Ismi Najwa
isminajua@gmail.com
ABSTRAK.
This study uses the right strategy in Islamic MI/SD moral learning, because
Islamic material provides a lot of dynamic things, while younger grade students
can only think solidly. This exploration is directed to consider suitable learning
strategies in MI/SD learning aqidah. The examination strategy used is a written
study, the source of information uses essential and selected information sources,
and uses the method of information investigation (content investigation). In this
test found strategies related to Islamic MI/SD A learning, in particular: (1)
Verbalization Game Strategy, (2) Pretend Technique (3) Snowball Game (4)
Talking Technique (7) Question and Answer Strategy ( 8) Brain Planning Game
(9) Sociodrama strategy (10) Performance technique (10) Strategy analogizes
something unique into a substantially substantial composition
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode yang tepat dalam pengajaran akhlak MI/SD
Islam, karena materi keislaman banyak memberikan hal-hal yang bersifat abstrak,
sedangkan anak sekolah dasar baru mampu berpikir konkrit. Penelitian ini
dilakukan untuk mempelajari metode pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran akhlak/aqidah Islam di MI/SD. Metode Penelitian Metode yang
digunakan adalah studi kepustakaan, sumber data menggunakan sumber data
primer dan sekunder, serta menggunakan teknik analisis data (content analysis).
1
Dalam penelitian ini ditemukan metode yang relevan dengan pembelajaran MI/SD
A Islam yaitu: (1) Metode Permainan Artikulasi, (2) Metode Role playing (3)
Permainan lempar bola salju (4) Metode ceramah (7) Metode tanya jawab (8 )
Mind Mapping Games (9) Metode sosiodrama (10) Metode demonstrasi (10)
Metode menganalogikan sesuatu yang abstrak ke dalam tulisan konkret.1
PENDAHULUAN
Belajar adalah siklus asosiasi antara siswa dan instruktur dan aset
pembelajaran dalam iklim belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan oleh guru agar cara memilih informasi dan informasi, menguasai
kemampuan dan karakter, serta membentuk cara pandang dan keyakinan dapat
terjadi pada siswa. Muhaimin (2001:145) menyatakan bahwa belajar diidentikkan
dengan (bagaimana) mengarahkan siswa atau bagaimana membuat siswa
beradaptasi secara efektif dan diberdayakan secara mandiri untuk mewujudkan
(what to) diselesaikan dalam rencana pendidikan sebagai kebutuhan siswa.
Dalam belajar seorang instruktur harus fokus pada perspektif yang berbeda
diidentifikasi dengan itu, dan salah satunya adalah siswa. Pendidik harus
memahami bahwa kemampuan retensi siswa dalam latihan menangkap adalah
unik, oleh karena itu instruktur harus menggunakan cara yang berbeda agar
interaksi belajar dapat berjalan dengan baik dan produktif dan mencapai tujuan
yang normal. Salah satu cara yang dapat dimanfaatkan oleh pengajar adalah
dengan memanfaatkan berbagai macam tata cara pertunjukan latihan atau biasa
disebut dengan strategi mendidik.
2
siswa. instruktur atau pendidik bersama dengan siswa. Setelah itu, diyakini bahwa
instruktur dapat memilih teknik apa yang paling cocok untuk mempertimbangkan
jumlah siswa, peralatan, kantor, biaya, dan waktu.
Sebagai salah satu segmen pembelajaran, teknik memiliki tugas yang tidak
kalah pentingnya dengan bagian-bagian yang berbeda dalam latihan mendidik dan
pembelajaran. Tidak ada satu pun tindakan mendidik dan belajar yang tidak
memanfaatkan strategi dalam menyampaikan latihan. Juga, pemanfaatan strategi
yang benar akan berguna dalam mencapai tujuan instruktif. Situasi teknik dalam
ukuran pengajaran dan pembelajaran adalah sebagai alat inspirasi lahiriah, sebagai
prosedur belajar dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.2
Sementara itu, aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran dalam
program pembelajaran di Madrasah sebagaimana tertuang dalam rencana
pendidikan persekolahan esensial yang dijabarkan oleh agama Islam. Mata
pelajaran Aqidah Akhlak akan menjadi mata pelajaran yang berencana untuk
mengembangkan dan memperluas rasa percaya diri siswa yang ditunjukkan
dengan akhlak mulia mereka, melalui penataan dan pengolahan informasi,
semangat perjumpaan dan perjumpaan siswa tentang aqidah dan etika Islam.
3
mengkaji masalah ini dengan judul "Teknik Pembelajaran Akhlak Akidah
Tergantung Kualitas Siswa MI/SD".
METODOLOGI
Teknik pemeriksaan ini adalah menulis audit atau menulis studi yang berisi
spekulasi yang berlaku untuk mengeksplorasi masalah. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah untuk menemukan “Teknik PEMBELAJARAN AKIDAH
AKHLAK MI/SD”. Di segmen ini, evaluasi ide dan spekulasi yang digunakan
diselesaikan berdasarkan tulisan yang dapat diakses, terutama dari artikel yang
didistribusikan di berbagai buku harian logis.
3
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
4
pemeriksaan konten. Investigasi Konten adalah penelitian yang meneliti di dalam
dan di luar substansi data yang disusun atau dicetak dalam komunikasi yang luas.
HASIL PENELITIAN
5
Sesuai dengan tingkat kemajuan siswa (c). Bermanfaat bagi mahasiswa, daerah,
4
alam semesta kerja, negara, dan negara, baik untuk masa kini maupun yang akan
datang. (d). Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi.
Aspek Akidah
4
Fathurrohman, M. (2016). Meningkatkan Mutu Pendidikan Bangsa. In Jurnal Ta’Allum (Vol. 04,
Issue 01, pp. 19–42)
6
• Menjauhi etika sayi'ah (madzmumah) yang secara berturut-turut diperkenalkan
di setiap semester dan jenjang kelas, lebih spesifiknya: hidup jorok, kotor/kasar,
berbohong, lancang, apatis, membangkang, menyesatkan, berhasrat, iri,
membangkang, berganda berurusan, tamak, pelit, bersemangat, kritis, marah, jahat
dan murtad. Bagian dari sopan santun Islam
• Adab terhadap diri sendiri, yaitu kesopanan khusus untuk mandi, istirahat, buang
air besar/kencing, berbicara, meludah, berpakaian, makan dan minum, memeriksa
dan bermain.
• Adab kepada orang lain, khususnya kepada wali, kerabat, pendidik, sahabat, dan
tetangga seperti halnya kepada semua orang, jika satu agama.
• Adab terhadap iklim, khususnya pada makhluk dan tumbuhan, di tempat terbuka
dan di sekitar. Bagian dari Kisah Terpuji Sudut pandang ini mencakup: narasi
Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan banyak serangga bawah
tanah, masa remaja Nabi Muhammad, para pemuda Nabi Muhammad. Nabi
Ismail, Kan'an, kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf as., Tsa'labah, Masithah,
Ulul Azmi, Qarun, Nabi Sulaiman dan kerabatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus
dan Nabi Ayub. Materi cerita-cerita bagus ini dihadirkan sebagai penunjang
substansi materi, yakni aqidah dan etika tertentu, dengan tujuan agar tidak
ditampilkan dalam prinsip-prinsip keterampilan, namun ditampilkan dalam
kemampuan dan petunjuk fundamental. Materi Akidah Akhlak di SD/MI kelas I-
VI pada mata pelajaran PAI SD/MI keterampilan dasar PAI tergantung pada
program pendidikan 2013. Bahan-bahan ini meliputi5:
5
Mulyadi, E. (2018). Strategi Pengembangan Budaya Religius di Madrasah. Jurnal Kependidikan,
6(1), 1–14. https://doi.org/10.24090/jk.v6i1.1688
7
Kalimat Tayibah (Basmalah ), Asmaul Husna 2 ( السميع، الرحيم،الرحمن
) Adab Islam 1 (Adab Terhadap Wali, Pendidik dan Sahabat).
8
Seperti yang baru-baru ini dijelaskan, teknik adalah cara yang dilakukan
pendidik untuk mencapai target pembelajaran. Dalam pelatihan Islam, teknik
memiliki situasi penting untuk mencapai target pembelajaran. Bahkan strateginya
adalah keahlian dalam memindahkan informasi/materi kepada siswa, bahkan
6
dianggap lebih diprioritaskan daripada materi. Dalam pepatah terkenal bahwa
"at-tariqat ahammu min al-maddah" (strategi lebih penting daripada materi),
adalah cara penyampaian informasi yang disukai oleh siswa meskipun materi
yang diperkenalkan sebenarnya tidak menarik. Lagi pula, materinya sangat bisa
diterima, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik, sehingga materi
yang sebenarnya tidak bisa diolah oleh mahasiswa. Sejalan dengan itu,
penggunaan strategi yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian dalam ukuran
pengajaran dan pembelajaran. Teknik yang tidak tepat akan menghasilkan
pemborosan waktu. Demikian pula dalam mempelajari kualitas mendalam di
MI/SD.
Materi akidah akhlak di MI/SD terdiri dari dua sudut pandang, yaitu bagian
akidah yang spesifik dan bagian kualitas yang mendalam. Sebagaimana dijelaskan
dalam percakapan sebelumnya, bagian dari aqidah berputar di sekitar andalan
keyakinan, kalimat thayyibah dan asma'ul husnah. Jika Anda fokus, materi aqidah
tentang andalan keyakinan lebih pada substansi materi teoritis, misalnya; beriman
kepada Allah SWT, menaruh bekal pada rasul-rasul yang suci, percaya kepada
saksi-saksi, menaruh bekal pada hari kiamat. Untuk itu diperlukan strategi yang
tepat agar materi dapat dipahami oleh mahasiswa.
Sementara itu, salah satu ciri siswa MI/SD adalah mereka cukup siap untuk
berpikir secara solid, sementara sebagian besar materi akidah tergambar dalam
teori. Meskipun materi bersifat dinamis, seorang pengajar harus memiliki
keyakinan kepada siswa tentang kehadiran Tuhan, sedangkan Tuhan sendiri tidak
terdeteksi. Lalu bagaimana cara pengajar menyampaikan materi teori? Mungkin
salah satu cara yang dapat dilakukan pendidik adalah dengan menganalogikan
sesuatu yang teoritis dengan sesuatu yang konkrit. Model: Tuhan itu ada namun
6
Anisatul Mufarokah. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: TERAS
9
tidak terlihat, sangat mungkin sebanding dengan angin, angin itu ada dan kita bisa
merasakannya, namun dia tidak terlihat,
Teknik bercerita
7
Munif, M. (2016). Pengembangan Pendidikan Agama Islam Sebagai Budaya Sekolah. Jurnal
Pedagogik, 3(2), 46–57
10
Allah SWT (pasangan kaki tangan) dengan Allah SWT dan menghargai ayah dan
ibu dengan berbakti kepada orang tua.
Metode ceramah
Hal-hal yang siswa dapat berpikir dan dapat menumbuhkan informasi yang
bersumber dari wawasan pikiran dan kecerdasan. Ini adalah tujuan dari sudut
psikologis. Dalam mendidik aqidah dapat dicontohkan, misalnya wacana atau
tanya jawab antara Nabi Ibrahim dan kerabatnya. Dengan cara ini akan tercipta
nilai-nilai yang berkaitan dengan perilaku. Dengan kerja sama yang dinamis
seorang individu akan benar-benar ingin menilai yang besar dan yang buruk dan
kemudian memiliki pilihan untuk mengambil manfaat dalam kehidupan sehari-
hari yang dapat membawa kebaikan atau kepuasan. Pemanfaatan inkuiri dan
jawaban diharapkan dapat menentukan sejauh mana derajat pemahaman siswa
terhadap topik yang telah disampaikan oleh pendidik.
Terlebih lagi, tanya jawab akan menggerakkan siswa untuk berpikir dan
diberi kesempatan untuk mempresentasikan hal-hal yang belum dipahami. Teknik
sosiodram
Menampilkan teknik
8
Anwar Arifin. (2003). Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang
Sisdiknas. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag
9
Djamaludin dan Abdullah Aly. (1999). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
11
Teknik pameran adalah pengenalan materi latihan oleh pendidik atau guru
kepada siswa dengan menunjukkan susunan sistem untuk membuat sesuatu untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Teknik eksibisi digunakan dalam subjek: (a) Sifat-
sifat Allah dan sifat-sifat Nabi. (b) etika terhormat, etika hina, dll.
Teknik pura-pura
Dimanfaatkan dalam subjek: (a) Diberikan kepada ayah dan ibu. (b)
Perilaku makan dan minum. (c) Adab kepada pengajar, wali, pendamping, dll.
Selanjutnya, di antara strategi-strategi yang dapat menjadi kemungkinan bagi
pendidik untuk diterapkan dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI/SD.
Pemanfaatan teknik-teknik tersebut untuk mata kuliah juga tidak dapat dipisahkan
dari kemampuan instruktur untuk menerapkan strategi tersebut, karena suatu
strategi tidak akan memberikan pembelajaran yang sukses dan efektif, jika tidak
didukung oleh pendidik. kapasitas untuk memanfaatkannya.
10
H.M Arifin. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
12
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (1997). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Djamaludin dan Abdullah Aly. (1999). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.Hamzah B. Uno. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
13
14