Anda di halaman 1dari 1

Kasus Pemicu

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Persarafan

Kasus 1
Seorang perempuan berusia 59 tahun dirawat dengan keluhan kelemahan lengan kanan. Hasil
pemeriksaan menunjukkan frekuensi napas 14 kali/menit, TD 148/97 mmHg, frekuensi nadi 81
kali/menit, suhu 36,7 C, GCS E4M6V5, bibir tampak mencong ke sisi kanan, dan facial drop
yang tampak terutama saat pasien tersenyum, respons pupil positif, genggaman tangan kiri lebih
lemah dibandingkan dengan kanan. Pasien juga merasakan mati rasa pada pipi kanan dan tangan
kanan. Pasien menyangkal adanya sakit kepala, mual, muntah, nyeri dada, diaforesis dan
gangguan penglihatan. Pasien mampu menelan tanpa mengalami kesulitan.

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hemoglobin 14 g/dL, Hematokrit 44%, Trombosit


294.000 mm3, Leukosit 8.000 sel/ mm3, prothrombin time (PT) 12,9 detik, INR 1.10, natrium
149 mEq/L, K 4,5 mEq/L, glukosa 105 mg/dL, Kalsium 9,5 mg/dL, BUN 15 mg/dL dan
kreatinin 0,8 mg/dL. Pasien mendapat terapi heparin 25.000 unit dalam 500 cc D5W 18 mL per
jam.

Kasus 2
Seorang laki-laki berusia 54 tahun dirawat dengan keluhan kelemahan pada wajah, mulut dan
badan sisi kanan. Hasil pemeriksaan menunjukkan frekuensi napas 16 kali/menit, frekuensi nadi
88 kali/menit, TD 160/90 mmHg, suhu 36,6 C, pupil isokor dan reaktif terhadap cahaya.
Pemeriksaan funduskopi menunjukkan papilledema.

Istri pasien mengatakan bahwa suaminya mengelola sebuah restoran, tidak memiliki riwayat
penyakit sebelumnya dan tidak memiliki alergi. Sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien
ditemukan tidak sadar dan tergeletak di lantai kamar.

Saat ini pasien diposisikan kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat, terpasang oksigen 5 L via
kanul nasal, infus 1000 ml D5½NS dalam 24 jam, deksametasone 10 mg IV dilanjutkan dengan
5 mg deksametasone setiap 4 jam. Pasien juga mendapat terapi heparin 5.000 unit dan
dilanjutkan 1000 unit/jam.

Anda mungkin juga menyukai