Probing Prompting dengan penilaian SLOA dan lembar hasil wawancara KPMM, dan lembar
pembelajaran koopertif pendekatan saintific. 2) hasil observasi KPMM siswa. Instrumen
menganalisis KPMM peserta didik pada penelitian terdiri dari instrumen penelitian tes
pembelajaran Jigsaw metode Probing dan non tes. Instrumen penelitian tes yaitu tes
Promptingdengan SLOA berdasar metakognisi. KPMM. Instrumen penelitian non tes meliputi
pedoman wawancara KPMM siswa dengan
METODE guru. Masing-masing instrumen dilakukan
analisis kelayakan dimana instrumen tes
Penelitian ini menggunakan desain dilakukan validitas konstruk, validitas isi dan
concurrent embedded yaitu metode penelitian uji coba. Instrumen pedoman wawancara
kombinasi yang menggabungkan metode hanya dilakukan validasi konstruk dan validasi
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif isi. Untuk pengujian kredibilitas data dilakukan
secara tidak berimbang dalam satu waktu ( triangulasi data. Triangulasi diartikan sebagai
Sugiyono, 2015: 537). pengecekan data dari beberapa sumber dengan
Kegitan diawali dengan analisis berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono,
pendahuluan, secara kualitatif dan kuantitatif 2012).
untuk mengetahui kondisi awal dan Analisis data pada penelitian kuantitatif
teridentifikasinya permasalahan dan terdapat dua analisis yaitu analisis asumsi
perumusan masalah dilanjutkan dengan prasyarat dan analisis data akhir. Analisis
perencanaan penelitian dan pembelajaran asumsi prasyarat meliputi uji normalitas, uji
sesuai hasil analisis awal dan tujuan yang homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata.
ditetapkan kemudian dilaksanakan Analisis data penelitian meliputi uji normalitas,
pembelajaran serta kegiatan pasca uji homogenitas, uji ketuntasan, uji perbedaan
pembelajaran dengan analisis kuantitaif dan dua rata-rata satu pihak kanan. Analisis data
kualitatif secara tidak berimbang. kualitatif mengikuti konsep yang diberikan
Penelitian kuantitatif untuk mengetahui Milles & Huberman (2007) yaitu data reduction
kualitas dan keefektifan pembelajarankooperatif (reduksi data), data display (penyajian data), dan
Jigsaw metode Probing Prompting dengan SLOA conclusions: drawing/verification.
terhadap KPMM sedangkan penelitian
kualitatif untuk mengetahui kemampuan HASIL DAN PEMBAHASAN
pemecahan masalah matematika peserta didik
metakognisi tinggi, metakognisi sedang dan Kualitas Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
metakgnisi Rendah. Penelitian dilaksanakan di metode Probing Prompting dengan Penilaian
SMAN 1 Gebog, Kudus pada kelas X MIPA
SLOA
tahun pelajaran 2017/2018. Subjek penelitian Kualitas pembelajaran dapat diukur
pada penelitian kuantitatif adalah kelas berdasarkan 3 tahap, yaitu tahap perencanaan,
eksperimen (X MIPA1) dan kelas kontrol (X tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian.
MIPA 2). Pada penelitian kualitatif, subjek Penilaian validator terhadap perangkat
penelitian yang digunakan hanya kelas yang pembelajaran dan instrumen penelitian
memperoleh pembelajaran Jigsaw yaitu kelas diperoleh rata-rata dalam kategori baik dan
eksperimen dimana pemilihan subjek penelitian sangat baik artinya perencanaan dalam kategori
tersebut menggunakan teknik random sampling. baik. Kualitas pelaksanaan pembelajaran di
Subjek penelitian dipilih dari dua peserta didik tentukan melalui pengamatan keterlaksanaan
metakognisi tinggi, dua peserta didik pembelajaran , aktivitas siswa, jurnal dan
metakognisi sedang dan dua peserta didik respon siswa terhadap pembelajaran.
metakognisi Rendah. Amatan keterlaksanaan pembelajaran
Sumber data pada penelitian ini adalah yang menujukkan skor antara 70 sampai
siswa dimana diperoleh dari hasil tes KPMM , dengan 95 yang masuk kriteria tinggi dan
187
Sri Murwati & Masrukan / Unnes Journal of Mathematics Education Research
6 (2) (2017) 184 - 194
SLOA 1a Me
Interval Kriteria Frekuensi % Eks 32.4 75.7 39b 5.50 0,0 nin
25,00 % skor Sangat p 4 1 2 00 gka
43,75 0 0 1c
rendah t
43,70 % skor
Rendah 4 9,7 Keterangan:
62,50
62,50 % skor
a. Postes < Pretes (Eksperimen)b. Postes > Pretes
81,25
Tinggi 29 70,73 (Eksperimen)c. Postes = pretes (Eksprimen)
81,25 % skor Sangat
100,0 8 19,5 Dari tabel 2 dinyatakan 39 nilainya lebih
tinggi
dari 65 dan sebanyak 2 peserta didik yang
Jumlah 41 100
nilainya masih di bawah 65. Hasil uji
ketuntasan kemampuan diperoleh Zhitung = -
Tabel 1. memperlihatkan bahwa siswa 5.351 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05,
(70,73%) memberikan respon tinggi, selebihnya yang berarti bahwa secara signifikan KPMM
19,5% peserta didik memberikan respon sangat siswa dengan pembelajaran Jigsaw-Probing
tinggi, hanya 9,7% yang memberikan respon Prompting dengan SLOA lebih dari KKM = 65
rendah. Pada tahap penilaian, pengukuran atau mencapai ketuntasan. Sementara dari
kualitas pembelajaran dilakukan dengan tabel 3 disebutkan rata-rata nilai KPMM
memberikan tes kemampuan pemecahan kelompok eksperimen sebesar 32,44 dan
masalah matematika. mengalami peningkatan menjadi 75,71. Dari 41
peserta didik pada kelompok eksperimen
Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif semuanya memiliki nilai postes lebih dari
Jigsaw metode Probing Prompting dengan pretes dan hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai
Penilaian SLOA terhadap KPMM Siswa Zhitung = -5,502, dengan nilai signifikansi 0,000
Pembelajaran berdampak kepada < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
ketuntasan KPMM dan Peningkatan KPMM Hipotesis 2 yang menyatakan ada peningkatan
peserta didik kelas eksperimen dimana uji KPMM setelah mengikuti pembelajaran
kebermaknaannya menggunakan uji Wilcoxon Jigsaw- Probing Prompting diterima.
karena data tidak berdistribusi normal dengan Adapun perbedaan peningkatan KPMM
hasil pada Tabel 2 dan tabel 3. kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji
keberartinya dengan uji u Mann-Whitney U,
Tabel 2. Uji Ketuntasan Kemampuan hasil tercantum pada Tabel 4.
Pemecahan Masalah Matematika
Menggunakan Wilcoxon
Rata Zhitun Kriteri
Kel 0 n Sign
-rata g a
39
a -
Eks 75.7 65.0 0.00
5.35 Tuntas
p 0 0 2b 0
1
0c
188
Sri Murwati & Masrukan / Unnes Journal of Mathematics Education Research
6 (2) (2017) 184 - 194
Dari lembar penyelesaian postes KPMM Berdasarkan hasil penelitian, siswa yang
siswa metakognisi sedang, diperoleh, pada tabel memiliki metakognisi dalam kategori sedang
5 memenuhi kriteria NCTM “build new
mathematical knowledge through problem solving”
Tabel 4. Data Kemampuan Pemecahan yang sedang artinya memiliki kemampuan
Masalah Matematika peserta Didik Pilihan membangun pengetahuan Matematika baru
yang memiliki Metakognisi Kategori Sedang melalui pemecahan masalahyang cukup baik,
N Rataan siswa dapat menerjemahkan permasalahan
Kriteria KPMM kontektual ke dalam bahasa matematika. siswa
o Skor
1 Membangun pengetahuan baru 4.85 dapat menuliskan model yang akan di gunakan
2 Memecahkan masalah 4.65 untuk menyelesaikan permasalahan serta dapat
3 Menerapkan berbagai strategi 3.85 menganalogikan bahasa kontekstual ke dalam
4 Merefleksi kembali proses 3.65 bahasa matematik. siswa yang memiliki
metakognisi dalam kategori sedang memenuhi
kriteria NCTM “solve problems that arise in
mathematics and in other contexts” yang sedang
artinya siswa mampu menyelesaikan
permasalahan baik permasalah matematika
maupun permasalahan dalam konteks lain
dengan baik. Siswa yang memiliki metakognisi
sedang memenuhi kriteria NCTM “apply and
adapt a variety of appropriate strategies to solve
problems” yang kurang artinya siswa belum
sepenuhnya mampu memilih berbagai startegi
yang tepat untuk menyelesaikan
permasalahan dengan baik. Siswa yang
memiliki metakognisi dalam kategori sedang
memenuhi kriteria NCTM “reflect on the prosess
190
Sri Murwati & Masrukan / Unnes Journal of Mathematics Education Research
6 (2) (2017) 184 - 194
Blanco, L.J., Barona, E.G., & Carrasco, A.C. Masrukan, 2014.”Assesment Otentik
2013.”Cognition and Affect in Pembelajaran MAtematika”. Semarang:
Mathematics ProblemSolving with Swadaya Manunggal.
Prospective Teachers”.The Mathematics Mayasari,Y., Irwan & Mirna. 2014.
Enthusiast. 10(1): 335-364. ”Penerapan Teknik Probing-Prompting
Caballero, A., Blanco, L.J,.& Guerrero, E. Dalam Pembelajaran Matematika Siswa
2011.“Problem Solving and Emotional Kelas Viii MTsN Lubuk Buaya Padang”
Education in Initial Primary Teacher Jurnal Pendidikan Matematika. 3(1): 56-61.
Education”. Eurasia Journal of Muhammad, H. 2016. Pedoman Umum Sistem
Mathematics, Secience & Technology Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Education. 7(4): 281-292. Menengah, Jakarta: Direktorat Jenderal
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pendidikan Dasar dan Menengah
Atas. 2016. Panduan Penilaian Oleh Kementerian Pendidikan dan
Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Kebudayaan.
Sekolah Menengah Atas. Jakarta: NCTM . 2000. “Principles and Standards for Shool
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Mathematics”. USA: NCTM
dan Menengah, Kementerian Purnomo, A., Kartono & Widowati. 2015. ”
Pendidikan dan Kebudayaan. Model Pembelajaran Problem Posing
Diyarko, St. Budi Waluyo. 2016.” Analisis dengan Pendekatan Saintifik untuk
Kemampuan Literasi Matematika Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Ditinjau Dari Metakognisi Dalam Masalah” Unnes Journal of Mathematics
Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Education Reseaach, 4(1): 49 – 55.
Lembar Kerja Mandiri Mailing Merge”. Rasiman. 2015. “Leveling of Critical Thinking
Unnes Journal of Mathematics Education Abilities of Student of Mathematics
Research, 5(1): 71-80. Education In Mathematical Problem
Desmita. 2012, Psikologi Perkembangan Siswa. Solving”. Indo MS-JME, 6(1): 40-52.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.
Faroh, N., Sukestiyarno & Junaedi, I., 2014.” Bandung: Alfabeta.
Model Missouri Mathematics Project Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi .
Terpadu dengan TIK untuk Bandung: Alfabeta.
Meningkatkan Pemecahan masalah dan Tahar,I. dan Enceng. 2006.” hubungan
Kemandiarian Belajar”. Unnes Journal of Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar
Mathematics Education Research. 3(2): 98– pada Pendidikan JarakJauh”.Jurnal
103. Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.7(2):
Hammond, L.D., Newton, S.P., dan Wei,R, C. 91–101.
2013. ”Developing and Assessing Takahashi. 2008. ”Beyond Show and Tell :
Beginning Teacher Effectiveness: The Neriage for Japanese Problem Solving
Potential of Performance Assessments.” Approaches for Teaching Mathematics”.
Educational Assessment Evaluation Papers, The 11 th International Congress
Accountabiliity. 25(3): 179-204. on Mathematics Education in Mexico (
Karatas, I. & Baki, A. 2013. “The Effect of Section TSG 19: Research and
Learning Environments Based on Development in Problem Solving in
Problem Solving on Mathematics Education) Montere,
Students’Achievements of Problem Mexico.
Solving”. International Elektronic Journal Ulya, H., Masrukan., Kartono. 2012. “
of Elementary Education, 5(3): 249-268. Keefektifan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Probing
Promting dengan penilaian produk”.
193
Sri Murwati & Masrukan / Unnes Journal of Mathematics Education Research
6 (2) (2017) 184 - 194
194