teknik Analisa Data

Setelah semua informasi terkumpul, penulis kemudian meneliti informasi


tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan. Untuk mendapatkan hasil yang benar
dan tepat dalam menyelidiki informasi, pencipta menggunakan prosedur

3
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

4
pemeriksaan konten. Investigasi Konten adalah penelitian yang meneliti di dalam
dan di luar substansi data yang disusun atau dicetak dalam komunikasi yang luas.

Pemeriksaan dapat digunakan untuk memecah semua jenis korespondensi,


baik itu surat kabar, berita radio, pemberitahuan TV dan bahan dokumentasi yang
tersisa. Sedangkan percakapan adalah salah satu upaya pencipta dalam bekerja
dengan pemahaman dengan memecah realitas melalui penilaian para peneliti yang
kemudian mengambil makna dan intisari dari penilaian para peneliti tersebut,
sebagai persembahan.

Langkah-langkah penting dalam penelitian investigasi isi adalah sebagai


berikut: Pertama, kepastian rencana atau model pemeriksaan. Di sini dicirikan
beberapa media, pemeriksaan dekat atau koneksi, banyak atau sedikit artikel, dll.
Kedua, pencarian informasi penting atau informasi penting, khususnya konten
aktual. Sebagai pemeriksaan substansi, isi merupakan hal mendasar, bahkan objek
prinsip. Perburuan harus dimungkinkan dengan memanfaatkan lembar persepsi
tertentu yang sengaja dibuat untuk mencari informasi. Ketiga, pencarian informasi
berorientasi konteks sehingga pemeriksaan tidak dalam ruang hampa, namun
dengan semua akun diidentifikasi dengan variabel yang berbeda.

HASIL PENELITIAN

Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Akidah Akhlak MI/SD

Pada dasarnya, isi/materi program pendidikan pada dasarnya adalah semua


latihan dan pertemuan yang dibuat dan diorganisir untuk mencapai tujuan
instruktif. Secara garis besar, substansi program pendidikan dapat dirangkai
menjadi tiga bagian, yaitu: (a). Rasional : khususnya informasi tentang baik dan
buruk (b). Moral: menjadi informasi spesifik tentang besar dan buruk, kualitas,
dan etika (c). Rasakan: informasi tentang menyenangkan dan mengerikan, yang
memiliki nilai kreatif.

Demikian pula, penentuan isi program pendidikan dipertimbangkan dengan


standar yang menyertainya: (a). Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (b).

5
Sesuai dengan tingkat kemajuan siswa (c). Bermanfaat bagi mahasiswa, daerah,
4
alam semesta kerja, negara, dan negara, baik untuk masa kini maupun yang akan
datang. (d). Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi.

Ditinjau dari Pedoman Kemampuan Alumni, Norma Keahlian dan


Kemampuan Esensial, secara lebih eksplisit mata pelajaran etika Akidah di
Madrasah Ibtidaiyah mencakup empat perspektif, yaitu bagian-bagian tertentu dari
aqidah (keyakinan), bagian-bagian kualitas yang mendalam, bagian-bagian dari
adab Islam, bagian-bagian tertentu, dan bagian yang terpuji.

Aspek Akidah

• Kalimat-kalimat Thayyibah sebagai bahan penyesuaian, antara lain: membaca


Tahlil, Basmalah, Tahmid, Tasbih, Takbir, Ta'awud, Salam, Shalawat, Tarji',
Istigfar, dll.

• Al-asma al-Husna sebagai bahan penyesuaian, antara lain Al-ahad, al-Hamid,


puing Syakur, al-Qudus, puing Shomad, al-'Adhim, al-Karim, al-Kabir, al-Malik,
dll.

• Keyakinan kepada Allah dengan konfirmasi langsung melalui kalimat


Thoyyibah, al-Asma al-Husna dan presentasi doa lima hari demi hari sebagai
indikasi keyakinan kepada Allah.

• Mengandalkan andalan (Ketuhanan, Rasul Surgawi, Kitab, Kurir dan Hari


Kiamat serta Qadla dan Qadar Allah). Perspektif Moral

• Penyesuaian kualitas yang mendalam, untuk lebih spesifik: disiplin, hidup


bersih, ramah, perhatian, menghargai bantuan, kehidupan dasar, sederhana, sah,
rajin, yakin, mencintai, patuh, ramah, bantuan umum, hormat dan patuh, siddiq,
kepercayaan , tabligh, fathonah, kewajiban, akal, arif, pendirian teguh, liberal,
penuh harapan, qona'ah, tawakal, keuletan, perlawanan, dan cinta.

4
Fathurrohman, M. (2016). Meningkatkan Mutu Pendidikan Bangsa. In Jurnal Ta’Allum (Vol. 04,
Issue 01, pp. 19–42)

6
• Menjauhi etika sayi'ah (madzmumah) yang secara berturut-turut diperkenalkan
di setiap semester dan jenjang kelas, lebih spesifiknya: hidup jorok, kotor/kasar,
berbohong, lancang, apatis, membangkang, menyesatkan, berhasrat, iri,
membangkang, berganda berurusan, tamak, pelit, bersemangat, kritis, marah, jahat
dan murtad. Bagian dari sopan santun Islam

• Adab terhadap diri sendiri, yaitu kesopanan khusus untuk mandi, istirahat, buang
air besar/kencing, berbicara, meludah, berpakaian, makan dan minum, memeriksa
dan bermain.

• Adab terhadap Allah, perilaku tertentu di masjid, Alquran, dan cinta.

• Adab kepada orang lain, khususnya kepada wali, kerabat, pendidik, sahabat, dan
tetangga seperti halnya kepada semua orang, jika satu agama.

• Adab terhadap iklim, khususnya pada makhluk dan tumbuhan, di tempat terbuka
dan di sekitar. Bagian dari Kisah Terpuji Sudut pandang ini mencakup: narasi
Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan banyak serangga bawah
tanah, masa remaja Nabi Muhammad, para pemuda Nabi Muhammad. Nabi
Ismail, Kan'an, kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf as., Tsa'labah, Masithah,
Ulul Azmi, Qarun, Nabi Sulaiman dan kerabatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus
dan Nabi Ayub. Materi cerita-cerita bagus ini dihadirkan sebagai penunjang
substansi materi, yakni aqidah dan etika tertentu, dengan tujuan agar tidak
ditampilkan dalam prinsip-prinsip keterampilan, namun ditampilkan dalam
kemampuan dan petunjuk fundamental. Materi Akidah Akhlak di SD/MI kelas I-
VI pada mata pelajaran PAI SD/MI keterampilan dasar PAI tergantung pada
program pendidikan 2013. Bahan-bahan ini meliputi5:

 Kelas I, tepatnya: Andalan Keyakinan, Ideologi Tauhid dan Rasul,


Asmaul Husna 1 ‫ ) ال اجد) الخالق‬Terpuji dan Disosialisasikan Islam,
Etika Tercela 1 (Hidup Kotor, Bohong atau Bohong, Bicara Kotor),

5
Mulyadi, E. (2018). Strategi Pengembangan Budaya Religius di Madrasah. Jurnal Kependidikan,
6(1), 1–14. https://doi.org/10.24090/jk.v6i1.1688

7
Kalimat Tayibah (Basmalah ), Asmaul Husna 2 ( ‫ السميع‬،‫ الرحيم‬،‫الرحمن‬
) Adab Islam 1 (Adab Terhadap Wali, Pendidik dan Sahabat).

 Kelas II, tepatnya: Kalimat Tayibah (‫ )الحمدهلل‬Asmaul Husna (،‫الزاق‬


‫ الشگور‬،‫ الحميد‬،‫ )المغني‬Terpuji dan Kemanusiaan Islami
 (akhlak yang baik dan adab Islam), kalimat tayiba (Kalimat‫) اناهلل‬
Asmaul Husna (‫ المهيمن‬،‫ الصمد‬،‫)القدوس‬, dan akhlak tercela (malas).
 Kelas III, yaitu: Kalimat Tayibah (‫ اعوذباهللا من الشيطان ال‬،‫ ان هللا‬،‫شاشاءهللا‬
As), Asmaul Husna (‫اب‬tt‫ ابوه‬،‫ ابمجيب‬،‫لي‬،‫ الي‬،‫اطن‬tt‫ )الب‬Makhluk Gaib
Selain Malaikat (Jin, Setan), Akhlak Terpuji (Miskin dan Tolong;
Akhlak; Kakak), Akhlak Tercela (Mingka, Iri, dan Iri)
 Kelas IV, yaitu: Kalimat Tayibah (‫ ) اناهلل انآاليه‬Asmaul Husna (،‫الهادي‬
‫ ال‬،‫ لمؤمن‬،‫ الحگم‬،‫ العدل‬Beri), Iman kepada Kitab Allah, Akhlak yang
Terpuji (Hormat dan Taat; Ketekunan dan Kesabaran Menghadapi
Cobaan Melalui Cerita Masyitah; Salam ) , Akhlak Tercela (Kisah
Tsa'labah, Akhlak Tercela Tsa'labah, Orang Munafik), Iman kepada
Rasul Allah.
 Kelas V, yaitu: Kalimat Tayibah (‫ الحمدهلل‬،‫)هللا اكبر‬, Iman akan Hari
Pembalasan, Akhlak yang Terpuji (Optimis, Qana'ah, dan
Tawakkal; Adab di Tempat Ibadah dan Tempat Umum; Berdiri
Teguh dan Dermawan (; Hidup dalam Rukun Tetangga dan
Masyarakat, dan Akhlak Tercela (Rindu, Serakah, dan Kisah Al-
Qur'an), Asmaul Husna (‫ الباقي‬،‫ المميت‬،‫)المميت‬, Kalimat Tayibah II (
‫) اناهلل انآاليه‬
 Kelas VI, yaitu: Kalimat Tayibah (‫تغفر اللعظيم العظيم‬tt‫)اس‬, Asmaul
Husna (‫ور‬tt‫ المص‬،‫ الحكيم‬،‫وي‬tt‫ الق‬،‫ادر‬tt‫)الق‬, Iman kepada Takdir Allah,
Akhlak yang Terpuji (Tanggung Jawab, Adil,
 Hikmah, Sabar, Taubat, Akhlak terhadap Hewan dan Tumbuhan),
Akhlak Tercela (Marah, Jahat, Murtad), Asmaul Husna II (،‫الغفور‬
‫ الحليم‬،‫)الصبور‬.
Metode Pembelajaran Akidah Akhlak SD/MI

8
Seperti yang baru-baru ini dijelaskan, teknik adalah cara yang dilakukan
pendidik untuk mencapai target pembelajaran. Dalam pelatihan Islam, teknik
memiliki situasi penting untuk mencapai target pembelajaran. Bahkan strateginya
adalah keahlian dalam memindahkan informasi/materi kepada siswa, bahkan
6
dianggap lebih diprioritaskan daripada materi. Dalam pepatah terkenal bahwa
"at-tariqat ahammu min al-maddah" (strategi lebih penting daripada materi),
adalah cara penyampaian informasi yang disukai oleh siswa meskipun materi
yang diperkenalkan sebenarnya tidak menarik. Lagi pula, materinya sangat bisa
diterima, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik, sehingga materi
yang sebenarnya tidak bisa diolah oleh mahasiswa. Sejalan dengan itu,
penggunaan strategi yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian dalam ukuran
pengajaran dan pembelajaran. Teknik yang tidak tepat akan menghasilkan
pemborosan waktu. Demikian pula dalam mempelajari kualitas mendalam di
MI/SD.

Materi akidah akhlak di MI/SD terdiri dari dua sudut pandang, yaitu bagian
akidah yang spesifik dan bagian kualitas yang mendalam. Sebagaimana dijelaskan
dalam percakapan sebelumnya, bagian dari aqidah berputar di sekitar andalan
keyakinan, kalimat thayyibah dan asma'ul husnah. Jika Anda fokus, materi aqidah
tentang andalan keyakinan lebih pada substansi materi teoritis, misalnya; beriman
kepada Allah SWT, menaruh bekal pada rasul-rasul yang suci, percaya kepada
saksi-saksi, menaruh bekal pada hari kiamat. Untuk itu diperlukan strategi yang
tepat agar materi dapat dipahami oleh mahasiswa.

Sementara itu, salah satu ciri siswa MI/SD adalah mereka cukup siap untuk
berpikir secara solid, sementara sebagian besar materi akidah tergambar dalam
teori. Meskipun materi bersifat dinamis, seorang pengajar harus memiliki
keyakinan kepada siswa tentang kehadiran Tuhan, sedangkan Tuhan sendiri tidak
terdeteksi. Lalu bagaimana cara pengajar menyampaikan materi teori? Mungkin
salah satu cara yang dapat dilakukan pendidik adalah dengan menganalogikan
sesuatu yang teoritis dengan sesuatu yang konkrit. Model: Tuhan itu ada namun

6
Anisatul Mufarokah. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: TERAS

9
tidak terlihat, sangat mungkin sebanding dengan angin, angin itu ada dan kita bisa
merasakannya, namun dia tidak terlihat,

Strategi Game Verbalisasi

Teknik pembelajaran aqidah akhlak yang dapat diterapkan pada siswa


MI/SD antara lain: Penjelasan Strategi Permainan Permainan verbalisasi adalah
permainan yang membuat siswa dinamis dan mengemukakan pandangannya,
permainan ini adalah kemampuan berbicara dan berani menunjukkan apa yang
telah mereka sadari. Permainan ini dilakukan dengan lugas, dalam satu pertemuan
mencatat sambil mendengarkan teman menceritakan kembali apa yang baru saja
diperoleh guru.

Game Perencanaan Jiwa

Permainan Perencanaan Jiwa Permainan Perencanaan Otak umumnya


sangat baik untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang suatu materi atau
latihan, dan lebih jauh lagi sebagai tanggapan pilihan terhadap efek samping dari
percakapan. Instruktur mengacak setiap pertemuan untuk membaca dengan teliti
akibat dari percakapan dan membuat catatan di papan tulis. (3). permainan lempar
bola salju: permainan ini mengharapkan siswa menjawab pertanyaan yang
diberikan guru pada kertas kemudian menyusun bola dan melemparkannya ke
teman. Portable gathering games Dalam permainan ini, para siswa merasa sulit
untuk mengemukakan sudut pandang dan sudut pandang mereka dalam
mempelajari materi yang diajarkan.7

Teknik bercerita

Teknik cerita merupakan pilihan pada hampir semua mata pelajaran,


mengingat terpisah dari sudut pandang intelektual, bidang kajian ini adalah
perspektif emosional yang luas sebagai sisipan akidah Islam dan perjumpaannya
dalam kehidupan sehari-hari. yang memiliki akhlak mulia. Contohnya: kisah
Luqman al Hakim dimana seorang ayah menyuruh kita untuk bersyukur kepada

7
Munif, M. (2016). Pengembangan Pendidikan Agama Islam Sebagai Budaya Sekolah. Jurnal
Pedagogik, 3(2), 46–57

10
Allah SWT (pasangan kaki tangan) dengan Allah SWT dan menghargai ayah dan
ibu dengan berbakti kepada orang tua.

Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan


menyampaikan pesan dan informasi secara satu arah lewat suara yang diterima 8
melalui indera telinga. Metode ceramah disebut metode mau’idhoh hasanah
dengan bilisan agar dapat menerima nasihat-nasihat atau pendidikan yang baik. 9
Sepeerti yang dilakukan Nabi Muhammad Saw kepada umatnya, yaitu untuk
beriman kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.

Teknik tanya jawab

Hal-hal yang siswa dapat berpikir dan dapat menumbuhkan informasi yang
bersumber dari wawasan pikiran dan kecerdasan. Ini adalah tujuan dari sudut
psikologis. Dalam mendidik aqidah dapat dicontohkan, misalnya wacana atau
tanya jawab antara Nabi Ibrahim dan kerabatnya. Dengan cara ini akan tercipta
nilai-nilai yang berkaitan dengan perilaku. Dengan kerja sama yang dinamis
seorang individu akan benar-benar ingin menilai yang besar dan yang buruk dan
kemudian memiliki pilihan untuk mengambil manfaat dalam kehidupan sehari-
hari yang dapat membawa kebaikan atau kepuasan. Pemanfaatan inkuiri dan
jawaban diharapkan dapat menentukan sejauh mana derajat pemahaman siswa
terhadap topik yang telah disampaikan oleh pendidik.

Terlebih lagi, tanya jawab akan menggerakkan siswa untuk berpikir dan
diberi kesempatan untuk mempresentasikan hal-hal yang belum dipahami. Teknik
sosiodram

Teknik ini dapat dimanfaatkan dalam mata pelajaran: Adab di sekolah,


Bakar Assidiq, Umar Wadah Khatab, Wadah Bilal Rabbah, dll.

Menampilkan teknik

8
Anwar Arifin. (2003). Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang
Sisdiknas. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag
9
Djamaludin dan Abdullah Aly. (1999). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

11
Teknik pameran adalah pengenalan materi latihan oleh pendidik atau guru
kepada siswa dengan menunjukkan susunan sistem untuk membuat sesuatu untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Teknik eksibisi digunakan dalam subjek: (a) Sifat-
sifat Allah dan sifat-sifat Nabi. (b) etika terhormat, etika hina, dll.

Teknik pura-pura

Dimanfaatkan dalam subjek: (a) Diberikan kepada ayah dan ibu. (b)
Perilaku makan dan minum. (c) Adab kepada pengajar, wali, pendamping, dll.
Selanjutnya, di antara strategi-strategi yang dapat menjadi kemungkinan bagi
pendidik untuk diterapkan dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI/SD.
Pemanfaatan teknik-teknik tersebut untuk mata kuliah juga tidak dapat dipisahkan
dari kemampuan instruktur untuk menerapkan strategi tersebut, karena suatu
strategi tidak akan memberikan pembelajaran yang sukses dan efektif, jika tidak
didukung oleh pendidik. kapasitas untuk memanfaatkannya.

Berakhir DAN Ide

Strategi Akhir sangat mungkin merupakan segmen utama dalam


pembelajaran, seperti halnya di MI/SD. Khususnya materi kepercayaan
membutuhkan teknik yang unik mengingat banyak sekali materi ideologi yang
bersifat konseptual. Adapun teknik-teknik yang dapat diterapkan dalam bidang
penyelidikan etika Islam di MI/SD adalah sebagai berikut: (1) Strategi Permainan
Verbalisasi, (2) Permainan Perencanaan Jiwa, (3) Permainan Bola Salju (4)
Permainan kumpul serbaguna. (5) Strategi narasi (6) Strategi bicara (7) Strategi
tanya jawab (8) Strategi sosiodrama (9) Strategi pertunjukan (10) Strategi pura-
pura.10

10
H.M Arifin. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

12
DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin. (2011). Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengaktifkan


Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya

Pupuh Fathurrahman dan Sobri Sutikno. (2011). Strategi Belajar Mengajar.


Bandung: PT. Refika Aditama

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (1997). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta

Fathurrohman, M. (2016). Meningkatkan Mutu Pendidikan Bangsa. In Jurnal


Ta’Allum (Vol. 04, Issue 01, pp. 19–42)

Mulyadi, E. (2018). Strategi Pengembangan Budaya Religius di Madrasah. Jurnal


Kependidikan, 6(1), 1–14. https://doi.org/10.24090/jk.v6i1.1688

Anisatul Mufarokah. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: TERAS

Munif, M. (2016). Pengembangan Pendidikan Agama Islam Sebagai Budaya


Sekolah. Jurnal Pedagogik, 3(2), 46–57

Anwar Arifin. (2003). Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam


Undang-Undang Sisdiknas. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag
Armai Arif. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan. Jakarta:
CiputatPers.

Djamaludin dan Abdullah Aly. (1999). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.Hamzah B. Uno. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.

H.M Arifin. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

13
14

Anda mungkin juga menyukai