Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA SDR. T DENGAN MASALAH GANGGUAN PERSEPSI


SENSORI: HALUSINASI (PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN)
DI BANGSAL FLAMBOYAN RSJD DR RM SOEDJARWADI KLATEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa


Pembimbing Akademik :
Wittin Khairani,S.Pd., MPH
Pembimbing Lapangan :
Purnomo Hadi, S.Kep, Ns

Disusun Oleh :
Zulkhan Efendi Yusuf (P07120120045)
Salsabila Zulva Sudibyo (P07120120047)
Wulan Suci Ayu Wijayati (P07120120048)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada
Pasien Tn. A dengan masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi (Pendengaran) di
Bangsal Flamboyan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten”, disusun untuk memenuhi tugas
Praktik Klinik Keperawatan Stase Jiwa yang disahkan pada :
Hari :
Tangga :
l
Tempat : Bangsal Flamboyan RSJD DR RM Soedjarwadi Klaten

Mengetahui
Clinical Instruktur (CI) Pembimbing Akademik

Purnomo Hadi, S.Kep, Ns Wittin Khairani,S.Pd., MPH

I
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan
dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Sdr.T dengan masalah Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi (Pendengaran dan Penglihatan) di Bangsal Flamboyan RSJD Dr.
RM. Soedjarwadi Klaten”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik
Keperawatan Jiwa. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Bondan Palestin, SKM., M.Kep., Sp.Kom. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.
2. Ns. Abdul Majid, S. Kep., M. Kep. selaku Ka.Prodi D III Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.
3. Wittin Khairani,S.Pd., MPH selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan demi terselesainya laporan ini.
4. Purnomo Hadi, S.Kep, Ns selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan
bimbingan demi terselesainya laporan ini.
5. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan dalam proses menyelesaikan penyusunan
laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini dapat membantu pembaca untuk lebih mengetahui
tentang asuhan keperawatan jiwa pada pasien Tn. A dengan masalah gangguan persepsi
sensori: halusinasi (pendengaran). Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini,
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap dan saran dari berbagai
pihak agar laporan ini lebih sempurna.

Klaten, Senin 25 April 2022

Penulis

II
Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................................................ii
LAPORAN PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
KONSEP PENYAKIT.......................................................................................................................................4
A. Pengertian Halusinasi...............................................................................................................................4
B. Etiologi Halusinasi....................................................................................................................................4
C. Rentang Respon Neurobiologis................................................................................................................6
D. Manifestasi Klinis dan Jenis Halusinasi.................................................................................................8
E. Tahapan Halusinasi..................................................................................................................................8
F. Patofisiologi..............................................................................................................................................10
G. Penatalaksanaan......................................................................................................................................10
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................................................11
A. Pengkajian...............................................................................................................................................11
B. Diagnosis..................................................................................................................................................13
C. Perencanaan............................................................................................................................................13
D. Implementasi...........................................................................................................................................14
E. Evaluasi....................................................................................................................................................14
Daftar Pustaka......................................................................................................................................................15
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA...................................................................................................................16
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN.......................................................................................................16
B. ANALISA DATA....................................................................................................................................26
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................................................................................26
D. POHON MASALAH...............................................................................................................................26
E. PERENCANAAN KEPERAWATAN...................................................................................................27
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN...................................................................29
G. KESIMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................................33

III
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

KONSEP PENYAKIT

A. Pengertian Halusinasi
Stuart & Laraia (2009) mendefinisikan halusinasi sebagai suatu tanggapan dari panca
indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal Halusinasi merupakan gangguan
persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Ada lima
jenis halusinasi yaitu pendengaran, penglihatan, penghidu, pengecapan dan
perabaan.Halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi yang paling banyak ditemukan
terjadi pada 70% pasien, kemudian halusinasi penglihatan 20%, dan sisanya 10% adalah
halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penghiduan, klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (Muhith,
2011). Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanda
ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melaluipanca indra
tanpa stimullus eksteren : persepsi palsu(Prabowo, 2014).

B. Etiologi Halusinasi
Proses terjadinya halusinasi dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi
Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi.
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari:
a) Faktor Biologis :
Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (herediter),
riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
b) Faktor Psikologis
Memiliki riwayat kegagalan yang berulang.Menjadi korban, pelaku maupun saksi
dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang dari orang-orang disekitar
atau overprotektif.
c) Sosiobudaya dan lingkungan
Sebagian besar pasien halusinasi berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi

4
rendah, selain itu pasien memiliki riwayat penolakan dari lingkungan pada usia
perkembangan anak, pasien halusinasi seringkali memiliki tingkat pendidikan
yang rendah serta pernah mengalami kegagalan dalam hubungan sosial
(perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.
2. Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan adanya
riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, adanya riwayat
kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup,
kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering
tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar masyarakat.
3. Stress Lingkungan
Ambang toleransi terhadap tress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk
menentukan terjadinya gangguan perilaku.
4. Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stress (Prabowo,
2014).
5. Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak
aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri, kurang perhatian, tidak mampu
mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan nyata dan tidak.
6. Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar
biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alkohol dan
kesulitan untuk tidur dalamwaktu yang lama.
7. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusianasi itu terjadi, isi dari halusinasi dapat berupa peritah
memaksa dan menakutkan.Klien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut
hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
8. Dimensi intelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan halusinasi akan
memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan
usha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun merupakan suatu

5
hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien
dan tak jarang akan mengotrol semua perilaku klien.
9. Dimensi sosial

Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan comforting, klien
menganggap bahwa hidup bersosialisasi dialam nyata sangat membahayakan. Klien
asyik dengan dengan halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk
memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak
didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan kontrol oleh individu tersebut,
sehingga jika perintah halusinasiberupa ancaman, dirinya atau orang lain individu
cenderung keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interkasi yang
menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta mengusahakan klien
tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan
halusinasi tidak berlangsung.
10. Dimensi spiritual
Secara spiritualklien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas, tidak
bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya secara spiritual untuk
menyucikan diri, irama sirkardiannya terganggu (Damaiyanti, 2012).
C. Rentang Respon Neurobiologis
Persepsi mengacu pada identifikasi dan interprestasi awal dari suatu stimulus
berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra. Respon neurobiologis
sepanjang rentang sehat sakit berkisar dari adaptif pikiran logis, persepsi akurat, emosi
konsisten, dan perilaku sesuai sampai dengan respon maladaptif yang meliputi delusi,
halusinasi, dan isolasi sosial.
1. Respon adaptif
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial budaya yang
berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika menghadapi suatu
masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut. Respon adaptif :
a) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
b) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
c) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari pengalaman
ahli
d) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas kewajaran
e) Hubungan social adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan lingkungan

6
2. Respon psikososial, Meliputi :
a) Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan.
b) Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang
benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indra
c) Emosi berlebih atau berkurang
d) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas kewajaran
e) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain.
3. Respon maladaptif
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan, ada pun respon
maladaptif antara lain :
a) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakinioleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan sosial
b) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang
tidak realita atau tidak ada.
c) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati.Perilaku
tidak terorganisirmerupakan sesuatu yang tidak teratur.
d) Isolasi sosisal adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima
sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang negative
mengancam (Damaiyanti,2012).
Rentang respon dapat digambarkan sebagai berikut: Rentang Respon Neurobiologis
Respon adaptif Respon maladaptif
Pikiran logis Proses pikir kadang terganggu Gangguan proses pikir waham
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Emosi berlebihan/kurang Kerusakan proses emosi
Proses emosi Perilaku tidak teroganisir Perilaku tidak sesuai
Perilaku sesuai Isolasi Sosial

7
D. Manifestasi Klinis dan Jenis Halusinasi
Menurut (Kusumawati F & Hartono, 2010) tanda dan gejala pada halusinasi yang muncul
yaitu seperti : menarik diri,sering senyum sendiri, duduk terpaku dan diam, sering berbicara
sendiri, memandang ke satu arah dengan waktu yang cukup lama, melakukan penyerangan
kepada orang lain, tiba tiba marah, dan gelisah.
Berikut ini merupakan jenis – jenis pada halusinasi dan karakteristik menurut (Candra,
Harini, & Sumitra, 2017) :
1. Halusinasi Pendengaran (auditif)
Pasien biasanya mendengar suara suara atau kebisingan yang tidak jelas ataupun sangat
jelas, dimana terkadang suara suara itu seperti mengajak pasien atau memerintahkan
pasien untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi Penglihatan (optik)
Sesuatu yang dilihat oleh pasien yang seolah olah berbentuk orang, binatang, atau
benda.Sesuatu yang dilihat tersebutseolah olah tidak berbentuk sebuah cahaya sinar atau
kilatan, melainkan seolah olah berwarna atau tidak berwarna.
3. Halusinasi Penciuman (olfaktorik)
Halusinasi yang ketika pasien seolah seolah mencium bau sesuatu.
4. Halusinasi Pengecaoan (gustatorik)
Halusinasi yang dialami seperti seolah seolah pengecap suatu rasa. Jadi pasien seperti
mengecap sebuah rasa pada makanan yang sebenarnya tidak nyata.
5. Halusinasi Peraba (taktil)
Halusinasi yang dimana pasien merasa seperti di raba- raba , disentuh, dicolek colek,
ditiup oleh hal yang menurutnya nyata.
6. Halusinasi Gerak (kinestik)
Halusinasi yang dimana pasien merasakan bahwa badannya ada yang menggerakan atau
anggota tubuhnya bergerak sendiri.
E. Tahapan Halusinasi
Halusinasi yang dialami pasien memiliki tahapan sebagai berikut
1. Tahap I :
Halusinasi bersifat menyenangkan, tingkat ansietas pasien sedang.Pada tahap ini
halusinasi secara umum menyenangkan.
Karakteristik :
Karakteristik tahap ini ditandai dengan adanya perasaan bersalah dalam diri pasien dan
timbul perasaan takut.Pada tahap ini pasien mencoba menenangkan pikiran untuk

8
mengurangi ansietas.Individu mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang dialaminya
dapat dikendalikan dan bisa diatasi (non psikotik).
Perilaku yang teramati:
a) Menyeringai / tertawa yang tidak sesuai
b) Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
c) Respon verbal yang lambat
d) Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikan.
2. Tahap II :
Halusinasi bersifat menyalahkan, pasien mengalami ansietas tingkat berat dan halusinasi
bersifat menjijikkan untuk pasien.
Karakteristik:
Pengalaman sensori yang dialami pasien bersifat menjijikkan dan menakutkan, pasien
yang mengalami halusinasi mulai merasa kehilangan kendali, pasien berusaha untuk
menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan, pasien merasa malu karena
pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang lain (nonpsikotik).
Perilaku yang teramati :
a) Peningkatan kerja susunan saraf otonom yang menunjukkan timbulnya ansietasseperti
peningkatan nadi, tekanan darah dan pernafasan.
b) Kemampuan kosentrasi menyempit.
c) Dipenuhi dengan pengalaman sensori, mungkin kehilangan
kemampuan untuk membedakan antara halusinasi dan realita.
3. Tahap III :
Pada tahap ini halusinasi mulai mengendalikan perilaku pasien, pasienberada pada
tingkat ansietas berat.Pengalaman sensori menjadi menguasai pasien.
Karakteristik:
Pasien yang berhalusinasi pada tahap ini menyerah untuk melawanpengalaman halusinasi
dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya. Isi halusinasi dapat berupa permohonan,
individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman tersebut berakhir (Psikotik)
Perilaku yang teramati:
a) Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya dari pada
menolak.
b) Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
c) Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala fisik dari ansietas berat
seperti : berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti petunjuk.

9
4. Tahap IV :
Halusinasi pada saat ini, sudah sangat menaklukkan dan tingkat ansietasberada pada
tingkat panik.Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan
delusi.
Karakteristik :
Pengalaman sensori menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah halusinasinya.
Halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak diintervensi
(psikotik).
Perilaku yang teramati:
a) Perilaku menyerang - teror seperti panik.
b) Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
c) Amuk, agitasi dan menarik diri.
d) Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek .
e) Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.
F. Patofisiologi
Menurut (Trimelia, 2012), pohon masalah pada klien dengan gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran sebagai berikut :
Melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan – efek

Gangguan kebersihan diri – efek

Halusinasi dengar – core problem

Menarik diri – cause

Skizofrenia

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada halusinasi menurut (Budi ana dkk, 2011) sebagai berikut :
1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
Untuk mengurangi tingkat ansietas, kepanikan, dan ketakutan pada pasien dengan

10
halusinasi sebaiknya permulaan yang akan dilakukan harus secara individu, dan
diusahakan untuk menjalin kontak mata dengan pasien agar terjalin hubungan saling
percaya antar pasien dengan perawat
2. Melaksanakan program terapi dokter
Tidak jarang pasien sering sekali menolak obat yang sudah diberikan, hal ini berkaitan
dengan halusinasi yang diterimanya. Pendekatan yang dilakukan sebaiknya secara
persuasif tetapi juga bersifat instruktif. Perawat disini berperan mengawasi pasien atau
mengamati pasien agar obat yang diberikan benar benar diminum ditelan serta jika
memerlukan lakukan pengawasan sampai dengan mengawasi reaksi pada obat tersebut.
3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada
Setelah pasien sudah bisa kooperatif dan juga komunikatif, perawat dapat menggali
masalah pada pasien yang merupakan penyebab dari munculnya halusinasi serta
membantu pasien mengatasi masalah yang ada.
4. Memberikan aktifitas pada pasien
Pasien diajak untuk aktif dalam beraktivitas, misalnya seperti berolahraga, bermain, atau
melakukan kegiatan yang sifatnya positif.
5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses keperawatan
Keluarga pasien dan juga petugas yang lain sebaiknya diberitahu tentang data pasien
agar adanya keisnambungan dalam melakukan asuhan keperawatan.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Menurut
(Keliat, 2009) tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan,
atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual. Cara pengkajian lain berfokus pada 5 (lima) aspek, yaitu fisik, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual. Untuk dapat menjaring data yang diperlukan, umumnya
dikembangkan formulir pengkajian dan petunjuk teknis pengkajian agar memudahkan dalam
pengkajian. isi pengkajian meliputi:
1. Identitas klien.
2. Keluhan utama/ alasan masuk.
3. Faktor predisposisi.
4. Faktor presipitasi.
5. Penilaian stresor
6. Sumber koping

11
7. Mekanik koping
Data pengkajian keperawatan jiwa dapatdikelompokkan menjadi pengkajian perilaku,
faktorpredisposisi, faktor presipitasi , penilaian terhadap stressor, sumber koping, dan
kemampuan koping yang dimiliki klien ( stuart, 2009).
Pengkajian tersebut dapat diuraikan menjadi :
1. Pengkajian perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan persepsi mengacu pada indetifikasi dan interpretasi
awal dari suatu stimulus berdasarkn informasi yang diterima melalui pnca indra tersebut
digambarkan dalam rentang respon neurobiologis dari respon adaptif, respon transisi dan
respon maladaptif.
2. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang berpengaruh pada pasien halusinasi dapat mencakup:
a) Dimensi biologis
b) Dimensi biologis meliputi abnormalitas perkembangan sistem syaraf yeng
berhubungan dengan repon neurobiologis maladaptif yang menunjukan melalui hasil
penelitian pencitraan otak, zat kimia, otak dan penelitian pada keluarga yang
melibatkan anak kembar dan anak yang diadopsi yang menunjukan peran genetik
pada skizofrenia.
c) Psikologis
d) Psikologis teori psikodinamika untuk terjadinya respons neurobiologis yang
maladaptif belum didukung oleh penelitian.
e) Sosial budaya
f) Sosial budaya stres yang menumouk dapat menunjang awitan skizofrenia dan
gangguan psikotik lain, tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan.
3. Faktor presipitasi
Stressor pencetus terjadinya gangguan persepsi sensori : halusinasi diantaranya:
a) Stressor biologis
Stresor biologis yang berhubungan dengan respon nuerobilogis maladaptif meliputi
gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur proses informasi
dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus.
b) Stressor lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang ditentukan secara biologis berinteraksi dengan
stresor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

12
c) Pemicu gejala
Pemicu merupakan perkusor dan stimuli yang menimbulkan episode baru suatu
penyakit. Pemicu biasanya terdapat pada respons nuerobiologis maladaptif yang
berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap, dan perilaku individu.
d) Penilaian stressor
Tidak terdapat riset ilmiah yang menunjukan ilmiah yang menunjukan bahwa stres
tidak menyebabkan skizifrenia. Namun studi mengenai relaps dan eksaserbasi gejala
membuktikan bahwa stres, penilaian individu terhadap stresor, dan masalah koping
dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan gejala.
e) Sumber koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahan tentang pengaruh gangguan
otak pada perilaku. Kekuatan dapat meliputi modal, seperti intelegensi atau
kreativitas yang tinggi.
f) Mekanisme koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi pasien dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respon neubiologis maladaptif meliputi :
1) Regresi, berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
mengatasi ansietas, yang menyisakan sedikit energi untuk aktivitas hidup sehari-
hari.
2) Proyeksi, sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
3) Menarik diri
B. Diagnosis
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah ( Dermawan & Rusdi,
2013).
Menurut (Yosep , 2011). diagnosa keperawatan Halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi.
2. Isolasi sosial : menarik diri.
3. Resiko perilaku kekerasan.
C. Perencanaan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status
kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan.
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi

13
sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang
diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi
konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua
perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan
konsisten.Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat
dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien
jangka panjang ( Yosep, 2011).

D. Implementasi
Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena
itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi. faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien.
E. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat keriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan prosesdapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses
dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.Sasaran evaluasiadalah sebagai berikut :
1. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/rencana yang telah disusun.
2. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan
dalam rencana evaluasi. Hasil evaluasi Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
a) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/kemajuan sesuai dengan
criteria yang telah di tetapkan.
b) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal,sehingga
perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
c) Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama
sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara
lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor
lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan. Setelah
seorang perawat melakukan seluruhproses keperawatan dari pengkajian sampai
dengan evaluasi kepada pasien,seluruh tindakannya harus di dokumentasikan dengan
benar dalam dokumentasi keperawatan (Dermawan & Rusdi, 2013) .

14
Daftar Pustaka

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Bunga, Amelia. 2018. APLIKASI PENGENDALIAN HALUSINASIDENGAN


BERKOMUNIKASI PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:
HALUSINASI PENDENGARAN DI RSJ PROF Dr. SOEROYOMAGELANG.
Dikutip dari http://eprintslib.ummgl.ac.id/2759/1/15.0601.0078_BAB%20I_BAB
%20II_BAB%20III_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA_Amelia
%20BungaYusita.pdf. Diunduh pada Kamis, 21 April 2022

15
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA SDR. T DENGAN MASALAH GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI: HALUSINASI (PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN)
DI BANGSAL FLAMBOYAN RSJD DR RM SOEDJARWADI KLATEN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
RUANGAN RAWAT FLAMBOYAN TANGGAL DIRAWAT 21 APRIL 2022
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 April 2021 Jam :10.00 WIB
Tempat : Bangsal Flamboyan RSJD DR RM Soedjarwadi Klaten
Oleh : Zulkhan Efendi Y , Salsabila Zulva S, dan Wulan Suci A.W
Sumber data : Pasien dan Rekam medis
Metode : Anamnesa, Observasi, Pemeriksaan Fisik, dan Studi Dokumen

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : T (L/P) Tanggal Pengkajian : 23-04-2022
Umur : 25 tahun RM No. : 164609
Informan : Pasien dan Dokumen Rekam Medis

II. ALASAN MASUK


Bingung, bicara sendiri, dan mengganggu lingkungan..
III.FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya V Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil V tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Pasien sudah sudah pernah gangguan jiwa, pengobatan sebelumnya kurang berhasil

Masalah Keperawatan :______________________________________________

16
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ya V Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawaran


__________________ _______________ _________________________
__________________ _______________ _________________________
Masalah Keperawatan :
__________________________________________________________________

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:


Sering diejek sama teman
Masalah Keperawatan
Harga Diri Rendah__________________________________________________

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 121/73 N : 85 x/menit S : 36,5oC P : 21 x/menit

2. Ukur : TB : 171 cm BB : 69 kg

3. Keluhan fisik : Ya V Tidak

Jelaskan :
Kondisi fisik pasien normal

Masalah keperawatan :
__________________________________________________________________

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Jelaskan :
Pasien adalah anak ketiga dari 3 bersaudara dan belum menikah, sekarang tinggal
bersama orangtuanya

17
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

2. Konsep diri

a. Gambaran diri :

Pasien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah rambutnya

b. Identitas :

Pasien adalah seorang laki-laki, anak ketiga dari 3 bersaudara yang tinggal bersama
orangtuanya, dan sampai saat ini belum menikah

c. Peran :
Pasien mengatakan bahwa sehari-hari dia melakukan kegiatan mencari rumput untuk
pakan ternak

d. Ideal diri :
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan jika ia ingin segera pulang, agar
bisa bebas untuk main. Pasien juga mengatakan bahwa ia berharap agar segera
sembuh dari penyakitnya.

e. Harga diri :
Pasien merasa tidak berharga karena merasa dia hanya merepotkan orangtuanya.

Masalah Keperawatan:
___________________________________________________________________

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti:


Orang yang paling berarti bagi pasien adalah ibu dan gurunya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :


Pasien jarang berkegiatan di masyarakat dengan mengikuti karang taruna

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain :


Pasien tidak ada hambatan untuk berinteraksi dengan orang lain

18
Masalah keperawatan:

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan :


Pasien beragama Islam dan meyakini adanya Tuhan

b. Kegiatan ibadah :
Selama di rumah sakit pasien rajin melaksanakan sholat 5 waktu, tapi pada saat
dirumah jarang beribadah.
Masalah Keperawatan:

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak

tidak sesuai seperti biasanya


Jelaskan :
Pasien berpakaian sewajarnya dan rapi

Masalah Keperawatan : ______________________________________________

2. Pembicaraan
Cepat V Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu

Tidak mampu memulai pembicaraan


Jelaskan :
Pasien tidak memulai pembicaraan, apabila ada yang mengajak berbicara baru pasien
berbicara._______________________________________________

Masalah Keperawan :
___________________________________________________________________

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah


Agitasi
Tik Grimasen Tremor
Kompulsif
Jelaskan :

19
Pasien terlihat bersemangat dan senang saat diajak ngobrol
_____________________
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir V


Gembira
berlebihan
Jelaskan :
Pasien suka tersenyum___
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai


Jelaskan :
Pasien dapat menunjukan perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan
Masalah Keperawatan : ______________________________________________

6. lnteraksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan :
Selama wawancara pasien kooperatif dalam menjawab pertanyaan
_____________________
_____________________
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

7. Persepsi

V Pendengaran V Penglihatan Perabaan


Pengecapan Penghidu

Jelaskan :
Pasien mendengar suara perempuan yang menyuruh untuk pulang
Masalah Keperawatan :
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi (Pendengaran)

20
8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/

persevarasi
Jelaskan :
Pembicaraan pasien tidak berbelit-belit dan dapat sampai pada tujuan

Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________
9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria


depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga


nihilistic sisip pikir Siar pikir
Kontrol pikir

Jelaskan:
Pasien tidak menunjukan gangguan isi pikir

Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi
waktu tempat orang

Jelaskan :
Pasien sadar penuh dan masih dapat berorientasi waktu, tempat, dan orang

21
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka


pendek
gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan :
Pasien tidak ada gangguan daya ingat
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi


Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan :
Pasien mampu berhitung__

Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

13. Kemampuan penilaian

V Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan :
Pasien dapat mengambil keputusan dari pilihan yang diberikan
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

14. Daya tilik diri

V mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :
Pada saat dikaji pertama kali awalnya pasien tidak mengungkapkan alasan mengapa
dirinya dibawa ke rumah sakit.

22
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

V Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

V Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan :
Pasien dapat makan dan BAB/BAK sendiri.

Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

3. Mandi

V Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

V Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : 13.00 s/d 15.00


Tidur malam lama : 19.30 s/d 05.00
Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

V Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan V Ya tidak
Perawatan pendukung V Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

23
Mempersiapkan makanan V Ya tidak
Menjaga kerapihan rumah V Ya tidak
Mencuci pakaian V Ya tidak
Pengaturan keuangan Ya V tidak

9. Kegiatan di luar rumah


Belanja V Ya tidak
Transportasi V Ya tidak
Lain-lain Ya tidak

Jelaskan :
___________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

VIII. Mekanisme Koping


Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif menghindar
V Olahraga mencederai diri
V Lainnya: Bermain dengan teman V lainnya : Merokok

Masalah Keperawatan :
______________________________________________________________________

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik ____________________________


_________________________________________________________________
V Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik _________________________
_________________________________________________________________
Masalah dengan pendidikan, spesifik____________________________________
_________________________________________________________________
Masalah dengan pekerjaan, spesifik_____________________________________

24
_________________________________________________________________
Masalah dengan perumahan, spesifik____________________________________
_________________________________________________________________
Masalah ekonomi, spesifik____________________________________________
_________________________________________________________________
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik_____________________________
_________________________________________________________________
Masalah lainnya, spesifik _____________________________________________
_________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah


X. Pengetahuan Kurang Tentang:

V Penyakit jiwa sistem pendukung


Faktor presipitasi penyakit fisik
Koping obat-obatan

Lainnya :
____________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :
______________________________________________________________________

XI. ASPEK MEDIK

Diagnosa Medik :
Skizofrenia

Terapi Medik:
Trifluperazine: 2X5 mg

Triheksipenidil: 2X2 mg

Depacote ER 1x250 gr (pagi)

Lorazepam: 2mg 1X2 mg (sore)

Perawat,

(Zulkhan, Salsa, Wulan)

25
B. ANALISA DATA

C.
Data Masalah Etiologi

Subjektif : Gangguan Gangguan


- Pasien mengatakan Persepsi Sensori: penglihatan dan
mendengar suara seperti Halusinasi pendengaran
Pendengaran (SDKI D.0085 Hal
tenggelam dan melihat dna penglihatan 190)
baying-bayang (SDKI D.0085
Hal 190)
Objektif :
- Pasien terlihat bingung
- Pasien berbicara sendiri
- Pasien suka mondar-mandir

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi (Pendengaran dan penglihatan) berhubungan
dengan gangguan pendengaran dan penglihatan dibuktikan dengan Pasien mengatakan
mendengar suara seperti tenggelam dan melihat bayang-bayang, Pasien terlihat bingung,
Pasien berbicara sendiri, Pasien suka mondar-mandir

D. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri sendiri,


orang lain, dan lingkungan

Gangguan Persepsi Sensori:


Halusinasi (Pendengaran)

Menarik diri

26
E. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn A
No. RM : 010XXXX
Ruang : Flamboyan

Hari/ Perencanaan
Diagnosa
Tanggal/ Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan
Jam
Rabu/20 Gangguan Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam Manajemen Halusinasi
April 2022 Persepsi diharapkan Persepsi sensori membaik dengan Observasi
/10.00 Sensori:
kriteria hasil : 1. Monitor Isi halusinasi
Halusinasi
Pendengaran 1. Perilaku Halusinasi menurun Terapeutik
b.d Gangguan 2. Perilaku melamun menurun 1. Pertahankan lingkungan yang aman
Pendengaran
3. Perilaku mondar-mandir menurun 2. Diskusikan perasaan dan respons terhadap
(SDKI D.0085 4. Perilaku menarik diri menurun halusinasi
Hal 190) (SLKI L.13124 Hal 93) 3. Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi
Edukasi
1. Anjurkan melakukan distraksi (mls. mendengarkan
musik, melakukan aktivitas dan teknik relaksasi)

2. Ajarkan pasien cara mengontrol halusinasi

3. Anjurkan untuk rajin minum obat

27
(Zulkhan)
Rabu/20 Harga Diri Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam Promosi Harga diri
April 2022 Rendah diharapkan Harga diri meningkat dengan kriteria Observasi
/10.00 Kronis b.d
hasil : 1. Monitor tingkat harga diri
Gangguan
Psikiatri 1. Penilaian diri positif meningkat Terapeutik
(SDKI 2. Berjalan menampakkan wajah meningkat 1. Motivasi untuk terlibat dalam verbalisasi positif
D.0086 Hal
3. Percaya diri berbicara meningkat untuk diri sendiri
192)
4. Perasaan malu menurun 2. Berikan umpan balik positif
(SLKI L.09069 Hal 30) 3. Fasilitasi lingkungan dan aktifitas yang
meningkatkan harga diri
Edukasi
Ajarkan cara mengatasi bullying

(Zulkhan)

28
Nama Pasien : Tn A
F. IMPLEMENTASI DAN No. RM : 010XXXX EVALUASI KEPERAWATAN
Ruang : Flamboyan

Hari/ Tgl/ DIAGNOSA PELAKSANAAN EVALUASI


Jam KEPERAWATAN
Kamis/21 Gangguan Persepsi Manajemen Halusinasi S=
April Sensori: Halusinasi 1. Monitor Isi halusinasi 1. Pasien mengatakan mendengar bisikan kadang-
2021/09.00 (Pendengaran) 2. Pertahankan lingkungan yang aman kadang
3. Diskusikan perasaan dan respons terhadap 2. Pasien mengatakan merasa takut dengan
halusinasi bisikannya
4. Anjurkan melakukan distraksi (berolahraga di O=
tempat rehab) 1. Pasien tampak berbaur dengan teman-teman
lainnya untuk bermain basket
2. Pasien merasa senang
3. Sikap pasien nampak tenang
4. Pasien masih sering murung dan menunduk
A= Masalah belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi

Zulkhan
Kamis/21 Harga Diri Rendah Promosi Harga diri S=

29
April Kronis 1. Monitor tingkat harga diri 1. Pasien merasa dirinya tidak berharga
2021/09.30 2. Motivasi untuk terlibat dalam verbalisasi positif 2. Pasien mengatakan masih malu dan tidak enak
untuk diri sendiri untuk berbaur awalnya
3. Berikan umpan balik positif O=
1. Pasien nampak termotivasi dan berusaha
berbaur saat di tempat rehab
2. Pasien saat berjalan masih menunduk dan
tampak lesu
A= Masalah belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi

Zulkhan
Jumat/22 Gangguan Persepsi Manajemen Halusinasi S=
April Sensori: Halusinasi Ajarkan pasien cara mengontrol halusinasi 1. Pasien mengatakan memahami cara
2021/15.30 (Pendengaran) (menghardik) mengahrdik untuk mengontrol halusinasi
O=
1. Pasien nampak sudah bisa mempratikkan
menghardik halusinasi
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi

30
Zulkhan
Jumat/21 Harga Diri Rendah Promosi Harga diri S=
April Kronis 1. Fasilitasi lingkungan dan aktifitas yang 1. Pasien mangatakan bahwa merasa senang bisa
2021/17.00 meningkatkan harga diri (memfasilitasi pasien berguna untuk orang lain yaitu mencucikan
untuk mencuci gelas setelah makan) gelas setelah makan.
O=
1. Pasien nampak senang
2. Pasien nampak semangat saat mencuci gelas
3. Pasien belum berani mengajak bicara lebih
dulu
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi

Zulkhan
Sabtu/23 Gangguan Persepsi Manajemen Halusinasi S=
April Sensori: Halusinasi 1. Kembali mengajarkan pasien cara mengontrol 1. Pasien mengatakan memahami cara
2021/10.00 (Pendengaran) halusinasi (menghardik) agar lebih ingat dan paham menghardik untuk mengontrol halusinasi
2. Anjurkan pasien untuk rajin meminum obat 2. Pasien mengatakan akan rajin minum obat
O=
1. Pasien nampak sudah bisa mempratikkan

31
mengontrol halusinasi
2. Pasien sudah jarang melamun
3. Pasien sudah mau untuk mengajak berbicara
terlebih dulu
A= Masalah teratasi
P= Hentikan intervensi

Zulkhan
Jumat/21 Harga Diri Rendah Promosi Harga diri S=
April Kronis Ajarkan cara mengatasi bullying 1. Pasien mangatakan bahwa paham bagaimana
2021/10.30 mengatasi bullying
O=
1. Pasien sudah mau untuk mengajak berbicara
perwat terlebih dahulu
A= Masalah teratasi
P= Hentikan Intervensi

Zulkhan

32
G. KESIMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN

Dari hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan yaitu :

1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran berhubungan dengan gangguan


pendengaran dibuktikan dengan Klien mengatakan mendengar bisikan suara perempuan
yang menyuruh untuk pulang, suka menyendiri, melamun, dan mondar-mandir.
Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam diharapkan Persepsi sensori membaik
dengan kriteria hasil :

a. Perilaku Halusinasi menurun


b. Perilaku melamun menurun
c. Perilaku mondar-mandir menurun
d. Perilaku menarik diri menurun
2. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan gangguan psikiatri dibuktikan dengan
Pasien mengatakan sering diejek oleh tetangganya, Pasien merasa tidak berharga karena
merasa hanya merepotkan ibunya, Pasien kalau berjalan menunduk dan tampak lesu.
Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam diharapkan Harga diri meningkat dengan
kriteria hasil :

a. Penilaian diri positif meningkat


b. Berjalan menampakkan wajah meningkat
c. Percaya diri berbicara meningkat
d. Perasaan malu menurun
Pada kasus Tn. A setelah dilakukan tindakan keperawatan mendapatkan hasil bahwa:
1. Pasien mengatakan bahwa merasa senang bisa berguna untuk orang lain yaitu
mencucikan gelas setelah makan
2. Pasien mengatakan akan rajin minum obat
3. Pasien nampak sudah bisa mempratikkan mengontrol halusinasi
4. Pasien sudah jarang melamun
5. Pasien sudah mau untuk mengajak berbicara terlebih dulu
6. Pasien mangatakan bahwa paham bagaimana mengatasi bullying

33

Anda mungkin juga menyukai