Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan Fisik

Pemikiran pertama pada saat memeriksa anak yang diduga gagal tumbuh adalah
memastikan bahwa pengukurannya akurat. Tinggi badan (atau Panjang badan untuk anak usia
<2tahun), berat badan dan lingkar kepala harus diukur secara tepat dan diploting dengan
kurva pertumbuhan yang sesuai karena hal ini sangatlah krusial. Pengukuran lainnya seperti
lingkar lengan atas, tebal lemak subkutan, proporsi tubuh (contohnya segmen atas dan bawah
tubuh dan rentang lengan) juga terkadang perlu dinilai pada anak yang diduga gagal
tumbuh.1,2
Penilaian berat badan dilakukan lebih baik tanpa atau dengan busana yang minimal.
Panjang badan diukur hingga anak berusia 1-2 tahun setelahnya anak akan diukur tinggi
badannya dengan stadiometer agar lebih akurat. 2
Berdasarkan CDC, anak yang memiliki bukti gizi kurang (BB/TB < persentil 5) yamg
tidak lagi bertambah berat badannya dalam tiga bulan setelah diberikan makanan gizi
seimbang dapat didiagnosa sebagai gagal tumbuh. Namun pada anak <24 bulan CDC dan
American Academy of Pediatrics merekomendasikan penggunaan kurva pertumbuhan WHO
dimana gizi kurang berada dibawah -2 SD pada kurva WHO BB/PB.3
Kriteria antopometrik lainnya yang biasanya digunakan untuk mendiagnosa anak
gagal tumbuh adalah sebagai berikut:1
 IMT/U < persentil 5
 PB/U < persentil 5
 BB/U < persentil 5
 BB < 75% dari median BB/U (kriteria Gomez)
 BB < 80% dari median BB/PB (kriteria Waterlow)
Setelah dilakukan pemeriksaan antopometri, anak harus ditelanjangkan utnuk
dilakukan pemeriksaan fisik lanjutan. Walaupun Sebagian besar anak dengan gagal tumbuh
akan memiliki hasil pemeriksaan yang normal, harus dipastikan apakah anak memiliki tanda-
tanda penganiayaan secara fisikal atau tanda ditelantarkan oleh orang tua. Harus diperiksa
juga apakah anak memiliki tanda-tanda “red flags” yang dapat menjadi etiologi dari gagal
tumbuh seperti:1
 Kondisi penyakit jantung bawaan atau gagal jantung (contoh: murmur, edema,
peningkatan JVP)
 Gangguan perkembangan
 Tanda dismorfik
 Organomegali atau limfadenopati
 Infeksi berulang pada saluran pernafasan, mukokutaneus atau saluran kencing
 Ruam pada kulit
 Pemeriksaan mulut – untuk mencari apakah ada cleft palate dan kualitas Gerakan
menyusu
 Muntah, diare atau dehidrasi berulang
Penting juga untuk melihat apakah anak-anak memiliki tanda-tanda dari defisit
mikronutrien yang ditandai dengan:4
 Pucat
 Rikets stigmata
 Stomatitis/cheilosis
 Edema
 Dermatitis
 Abnormalitas pada kuku/kulit
Penilaian perkembangan anak juga penting untuk dilakukan seperti apakah milestone
anak tercapai, gangguan motoric, gangguan Bahasa, gangguan/kesulitan belajar dan memori,
masalah perilaku, masalah emosional dan/atau sosial juga penting untuk dinilai.4

1. Cole SZ. Failure to Thrive: An Update. Am Fam Physician. 2011;83(7):6.


2. Graham J, Bergman P. An approach to ‘failure to thrive.’ Aust Fam Physician.
2005;34(9):725–30.
3. Centers for Disease Control and Prevention. Guidelines For Evaluation Of The
Nutritional Status And Growth In Refugee Children During The Domestic Medical
Screening Examination. Vol. 1. USA: Department of Health and Human Services; 2013.
4. Lezo A, Baldini L, Asteggiano M. Failure to Thrive in the Outpatient Clinic: A New
Insight. Nutrients. 2020 Jul 24;12(8):2202.

Anda mungkin juga menyukai