Anda di halaman 1dari 17

KONTRASEPSI

DEFINISI

 Berasal dari kata kontra (mencegah atau melawan) dan konsepsi (pertemuan antara sel telur/sel
wanita yang matang dan sel sperma/sel pria yang mengakibatkan kehamilan)
 Jadi kontrasepsi adalah metode dan teknik yang digunakan untuk mencegah terjadinya fertilisasi
atau pembuahan pada manusia
 Kontrasepsi biasa dilakukan pada pasangan yang ingin menunda kehamilan ataupun sudah tidak
menginginkan anak lagi

KLASIFIKASI

1. Metode kontrasepsi alamiah


2. Metode koitus interuptus
3. Metode amenorea menyusui (Lactational Amenorrhea Method)
4. Metode kontrasepsi hormonal
5. Metode barrier
6. Metode spermatisida
7. Metode kontrasepsi hormonal
8. Metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/Intra Uterine Device (IUD)
9. Metode susuk (Norplant)
10. Metode sterilisasi

Metode Kontrasepsi Alamiah

1. Metode Kalender (Ogino-Knaus)


 Dilakukan dengan memperkirakan waktu ovulasi wanita tersebut dan menghindari hubungan
seksual pada masa ovulasi / masa subur tersebut
 Untuk menentukan masa subur wanita dapat digunakan 3 patokan yaitu :
 Ovulasi pada wanita normal yang daur haidnya teratur terjadi pada 14 ± 2 hari sebelum hari
pertama haid berikutnya
 Sperma dapat hidup dan membuahi ovum dalam 48 jam setelah ejakulasi
 Ovum dapat hidup sampai 24 jam setelah ovulasi
 Dengan demikian, hubungan seksual harus dihindari sekurang-kurangnya selama 3 hari, yaitu 48
jam setelah ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi
 Akan tetapi, jarang ada wanita yang mempunyai siklus haid yang teratur setiap 28 hari. Pada
wanita yang daur haidnya tidak teratur, masa ovulasi dapat ditentukan dengan suatu
perhitungan:

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 1
Daur haid terpendek - 18 hari  awal masa subur
Daur haid terpanjang - 11 hari  akhir masa subur

 Untuk menggunakan cara ini, wanita tersebut harus mencatat lama daur haidnya sekurang-
kurangnya selama 6 bulan
 Kelebihan  tidak perlu menggunakan alat-alat tertentu dan mudah untuk dilakukan serta tidak
ada efek samping

2. Metode Pengukuran Suhu Basal Tubuh


 Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan meningkat sekitar 0,4-0,8°C
 Pengukuran dilakukan tiap hari sebelum haid berakhir sampai mulainya haid berikutnya
 Dilakukan sewaktu bangun pagi sebelum menjalankan kegiatan apa-apa dengan memasukkan
thermometer dalam rectum atau dalam mulut dibawah lidah selama 5 menit
 Dengan menggunakan suhu basal tubuh, kontrasepsi dengan metode kalender dapat
ditingkatkan efektifitasnya
 Kelebihan  mudah untuk dilakukan
 Kekurangan  terdapat faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kenaikan suhu basal tanpa
terjadinya ovulasi, misalnya infeksi, kurang tidur, minum alkohol, dan sebagainya

3. Metode Pembilasan Pascasanggama (postcoital douche)


 Metode ini dilakukan dengan membilas vagina dengan air biasa dengan atau tanpa larutan obat
(cuka atau obat lain) segera setelah hubungan seksual
 Tujuan  untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina
 Penambahan cuka  untuk memperoleh efek spermatisida serta menjaga asiditas vagina
 Kekurangan  masih besar kemungkinan terjadi konsepsi karena sebelum pembilasan sperma
dalam jumlah tertentu sudah masuk ke dalam serviks

4. Metode Lendir Serviks


 Hormon estrogen mencapai puncaknya pada saat menjelang ovulasi dan mempengaruhi lendir
serviks  lendir menjadi lebih encer, bening, dan lebih banyak
 Pengamatan lendir serviks ini dapat dilakukan dengan 2 cara  merasakan perubahan rasa pada
vulva dan melihat langsung lendir pada waktu tertentu
 Keberhasilan metode  ini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang benar,
keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari
pasangan dalam mengaplikasikannya
 Kelebihan  mudah digunakan dan tidak memerlukan biaya

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 2
 Kekurangan  tidak efektif bila digunakan sendiri (ada baiknya dikombinasikan dengan metode
kalender dan suhu basal tubuh) dan tidak cocok untuk wanita yang tidak suka menyentuh alat
kelaminnya

5. Perpanjangan masa laktasi (prolonged lactation)


 Menyusui  merangsang terbentuknya prolaktin  menekan GnRH  menekan terjadinya
ovulasi dan memperpanjang amenorea postpartum
 Kekurangan  ovulasi akan terjadi lagi dan mendahului haid pertama setelah partus sehingga
tidak dapat diprediksi waktu ovulasi  konsepsi dapat terjadi selagi wanita tersebut masih
dalam keadaan amenorea.

Metode Koitus Interuptus

 Merupakan metode penarikan penis sebelum ejakulasi

 Pada metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi
(pelepasan sperma ketika mengalami orgasme)  ejakulasi dilakukan di luar vagina

 Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan
pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat

Metode Amenorea Menyusui 

 Penghisapan air susu oleh bayi  perubahan hormonal  hipotalamus mengeluarkan GnRH 
menekan pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 3
 Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi  menyusui setiap 4 jam pada siang hari dan
setiap 6 jam pada malam hari
 Kelebihan  pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan, tidak mengganggu kesehatan,
ekonomis, merangsang seorang wanita untuk menyusui
 Kekurangan  tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi kriteria, tidak melindungi dari PMS

Metode Barrier

1. Kontrasepsi secara mekanis untuk pria


 Kondom
 Prinsip kerja  sebagai perisai penis sewaktu melakukan koitus dan mencegah
pengumpulan sperma dalam vagina
 Kondom dilapisi dengan pelicin yang mempunyai sifat spermatisid
 Kelebihan  memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin
 Kekurangan  mengurangi kenikmatan koitus
 Sebab kegagalan  bocor sehingga sperma masuk kedalam vagina dan tumpahnya
sperma karena tidak dikeluarkannya penis segera setelah terjadi ejakulasi
 Efek samping  hampir tidak ada, hanya beberapa alergi terhadap bahan pembuat
kondom
 Penggunaannya:
 Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan baik
 Pasanglah kondom sepanjang penis yang sedang dalam ereksi. Pada pria
yang tidak disunat, prepusium harus ditarik terlebih dahulu
 Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma
 Gunakan bahan pelicin secukupnya pada permukaan kondom untuk
mencegah terjadinya robekan
 Keluarkan penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan
tahanlah kondom pada tempatnya saat penis dikeluarkan dari vagina, supaya
sperma tidak tumpah

2. Kontrasepsi secara mekanis untuk wanita


 Diafragma vaginal
 Terdiri atas kantong karet yang berbentuk mangkuk dengan per elastis pada
pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam tipis yang tidak dapat berkarat, ada
pula yang dari kawat halus yang tergulung sebagai spiral dan mempunyai sifat
seperti per. Ukurannya bervariasi antara 55-100 mm

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 4
 Tujuan pemakaian  diafragma dimasukkan kedalam vagina sebelum koitus untuk
menjaga jangan sampai sperma masuk ke dalam uterus. Untuk memperkuat khasiat
diafragma, obat spermatisida dimasukkan ke dalam mangkuk dan dioleskan pada
pinggirnya
 Cara pemakaian:
 Tentukan ukuran diafragma yang dipakai
 Sebelum dimasukkan, obat spermatisida diletakkan dalam mangkuk
diafragma serta dioleskan pada pinggirnya
 Pinggir mangkuk dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk, dan diafragma
dimasukkan ke dalam vagina sesuai dengan sumbunya
 Diafragma harus dimasukkan sebelum koitus; pemasukkannya dapat
dilakukan dalam posisi tidur telentang, dengan kaki dibengkokkan dalam
lutut dan kaki terbuka sedikit, dalam posisi berjongkok, atau dalam posisi
berdiri dengan satu kaki ditinggikan
 Setelah selesai pemasangannya, akseptor harus meraba dengan jarinya
bahwa porsio servisis uteri teletak diatas mangkuk, pinggir atas diafragma di
forniks vagina posterior, dan pinggir bawah di bawah simfisis
 Setelah koitus, diafragma tidak boleh segera dikeluarkan, tapi harus
menunggu 6-8 jam. Dalam waktu itu, sperma dalam vagina dikirakan sudah
mati.
 Indikasi penggunaan:
 Tidak tersedia cara yang lebih baik
 Frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga tidak dibutuhkan
perlindungan terus menerus
 Kontraindikasi absolut  sistokel berat, prolaps uteri, fistula vagina, hiperantefleksio
atau hiperretrofleksio uterus
 Diafragma cocok digunakan untuk wanita dengan dasar panggul yang tidak longgar
dan tonus dinding vagina yang baik
 Kelebihan  hampir tidak ada efek samping, hasilnya cukup memuaskan, dapat
dipakai sebagai pengganti pil atau AKDR
 Kekurangan  diperlukan motivasi yang cukup kuat

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 5
 Cervical cap
 Cervical cap dibuat dari karet atau plastik, dan mempunyai bentuk mangkuk yang
dalam dengan pinggirnya terbuat dari karet yang tebal
 Ukurannya ialah dari diameter 22 mm sampai 33 mm, jadi lebih kecil daripada
diafragma vaginal
 Cap ini dipasang pada porsio serviks uteri seperti memasang topi

Kontrasepsi dengan Spermatisida

 Terdapat 2 komponen dalam obat-obat spermatisida  zat kimiawi yang dapat mematikan sperma
dan vehikulum yang non aktif dan diperlukan untuk membuat tablet atau cream/jelly
 Zat aktif  nonoxynol-9  dapat berupa krim, jelly, suppositorium, film, dan busa
 Fungsi spermisida  membentuk barrier penetrasi sperma dan membunuh sperma secara kimiawi

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 6
 Durasi dari efektivitas zat ini umumnya di bawah satu jam sehingga diperlukan pemakaian berulang
sebelum hubungan berulang
 Penggunaan lubrikan yang bersifat spermasid dengan kondom dapat meningkatkan efektivitas
kontrasepsi ini
 Beberapa jenis obat spermatisida yang terdapat di pasaran adalah:
 Suppositorium  dimasukkan sejauh mungkin ke dalam vagina sebelum koitus. Obat ini baru
mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang dari 20 menit hingga 1 jam
 Jelly atau cream  jelly bersifat lebih cair dibandingkan dengan cream. Obat ini
disemprotkan ke dalam vagina dengan menggunakan alat. Lama kerjanya kurang dari 20
menit hingga 1 jam
 Tablet busa  sebelum digunakan, tablet terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air, kemudian
dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya 30 menit hingga 1 jam
 C-film  merupakan benda tipis, dapat dilipat, dan larut dalam air. Dalam vagina, obat ini
berupa gel dan menyebar pada porsio uteri dan vagina. Obat ini mulai efektif s etelah 30
menit

Kontrasepsi Hormonal

1. Metode Pil
 Pil yang berisi estrogen dan progesteron atau progesteron saja yang berfungsi untuk
menekan GnRH, FSH, dan LH untuk mencegah terjadinya ovulasi sehingga mencegah
pertemuan antara sel sperma dan ovum
 Mekanisme kerja:
 Estrogen
 Mencegah ovulasi dengan cara menekan sekresi FSH
 Mestabilitasi endometrium sehingga mencegah breakthrough bleeding
 Mempercepat perjalanan ovum dan menyulitkan terjadinya implantasi
dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi
 Progesteron
 Lendir serviks uteri menjadi lebih kental  menghalangi penetrasi sperma
untuk masuk dalam uterus
 Kapasitas sperma yang perlu untuk memasuki ovum terganggu
 Beberapa progesteron tertentu seperti noretinodrel  efek antiesterogenik
terhadap endometrium  menyulitkan impantasi ovum yang telah dibuahi
 Mencegah ovulasi dengan menekan sekresi LH

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 7
 COC (Combination Oral Contraceptive) yang berisi estrogen dan progesteron  bekerja
secara sinergis untuk supresi ovulasi yang sangat efektif, blokade sperma oleh mukus serviks,
dan penghambatan implantasi di endometrium apabila dua mekanisme sebelumnya gagal
 Mini-pill (continous low dose progesterone)  efektifitas dari supresi ovulasi jarang terjadi
karena itu mekanisme penting mini-pill ini adalah sekresi mucus pada serviks uterus sehingga
mencegah terjadinya penetrasi sperma
 Pada morning-after pill yang digunakan setelah koitus tanpa pengaman (kontrasepsi darurat)
 yang diberikan estrogen dan progesteron dosis tinggi  meningkatkan perubahan
endometrium, menurunkan penetrasi sperma, dan inhibisi/penundaan ovulasi. Tetapi,
kehamilan yang sudah terjadi tidak dapat diganggu
 Dosis dan cara pemberian:
 COC (progesteron dan estrogen)
 Kadarnya dapat sama sepanjang siklus (monofasik) atau bervariasi (bifasik
atau trifasik)
 Pemberian pil dibagi menjadi 2 fase  3 minggu (21/22 hari) dengan minum
pil setiap hari dan terdapat 7 hari tidak minum pil. Tetapi kadang ada sediaan
yang berisi 28 pil sehingga diminum setiap hari karena 7 pilnya tersebut
inert/placebo
 Pemberian pil pertama kali dimulai 5-7 hari dari siklus haid pertama untuk
mencegah induksi ovulasi dan untuk membantuk mengenali kehamilan dini
yang sudah terjadi
 Pada fase tanpa pil biasanya akan terjadi withdrawal bleeding dan bungkus
kedua dari pil dapat dimulai 5 hari setelah permulaan pendarahan, apabila
tidak terjadi withdrawal bleeding bungkus kedua dapat dimulai dari 7 hari
setelah bungkus pertama habis
 Jika terjadi kelupaan minum pil, hendaknya diminum keesokan paginya dan
jatah pil hari tersebut diminum pada jam biasa. Apabila lupa 2 hari, maka
dapat diminum 2 pil keesokan harinya dan 2 pil lusanya
 Mini-pill (progesteron saja)
 Kandungan progesterone sebanyak 350µg atau kurang dan harus diminum
setiap hari
 Karena efektivitas obat ini bukan pada mencegah ovulasi, maka
pemberiannya dapat dilakukan kapan saja
 Morning-after pill (estrogen dan progesteron dosis tinggi)
 Terdiri dari sebuah uji kehamilan dan empat tablet kontrasepsi oral yang
masing – masing mengandung 50µg estradiol dan 0,25mg levonorgestrel

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 8
 Dua tablet diminum dalam 72 jam setelah koitus dan diikuti 12 jam
kemudian oleh dosis kedua
 Hasil terbaik diperoleh apabila diminum 72 jam setelah hubungan kelamin

 Keuntungan dan kerugian akibat pengaruh hormon:

KEUNTUNGAN KERUGIAN

Bentuk kontrasepsi reversible yang efektif Meningkatkan trigliserida dan kolesterol total

Angka kegagalan 0,32 / 100 wanita Menurunkan toleransi glukosa

Kepadatan tulang meningkat Meningkatkan pembentukan globulin oleh hati

Pengeluaran darah menstruasi dan anemia Risiko DVT dan embolisme paru meningkat 3-
berkurang 11 kali.

Angka kehamilan ektopik lebih rendah Menginduksi atau menyebabkan hipertensi

Dismenorea yang berkaitan dengan Nyeri kepala migrain dapat meningkat atau
endometriosis berkurang berkurang

Kista ovarium fungsional dan salpingitis Hiperpigmentasi pada kulit di wajah, dahi, dan
berkurang areola mamae

Keluhan premenstruasi berkurang Pertambahan berat badan

Angka kanker endometrium dan ovarium Akne dan alopesia dapat terjadi karena
berkurang kelebihan progesteron

 COC (progesterone dan esterogen)

KEUNTUNGAN KERUGIAN
Efektivitasnya dapat dipercaya (hampir 95- Adanya efek samping sementara, seperti mual,
98%) pusing, muntah, buah dada nyeri
Frekuensi koitus tidak perlu diatur Pil harus diminum setiap hari, jadi merepotkan
Siklus haid jadi teratur Motivasinya harus kuat
Keluhan dismenorea bisa hilang Kadang dapat muncul amenore persisten
setelah berhenti konsumsi
 Mini-pill (progesterone saja)

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 9
KEUNTUNGAN KERUGIAN
Risiko lebih kecil untuk menyebabkan Insiden kegagalan cukup besar 1,1 – 9,6
hipertensi kehamilan dari 100 wanita
Tidak berpengaruh terhadap metabolisme Pendarahan tidak teratur seperti amenorea,
kabohidrat spotting, breakthrough bleeding, dan
menoragia
Dapat digunakan oleh penderita toleransi Apabila pil progesteron lupa diminum,
glukosa sekalipun hanya 3 jam, 2 hari berikutnya harus
digunakan kontrasepsi lain sebagai tambahan

2. Metode Suntik
 Ada 2 macam kontrasepsi suntikan:
 Golongan progestin seperti Depo Provera, Depo Geston, Depo Progestin , Noristerat
 Golongan progestin dengan campuran estrogen propionat seperti Cyclo Provera
(Cyclofem)
 Suntikan diberikan mulai hari ke-3 sampai hari ke-5 pascapersalinan, segera setelah
keguguran, atau pada interval lima hari pertama haid
 Hormon disuntikkan IM di daerah gluteus maksimus atau deltoid
 Selanjutnya suntikan Cyclofem diberikan tiap bulan, Noristerat tiap 2 bulan, dan Depo
Provera tiap tiga bulan sekali
 Ada 2 tipe suntikan  disuntikkan ke jaringan otot di lengan maupun bokong atau
disuntikkan di bawah kulit
 Devo-provera (Depomedroxprogesterone Acetate/ DMPA):
 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral
 Mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif
 Single dose 150 mg IM akan menekan ovulasi pada kebanyakan wanita selama 14
minggu atau lebih
 Mekanisme kerja:
 Menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
Releasing Factor dari hipotalamus
 Lendir serviks bertambah kental sehingga menghambat penetrasi sperma
melalui serviks uteri
 Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi
 Kecepatan transpor ovum melalui tuba berubah
 Kelebihan:

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 10
 Efektivitas tinggi
 Sederhana pemakaiannya
 Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali setahun)
 Reversible
 Cocok untuk ibu-ibu yang baru saja bersalin dan sedang menyusui anak
 Tidak meningkatkan resiko penyakit kanker, termasuk kanker payudara,
kanker endometrial, penyakit radang pelvis (infeksi pada organ reproduksi
wanita bagian atas)
 Tidak menyebabkan anemia
 Kekurangan:
 Sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratur (spotting, breakthrough
bleeding)
 Menimbulkan amenorea
 Penambahan berat badan
 Sakit kepala
 Menurunnya kepadatan tulang untuk sementara waktu  biasanya akan
kembali seperti semula setelah injeksi dihentikan  harus mengkonsumsi
suplemen kalsium dan vitamin D setiap hari (terutama remaja dan wanita
muda) untuk membantu memelihara kepadatan tulang
 Waktu pemberian dan dosis:
 Sangat cocok untuk program postpartum  tidak mengganggu laktasi dan
terjadinya amenorea setelah suntikan Depo Provera tidak akan mengganggu
karena dalam masa ini memang terjadi masa amenorea laktasi
 Disuntikkan sebelum ibu meninggalkan rumah sakit  sebaiknya sesudah air
susu ibu terbentuk  ± hari ke-3 sampai dengan hari ke-5
 Depo-provera disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan dengan
suntikan IM dalam

Metode AKDR/IUD

 Merupakan bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas)
dengan berbagai bentuk yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif
 Mekanisme:
 AKDR  reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan serbukan leukosit 
menghancurkan blastokista atau sperma  pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai
AKDR sering kali dijumpai pula sel-sel makrofag/fagosit yang mengandung spermatozoa

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 11
 Juga ditemukan sifat dan isi cairan uterus mengalami perubahan  blastokista tidak dapat
hidup dalam uterus walaupun sebelumnya terjadi nidasi
 Meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus  kontraksi uterus  menghalangi nidasi
 Jenis:
 Terbuka linear  Lippes loop, Saf-T-coil, multiload 250, Cu-7, Spring coil, Marguiles spiral
 Tertutup sebagai cincin  Ota ring, antigon f, cincin Gravenberg, cincin Hall-stone

 Kelebihan:
 Tidak terdapat efek sistemik
 Dapat dilepaskan kapan saja (reversible)
 Bisa hamil lagi segera setelah dilepas
 Terjadi penurunan kehilangan darah akibat menstruasi dan dismenorea dengan penggunaan
Progestasert (IUD hormonal)
 Kekurangan:
 Terdapat resiko infeksi tuba/uterus dalam 3 minggu setelah pemasangan
 Peningkatan dismenorrhea akibat pemasangan IUD dengan bahan tembaga
 Peningkatan risiko kehamilan ektopik
 Peningkatan kehilangan darah menstruasi pada beberapa siklus pertama oleh penggunaan
IUD dengan bahan tembaga dan mirena
 IUD dapat keluar tanpa dirasakan sama sekali  bisa sebagian atau seluruhnya  biasanya
terjadi waktu haid dan 3 bulan pertama pemasangan

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 12
 Tidak mengurangi resiko PMS
 Kontraindikasi
 Kontraindikasi relatif
 Insufisiensi serviks uteri
 Kelainan jinak serviks uteri seperti erosi porsio
 Uterus dengan parut pada dindingnya
 Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus
 Kontraindikasi mutlak
 Kehamilan
 Infeksi aktif pada saluran genital
 Tumor ganas pada saluran genital
 Metroragia yang belum disembuhkan
 Waktu pemasangan:
 Sewaktu haid sedang berlangsung
 Dilakukan pada hari-hari pertama atau hari-hari terakhir haid
 Keuntungan  lebih mudah karena serviks agak terbuka dan lembek, rasa nyeri
tidak terlalu besar, perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak terlalu
dirasakan, dan kemungkinan pemasangan AKDR pada saat kehamilan tidak ada
 Sewaktu postpartum  jika dalam seminggu tidak dilakukan pemasangan AKDR sebaiknya
pemasangan ditunggu 6-8 minggu setelah melahirkan karena ada bahaya perforasi dan
ekspulsi yang lebih besar
 Setelah aborsi  dipasang segera setelah abortus karena dari segi fisiologis dan psikologi
waktu itu adalah yang paling ideal
 Beberapa hari setelah haid terakhir

Metode Susuk / Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Norplant)

 Suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel (suatu progestin yang dipakai juga dalam pil
KB ) yang dibungkus dalam kapsul dan disusukkan di bawah kulit
 Jumlah kapsul yang disusukkan di bawah kulit adalah sebanyak 6 kapsul dan masing-masing kapsul
panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel  setiap hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel
dilepaskan ke dalam darah secara difusi melalui dinding kapsul
 Mekanisme kerja
 Mengentalkan lender serviks uteri  menyulitkan penetrasi sperma
 Menimbulkan perubahan pada endometrium  tidak cocok untuk implantasi zigot
 Dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 13
 Kelebihan
 Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengadung estrogen
 Perdarahan yang terjadi lebih ringan
 Tidak menaikkan tekanan darah
 Risiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR)
 Dapat digunakan untuk jangka panjang (5 tahun) dan bersifat reversibel
 Menurut data-data klinis yang ada dalam waktu satu tahun setelah pengangkatan norplant,
80-90% wanita dapat menjadi hamil kembali
 Efek samping
 Jumlah progestin yang dikeluarkan ke dalam darah sangat kecil  efek samping yang terjadi
tidak sesering pada penggunaan pil KB
 Gangguan pola haid  spotting, perdarahan haid memanjang, amenorea
 Mual-mual, anoreksi, sakit kepala, akne
 Kadang-kadang terjadi perubahan pada libido dan berat badan
 Indikasi
 Ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak bersedia menjalani
kontap atau menggunakan AKDR
 Pada wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen
 Kontraindikasi
 Kehamilan atau disangka hamil
 Penderita penyakit hati, kanker payudara, kelainan jiwa, varikosis, riwayat kehamilan
ektopik, diabetes mellitus, dan kelainan kardiovaskular
 Waktu pemasangan  sewaktu haid berlangsung atau masa praovulasi dari siklus haid sehingga
adanya kehamilan dapat disingkirkan

Metode Sterilisasi

1. Vasektomi
 Merupakan operasi kecil  dimana vas deferens yang berfungsi sebagai  saluran transportasi
spermatozoa dipotong dan disumbat dengan cara diikat/dikauter
 Tidak mempengaruhi fungsi dari kelenjar-kelenjar aksesoris  produksi cairan semen tetap
berlangsung dan  pria yang divasektomi tetap berejakulasi dan ejakulatnya  tanpa
mengandung sel spermatozoa
 Testis juga tidak terpengaruh dan tetap berfungsi penuh sehingga pria tetap mempunyai
perasaan, keinginan, dan kemampuan seksual yang sama dengan sebelum vasektomi

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 14
 Variasi metode  no-scalpel, open-ended, no-needle, vas irrigation

 Indikasi  untuk pria yang sudah tidak menginginkan anak lagi, biasa pada usia yang tua
 Kontraindikasi:
 Terdapat abnormalitas secara anatomis, misalnya varicocele atau hydrocele
 Riwayat trauma dan ada jaringan parut pada skrotum
 Infeksi pada kulit skrotum
 Kelebihan (untuk yang no-scalpel):
 Tidak menyebabkan pembengkakan pada lokasi injeksi anestesi dan lubang luka
 Kerusakan jaringan lebih sedikit
 Berkurangnya risiko perdarahan dan hematoma
 Tidak perlu jahitan untuk penutupan kulit luka (cukup dengan handiplas)
 Prosedur memakan waktu lebih sedikit (10 - 15 menit)
 Dapat mengurangi ketakutan pria terhadap  vasektomi sebagai pembedahan
 Efek samping
 Rasa nyeri atau ketidaknyamanan akibat pembedahan yang biasanya hanya
berlangsung beberapa hari
 Pembentukan granuloma relatif jarang dan akan hilang sendiri

2. Tubektomi
 Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)
seseorang perempuan
 Jenis  minilaparotomi dan laparoskopi
 Mekanisme kerja  mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang
cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 15
 Kelebihan:
 Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan)
 Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
 Tidak bergantung pada faktor senggama
 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius
 Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
 Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon
ovarium)
 Kekurangan:
 Irreversible kecuali dengan rekanalisasi
 Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
 Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
 Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi untuk proses
laparoskopi)
 Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS
 Kontraindikasi
 Hamil
 Perdarahan vagina yang belum bisa dijelaskan sebabnya
 Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
 Tidak boleh menjalani proses pembedahan
 Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan

Sumber:

1. Cunningham FG. Williams Obstetrics. Edisi ke-22. Mc Graw Hill. 2005.


2. Berek, Jonathan S. Berek and Novak’s Gynecology. 14 th edition. Lippincott Williams and Wilkins. 2007
3. B. Fortner, Kimberly et al. The Johns Hopkins Manual Of Gynecology and Obstetrics. 3rd Edition.
2007 Lippincott Williams & Wilkins
4. Albar E. Kontrasepsi. Di dalam: Wiknjosastro H, editor. Ilmu Kandungan. Edisi ke-2. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009. hlm. 534-75.
5. Epstein. Kapita Selekta Ilmu Penyakit Dalam. Karisma. 2008
6. http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview
7. http://emedicine.medscape.com/article/148512-overview

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 16
8. http://en.wikipedia.org/wiki/Vasectomy

Bahan SOCA 2008 (5-6) ©audrey2011


Page 17

Anda mungkin juga menyukai