Soal:
1. Tuliskan hasil identifikasi Anda tentang tantangan dan masalah implementasi emperik
Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi Program PLS sebagai hasil pengumpulan data yang
telah Anda lakukan selama ini (Angket, wawancara, observasi, dll)
2. Tuliskan hasil analisis Anda tentang berbagai tantangan dan masalah implementasi
Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi Program PLS
Jawaban:
1.
1. Kunjungan lapangan
2. Wawancara
Metode wawancara (interview) merupakan proses untuk memperoleh data dengan
mengadakan tanya-jawab antara pewawancara dengan responden dengan bertatapmuka
langsung. Pengumpulan dengan cara ini dapat digunakan untuk memperoleh data dari semua
lapisan masyarakat, mulai dari yang buta huruf sampai yang berpendidikan tinggi. Namun,
dapat juga karena terlalu mendalam data yang diperoleh, akan menjadi agak jauh dari tujuan
penelitian yang utama. Perolehan data dan ketepatan data sangat tergantung pada
keterampilan pewawancara. Jika kemampuan pewawancara baik, akan dapat menciptakan
situasi dan kondisi sehingga responden mau mengungkapkan data seperti yang diinginkan.
Lalu tantangan dan masalah yang dihadapi yaitu: Membutuhkan banyak waktu dan tenaga baik
dari peneliti maupun responden; Keberhasilan proses wawancara disesuaikan dari kepandaian
wawancara atau peneliti dalam menggali informasi dari narasumber; Interpretasi peneliti dapat
dipengaruhi oleh responden, hingga menjadi tidak objektif; Ketika wawancara dilakukan,
responden harus mampu berbicara dengan jelas dan benar; Kecukupan data disesuaikan pada
kesediaan responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara; Untuk
objek yang luas komen dibutuhkan pewawancara yang cukup banyak.
3. Kuesioner
5. Angket
Angket disebut juga kuesioner atau self administrated quesioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk
diisi. Lalu tantangan dan masalah yang dihadapi yaitu: Jika ada pertanyaan yang kurang jelas
tidak bisa mendapat keterangan lebih lanjut; Pertanyaan dalam angket biasanya bersifat agak
kaku tidak dapat dirubah sesuai dengan keadaan sekitarnya; Sulit memberikan jaminan, bahwa
semua angket yang telah dikeluarkan itu akan kembali seluruhnya.
Kadang kita menghadapi supervisor di lapangan yang melakukan pekerjan tidak serius
atau asal-asalan, dan hanya mementingkan formalitas; ia hanya datang, melihat-melihat,
mengisi buku tamu, bertanya sebentar, meminta tanda tangan, dan kemudian pulang. Banyak
pula kepala sekolah yang hanya ingin mempertahankan jabatan tanpa melakukan
pemberdayaan dan pengembangan pribadi dan lembaga secara terprogram. Kesibukan di
jadikan alasan utama padahal jabatan adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan
secara serius dan penuh pengabdian baik didunia maupun akhirat.
D) Lemahnya Kreatifitas
Supervisi membutuhkan kreativitas tinggi dari para supervisor untuk mencari solusi dari
problem yang mendera di lapangan. Supervisor harus jeli membaca masalah, menganalisis,
mengurai faktor penyebab dari berbagai problem yang dihadapi, dan harus dapat mengambil
langkah yan tepat demi tercapai solusi yang efektif. Supervisor harus mempuyai data yang
akurat dan obyektif, khususnya pengawas dan penilik yang biasanya sehari–hari tidak mengikuti
proses belajar mengajar di lembaga PLS. Belum banyak supervisor yang memiliki kretivitas
timggi dalam memecahkan masalah. Disinilah pentingnya supervisor meningkatkan kompetensi
secara maksimal, sehingga ia mempu mengembangkan gaya berikir yang kreatif, kritis, inovatif,
dan produktif. Sebab dari kretivitas berfikir itulah lahir ide-ide baru yang dapat menggerkan
perubahan dan mendorong kemajuan di sekolah. Sudah seharusnya para supervisor
mempelajari ilmu yang berkaitan dengan mutu dan kualitas sekolah dan menpelajari kendala-
kendala yang dihadapi oleh para pamong dan personil lembaga PLS, dan kiat-kiat apa yang
membuat lembaga PLS dan pamong berkualiatas dan berhasil menciptakan out put yang sesuai
dengan undang-undang pendidikan dan out come yang bermanfaat di masyarakat. Sudah
waktunya para supevisor aktif mengikuti informasi di media massa, cetak, maupun elektronik
mengenai pola dan pembaharuan baru yang terjadi setiap saat sehingga ia bisa
mentranformasikan kepada bawahan secara cepat dan akurat.