PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
MUNAWAROH
151 0206 2013CA
Nama : Munawaroh
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
proposal skripsi dapat diselesaikan. Dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana di STKIP banten. Proposal skripsi ini dapat
6. Nia Kurniasih, M.M. selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
8. Staf dan karyawan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
9. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan dan motivasi bagi
penulis
i
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak. Penulis berharap skripsi ini dapat
Penyusun
Munawaroh
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................35
LAMPIRAN....................................................................................................................37
v
BAB I
PENDAHULUAN
pembelajaran yang masih bersifat abstrak bagi peserta didik tingkat SD yang
kemampuan peserta didik terhadap pemahaman IPA dilihat dari segi proses,
maka diperlukan suatu model pembelajaran menuju ke arah yang lebih baik yaitu
pembelajaran yang mencakup suatu proses interaksi positif antara guru dan
hanya dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh
keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah
dilakukan di sekolah-sekolah.
pelajaran ditakuti dan selalu dianggap sulit oleh peserta didik, termasuk di
siswa di SD adalah hasil belajar IPA yang belum tuntas yakni belum mencapai
angka minimal daya serap 68% yang telah ditentukan. Salah satu faktor dalam
pembelajaran IPA guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat
bosan dan menyebabkan hasil belajar IPA rendah. Guru belum menghayati
hakekat IPA karena pembelajaran di sekolah baru menekankan produk saja. Hal
itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran IPA dianggap sulit,
sehingga tidak menarik untuk belajar, sehingga berdampak pada rendahnya hasil
belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi pada
Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk mata pelajaran IPA kelas VI dengan nilai rata-
rata 6,08.
Waringinkurung Kab. Serang Tahun Ajaran 2020/2021. Pada tabel berikut dapat
dibandingkan perolehan nilai pelajaran IPA diantara lima mata pelajaran yang
diujikan.
1 PPKN 75
3
2 Bahasa Indonesia 70
3 Matematika 60
4 IPA 60
5 IPS 72
Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka
semua yang diamati, diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang
berkesan kalau sesuatu itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat
menyerap hal yang bersifat abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman
tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan
pengajaran berbeda.
learning) adalah sebuah pilihan tepat bagi guru SD guna meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam belajar IPA. Lebih dari itu, model pembelajaran ini
merasa yakin bahwa model pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan
B. Indentifikasi Masalah
2. Hasil belajar siswa yang belum tuntas yakni belum mencapai angka
sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar siswa
rendah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah sebagai suatu
siswa.
6
1. Manfaat teoretis
3. Bagi Guru
4. Bagi sekolah
5. Bagi Peneliti
G. Sistematika Penulisan
Susunan proposal dalam penelitian ini terdiri dari bab-bab sebagai berikut :
2. BAB II Landasan Teori terdiri dari deskripsi teori, kerangka berpikir, dan
3. BAB III Metodologi Penelitian terdiri dari metode penelitian, subjek dan
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
antar peserta didik dan guru untuk mencapai tujuan bersama. Model
menggunakan unsur yang ada pada peserta didik dan lingkungan belajar
peserta didik dapat belajar secara optimal, yang pada gilirannya dapat
belajar yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain
seperangkat model dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis
untuk semua tipe orang dan segala usia”. Model Quantum Learning dapat
gambaran untuk mendalami materi dengan mantap dan berkesan. Seorang siswa
9
harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya.
Dengan begitu, siswa akan dengan cepat mendalami materi yang diajarkan.
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran”.
pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna apabila ada interaksi antara
siswa dan sumber belajar dengan materi, fasilitas, penciptaan suasana dan
pengiring. Interaksi ini berupa keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar.
dan 5) sukses atau hasil belajar yang meningkat. Dalam kegiatan pembelajaran di
(Apa Manfaat BAgiKu). AMBAK adalah motivasi yang didapat dari pemilihan
secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan (Porter dan
Hernacki, 2015). Hal ini menjelaskan bahwa dalam setiap diri siswa akan
pembelajaran yang kurang menarik dapat diatasi karena siswa diajak belajar
dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, serta lebih bebas dalam
kekuatan AMBAK; (2) penataan lingkungan belajar; (3) memupuk sikap juara; (4)
11
membaca. Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca, karena
wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan
siswa untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.
karakterisik dari model Quantum Learning itu sendiri dengan rincian sebagai
berikut:
dilakukan
mencapai keberhasilan
meningkatkan kemampuannya
dimilikinya
belajarnya
dengan baik
memperbaikinya
akan dating
dicapai.
13
menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan
lingkungannya. Pendidik mampu menyatu dan membaur pada dunia peserta didik
sehingga pendidik bisa lebih memahami peserta didik dan menjadi modal utama
blogspot, 2011).
siswa dalam berinteraksi dengan situasi belajarnya melalui panca inderanya baik
hasil penelitian quantum learning terletak pada modus berbuat, yaitu katakan dan
siswa.
pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan keadaan
kehidupan sehari-hari, sehingga apa yang menjadi hasil belajar dapat terpenuhi
dengan jumlah pengukuran hasil belajar di atas standar yang ada. Menurut
Sudjana hasil belajar pada hakikatnya adalah kemampuan yang dimiliki siswa
14
setelah menerima pengalaman belajar, mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotor.1 Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku dapat
yang menjadi hasil perolehan belajar. Dengan demikian, hasil belajar merupakan
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
nilai yang diberikan kepuasan kepada individu yang belajar. Menurut Sudjana
hasil belajar pada hakikatnya adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar, mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor.2
siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. 4 Hasil belajar merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik,dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk mampu
1
Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. h.5
2
Ibid. h.3
3
Muhammad Thobroni & Arik Mustofa. (2013). Belajar & Pembelajaran: Pengembangan Wacana Dan Praktik
Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional . Yogyakarta:Ar-Ruzz Media. H. 22
4
Purwanto. (2016). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta, Pustaka Pelajar, h. 46.
15
lakunya.5 Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja
dari setiap siswa tingkah laku dalam belajar dimana seseorang yang belum paham
terbentuknya konsep yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada
kategori.6
prinsip prilaku yang telah mempribadi dalam diri atau kelompok setelah
mengikuti pembelajaran.
dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (endes are being
attained). Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai
5
Ibid. h. 45
6
Ibid. hH.42
7
Oemar Hamalik., (2015). Proses Belajar Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara, h. 31.
16
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. ketiga bidang adalah aspek atau kemampuan yang dimiliki oleh
siswa yang belajar bahwasannya siswa yang belajar akan mengalami perubahan
yang dapat digunakan oleh guru untuk menilai hasil pelajaran. 10 Dari proses dan
pengalaman belajar terdapat hasil atau sebuah prestasi nilai-nilai dari setiap siswa
ditandai dengan perubahan tingkah laku juga dapat menyentuh perubahan pada
sebuah kemampuan mental untuk merespon dan mengatasi masalah dalam proses
belajar mengajar.
8
Purwanto. (2016). Opcit. h. 45
9
Dimyati, Mudjiono. (2013) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Rineka Cipta, hh. 253
10
www. E- jurnal.com (2013)
11
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung, Alfabeta. h.37
17
Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa
melalui kegiatan penilaian dan pengukuran hasil belajar. Tujuan utama evaluasi
Menurut Nana Sudjana fungsi dan tujuan penilaian hasil belajar yaitu:12
sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Jika terdapat tujuan yang belum
siswa, strategi atau cara mengajar guru dan lain-lain. Penilaian hasil
belajar siswa yang akan ditunjukan kepada wali murid. Dengan adanya
laporan hasil belajar, guru dapat memberikan informasi kepada wali murid
12
Sudjana, Nana. (2016). Opcit.h.4-5
18
dicapai siswa.
kecakapan belajar siswa. Dalam hal ini dapat diketahui kelebihan serta
kekurangan mata pelajaran yang ditempuh dari nilai yang diperoleh siswa.
penilaian, jika nilai siswa tinggi serta tujuan pembelajaran tercapai maka
faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen adalah suatu faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
19
a. Faktor jasmaniah yang terdiri atas faktor kesehatan dam cacat tubuh.
a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
keperluan keluarga.
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah dan alat
pelajaran.
belajar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam individu itu
dengan kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian ini dijadikan
dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk
digunakan sebagai masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat
terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut
dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan
Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna
diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan
dapai dapat dicapai melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain
sebagai berikut:
Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan
3. Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar pendidik dalam
sekolah, dan kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi
B. Kerangka Bepikir
Input Masalah
Berbagai macam keluhan dalam pembelajaran IPA di SD seperti;
malas belajar, membosankan (jenuh), kurang bergairah, tidak menarik,
dan keluhan-keluhan lain dari para peserta didik, adalah permasalahan
mendasar yang harus segera diatasi.
Proses
Menurut DePorter & Hernacki (2011:45) langkah-langkah yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep quantum
learning adalah
1. Kekuatan AMBAK
2. Penataan lingkungan belajar
3. Memupuk sikap juara
4. Bebaskan gaya belajar
5. Membiasakan mencatat
6. Membiasakan membaca
Penelitian terdaulu yang relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
hasil belajar
secara
klasikal
sebesar
85,45%.
Sehingga
rata
-rata hasil
belajar siswa
meningkat
sebesar 15,16.
Dari 31 orang
siswa,
semuanya telah
mencapai nilai
diatas
KKM sehingga
ketuntasan
belajar
mencapai 100%
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan
cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
Tujuan utama PTK adalah peningkatan kualitas proses dan hasil belajar.
Grundy dan Kemmis dalam Wina Sanjaya menyebutkan bahwa tujuan penelitian
penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Hal
ini berarti peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, akan tetapi berkolaborasi
dilalui di dalam Penelitian Tindakan Kelas. Di dalam PTK ini, model yang
dipakai adalah model Kemmis dan Mc Taggart dari Deakin University Australia,
yaitu model spiral. Dalam model spiral ini kegiatannya terdiri dari perencanaan,
14
Wina Sanjaya. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group.h.26
15
Ibid. h.30-31
26
tindakan, observasi dan refleksi. Adapun tahapan pada setiap siklus dapat
digambarkan seperti di bawah ini.seperti yang tampak pada gambar dibawah ini :
refleksi (reflection). Siklus II dan siklus III dilaksanakan apabila tahap-tahap pada
siklus I tidak terlaksana dengan baik serta hasilnya belum maksimal. Adapun
Permasalahan
Perencanaan Tindakan Siklus I
Guru lebih banyak berceramah,
sehingga siswa menjadi cepat RPP
bosan dan menyebabkan hasil Instrumen tes
belajar IPA rendah
kegiatannya yaitu :
esensial. Di dalam PTK ini masalah yang diambil adalah hasil belajar
tindakannya.
Meliputi apa yang dilakukan guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan,
keadaan siswa, bagaimana guru menilai, kondisi kelas, serta sarana pembelajaran
dengan obyektif.
Meliputi kegiatan mengamati atas hasil atau dampak dan proses dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan pada siswa. Tahap ini diperlukan
adanya alat atau instrumen penelitian. Kegiatannya yaitu mengamati proses dan
hasil tindakan dari berbagai kriteria. Kegiatannya yaitu melakukan evaluasi untuk
ajaran 2021/2022.
Menurut Sugiyono terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data
data. 16 Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
1. Lembar Observasi
mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran tematik dengan model
quantum learning. Adapaun lembar aktivitas siswa dan guru dapat dilihat sebagai
berikut :
diamati menggunakan skala likert empat jawaban alternatif yaitu sangat baik,
16
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. h.193
31
baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Rincian dari skala tersebut adalah sebagai
berik17
2. Tes, tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lainnya yang
akhir siklus setelah dilakukannya tindakan.18 Tes dalam penelitian ini berupa
pilihan ganda berjumlah 25 soal. Adapun kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada
lampiran.
Pengambilan foto dilakukan oleh rekan sejawat yang membantu dalam proses
17
Endang Mulyatiningsih. (2013). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung:
Alfabeta. H29
18
Suharsimi Arikunto.(2013). Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.h150
32
pembelajaran berlangsung.
angka tersebut dengan analisis statistik. Pada akhir setiap siklus I dan II dihitung
nilai rata-ratanya. Kemudian dideskripsikan hasil rerata tes siswa tersebut. Jika
hasil tes siswa mengalami kenaikan sesuai standar nilai yang telah ditentukan,
rumus : 19
Keterangan :
N : Jumlah siswa
Kemudian untuk peningkatan hasil belajar secara klasikal jika 75% dari
seluruh peserta didik dalam kelas telah mencapai nilai 75. Untuk menghitung
Keterangan :
belajar siswa yang meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif (tes dan produk) dari
total pencapaian sebelumnya menjadi minimal nilai 75. Hasil belajar siswa
dikatakan meningkat belajar secara individu apabila mencapai nilai 75. Sedangkan
untuk peningkatan hasil belajar secara klasikal jika mencapai 75% dari siswa
E. Rencana Penelitian
http://leliana85.blogspot.com/2011/0 2/model-pembelajaran-
Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Wina Sanjaya. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group
LAMPIRAN