Anda di halaman 1dari 4

Bab 1

PENDAHULUAN

A. Gambaran umum dan prospek pasar

Pemeriksaan serologi (SRBD) adalah pemeriksaan dengan sampel darah (plasma/serum) yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah individu tersebut telah terpapar pathogen tertentu dengan
melihat respon kekebalan tubuhnya. Electrochemiluminescence immunoassay (ECLIA) anti SARS-COV2
merupakan pemeriksaan laboratorium imunoserologi pada alat otomatik (autoanalyzer) untuk mendeteksi
antibody terhadap SARS-COV2 mulai dari sampel dimasukan kedalam alat sampai mendapatkan hasil
membutuhkan waktu sekitar 18 menit. Sedangkan total waktu yang diperlukan mulai dari pengambilan
sampel sampai di dapatkan hasil kurang lebih 1 jam.

Peluang dari adanya mesin SRBD ini, kita dapat menarik pasien untuk menggunakan jasa
pelayanan medis yang ada di RS kita, karena mesin SRBD ini cenderung lebih akurat & cepat dalam
memeriksa antibody, yang dibuktikan dengan klaim laboratorium kimia farma yang sudah meriset mesin
SRBD tersebut. Tantangan dari pelayanan medis ini adalah mahalnya harga mesin SRBD, menyebabkan
harga pelayanan menjadi mahal dan akibatnya tidak semua segmen dapat menggunakan pelayan medis
ini, atau dalam kata lain, hanya masyarakat menengah ke atas yang mampu menggunakan pelayanan
medis ini. Tujuan melakukan SRBD yaitu untuk mengetahui tinggi/rendahnya imunitas dalam tubuh
pasca terkena Covid dan vaksinasi. Manfaat SRBD yaitu Pemeriksaan semi-kuantitatif ini berguna untuk
mengidentifikasi individu dengan respon imun adaptif terhadap SARS-CoV-2, yang timbul akibat infeksi
virus, termasuk individu yang tidak bergejala dan telah sembuh. Penting untuk memahami bahwa
pemeriksaan serologi tidak mendeteksi virus itu sendiri, tetapi mendeteksi antibodi yang dibuat oleh
sistem kekebalan tubuh.

B. Identifikasi produk
Spike-Receptor Banding Domain atau biasa disebut juga SRBD merupakan alat untuk
mengetahui tinggi/rendahnya imunitas tubuh pasca terkena Covid dan vaksinasi. Hasil ditentukan
secara otomatis oleh perangkat lunak dengan membandingkan sinyal electrochemiluminescene
yang diperoleh dari produk reaksi antigen-antibodi pada sampel dengan sinyal nilai batas (cutoff)
yang diperoleh dengan kalibrasi. Hasil harus selalu diinterpretasikan dengan melihat riwayat
medis pasien, pemeriksaan klinis, dan penunjang lainnya. Hasil tes negative tidak
mengesampingkan kemungkinan infeksi dengan SARS-CoV-2. Sampel serum atau plasma pada
fase awal (pra-serokonversi) dapat negative. Oleh karena itu, pemeriksaan ECLIA Anti-SARS-
Cov-2 tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi SARS-CoV-2 akut. Pemeriksaan
dengan diagnostic molekuler (misalnya, RT PCR) harus dilakukan untuk mengevaluasi infeksi
aktif pada individu yang bergejala.
Hasil pemeriksaan disajikan dalam bentuk indeks cut off (COI; sampel sinyal/cut off).
Dan berupa kata reaktif atau non-reaktif. Hasil pemeriksaan COI > 1 menunjukan reaktif terhadap
antibody anti-SARS-CoV-2 (positif), sebaliknya, COI < 1 menunjukkan non-reaktif terhadap
antibody anti-SARS-CoV-2 (negative). Sensitivitas dan spesifikasitas pemeriksaan antibody
untuk mendekteksi individu tersebut terinfeksi atau tidak yang terbaik adalah menggunakan
kombinasi antibody IgG dan IgM. Sensitivitas ECLIA Anti-SARS-CoV-2 pada hari ke 0-6 dari
mulainya gejala adalah 65,5%; hari ke 7-13 88,1%; dan hari ke > 14-40 adalah 90-100%.
Sedangkan spesifitasitasnya 99,81%. Alat otomatik dengan teknologi ECLIA juga dapat
digunakan untuk pemeriksaan imunoserologi yang lain, yaitu, pengukuran kadar berbagai
hormon, antigen dan antibody potagen (virus dan bakteri) petanda keradangan, petanda tumor,
petanda fungsi jantung dan lain-lain.
C. Rancangan core produk
D. Proyeksi permintaan dan penawaran
1. Proyeksi Demand = f
 Variabel Epidemiologi : bedasarkan kasus SARS-CoV dan HIV/AIDS
 Variabel Ekonomi : bedasarkan masyarakat menengah keatas
 Variabel Sosiodemografi : bedasarkan lokasi rumah sakit yang bisa dijangkau
dengan mudah
2. Proyeksi Supply= f
 Variabel Jumlah RS : jumlah rumah sakit tipe B
 Variabel Jumlah Tenaga Kesehatan : bedasarkan jumlah data tenaga kesehatan
yang telah mengikuti pelatihan dan kepemilikan sertifikat pelatihan alat SRBD
E. Analisis peluang
1. Analisis dapat dilakukan menggunakan SWOT
a) Strengths (kekuatan)
 Mengetahui tinggi/rendahnya imunitas dalam tubuh pasca terkena Covid
dan vaksinasi
 Bisa melakukan pengecekan penyakit selain Covid/SARS yaitu HIV/AIDS
b) Weaknesses (kelemahan)
 Kurangnya pengetahuan SRBD pada masyarakat
 Harga alat terlalu mahal dan kurang terjangkau
c) Opportunities (peluang)
 Bisa meningkatkan strategi ekonomi rumah sakit dalam pandemik
 Meningkatkan kualitas rumah sakit di pandangan masyarakat
d) Threats (ancaman)
 Disaat pandemik sudah selesai SRBD tidak di butuhkan lagi selain
pengecekan HIV
 Disaat pandemik sudah selesai manajemen keuangan rumah sakit
mengalami kerugian
2. Strategi pemasaran
Untuk melakukan pemasaran produk SRBD dengan cara melalui Web, sosial media,
brosur dan sosialisasi kepada masyarakat.
3. Strategi penetapan harga
Untuk strategi penetapan harga dengan cara :
Modal beli alat + biaya pemeliharaan + biaya pegawai
Kunjungan pasien SARS/Covid + pasien HIV/AIDS per hari
4. Analisis akses dan Kemudahan Pelayanan Publik
Untuk akses dan kemudahan pelayanan public, masyarakat bisa mengakses
melalui website, aplikasi rumah sakit/SNARS, dan datang langsung ke rumah sakit.
BAB 2 IDE POKOK
A. PROFIL PRODUK PELAYANAN
a. Sekilas Gambaran Umum RS
Bangunharjo Medical Center
b. Visi dan Misi Produk Pelayanan (Spesifik)
Visi :
Rumah Sakit Bangunharjo sebagai pusat pelayanan kesehatan unggulan bagi
pasien dan keluarga melalui pelayanan yang professional dan bermutu.
Misi :
- Memberikan pelayanan kesehatan terbaik, berusaha memuaskan pasien dan
terus meningkatkan kinerja SDM
- Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga karyawan merasa ikut
memiliki.
c. Tujuan dan sasaran serta nilai dasar (Spesifik)
Tujuan :
- Menjadikan rumah sakit sebagai tempat rujukan pertama di Jawa Timur
- Memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien ,masyarakat ,lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di
rumah sakit
Sasaran :
- Meningkatnya kualitas dan terintegrasikannya proses pelayanan kepada
pelanggan
- Meningkatkannya kepercayaan dan kepuasan pelanggan

d. Struktur Unit Pelayanan dan Profil SDM (Spesifik)

e. Kebijakan (tatakelola) dan Prosedur Pra,Proses dan pasca pelayanan


Kebijakan :
- Pelayanan prima
- Peningkatan layanan pelanggan
- Pengembangan SDM
- Pengembangan SIM
Prosedur Pra :
Prosedur :
Pasca Pelayanan :

f. Kebutuhan SDM Medis dan para medis  Kualifikasi,Tugas dan Fungsi masing2
Profesi, Profil Singkat SDM Utama.

g. Kebutuhan Sarana dan Prasarana (gedung, peralatan medis,penunjang dll)


h. Kebutuhan Logistik (persediaan farmasi)
i. Manajemen dan administrasi (Indikator kinerja, Standar Pelayanan Minimal
(SPM),Kapasitas Pelayanan, Penjadwalan, alur, waktu pelayanan & waktu setiap
jenis tindakan dll)
j. Unit Cost  Penetapan Tarif setiap pelayanan
k. Nilai Tambah yang diunggulkan dari core produk (Deskripsi ttng Kelebihan
Resources)  Gambaran Proses Bisnis marketing Mix (7P)
l. Pengendalian Mutu dan Biaya

Anda mungkin juga menyukai