Direktur Utama SPO ADMINISTRASIM 1 Januari 2019 DAN MANAJEMEN ATAU PELAYANAN/PROFESI
dr. Romy W., M.Sc.,Sp.A
NIK Anaphylatik syok adalah suatu sindrom kompleks berupa reaksi Pengertian akut terhadap substansi asing dimana individu tersebut sebelumnya sensitif terhadap substansi asing tersebut 1. Untuk menyelamatkan hidup pasien 2. Tercapainya kinerja efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan resusitasi jantung paru pasien Tujuan 3. Memberikan perlindungan pasien terhadap tindakan medis yang tidak diperlukan (tidak ada pembenaran) 4. Memberikan perlindungan hukum kepada dokter dan perawat terhadap suatu kegagalan yang bersifat negatif Kebijakan Klinik Utama Vidyan Medika mengatur tata cara melakukan tindakan kegawat daruratan dengan kegiatan lebih terfokus pada 1. Etiologi syok Secara klinik anaphylatik syok umumnya terjadi menyertai : Injeksi obat, Tranfusi darah, Plasma substansi atau zat kontras dan Makanan serta Gigitan serangga. 2. Manifestasi klinik dapat terjadi satu-persatu atau kombinasi a. Gambaran pada kulit: Eritema, Urtikaria, edeme angioneurotic, Conjngtival injection dan Pucat atau sianosis b. Sistem cardiovaskuler: Tachicardia, Hypotensi c. Sistem pernafasan: Rhinitis, Broncospasme dan Obstruksi laryngeal d. Sistem gastrointestinal: Mual dan muntah, Kram abdomen dan Diare e. Gambaran lain berupa metallic taste, rasa tercekik, PENANGANAN SYOK ANAPYLAKTIK
darah dan penurunan kesadaran 3. Pengatasan tanda-tanda syok harus dilakukan sesegera mungkin untuk menghindari timbulnya syok yang hebat. 4. Pada kasus syok hebat dengan gangguan hemodinamik sampai menimbulkan henti napas dan henti jantung harus segera dilakukan resusitasi jantung paru 5. Pasca pengatasan pasien syok apabila diperlukan, pasien bisa dirujuk ke ruangan intensif Prosedur Pra Interaksi 1. Cek dokumentasi dan program dokter serta keadaan pasien 2. Alat disiapkan; a. Torniquet 1 bh b. Adrenalin / Epineprin 1 amp c. Diphenhidramin 1 amp d. Methylprednisolon 125 mg 1-4 vial e. Aminophyllin 1 amp f. Aqua inj 1 fls g. Spuit 1 cc h. Spuit 10 cc i. Infus set 1 pcs j. Abbocath 1 bh k. Masker simpel / kanula nasal 1 bh l. Infus kristaloid 2 fls m. Tensimeter 1 set n. Jam tangan 1 set o. Obat inotropik sesuai kebutuhan Interaksi
A. Orientasi 1. Beri salam 2. Kenalkan diri 3. Klarifikasi pasien PENANGANAN SYOK ANAPYLAKTIK
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman
DIR/SPO.A2.B1/ /2019 01 3/4
KLINIK UTAMA VIDYAN MEDIKA
4. Panggil pasien dengan namanya
B. Kerja 1. Baringkan pasien dalam posisi kepala lebih rendah 2. Bebaskan jalan nafas 3. Tentukan penyebab dan cara / lokasi masuknya alergan pada tubuh penderita 4. Pasangkan tourniquet di bagian proksimal dekat dengan tempat masuknya allergen pada ekstremitas 5. Suntikan segera adrenalin 1: 1000, sebanyak 0,25 – 0,5 ml secara IM dapat juga diberikan atau ditambahkan diphenhidramin 25-50 mg secara IM 6. Pada kasus yang lebih berat atau pada respon yang tidak adekuat dapat diberikan : a. Adrenalin 1 ml secara IV diulang tiap 5-15 menit.Diberikan trakeal bilaberikan secara sublingual atau transtrakeal bila vena dalam keadaan kolaps. b. Methyl prednisolon 100-500 mg,IM/IV c. Aminophylin 5 -6 mg /kg secara IV (bolus )diikuti 0,4 - 0,9 mg /kg/menit, bila terjadi bronkospasme persistem 7. Berikan oksigen (O2) jika penderita dalam keadaan sesak napas atau sianosis 8. Berikan cairan infuse kristaloid ( RL / Asering : 20 ml / kg BB).Tetesan dapat dipercepat jika terjadi hipotensi 9. Monitor cairan dan hemodinamik.Bila tekanan darah tetap oendek dapat diberikan obat jenis inotropik positif dan atau vasoaktif 10. Siap melakukan RJP bila terjadi Respiratory arrest dan atau Cardiac Arrest. C. Terminasi 1. Jelaskan pada pasien bahwa kegiatan telah selesai 2. Sepakati kontrak selanjutnya. 3. Akhiri kegiatan dengan memberi salam penutup Post Interaksi PENANGANAN SYOK ANAPYLAKTIK
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman
DIR/SPO.A2.B1/ /2019 01 4/4
KLINIK UTAMA VIDYAN MEDIKA
1. Lakukan pendokumentasian pada catatan perkembangan
tindakan dan evaluasi. 2. Pada pasien anaphylaktik dan pengatasannya yang terjadi di UGD dicatat pada RM UGD