Anda di halaman 1dari 2

Definisi Operasional Indikator Mutu:

Indikator mutu adalah ukuran mutu dan keselamatan layanan klinis yang digambarkan
dari data klinik yang dikumpulkan. Gugus mutu dan keselamatan pasien dalam hal ini melakukan
evaluasi terhadap indikator mutu melalui beberapa tahapan cycle quality improvement.

Pelaksanaan Proses Penjaminan Mutu dan Pencapaian Indikator Mutu dilaksanakan


dengan SOP. Penanggung jawab dan Satuan Gugus Mutu untuk pelaksanaan dan pencapaian
indikator mutu ditetapkan melalui SK Kepala Klinik Pratama Tunas Harapan No. xxxx.
Penanggung jawab proses pelaksanaan dan pencapaian indikator mutu adalah penanggung jawab
klinis. Satuan Gugus Mutu: meliputi dokter (tenaga medis) untuk unit pelayanan dan sekaligus
secara ex-officio sebagai ketua gugus mutu, apoteker (sebagai sekretaris), keperawatan, dan
administrasi. Plan – Do – Check – Action (PDCA) merupakan suatu siklus berkelanjutan yang
perlu dihidupi dalam pelaksanaan penjaminan mutu dan untuk mencapai indikator mutu Klinik
Pratama Tunas Harapan.

Tujuan dokumen indiktor mutu ini adalah: memandu pelaksanaan layanan bahas
beberapa hal yang sering ditanyakan para pimpinan sistem mikro klinis dalam menyusun
indikator mutu pelayanan dan memberikan kepastian, meningkatkan kualitas dan kinerja
pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat dan selaras dengan kemampuan Klinik.

Referensi:

1. Undang-undang No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pasal 20 yang menyatakan


setiap penyelenggara pelayanan public wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan
standar pelayanan serta menetapkan maklumat pelayanan dengan memperhatikan
kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 9 Tahun 2014 Tentang Klinik
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.

Mekanisme Penetapan Indikator Mutu:

Indikator mutu dipilih dari berbagai indikator jenis pelayanan /kegiatan yang dilakukan
pada Klinik Pratama Tunas Harapan. Pemilihan dari indikator jenis layanan melalui proses brain
storming dan ditentukan berapa target yang hendak dicapai. Terdapat beberapa indikator mutu
yaitu indikator mutu administrasi, indikator mutu pelayanan klinis, dan indikator mutu
penunjang klinis. Langkah berikut setelah penetapan indikator mutu adalah penetapan target
pencapaian indikator mutu dan untuk langkah awal sebagai patokan nilai minimal setiap
indikator adalah minimal nilai 80 (80% baik) dan bersifat realistis. Secara khusus target untuk
sasaran keselamatan pasien harus mencapat standar nilai 100 (100% baik). Selanjutnya secara
periodik dilakukan monitoring, evaluasi, perbaikan, dan aksi kembali terhadap pencapaian
indikator mutu tersebut. Angka target dibuat juga dengan kesepakatan antara penanggung jawab
layanan dan seluruh jajaran yang terlibat dalam manajemen Klinik Pratama Tunas Harapan.
Prinsip yang digunakan dalam pencapaian.

Setelah menentukan indikator mutu ini, tugas satuan gugus mutu adalah melakukan
monitoring terhadap indikator dan pencapaian mutu tiap bulan, melaksanakan evaluasi terhadap
pencapaian mutu untuk yang bersifat urgen dapat segera dilaksanakan evaluasi dan pemecahan
masalah, untuk yang bersifat tidak urgen dapat dilaksanakan setiap 3 bulan. Evaluasi dan
pemecahan masalah (solusi) menerapkan prinsip siklus PDCA. Hasil evaluasi dan solusi dibuat
perencanaan baru, pelaksanaan, monitoring berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai