• Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran
rakyat.
• Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta
Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
• Asas pemungutan pajak (Adam Smith):
o Asas Equality, pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan
kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak
diskriminatif terhadap wajib pajak.
o Asas Certainty, semua pungutan pajak harus berdasarkan UU, sehingga bagi yang
melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum.
o Asas Convinience of Payment, pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib
pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima
penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.
o Asas Efficiency, biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan
sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.
• Asas domisili: Berdasarkan asas ini, negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan
yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk kepentingan
perpajakan, orang pribadi tersebut merupakan penduduk atau berdomisili di negara itu atau
badan yang berkedudukan di negara itu.
• Asas sumber: Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya apabila
penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang pribadi atau
badan yang bersangkutan dari suatu negara.
• Asas Kebangsaan, Nasionalitas, Kewarganegaraan: Dalam asas ini, yang menjadi landasan
pengenaan pajak adalah status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh
penghasilan. Berdasarkan asas ini, tidaklah menjadi persoalan dari mana penghasilan yang
akan dikenakan pajak berasal.
• Pemerintah Indonesia pada dasarnya menganut asas pengenaan pajak atas seluruh
penghasilan, termasuk penghasilan dari luar negeri. Bagi wajib pajak luar negeri, hanya
dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh di Indonesia saja.
• Fungsi Anggaran: Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari
penerimaan pajak.
• Fungsi Mengatur: Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
• Fungsi Stabilitas: Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan.
• Fungsi redistribusi pendapatan: Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan
untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai
pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
• Pajak Pusat: pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian
besar dikelola oleh DJP, Kementerian Keuangan.
• Pajak Daerah: ajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi
maupun Kabupaten/Kota.
• Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak,
dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya.
• Wajib Pajak Aktif (WP Aktif) adalah Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan subjektif
dan objektif dan menjalankan hak dan kewajiban perpajakan secara efektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
• Wajib Pajak Non-Efektif (WP NE) adalah Wajib Pajak yang tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan/atau objektif namun belum dilakukan Penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP).
• Official Assessment: Menurut sistem perpajakan ini, besarnya pajak yang terutang
ditetapkan sepenuhnya oleh institusi pemungut pajak. Wajib pajak dalam hal ini bersifat
pasif dan menunggu penyampaian utang pajak yang ditetapkan oleh institusi pemungut
pajak.
• Self Assessment: Menurut sistem perpajakan ini, besarnya pajak yang terutang ditetapkan
oleh wajib pajak. Dalam hal ini, kegiatan menghitung, memperhitungkan, menyetorkan
dan melaporkan pajak yang terutang dilakukan oleh wajib pajak. Peran institusi pemungut
pajak hanyalah mengawasi melalui serangkaian tindakan pengawasan maupun penegakan
hukum (pemeriksaan dan penyidikan pajak).
• Sistem Perpajakan Indonesia: Sejak perubahan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan pada tahun 1983 (reformasi perpajakan Indonesia) menggantikan peraturan
perpajakan yang dibuat oleh kolonial Belanda, Indonesia telah mengganti sistem
pemungutan pajaknya pula dari sistem Official Assessment menjadi sistem Self
Assessment.
• Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri wajib dilakukan oleh:
o pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai
atau bukan pegawai;
o bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan;
o dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan pembayaran
lain dengan nama apa pun dalam rangka pensiun;
o badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan
bebas; dan
o penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan
pelaksanaan suatu kegiatan.
• Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang wajib melakukan pemotongan pajak
sebagaimana tersebut di atas adalah kantor perwakilan negara asing dan organisasi-
organisasi internasional. Jika pemberi pemberi kerja yang wajib melakukan pemotongan
pajak sebagaimana tersebut di atas adalah kantor perwakilan negara asing dan organisasi-
organisasi internasional maka disebut dan termasuk dalam kategori pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 26 (selanjutnya disingkat Pasal 26).
• Penghasilan pegawai tetap atau pensiunan yang dipotong pajak untuk setiap bulan adalah
jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi dengan biaya jabatan atau biaya pensiun yang
besarnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan, iuran pensiun, dan Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP).
• Tanggungan anggota keluarga adalah anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
• Contoh Hubungan keluarga sedarah dan semenda :